Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SANTY ATHIFAH ZAKIYAH

NIM : 1137040062

PEMBAHASAN

Praktikum yang dilakukan kali ini yaitu mengenai sifat koligatif suatu larutan
elektrolit. Pada sifat koligatif terdapat peristiwa tekanan osmosis dan penurunan titik beku
larutan.
1. Fenomena tekanan osmosis
Pada proses osmosis, pelarut bergerak dari dua arah yang berlawanan dengan
kecepatan yang berbeda. Pelarut dari konsentrasi rendah (larutan encer) berpindah ke
konsentrasi tinggi (larutan pekat) dengan kecepatan yang lebih besar dibandingkan
kecepatan gerak pelarut dari arah sebaliknya. Pelarut dari larutan encer akan lebih banyak
berpindah ke larutan pekat. Perpindahan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih
pekat ini disebut proses osmosis. Yang mana proses osmosis ini berlangsung melalui
membran semipermiabel. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi
tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan
zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap
air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati
dinding sel. Pelarut air yang dimaksud dalam proses osmosis adalah air dalam keadaan
bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul yang lain, seperti gula, protein, atau
molekul yang lain. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan
faktor utama yang menentukan kelangsungan osmosis. Proses osmosis akan berhenti
ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik. Tekanan
osmotik (π) adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan
perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel
(proses osmosis). Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Pada percobaan ini sebuah jarum suntik di masukkan kedalam kentang sehingga
dalam spuit terdapat kentang. Sebelumnya jarum suntik diisi dengan larutan NaCl ¼ nya.
Selanjutnya siring direndam setengahnya dalam aquades dan didiamkan semalam.
NaCl merupakan larutan elektrolit. larutan elektrolit di dalam pelarutnya
mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit
mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada
konsentrasi yang sama. Dengan demikian, tekanan osmosis larutan elektrolit akan semakin
besar jika dibandingkan dengan larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Setelah dilihat volume larutan dalam jarum suntik bertambah. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadinya proses osmosis. Air memiliki konsentrasi pelarut yang lebih tinggi
dibandingkan dengan air dalam larutan NaCl. Oleh karena itu molekul dalam air akan
berpindah menuju ke larutan NaCl yang konsentrasi pelarutnya lebih rendah melalui
kentang yang berperan sebagai membran semipermiabel. Hal ini terjadi karena partikel air
lebih kecil daripada partikel zat NaCl sehingga partikel pelarut dapat menembus membran
semipermiabel dan partikel zat terlarut tidak. Selain itu diketahui Ketebalan membran
(kentang) tipis sehingga kadar resapan melalui membrannya yang tipis adalah lebih cepat.
Akibat perpindahan pelarut (air) tersebut, permukaan larutan pekat (NaCl) berangsur
menjadi lebih tinggi. Aliran pelarut akan mencapai kesetimbangan, jika aliran pelarut dari
larutan encer ke larutan pekat, dan sebaliknya, telah memiliki kecepatan yang sama. Pada
kesetimbangan tersebut terdapat perbedaan ketinggian larutan encer dan larutan pekat.
Perbedaan tinggi kedua larutan menyebabkan adanya perbedaan tekanan di antara kedua
larutan. Tekanan pada sisi larutan pekat lebih tinggi dari pada tekanan pada larutan encer
sebesar tekanan osmotik.
Air menerobos masuk melalui membran semipermeabel sehingga permukaan pada
jarum suntik akan naik yang diakibatkan oleh adanya tekanan osmotik.
Dalam hubungannya dengan konsentrasi larutan Van’t Hoff menyimpulkan bahwa
tekanan osmosis larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (Molar) dari zat terlarut
semakin besar. Hal ini sesuai dengan hasil praktikum dimana semakin besar konsentrasi
NaCl maka dihasilkan tekanan osmosis yang semakin besar. Selain itu semakin besar
konsentrasi NaCl maka air yang berpindah ke larutan NaCl semakin banyak. Semakin
tinggi konsentrasi zat terlarut dalam larutan ,semakin rendah konsentrasi air dalam larutan
itu. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi NaCl maka kadar air dalam larutan
NaCl semakin sedikit sehingga lebih dibutuhkan banyak air agar proses osmosis terhenti
seperti diketahui diawal bahwa proses osmosis akan terhenti jika konsentrasi kedua larutan
sama
Semakin pekat larutan , semakin tinggi tekanan yang dibutuhkan untuk
menghentikan osmosis (semakin besar tekanan osmosisnya). Tekanan osmosis NaCl
3%,6%,9%,12%,15%,dan 18% berturut-turut adalah 25,2298 atm; 50,4595 atm; 75,6893
atm; 101,4406 atm; 126,1537 atm; dan 151,3835 atm.
2. penurunan titik beku
sifat penting dari suatu larutan adalah penurunan titik beku. Titik beku adalah temp
eratur teta dimana suatu zat tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke padat. Setiap
zat yang mengalami pembekuan memiliki tekanan 1 atm. Keberadaan partikel-partikel zat
pelarut mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam pembentukan susunan
kristal padat,sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan kristal
padat dari fasa cairnya. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya penurunan titik beku
suatu larutan yang keadaannya ditambahkan zat terlarut. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kelarutan diantaranya tekanan, temperatur, dan luas penampang. Semakain
tinggi tekanan dantemperatur maka semakin cepat suatu larutan untuk bereaksi.
Sebaliknya, semakin kecil luas permukaan zat terlarut, maka semakin cepat bereaksi
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni
seperti yang kita tahu adalah 0C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang
ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0C
melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0C itulah penyebab terjadinya penurunan
titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut
menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah(nilai titik beku
akan berkurang).
Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada
jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu,
penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Pada percobaan ini, larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi
3%,6%,9%,12%,15%,dan 18% dibekukan dalam lemari es sehingga berubah bentuk dari
yang mulanya berbentuk cairan berbah menjadi padatan. Proses pembekuan suatu zat cair
terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama
lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya
partikel-partikeldari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-
molekulpelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul
diperlukan suhu yang lebih rendah. Dalam prosesnya semakin tinggi konsentrasi NaCl
maka dibutuhkan waktu yang semakin lama untuk membekukannya. Dan diketahui bahwa
titik beku untuk NaCl 3% saja adalah -4,10C.
Titik beku NaCl lebih rendah dari pada titik beku air karena larutan elektrolit
memiliki jumlah partikel lebih banyak. larutan elektrolit (NaCl) akan mengion atau terurai
menjadi ion – ion, sehingga jumlahnya partikelnya lebih banyak dibandingkan larutan non
elektrolit. Jumlah partikel yang lebih banyak, akan membuat larutan elektrolit lebih sukar
membeku, sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah, dan waktu yang lama. Hal
inilah yang membuat titik beku larutan elektrolit lebih rendah. Dan semakin tinggi
konsentrasinya maka titik bekunya semakin rendah dikarenakan semakin banyaknya
jumlah partikel dalam larutannya.
Setelah itu terdapat proses penurunan titik beku dari tiap-tiap larutan NaCl.
Semakin besar konsentrasi NaCl , titik beku semakin kecil, penurunan titik beku semakin
besar. Hal ini disebabkan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi, mempunyai
jumlah partikel yang lebih banyak sehingga lebih sukar untuk membuat tekanan
padatannya sama dengan tekanan uap cairannya selain itu karena adanya partikel –
partikel zat terlarut di antara molekul – molekul pelarut mengurangi kemampuan molekul
– molekul pelarut berubah dari fase cair ke fase padat.

