KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan salah satu masalah kesehatan
utama setiap negeri karena bisa menimbulkan penyakit jantung stroke otak
yang mematikan. Hipertensi dianggap masalah kesehatan serius karena
kedatangannya seringkali tidak kita sadari dengan sedikit, jika memang ada,
gejala yang nyata (Wade, 2016).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah systole diatas 140 mmhg
dan tekanan darah diastole diatas 90 mmhg. Menurut WHO (1978),
hipertensi adalah adanya peningkatan tekanan darah tinggi diatas 160 sistole
dan diastole 95 mmHg (Hariyanto dan Sulistyowati, 2015).
Hipertensi adalah salah satu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatka peningkatan
angka kesakitan (morbiditas)dan angka kematian atau mortalitas. Tekanan
darah 140/90 mmhg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung
yaitu fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung dan fase diastolic 90 menunjukkan fase darah yang kembali ke
jantung (Triyanto, 2014).
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmhg
maka dinyatakan sebagai hipertensi. Dan diantara nilai tersebut disebut
sebagai normal sampai tinggi ( batasan tersebut diperuntukkan bagi individu
dewasa diatas 18 tahun) (Triyanto, 2014).
B. Etiologi
a. Perokok
Merokok yang menahun dapat merusak endoteal arteri dan nikotin
menurunkan HDL yang baik untuk tubuh manusia
b. Obesitas
Dapat meningkatkan LDL yang buruk akan tubuh manusia pencetus
ateroklisis.
c. Stress
Merangsang system saraf simpatis mengeluarkan adrenalin yang
berpengaruh terhadap kerja jantung.
d. Alkoholisme
Alcohol yang dapat merusak hepar dan sifat alkohol mengikat mengikat
air mempengaruhi viskositas darah dan mempengaruhi tekanan darah.
e. Konsumsi garam
Garam mempengaruhi vikositas darah dan memperberat kerja ginjal yang
mengeluarkan rennin angiotensi yang dapat meningkatkan tekanan darah
(Hariyanto dan Sulistyowati, 2015).
D. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui
beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui
pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arerinya
telah menebal dan kaku karena arterioskulierosis (Triyanto, 2014).
Dengan cara yang sama tekanan darah juga meningkat pada
saat terjadi trasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk
sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon
didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubu
meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat (Triyanto, 2014).
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berurang arteri
mengalami pelebaran, banyak cairan yang keluar dari sirkulasi maka
tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap factor-faktor
tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan
system saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur
berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal
mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jika garam dan
air yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan
megembalikan tekanan darah kenormal (Triyanto, 2014)..
Jika tekanan darah menurun, gijal akan mengurangi
pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan
tekanan darah kembali ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan
tekannan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang
memicu pembentukan hormone angiotensi, yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ
penting dalam merendahkan tekanan darah , karena itu berbagai
penyakit dan kelainan pada gijal dapat menyebabkan terjadinya
tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke
salah satu ginjal bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera
pada salah satu atau kedua gijal juga bisa menyebabkan naiknya
tekanan darah (Triyanto, 2014).
E. Manifestasi Klinis
Menurut Hariyanto dan Sulistyowati,( 2015).
a. Sakit kepala (pusing, migrain)
b. Gampang marah
c. Eistaksis (mimisan)
d. Tinitus (telinga berdenging)
e. Palpitasi (berdebar-debar)
f. Kaku kuduk
g. Pandangan mata berkunang-kunang
h. Susah tidur
i. Tekanan darah diatas normal
F. Komplikasi
Menurut Hariyanto dan Sulistyowati,( 2015).
a. Transien Iskemik Attacks
b. Stroke/ CVA
c. Gagal jantung
d. Gagal ginjal
e. Infark miokard
f. Disritmia jantung
G. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
Menurut Hariyanto dan Sulistyowati,( 2015)
1. Serum
a. Aldosteron
b. Kolesteron, trigliserida
2. Urine
a. BUN
b. Renin
c. Asam urat
3. Elektrokardiogram (ECG)
Hipertrofi ventrikel kiri, iskemia
Diagosis Keperawatan
a. Risiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan
gangguan sirkulasi.
