Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi merupakan sarana untuk
meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan pula kinerja dan
daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan sumber daya/perawat pelaksana yang memiliki
disiplin dan kinerja yang tinggi. Dalam meningkatkan kinerja perawat pelaksana diperlukan analisis
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan memperhatikan kebutuhan dari para perawat
pelaksana, diantaranya adalah terbentuknya budaya organisasi yang baik dan terkoordinasi
(Roymond,2012)
Manajemen Sumber Daya Manusia terdiri dari kata manajemen dan sumber daya manusia.
Manajemen adalah seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber
daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujua tertentu. Sumberdaya tersebut meliputi
: men ( manusia), money ( uang), methode ( metode/ cara/ sistem), materials ( bahan), machines (
mesin), dan market ( pasar). Unsur manusia yang merupakan salah satu unsur sumberdaya
berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut MSDM ynag merupakan
terjemahan dari man power manajemen. Manajemen yang mengatur unsur manusia ini ada yang
menyebut manajemen kepegawaian atau manajemen personalia. Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Manajemen Sumber Daya Manusia sering disamakan dengan Manajemen Personalia , yakni
perencanaan , pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan, dengan maksud
terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat. Manajemen sumber daya
manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia
melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber
daya manusianya.
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan (RSEM) merupakan salah satu rumah sakit swasta di
kota Medan yang menerima rujukan pasien dan memiliki fasilitas pelayanan yang cukup lengkap,
jumlah tenaga perawat 249 orang dan yang bekerja diruang rawat inap sebanyak 190 orang dengan

1
tingkat pendidikan mayoritas lulusan Diploma III Keperawatan. Rumah sakit ini telah terakreditasi
16 bidang pelayanan oleh tim KARS Indonesia pada tahun 2011, (Profil RSEM, 2012).
Jumlah Bed Occupation Rate (BOR) selama tiga (3) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
tahun 2009: 65,77%, tahun 2010: 67,15 % dan tahun 2011: 62,57 % , menurut ketua Komite
Keperawatan BOR ini rendah karena jumlah pasien yang dirawat di ruang perawatan kelas tiga lebih
sedikit pada hal persediaan tempat tidur lebih banyak bila dibandingkan dengan ruang perawatan
kelas I, VIP dan SVIP. Bed Occupation Rate (BOR) di ruang perawatan kelas I, VIP dan SVIP rata-
rata 99%. Ditambahkan oleh ketua Komite Keperawatan “walaupun pelayanan di RSEM masih
diminati masyarakat di Sumatera ini, kami merasa sudah mulai ada penurunan nilai/semangat dan
mutu pelayanan di ruang rawat inap”. Melihat begitu tingginya tuntutan pasien terhadap mutu
pelayanan rumah sakit maka dituntut pula kinerja perawat yang lebih baik. Maka seluruh perawat
diwajibkan datang lebih awal pada setiap jam dinas.
Kebijakan rumah sakit Santa Elisabeth Medan (RSEM) dalam menanamkan nilai-nilai
kemanusiaan yang berlandaskan pelayanan Kasih Yesus Kristus, yakni sebelum memulai aktivitas
harian/rutin di seluruh unit pelayanan selalu diawali dengan doa bersama, membacakan Kitab Suci
sebagai sumber kekuatan rohani dalam melayani. Kebijakan ini menjadi kebiasaan rutin yang
dilaksanakan oleh seluruh unit kerja setiap memulai tugas kedinasan. Bidang Pengembangan dan
Pembinaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) di rumah sakit Santa Elisabeth Medan membuat satu
program khusus pembinaan bagi seluruh karyawan termasuk perawat pelaksana diberi penyegaran
rohani dan pendalaman serta penggalian nilai spiritualitas pelayanan yang manusiawi yakni retret
tahunan dengan mengundang pakar spiritualitas sebagai fasilitator. Retret ini juga dimanfaatkan
sebagai kesempatan refreshing karena mereka dibebas-tugaskan dari pekerjaan rutin selama 2 hari.
Dengan demikian diharapkan bahwa perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan
selalu berlandaskan cinta kasih yang tulus seperti yang di teladankan oleh Yesus Kristus sendiri.
Disamping ini juga bentuk pembinaan lain yang diberikan pada hari-hari khusus, misalnya
menjelang perayaan pesta nama pelindung rumah sakit yakni Santa Elisabeth dari Hungaria (setiap
tanggal 17 November); selain perayaan kegembiraan ada penggalian spiritualitas pelayanan,
pendalaman nilai semangat pendiri dan pelindung rumah sakit, (Profil RSEM, 2012).
Perawat dalam memberikan pelayanan mempunyai kontribusi yang sangat besar karna
secara kuantitatif jumlahnya besar,yaitu meliputi 60,70 % dari tenaga yang ada (gillies,1993). Di
Indonesia tenaga perawat dan bidan menempati jurutan jumlah terbanyak, yaitu 40 % dari tenaga
yang ada dan waktu yang diberikan adalah terus menerus selama 24 jam (Depkes,2001).

