Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 2

METODE STOKASTIK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Stokastik

Dosen Pengampu :
Ir. Ujang Cahyadi, MT

Oleh :
Dani Cahyadi (1603064)
Fauzi Syarifudin (1603066)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2018
I. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Landasan Teori
Model stokastik merupakan model yang mencangkup distribusi kemungkina
untuik input dan memberikan serangkaian nilai dari srkurang – kurangnya satu
variabel outpit dengan probababilitas yang berkaitan pada tiap nilai. Contohnya
adalah waktu kedatangan pelanggan, wakti antrian pelanggan dan sebagainya.

1.1.1. Metode Stokastik


Model stokastik adalah model matematik yang gejalanya dapat diukur dengan
derajat kepastian yang tidak stabil. Pada model stokastik peluang dari masing-
masing kejadian dapat dihitung. Pada umumnya model stokastik umumnya dapat
dijumpai pada teori antrian dan teori permainan. Perbedaan antara deterministik dan
stokastik adalah kalau deterministik nilai parameternya yang pasti dan time-
invariant, sedangkan kalau stokastik nilai nya tidak pasti dan time-varian.
Biasanya model stokastik digunakan pada soal : Rantai Markov dengan waktu
diskret, Proses Poisson, Rantai Markov yang waktunya Kontinu. Contoh
permasalahan Stokastik :
 Jumlah penumpang bus ketika pagi hari, mendekati jam kerja sangat banyak.
Jumlah ini akan berangsur-angsur menurun ketika jam kerja sudah dimulai
dan menjelang jam istirahat. Jumlah penumpang akan kembali naik ketika
jam pulang kerja. Hal ini berlangsung hampir setiap hari, namun tidak dapat
dipastikan fungsi apa yang mendekatinya.
 Jumlah pengunjung Gunung Bromo akan meningkat tajam pada saat liburan
sekolah maupun weekend. Namun setiap harinya juga terdapat pengunjung
yang jumlahnya tidak menentu. Dari jumlah pengunjung ini tidak dapat
ditentukan fungsi yang pasti, namun dapat didekati dengan suatu fungsi
interval yang bentuknya akan meningkat pada saat weekend ataupun liburan.

I-1
I-2

 Pengunjung restaurant rumah makan akan meningkat pada saat jam-jam


makan siang dan istirahat, dan akan berangsur-angsur berkurang ketika jam
makan sudah usai. Begitu seterusnya.

1.1.2. Metode Transportasi


Metode Transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber – sumber yang menyediakan produk – produk yang sama di
tempat- tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur
sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya transportasi (alokasi) dari suatu
sumber ke beberapa tujuan yang berbeda – beda dan dari beberapa sumber ke suatu
tujuan juga berbeda – beda.
Dalam menentukan biaya produksi yang minimum, seorang manajer operasi
bisa menggunakan metode transportasi yang memiliki 2 macam solusi :
a. Solusi Awal (Initial Solution)
- NWCR (North West Corner Rule)
- VAM (Vogel Approximation Method)
- LC (Least Cost)
b. Solusi Akhir (Terminal Solution)
- SS (Stepping Stone)
- MODI (Modified Distribution Method)
Pada solusi awal, biaya yang dihasilkan belum dapat dikatakan sebagai biaya
minimum. Oleh karena itu, perlu dilanjutkan dengan menggunakan solusi akhir.
Hanya saja, solusi akhir (Terminal Solution) juga tidak dapat dicari sebelum didapat
solusi awal (Initial Solution) terlebih dahulu
Metode transportasi dilakukan dengan menyusun tabel transportasi terlebih
dahulu yang berisi sumber dan tujuan pendistribusian barang, serta jumlah kapasitas
dan permintaan dari berbagai sumber dan tujuan tersebut. Berikut adalah Contoh
dari tabel transportasi :
I-3

Keterangan :
- X menunjukkan biaya transportasi per unit yang ditimbulkan. Nilai X
memiliki angka yang berbeda di masing-masing kotak yang bergantung
kepada alternatif transportasi yang digunakan.
- Y menunjukkan jumlah kapasitas yang dimiliki oleh fasilitas sumber
pengiriman.
- W menunjukkan jumlah permintaan dari masing-masing tujuan.
- Z menunjukkan total permintaan dan kapasitas. Jumlah dari W dan Y harus
memiliki nilai yang sama.