1. Intervensi keperawatan
a. Pertahankan tirah baring dengan kepala lebih tinggi.
b. Kaji tekanan darah secara kontinu
c. Kaji intake cairan dan haluran urine
d. Pantau elektrolit BUN, kreatinin sesuai indikasi
e. Jika mual muntah anjurkan untuk puasa
f. Observasi dan batasi cairan
g. Ambulasi pasien sesuai dengan kemampuan dan hidari terjadinya
kelebihan
h. Kalaborasi pemberian obat antihipertensi sesuai indikasi
2. Kriteria hasil (yang perlu dievaluasi)
Perfusi jaringan menunjukkan adanya perbaikan (TD dalam batas
normal, nyeri kepala hilang,hasil laboratorium dalam batas normal,
aut put urine 30 ml/menit)
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah vasekuler
serebral.
1. Batasan karakteristik
Pengkajian focus dan yang perlu diobservasi untuk penegakan
diagnosis keperawatan.
a. Perubahan selera makan
b. Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung
d. Perubahan frekuensi pernafasan
e. Verbal dari pasien nyeri kepala
f. Mengespresikan perilaku gelisah
g. Hambatan proses berfikir
h. Gangguan tidur
i. Perubahan posisi dalam menghindari nyeri
j. Pupil dilatasi
k. Fokus pada diri sendiri
2. Intervensi keperawatan
a. Pertahankan tirah baring
b. Beri lingkungan yang tenang
c. Batasi aktivitas yang berlebihan
d. Hindarkan dan anjurkan untuk tidak merokok
e. Beri posisi yang nyaman
f. Ajarkan dan latih teknik relaksasi
g. Cegah untuk tidak terjadi konstipasi
3. kriteria hasil (yang perlu dievaluasi)
pasien tampak nyaman dan nyeri kepala hilang
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. kaji tekanan darah pada interval yang sering, ketahui
tekanan darah dasar, catat perubahan tekanan darah yang
akan memerlukan perubahan medikasi.
2. Kaji tanda dan gejala yang mengidentifikasikan kerusakan
organ target
( misalnya : nyeri angina, sesak nafas, sakit kepala, pening atau
nokturia)
3. Catat frekuensi, irama, dan karakter nadi atipikal dan
perifer.
4. Kaji seberapa besar hipertensi mempengaruhi pasien secara
personal, social atau finansial.
B. Diagnosis
1. Nyeri brehubungan dengan agens cedera kimiawi
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fisik tidak bugar
3. Risiko defisien volume cairan
a. Masalah Kalaboratif
1. Hipertropi vetrikel kiri
2. Imfark miokardium.
3. Gagal jantung
4. Serangan iskemik transien (TIA)
5. Cedera serebrovaskular (CVA)
6. Insufisiensi dan gagal ginjal
7. Hemoragi/ perdarahan retina
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri brehubungan dengan agens cedera kimiawi.
a. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan dan dan
antisipasi dari ketidak nyamanan akibat prosedur.
b. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai
nyeri
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fisik tidak
bugar
a. Singkirkan barang berhaya dari dari lingkungan jika
diperlukan.
b. Konsultasi dengan pasien dan caregiver terkait
persiapan perawatan di rumah.
3. Risiko defisien volume cairan
a. Berikan resep yang tepat untuk cairan tertentu atau
pada ketidak seimbangan elektrolit (misalnya, rendah
sodium, dan tidak menambahkan garam)
4. Implementasi
a. Tekankan pentingnya perawatan tindak lanjut yang
teratur
b. Dapatkan riwayat pasien dan lakukan pemeriksaan
fisik pada setiap kunjungan klinik.
c. Kaji masalah yang terkait dengan masalah yang
terkait dengan medikasi (hipotensi ortostatik).
d. Berikan pendidikan dan dukungan yang
berkelanjutan agar pasien mampu merumuskan
rencana yang tepat yang akan membantu mereka
menajalani kehidupan dengan hipertensi dan
mematuhi rencana terapi.
e. Bantu perubahan perilaku dengan mendukung pasien
dalam membuat perubahan kecil pada setiap
kunjungan yang akan lebih mendekatkan mereka ke
tujuan mereka.
5. Evaluasi
Hasil Akhir yang Diharapkan untuk Pasien
a. Mempertahankan perfusi jaringan
b. Mematuhi program perawatan diri
c. Tidak mengalami komplikasi
PENYIMPANGAN KDM
Hipertensi
Odema
Intoleransi Gangguan
aktivitas rasa nyaman
nyeri Ganguan
keseimbangan
cairan
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Nama Mahasiswa yang Mengkaji : Nurfitri Firman Nim : NS0618057
FORMAT PENGKAJIAN
KeluhanUtama :
Riwayat Keluhan Utama :
Riwayat Medikasi :
Pernah mendapat pengobatan: tidakya :yaitu:
Kebutuhan Dasar Masalah Keperawatan
1. Nutrisi
TB : cm BB : Kg IMT: Kg/cm2
Kebiasaan makan : x/hari, (teratur/ tidakteratur)
Keluhan Saa tini :
Tidaknafsumakan
Mual
Muntah
Sukar / sakitmenelan
Nyeri ulu hati / salah cerna yang
berhubungandengan...........................