2
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah mempelajati materi tentang SDM dan sarana prasarana Mahasiswa/i
diharapkan mampu memahami pengembangan SDM dan pengelolaan sarana dan
prasaran di Rumah Sakit

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Mahasiwa/i mampu memahami SDM
2. Mahasiwa/i mampu mengembangkan SDM
3. Mahasiwa/i mampu Memahami analisa kebutuhan tenaga dan menghitung jumlah
tenaga
4. Mahasiwa/i mampu memahami pengelolaan sarana dan prasarana

3
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk
merekrut, mengembangkan,memotivasi,serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang
diperlukan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Roymond,2012). Manajemen sumber daya
manusia (MSDM) adalah: Suatu proses berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai,
buruh, manager dan tenaga kerja lain nya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau
perusahaan demi mencapai tujuan yang telah di tentukan (Sya’roni,2013).
Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia : Manajemen Sumber Daya Manusia mengatur
program kepegawaian yang menyakut masalah masalah sebagai berikut:
1. Menetapkan jumlah , kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan berdasarkan job discription, job specification, job requirement, dan job
evaluation.
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the
right place and the right man in the right job bahkan untuk akhir-akhir ini in the right man in
the right time.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumberdaya manusia pada masa yang akan datang.
5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada
khususnya.
6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa
perusahaan-perusahaan yang sejenis.
7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8. Melaksanakan pendidikan , latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
10. Mengatur pensiun, pemberhetian dan pesangonnya.

4
Ruang lingkup kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia : Proses yang dapat dilakukan oleh
manajer personalia meliputi:
1. Merancang dan mengorganisasikan pekerjaan serta menglokasikannya kepada karyawan.
2. Merencanakan , menarik dan menyeleksi, melatih dan mengembangkan karyawan secara
efektif untuk dapat melakukan pekerjaan yang telah dirancang sebelumnya.
3. Menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang dapat memuaskan berbagai kebutuhan
karyawan melalui kesemptan pengembangan karir, sistem kompensasi atau balas jasa yang
adil, serta hubungan antara karyawan dan atasan yang serasi melalui organisasi karyawan
yang dibentuk.
4. Mempertahankan dan menjamin efektivitas dan semangat kerja yang tinggi dalam jangka
waktu yang lama.

Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia


a. Tujuan Sosial
Tujuan sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi atau
perusahaan bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap keutuhan dan tantangan
masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.
b. Tujuan Organisasional
Tujuan organisasional adalah sasaran formal yang dibuat untuk membantu organisasi
mencapai tujuannya.
c. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi departemen
sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
c. Tujuan Individual
Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau perusahaan
yang hendak mencapai melalui aktivitasnya dalam organisasi.

Fungsi manajemen sumber daya manusia


1. Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan
dengan menetapkan program kepegawaian.