1.1.3. Metode Transportasi NWCR (North West Corner Rule)


Metode transportasi NWCR (North West Corner Rule) adalah salah satu
metode dalam transportasi untuk mencari solusi awal (Initial Solution) dengan
melakukan alokasi dari bagian paling atas kiri, sesuai dengan namanya "North
West"
I-4

Langkah Pengerjaan
Contoh Tabel Transportasi :

a. Pengisian sel dimulai dari pojok kiri atas, sesuai dengan namanya "North
West", yang berarti barat laut, yang berada di pojok kiri atas ketika arah
mata angin digambarkan.
b. Alokasikan jumlah maksimum yang dapat dikirimkan dari sumber 1, tetapi
tidak melebihi permintaan dari tujuan A.
c. Berlanjut ke sel sebelah kanan bila masih terdapat kelebihan kapasitas dari
sumber 1, atau kebawah bila sumber 1 tidak dapat memenuhi permintaan
tujuan A.
d. Berikan tanda strip (-) pada sel yang sudah habis kapasitas nya atau sudah
terpenuhi permintaannya.
e. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai semua permintaan dari berbagai tujuan
dipenuhi dan pengisian akan berakhir di sel pojok kanan bawah.
f. Kalikan jumlah barang yang dikirim dengan biaya pengiriman di masing-
masing sel. Biaya transportasi nya adalah jumlah dari hasil kali di masing-
masing sel.
I-5

1.1.4. Metode Transportasi Least Cost


Metode Transportasi Least Cost (Biaya Terendah) adalah salah satu metode
transportasi untuk mencari solusi awal (Initial Solution) dengan cara
mengalokasikan output pada biaya transportasi yang paling minimum terlebih
dahulu. Meskipun namanya adalah Least Cost, output yang dihasilkan dari metode
transportasi ini bukanlah nilai minimum.

Untuk memperoleh nilai minimum tersebut diperlukan perhitungan lebih lanjut


untuk mencari solusi akhir (Terminal Solution) baik dengan metode Stepping
Stone maupun MODI.
Contoh tabel transportasi

Langkah Pengerjaan
a. Pengsian atau pengalokasian sel dimulai dengan mengisi sel yang memiliki
biaya terendah.
b. Besarnya sel yang akan diisi disesuaikan dari kapasitas dan permintaannya
sebesar mungkin.
c. Jika kapasitas atau permintaan telah terpenuhi jumlahnya, maka pada
perhitungan selanjutnya baris atau kolom kapasitas atau permintaan yang
sudah terpenuhi tersebut tidak ikut dalam alokasi berikutnya.
d. Ulangi langkah tersebut sampai kapasitas dan permintaannya terpenuhi.
I-6

1.2. Profil Perusahaan


Perusahaan yang kami teliti adalah sebuah home industri pembuatan mangset.
Perusahaan ini berdiri pada bulan Januari 2017. Pimpinan dari Perusahaan ini ialah
Bapak Ian. Perusahaan ini mempekerjakan sebanyak 4 orang.

1.3. Lokasi
Perusahaan yang kami teliti berlokasi di Kp. Cileungsing RT04/RW08, Desa
Pasawahan, Kec. Tarogong Kaler, Kab. Garut, Jawa Barat.
II. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Permasalahan
Perusahaan yang kami teliti ini memiliki 1 gudang penyimpanan. Perusahaan
ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 50 kodi atau 500 buah mangset dalam
sehari atau 12000 perbulan . Perusahaan setiap bulannya memiliki permintaan di
berbagai tempat diantaranya adalah Pasar Leles, Kota Tangerang dan Kota
Sumedang. Untuk biaya pengiriman ke Pasar Leles perusahaan ini menggunakan
biaya bahan bakar kendaraan sedangkan untuk pengiriman keluar kota perusahaan
ini menggunakan jasa kurir yang biayanya dihitung berdasarkan berat. Oleh karena
itu kami meng-agregasi produk tersebut ke dalam satuan berat yaitu kilogram.
Berikut adalah data yang telah kami kumpulkan.
a. Kapasitas produksi 12000 buah mangset = 60 kg (1 buah = 0,05 ons)
b. Permintaan di dalam kota, menggunakan biaya bahan bakar mobil :
 Pasar Leles sebanyak 1500 buah mangset, membutuhkan 5 liter bahan
bakar. 5 liter = Rp52.500. berikut adalah perhitungannya untuk
mengubah ke satuan kilogram
(1).....1 buah = 0.05 ons
(2)......1500 buah = 7.5 kg
(3).....Rp52.500 : 7.5 kg = Rp7.000/kg
Jadi biaya ongkos ke pasar leles adalah Rp7.000/kg
c. Permintaan di luar kota, menggunakan jasa kurir yang rinciannya dalah
sebagai berikut
 Kota Tangerang, permintaanya sebanyak 7000 buah mangset (35 kg).
biaya kurirnya adalah Rp18.000/kg
 Kota Sumedang, permintaanya sebanyak 5000 buah mangset (25 kg).
biaya kurirnya adalah 12.000/kg

II-1
II-2

2.2. Penyelesaian
Dalam menyelesaikan masalah pada sub bab 2.1, kami mencari solusi
menggunakan metode North West Corner Rule dan Least Cost. Berikut adalah
penyelesaiannya.