NaCl(aq) → Na+ + Cl-

Pada keadaan padat, molekul-molekul penyusun zat terus bergetar diposisi


kesetimbangannya. Ketika suhunya ditambah, energi getarnya akan semakin besar dan
jarak antar molekul menjadi semakin jauh. Semakin lama gaya tarik-menarik molekul
menjadi semakin lemah. Ketika hal ini terjadi molekul-molekul akan dapat bergerak
pindah tempat atau mengalir dan zat padat akan berubah wujud menjadi zat cair.
Harga(i) dari elektron tipe ion selalu lebih kecil daripada harga teoritis. Hal itu
disebabkan oleh tarikan listrik antarion yang berbeda muatan sehingga ion-ion tidak 100%
bebas. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion semakin besar dan ion–ion
semakin bebas.
penurunan titik beku larutan NaCl 3%,6%,9%,12%,15%, dan 18% berturut-turut
adalah 277,1 K; 277,3 K; 279,7 K; 281,7 K; 285,4 K; dan 290,3 K. titik beku larutan NaCl
3%,6%,9%,12%,15%, dan 18% berturut-turut adalah -4,10C; -4,30C;-6,70C;-8,70C;-12,40C
dan 17,30C.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. pada proses osmosis molekul air dalam larutan yang lebih encer akan berpindah
melalui membran semipermiabel (kentang) ke larutan yang konsentrasinya lebih pekat
(NaCl)
2. Semakin pekat larutan , semakin tinggi tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan
osmosis (semakin besar tekanan osmosisnya).
3. tekanan osmotik larutan NaCl 3%,6%,9%,12%,15%, dan 18% berturut-turut adalah
25,2298 atm; 50,4595 atm; 75,6893 atm; 101,4406 atm; 126,1537 atm; dan 151,3835
atm.
4. Dalam prosesnya semakin tinggi konsentrasi NaCl maka dibutuhkan waktu yang
semakin lama untuk membekukannya.
5. Semakin besar konsentrasi NaCl , titik beku semakin kecil, penurunan titik beku
semakin besar.
6. Titik beku NaCl lebih rendah dari pada titik beku larutan non elektrolit.
7. titik beku larutan NaCl 3%,6%,9%,12%,15%, dan 18% berturut-turut adalah -4,10C; -
4,30C;-6,70C;-8,70C;-12,40C dan 17,30C.
8. penurunan titik beku larutan NaCl 3%,6%,9%,12%,15%, dan 18% berturut-turut
adalah 277,1 K; 277,3 K; 279,7 K; 281,7 K; 285,4 K; dan 290,3 K

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pengertian osmosis. Diakses pada 12 oktober 2015 pukul 20.00
melalui http://garda-pengetahuan.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-osmosis-
dan-contohnya.html
Chang, Raymond. 2004. Kimia dasar : konsep-konsep inti jilid 1. Jakarta : Erlangga

Maulana, A. 2012. Penentuan titik beku larutan. Diakses pada 15 November 2015
pukul 22.00 melalui
https://www.academia.edu/8053475/LAPORAN_PENENTUAN_TITIK_BEK
U_LARUTAN

Surahman, Dede. 2013. Buku panduan praktikum kimia anorganik. Bandung :


laboratoriumkimiaanorganik

Svehla, G. 1990. Buku teks analisis anorganik kualiastif makro dan semimikro bagian
I. Jakarta : PT kalman Media Pusaka

Anda mungkin juga menyukai