5
2. Pengorganisasia adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi
dalam bagan organisasi.
3. Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja dengan baik,
mau bekerjasama, pimpinan menugaskan bawahan agar semua tugasnya dikerjakan dengan
baik .
4. Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan mentaati peraturan-
peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana, apabila terjadi kesalahan atau
penyimpangan diadakan perbaikan . Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,
kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan
pekerjaan.
5. Pengadaan adalah proses penarikan , seleksi, penempatan , orientasi dan induksi untuk
mendapatkan karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6. Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan
moral karyawan melalui pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini
maupun masa depan.
7. Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang
kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip
kompensasi adalah adil dan layak.
8. Pengitegrasian adalah untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan
karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan
memperoleh laba , karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.
9. Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kondisi fisik, mental,
dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja baik sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
10. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan
perusahaan dan norma-norma. Perusahaan harus mengusahakan tercapainya keinginan
tersebut.
11. Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari perusahaan, Pemberhentian
dapat disebabkan keinginan perusahaan, keinginan karyawan, kontrak kerja berakhir,
pensiun , dan sebab sebab lainnya.

6
2.2. Pengembangan SDM

Pengembangan SDM merupakan langkah kelanjutan dari proses penyediaan tenaga kerja
yang pada dasarnya bertujuan untuk memastikan dan memelihara tenaga kerja yang tersedia tetap
memenuhi kualifikasi yang dipersyratkan sehingga selaras dengan perencanaan strategis serta
tujuan dapat tercapai sebagaimana yang direncanakan. Dengan adanya perencanaan pengembangan
SDM diharapkan SDM memiliki sikap sesuai dengan tuntutan pelayanan pekerjaan.

Sikap adalah sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu
disiapkan,dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memeberikan pengaruh khusus pada
respon seseorang terhadap orang,objek ataupun keadaan (Gibson,1997). Sikap lebih merupakan
determinan perelikaku sebab sikap berkaitan dengan persepsi,kepribadian dan motivasi. Sikap kerja
adalah tindakan yang akan diambil perawat dalam segala sesuatu yang harus dilakukan perawat
yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan.

Pelayanan keperawatan sebagai bagian penting dari pelayanan kesehatan yang meliputi
aspek bio,psiko,sosial,spritual yang komprehensif dan ditunjukkan kepada individu,keluarga,atau
masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencakup siklus hidup manusia. Kepeerawatan
merupkan fungsi yang unik untuk menuntut individu yang sakit ataupun sehata dengan penampilan
kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan atau penyembuhan sampai individu yang
bersangkutan mampu merawat kesehatannya sendiri apabila memiliki kekuatan dan pengetahuan
(Roymond,2012)

2.3. Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit

Pada dasarnya semua metoda ataupun formula yang telah dikembangkan untuk menghitung
tenaga keperawatan di RS berakar pada beban kerja dan personal yang bersangkutan,. Analisis
kebutuhan tenaga harus benar benar direncanakan dengan baik agar tidak dilakukan berulang-ulang
karna akan menbutuhkan waktu,biaya,dan tenaga sehingga tidak efektif dan efisien.

Beberapa situasi yang dipertimbangkan saat analisa ketenagaan adalah sebagai berikut :

a. adanya peluasan rumah sakit sehingga berdampak pada penambahan atau perubahan
kapasitas tempat tidur yang akan bedampak pada perubahan ratio kebutuhan tenaga
keperawatan

7
b. adanya berbagai perubahan jenis pelayanan dan fasilitas RS, ynag akan berdampak pada
peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR) yang pada akhirnya perlu analisa situasi dan
kebutuhan tenaga. Hal ini perlu diantisipasi sebelumnya sehingga pelayanan dapat
terlaksana dengan optimal.
c. Adanya penurunan motivasi, penurunan prestasi kerja seperti : sering tidak masuk, datang
terlambat, penyelesaian pekerjaan semakin lambat, kurangnya perhatian pimpinan, beban
kerja yang berat serta tenaga yang kurang
d. Adanya keluhan klien tentang pelayanan yang diterima

1. Metode Rasio

Metode penghitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat tidur sebagai
pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena
sederhana dan mudah. Kelemahan dari metode ini adalah adanya mengetahui jumlah perawat secara
kuantitas tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas perawat di rumah sakit dan kapan tenaga
perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap unit di rumah sakit. Metode ini bisa digunakan jika
kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan tenaga terbatas, sedangkan jenis, tipe, dan volume
pelayanan kesehatan relatif stabil.