2.2.1. Metode North West Corner Rule


Sumber
Kota Kota
Pasar Leles Kapasitas
Tangerang Sumedang
Tujuan
7000 18000 12000
Gudang 1
7.5 60

0 0 0
Dummy 7.5

Permintaan 7.5 35 25 67.5


Maka pasar leles telah dipenuhi permintannya

Sumber
Kota Kota
Pasar Leles Kapasitas
Tangerang Sumedang
Tujuan
7000 18000 12000
Gudang 1
7.5 35 60

0 0 0
Dummy 7.5

Permintaan 7.5 35 25 67.5


Maka permintaan Pasar Leles dan Kota Tangerang telah terpenuhi
II-3

Sumber
Kota Kota
Pasar Leles Kapasitas
Tangerang Sumedang
Tujuan
7000 18000 12000
Gudang 1
7.5 35 17.5 60

0 0 0
Dummy
7.5 7.5

Permintaan 7.5 35 25 67.5


Maka semua pasar permintaanya telah terpenuhi

Sumber
Kota Kota
Pasar Leles Kapasitas
Tangerang Sumedang
Tujuan
7000 18000 12000
Gudang 1
7.5 35 17.5 60

0 0 0
Dummy
7.5 7.5

Permintaan 7.5 35 25 67.5

Penyelesaian menggunakan metode Nort West Corner Rule maka jumlah produk
yang harus dikirim ke masing – masing tempat adalah :
Tujuan Berat Banyak Produk
Pasar Leles 7.5 kg 1500 buah
Kota Tangerang 35 kg 7000 buah
Kota Sumedang 17.5 kg 3500 buah
II-4

Dengan biaya ongkos yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan menggunakan


metode Nort West Corner Rule adalah :

Biaya = 7.5(7000) + 35(18000) + 17.5(12000) + 7.5(0)


= 52500 + 630000 + 210000 + 0
= 892500

Biaya yang dibutuhkan adalah Rp892.500

2.2.2. Metode Least Cost


Sumber
Kota Kota
Pasar Leles Kapasitas
Tangerang Sumedang
Tujuan
7000 18000 12000
Gudang 1
7.5 60

0 0 0
Dummy 7.5

Permintaan 7.5 35 25 67.5


Maka permintaan Pasar Leles terpenuhi

Sumber
Kota Kota
Pasar Leles Kapasitas
Tangerang Sumedang
Tujuan
7000 18000 12000
Gudang 1
7.5 25 60

0 0 0
Dummy 7.5

Permintaan 7.5 35 25 67.5


Maka permintaan Pasar Leles dan Kota Sumedang terpenuhi
II-5

Sumber
Kota Kota
Pasar Leles Kapasitas
Tangerang Sumedang
Tujuan
7000 18000 12000
Gudang 1
7.5 27.5 25 60

0 0 0
Dummy
7.5 7.5

Permintaan 7.5 35 25 67.5


Maka semua permintaan terpenuhi

Sumber
Kota Kota
Pasar Leles Kapasitas
Tangerang Sumedang
Tujuan
7000 18000 12000
Gudang 1
7.5 27.5 25 60

0 0 0
Dummy
7.5 7.5

Permintaan 7.5 35 25 67.5

Penyelesaian menggunakan metode Least Cost maka jumlah produk yang harus
dikirim ke masing – masing tempat adalah :
Tujuan Berat Banyak Produk
Pasar Leles 7.5 kg 1500 buah
Kota Tangerang 27.5 kg 5500 buah
Kota Sumedang 25 kg 5000 buah
II-6

Dengan biaya ongkos yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan menggunakan


metode Least Cost adalah :

Biaya = 7.5(7000) + 27.5(18000) + 7.5(0)+ 25(12000)


= 52500 + 495000 + 0 + 300000
= 847500

Biaya yang dibutuhkan adalah Rp847.500


III. BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam menyelesaikan masalah transportasi di perusahaan yang
kami teliti adalah jika menggunakan metode North West Corner Rule biaya yang
dibutuhkan adalah Rp892.500. Sedangkan jika menggunakan metode Least Corner
biaya yang dibutuhkan adalah Rp847.500.

3.2. Saran
Saran kami adalah untuk memenuhi permintaan pasar sebaiknya perusahaan
memenuhi permintaan Pasar Leles sebanyak 1500 buah, Kota Tangerang 5500 buah
dan Kota Sumedang 5000 buah untuk mendapatkan biaya ongkos paling minimum.

III-1
IV. DAFTAR PUSTAKA
Anggriawan, H. (2017, Desember 28). Metode Transportasi dalam Riset Operasi.
Dipetik Oktober 15, 2018, dari DOUNKEY:
https://www.dounkey.com/2017/12/metode-transportasi.html
Anggriawan, H. (2017, Desember 28). Metode Transportasi NWCR (North West
Corner Rule). Diambil kembali dari DOUNKEY:
https://www.dounkey.com/2017/12/metode-transportasi-nwcr.html
Pratama, R. A. (2013, Mei 15). METODE TRANSPORTASI. Dipetik Oktober 15,
2018, dari nungkidyah:
https://nungkidyah.wordpress.com/2013/09/24/metode-transportasi/

Anda mungkin juga menyukai