Sakitgigi
Disembuhkandengan .........................
Konjungtiva :
Sklera :
Pembesaran tyroid :
Hernia / massa :
Holitosis :
Kondisi gigi/gusi :
Penampilan lidah :
Bising usus: x/menit
Diet :
Data lain:
2. Cairan
Kebiasaan minum : ± cc/hari
Jenis :
Turgor kulit :KeringTidakelastis
Warna:
CRT :detik
Mata cekung :TidakYa : Ka/Ki
Edema :TidakYa : Ka/Ki
Asites :TidakYa
Spider naevi :TidakYa
Data Lain;
3. Eliminasi
BAB : ……/Hari
Warna :
Konsistensi :
Bau :
BAK : ……/Hari
Warna :
Bau :
Tampilan :
Volume :
4. Oksigenasi
Bentuk dada :
Bunyi Napas :
Respirasi : TAK Dispnea Ronchi
stridor Whezing Batuk
Hemoptisis sputum
Pernapasan cuping hidung
Penggunaan otot-otot aksesoris
Jenis pernafasan :
Fremitus :
Sputum :
Kental Encer
Merah Putih
HijauKuning
Sirkulasi oksigenasi : TAK
PusingSianosis
Akral dingin Clubbing finger
Dada : TAK
Retraksi dada berdebar debar
Devias itrackhea
Bunyi jantung:
Murmur Gallop
Data Lain :
5. Istirahat dan Tidur
Kebiasaan tidur : Malam Siang
Lama tidur : Malam …. jam Siang : ….
jam
Kebiasaan tidur :
Faktor yang mempengaruhi :
Cara mengatasi :
Data Lain :
6. Personal Hygiene
Kebiasaan Mandi: /Hari
Kebiasaan Menggosok gigi: /Hari
Kebiasaan Mencuci rambut: /Minggu
Kebiasaan Memotong Kuku: /Minggu
Kebiasaan mengganti baju: /Minggu
7. Aktivitas – Latihan
Aktivitas waktu luang : Istirahat
Aktivitas / Hoby :
Kesulitan bergerak :TidakYa
Kekuatan otot :
Tonus otot :
Postur :
Tremor :
Rentang gerak (ROM) :
Ekstermita satas kanan
() Flexi () Ekstensi () Abduksi () Adduksi
()Supinasi () Pronasi () Sirkumduksi
Ekstermitas atas kiri
() Flexi () Ekstensi () Abduksi () Aduksi
()Supinasi () Pronasi () Sirkumduksi
Ekstermitas bawah kanan
() Flexi () Ekstensi () Abduksi () Aduksi
()Supinasi () Pronasi () Sirkumduksi
Ekstermitas bawah kiri
() Flexi () Ekstensi () Abduksi () Aduksi
()Supinasi () Pronasi () Sirkumduksi
Keluhansaatini :
Nyeri otot Kaku ototLemah otot
Nyeri sendibengkak sendi
Inkoordinasi
Parese/Paralisis :
KelelahanAmputasiDeformitas
Penggunaan alat bantu :Gips/ Traksi / Kruk
(Tongkat)
Pelaksanaanaktivitas :MandiriParsial
Total
Jenis aktivitas yang perludibantu :
Terapi
2. Auskultasi :
3. Perkusi :
4. Palpasi :
1. Tanda-tanda Vital:
Tekanan Darah : mmHg
Nadi : x/mnt
Pernapasan : x/mnt
Suhu : 0C
2. Pemeriksaan Diagnostik:
1. Data Objektif :
Data Subjektif
2. Data Objektif :
Data Subjektif :
3. Data Objektif:
-
Data Sbjektif :
4. Data Objektif:
-
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
RencanaTindakanKeperawatan
No DiangnosaKeperawatan NOC (Tujuan dan
NIC (Intervensi) Rasional
Kriteria Hasil)
1 2 3 4 5
IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/
DiagnosaKeperawatan Implementasi Evaluasi
Pukul