d. reaksi artrithis
a) definisi
Definisi dari Arthritis reaktif adalah suatu peradangan atau inflamasi
dari satu atau beberapa sendi sebagai sebuah reaksi terhadap suatu infeksi
di beberapa organ dalam tubuh. Infeksi yang memicu arthritis reaktif tidak
sepenuhnya berasal dari sendi itu sendiri, pada umumnya hal itu dipengaruhi
oleh infeksi usus atau uretra.
b) Gejala
Gejala pada penyakit Arthritis reaktif biasanya akan terlihat setelah 2-
4 minggu setelah bagian tubuh mengalami infeksi. Gejala yang sangat
mungkin terlihat adanya rada di beberapa sendi, seperti pada lutut,
pergelangan kaki, dan jari kaki. Selain itu radang juga bisa terjadi pada
bagian tulang belakang yang dapat menyebabkan sakit punggung dan nyeri
pantat. Gejala lain yang mungkin juga bisa dirasakan oleh penderita
penyakit Arthritis Reaktif adalah adanya rasa kaku yang dapat terjadi
sebelum sakit. Selain itu, kulit pada bagian sendi yang mengalami
peradangan akan mengalami pembengkakan.
c) Penyebab
Masih banyak mengundang tanya tentang penyebab penyakit Arthritis
Reaktif ini, mengapa dan bagaimana infeksi tubuh dapat mempengaruhi
terjadinya arthritis. Namun ada sebagian teori yang menyebutkan bahwa
terjadinya arthiritis merupakan hasil puing puing atau fragmen dari
perlawanan sistem kekebalan tubuh dalam membasmi mikroorganisme
yang menginfeksi tubuh masuk ke dalam aliran darah yang kemudian
mempengaruhi bagian tubuh tertentu seperti sinovium sendi. Beberapa
infeksi tubuh yang dapat menjadi penyebab terjadinya arthritis reaktif
diantaranya adalah infeksi uretra, infeksi, infeksi usus, Infeksi
Chlamydophila pneumoniae, dan Infeksi virus yang dapat menyebabkan
sakit tenggorokan, batuk atau ruam kulit.
d) Gambar
e. Glomerulonefritis
a) Definisi
Glomerulonefritis adalah sebuah istilah yang diberikan untuk berbagai
kondisi yang dapat mempengaruhi glomeruli ginjal. Glomerulonefritis
terdiri dari duak kata, yaitu Glomerulo yang artinya glomeruli dan nefritis
memiliki arti radang ginjal. Meskipun namananya memiliki arti nefritis,
Tapi pada kenyataannya tidak ada peradangan yang terjadi pada beberapa
jenis glomerulonefritis. Dalam glomerulonefritis terjadi kerusakan
glomeruli. Kerusakan ini mengganggu fungsi glomeruli itu sendiri dan
dapat mempengaruhi fungsi ginjal secara keseluruhan. Glomerulonefritis
terdapat dua jenis, yaitu Glomerulonefretis akut dan Glomerulunefretis
kronis. Dikatakan Glomerulonefretis akut apabila radang tersebut terjadi
secara tiba tiba, dan keberlangsunganya pun dalam waktu yang singkat.
Sedangkan Glomerulunefretis kronis keberadaan gangguan ini berlangusng
dalam waktu yang cukup lama atau presisten. Glomerulonefritis akan
menyebabkna kerusakan permanen pada glomoruli dan ginjal yang dapat
mempengaruhi fungsi ginjal.
b) Gejala
Sebelum dilakukan pemeriksaan urin, gejal pada sebagian orang hampir
tak dapat diketahui. Tapi pada sebagian lagi terdapat gejala yang mungkin
dapat berkembang secara perlahan, atau terjadi secara tiba tiba jika
Glomerolunefritis tergolong akut. Tanda dan gejala glomerulonefritis
tergantung pada Glomerolunefritis yang dimiliki, akut atau kronis, Serta
penyebab dari glomerulonefritis. Beberapa gejala yang mungki terlihat
antara lain urin berwarna merah, hal ini terjadi karena karena adanya sel
darah merah dalam urin. Kondisi ini disebut dengan hematuria. Selain itu
gejala yang terdapat pada urin adalah adanya busa dalam urin tersebut. Hal
itu terjadi karena adanya protein dalam urin. Kondisi ini disebut
dengan proteinuria. Glomerulonefritis juga ditandai dengan gengguan lain
seperti adanya tekanan darah tinggi (hipertensi), Retensi cairan
(edema), serta kelelahan akibat anemia atau gagal ginjal.
