Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
1
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
2
PEMBAHASAN
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
Curret English, AS Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip
moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus
pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau buruk. Sedangkan
menurut Rowson, (1992).etik adalah Segala sesuatu yang berhubungan/alasan
tentang isu moral.
Setelah beberapa definisi, dan teori yang berkaitan dengan etika dari
pelaku asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan, masalah etik
menimbulkan konflik antara kebutuhan pasien dengan harapan perawat. Masalah
eika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, yang lebih
dikenal dengan istilah etika biomedis atau bioetis (Suhaemi, 2002).
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti
berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian
pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan, seperti:
evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang,
memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan keperawatan
yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo, 1995).
3
Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang anak
yang berumur 6 dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami Ny.D bekerja
sebagai Sopir angkutan umum. Saat ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS.
sejak 2 hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker
rahim grade III, dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk dilakukan
operasi pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat
dilakukan. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D.
Klien tampak hanya diam dan tampak cemas dan binggung dengan rencana
operasi yang akan dijalaninnya. Pada saat ingin meninggalakan ruangan dokter
memberitahu perawat kalau Ny.D atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi
adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang
akan menjelaskannya.
Menjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat
ruangan yang merawatnya.
Ny D : “Apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti?, karena
kami masih ingin punya anak. Apakah masih ada pengobatan yang
lain selain operasi dan apakah operasi saya bisa diundur dulu suster”.
Perawat : “Ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus operasi, penyakit ibu
hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain, yang jelas ibu tidak
akan bisa punya anak lagi. Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya,
ibu tanyakan lansung dengan dokternya…ya”.
Kasus diatas menjadi dilemma etik bagi perawat dimana dilema etik ini
didefinisikan sebagai suatu masalah yang melibatkn dua atau lebih landasan moral
suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu
4
kondisi dimana setiap alternatif tindakan memiliki landasan moral atau prinsip.
Pada kasus dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan
dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis yang dalam konteks kasus ini
khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak
rintangan untuk melakukannya.
Dalam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi pada kasus Ny. D,
dapat diambil salah satu kerangka penyelesaian etik, yaitu kerangka pemecahan
etik yang dikemukan oleh Kozier, erb. (1989), dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
2. Mengidentifikasi konflik
5
Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut.
Untuk memutuskan apakah operasi dilakukan pada wanita tersebut, perawat
dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi klien. Apabila tindakan
operasi dilaukan perawat dihadapkan pada konflik tidak melaksanakan kode etik
profesi dan prinsip moral.
Bila menyampaikan penjelasan dengan selengkapnya perawat kawatir
akan kondisi Ny.D akan semakin parah dan stress, putus asa akan keinginannya
untuk mempunyai anak. Bila tidak dijelaskan seperti kondisi tersebut, perawat
tidak melaksanakan prinsip-prinsip professional perawat Bila perawat
menyampaikan pesan dokter, perawat melangkahi wewenang yang diberikan oleh
dokter, tetapi bila tidak disampaikan perawat tidak bekerja sesuai standar profesi.
5. Memberikan advokasi
6
6. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat.
Dalam kasus Ny.D. dokter bedah yakin bahwa pembuat keputusan, jadi
atau tidaknya untuk dilakukan operasi adalah dirinya, dengan memperhatikan
faktor-faktor dari pasien, dokter akan memutuskan untuk memberikan penjelasan
yang rinci dan memberikan alternatif pengobatan yang kemungkinan dapat
dilakukan oleh Ny.D dan keluarga. Sedangkan perawat primer seharusnya
bertindak sebagai advokasi dan fasilitator agar pasien dan keluarga dapat
membuat keputusan yang tidak merugikan bagi dirinya, sehingga pasien
diharapkan dapat memutuskan hal terbaik dan memilih alternatif yang lebih baik
dari penolakan yang dilakukan.
Bila beberapa kriteria sudah disebutkan mungkin konflik tentang
penolakan rencana operasi dapat diselesaikan atau diterima oleh pasien setelah
mendiskusikan dan memberikan informasi yang lengkap dan valid tentang
kondisinya, dilakukan operasi ataupun tidak dilakukan operasi yang jelas pasien
telah mendapat informasi yang jelas dan lengkap sehingga hak autonomi pasien
dapat dipenuhi serta dapat memuaskan semua pihak. Baik pasien, keluarga,
perawat primer, kepala ruangan dan dokter bedahnya.
7
Mendefinisikan kewajiban perawat. Dalam membantu pasien dalam
membuat keputusan, perawat perlu membuat daftar kewajiban keperawatan yang
harus diperhatikan, sebagai berikut.
Membuat keputusan. Dalam suatu dilema etik, tidak ada jawaban yang
benar atau salah, mengatasi dilema etik, tim kesehatan perlu dipertimbangkan
pendekatan yang paling menguntungkan atau paling tepat untuk pasien. Kalau
keputusan sudah ditetapkan, secara konsisten keputusan tersebut dilaksanakan dan
apapun yang diputuskan untuk kasus tersebut, itulah tindakan etik dalam membuat
keputusan pada keadaan tersebut. Hal penting lagi sebelum membuat keputusan
dilema etik, perlu mengali dahulu apakah niat/untuk kepentinganya siapa semua
yang dilakukan, apakah dilakukan untuk kepentingan pasien atau kepentingan
pemberi asuhan, niat inilah yang berkaitan dengan moralitas etis yang dilakukan.
Pada kondisi kasus Ny.D. dapat diputuskan menerima penolakan pasien
dan keluarga tetapi setelah perawat atau tim perawatan dan medis, menjelaskan
secara lengkap dan rinci tentang kondisi pasien dan dampaknya bila dilakukan
operasi atau tidak dilakukan operasi. Penjelasan dapat dilakukan melalui wakil
dari tim yang terlibat dalam pengelolaan perawatan dan pengobatan Ny.D. Tetapi
harus juga diingat dengan memberikan penjelasan dahulu beberapa alternatif
pengobatan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai kondisi Ny.D sebagai
bentuk tanggung jawab perawat terhadap tugas dan prinsip moral profesionalnya.
Pasien menerima atau menolak suatu tindakan harus disadari oleh semua pihak
yang terlibat, bahwa hal itu merupakan hak, ataupun otonomi pasien dan keluarga.
8
Keputusan yang dapat diambil harus sesuai dengan hak otonomi klien dan
keluarganya serta pertimbangan tim kesehatan sebagai seorang perawat,
keputusan yang terbaik adalah dilakukan operasi berhasil atau tidaknya adalah
kehendak yang maha kuasa sebagai manusia hanya bisa berusaha.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
9
Profesi keperawatan adalah profesi yang sangat rentan dengan tindakan
kelalaian, pelanggaran etika dan moral. Untuk itu sebagai seorang perawat
tidaklah cukup berbekal pada ketrampilan belaka tetapi harus perlu memahami,
etika keperawatan moral, kode etik keperawatan, hak-hak pasien, tanggung jawab
perawat, kewajiban perawat, nilai-nilai dan undang-undang kesehatan sehinga
tercapailah apa yang kita idam-idamkan menjadi perawat professional yang
didambakan semua perawat dan masyarakat sebagai pengguna jasa keperawatan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://ninawahyusuryani.blogspot.com/2012/12/makalah-malpraktek-dalam-
keperawatan.html (diunduh tanggal 31 maret 2015).
http://munabarakati.blogspot.com/2014/06/makalah-kode-etik-keperawatan-
dan-15.html (diunduh tanggal 31 maret 2015).
10
11