c) Penyebab
Penyebab Glomerolunefritis salah satunya adalah kesalahan sistem
kekebalan tubuh atau sistem imun. Fungsi sistem imun bagi tubuh
sebenarnya adalah melindungi tubuh kita dari serangan kuman atau virus
yang dapat menginfeksi tubuh kita dengan menyerang virus dan kuman
tersebut. Dalam kasus terjadinya Glomerolunefritis sistem imun justru
menyerang jaringan tubuh, dalam hal ini adalah glomeruli. Selain faktor
sistem imun, penyebab terjadinya penyakit Glomerolunefritis adalah infeksi
dari jenis bakteri streptokokus. Adanya infeksi pada glomeruli ini biasanya
setelah terjadinya infeksi pada saluran pernafasan atau infeksi kulit yang
disebabkan oleh jenis bakteri yang sama. Selain itu bakteri lain, jamur, virus
dan parasit juga dapat mempengaruhi glomerolunefritis. Secara umum
infeksi ini akan berkembang pada mereka yang masih berusia antara 5-15
tahun, namun infeksi juga bisa terjadi pada semua usia.
d) Gambar
f. Hipersensitivitas Kontak
a) Definisi
Hipersensitifitas kontak (yaitu, dermatitis kontak alergi) Pasien sering
melaporkan berada di daerah hutan atau memiliki kontak dibuat
dengan leracunan ivy atau keracunan oak, yang menyebabkan ruam, gatal,
atau keduanya.Eksposur terjadi 48-72 jam sebelum perkembangan gejala.
Dermatitis kontak iritan adalah jenis dermatitis yang berupa efek sitotosik
lokal langsung dari bahan iritan pada sel-sel epidermis, dengan respon
peradangan pada dermis. Daerah yang paling sering terkena adalah tangan
dan pada individu atopik menderita gejala yang lebih berat. Secara definisi
bahan iritan kulit adalah bahan yang menyebabkan kerusakan secara
langsung pada kulit tanpa proses sensitisasi.
Dermatitis kontak iritan dapat dibagi menjadi dua, yaitu oleh karena
iritan absolut dan relatif. DKI oleh karena iritan absolut biasanya timbul
seketika setelah berkontak dengan iritan, dan semua orang akan terkena.
Sedangkan dermatitis kontak karena iritan relatif dapat timbul sesudah
pemakaian bahan yang lama dan berulang, dan seringkali baru timbul bila
ada faktor fisik berupa abrasi, trauma kecil dan maserasi, oleh karena itu
sering disebut traumatic dermatitis. Kelainan yang timbul biasanya berupa
hiperpigmentasi, hiperkeratosis, likenifikasi, fisura, dan kadang-kadang
eritema dan vesikel
b) Gejala
Adapun gejala klinisnya yaitu penderita umumnya mengeluh gatal.
Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis dan lokalisasinya.
Pada dermatitis kontak yang akut gejalanya ditandai dengan bercak
eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel,
vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan
eksudasi (basah). DKA akut di tempat tertentu, misalnya kelopak mata,
penis, skrotum, eritema dan edema lebih dominan daripada vesikel. Pada
dermatitis kontak yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul,
likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. DKA dapat meluas
ke tempat lain, misalnya dengan cara autosensitisasi. Skalp, telapak tangan
dan kaki relatif resisten terhadap DKA.
c) Penyebab
Bahan-bahan iritan yang dapat digolongkan sebagai penyebab DKI
antara lain bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam alkali, serbuk
kayu, bahan abrasif, enzim, minyak, larutan garam konsentrat, plastik berat
molekul rendah, dan bahan kimia higroskopik. Kelainan kulit yang muncul
bergantung pada beberapa faktor, meliputi faktor dari iritan itu sendiri,
faktor lingkungan dan faktor individu penderita. Iritan adalah substansi
yang akan menginduksi dermatitis pada setiap orang jika terpapar pada kulit
dalam konsentrasi yang cukup, pada waktu yang sufisien dengan frekuensi
yang sufisien. Masing-masing individu memiliki predisposisi yang berbeda
terhadap berbagai iritan. Fungsi pertahanan dari kulit akan rusak, baik
dengan peningkatan hidrasi dari stratum korneum (oklusi, suhu dan
kelembaban tinggi, bilasan air yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi
(suhu dan kelembaban rendah). Riwayat atopik, personal hygiene, dan luas
dari paparan menentukan kerentanan seorang individu untuk terkena DKI.
Efek dari iritan merupakanconcentration-dependent dan biasanya mengenai
tempat primer kontak
d) Gambar
Fungsi komplemen
Sitolisis : C56789
Anafilatoksin :C3a, C4a, C5a
Kemotaksis :C3a, C5a, C567
Kinin :C2 bebas
Imunoderens : C3b, C4b