Rumah Sakit Perbandingan


Kelas A dan B TT: Tenaga Medis = (4-7):1
TT: Tenaga Keperawatan = 1:1
TT: Nonkeperawatan = 3:1
TT: Tenaga Nonmedis = 1:1

Kelas C TT: Tenaga Medis = 9:2


TT: Tenaga Keperawatan = (3-4):2
TT: Nonkeperawatan = 5:1
TT: Tenaga Nonmedis = 3:4

Kelas D TT: Tenaga Medis = 15:1


TT: Tenaga Keperawatan = 2:1
TT: Tenaga Nonmedis = 6:1

Khusus Disesuaikan

Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat
laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang
lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.

8
Contoh Metode Rasio

1) Rumah sakit Y tipe B dengan jumlah tempat tidur 200 buah, maka seorang
pimpinan tenaga keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga
keperawatan adalah :
1/1 X 200 = 200
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk rumah sakit tersebut adalah
200 orang.
2) Bila rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur 100 buah, maka jumlah
tenaga perawat yang dibutuhkan adalah :
2/3 X 100 = 67
maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 67 orang.
3) Bila rumah sakit D dengan jumlah tempat tidur 75 buah, maka jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan adalah :
½ X75 = 37.5 (dibulatkan 40)
maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 40 orang

2. Douglas

Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut.:

1) Perawatan minimal memerlukan waktu: 1-2 jam/hari.


2) Perawatan intermediet memerlukan waktu: 3-4 jam/hari.
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu: 5-6 jam/24 jam.

Penerapan sistem klasifiksi pasien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kategori I : perawatan mandiri


a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian.
b) Makan, dan minum dilakukan sendiri.
c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d) Observasi tanda vital setiap sif.
e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f) Persiapan prosedur pengobatan.
2. Kategori II: perawatan total
a) Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b) Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c) Pengobatan lebih dari satu kali.
d) Pakai kateter Foley.
e) pasang infus intake-output dicatat.
f) Pengobatan perlu prosedur.
3. Kategori III: perawatan total
a) Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur.

9
b) Obsrvasi tanda vital tiap2 jam.
c) Pemakaian slang NG.
d) Terapi intravena.
e) Pemakaian suction.
f) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.

Catatan:

 Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh
perawat yang sama selama 22 hari,
 Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasifikasi pasien,
 Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien di kelompokkan pada klasifikasi di
atasnya.

Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per sif.

Jumlah Klasifikasi pasien


Pasien Minimal Parsial Total
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,24 0,30 0,81 0,45 0,21 0,08 0,90 0,60

Contoh kasus metode douglas :

Diruang X RS Y dirawat 36 orang pasien dengan kategori sebagai berikut : 30


pasien dengan perawatan minimal, 4 pasien dengan perawatan parsial dan 2
pasien dengan perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai
berikut

10
Tabel Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Sif Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien di
Ruang X Rumah Sakit Y Pada Tanggal 23 April

Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 30 30 X 0,17 = 30 X 0,14 = 30 X 0,07 = 3
5,1 4,2
Parsial 4 4 X 0,27 = 4 X 0,15 = 0,6 4 X 0,01 =
1,08 0,28
Total 2 2 X 0,36 = 2 X 0,3 = 0,6 2 X 0,20 = 0,4
0,72
Jumlah 36 6,9 5,4 3,68
7 5 4

Total tenaga perawat :

Pagi : 7 orang

Sore : 5 orang

Malam : 4 orang

16 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :


86𝑋16 Keterangan : angka 86 merupakan jumlah hari tak
= 4,93 dibulatkan (5)
279 kerja dalm 1 tahun, sedangkan 279 adalah jumlah
hari kerja efektif dalam 1 tahun

Jadi, jumlah perawat yang di butuhkan untuk bertugas per hari di ruang X adalah 16 orang + 5
orang tenaga lepas + 2 orang tenaga ; kepala ruang dan wakil = 23 orang

3. Metode Gilles

a. Rumus kebutuhan tenaga keperawatan disuatu unit perawat adalah:

A×B×C F

= = H

(C-D)×E G

11
Keterangan :

A. Rata rata jumlah perawatan / pasien / hari


B. Rata rata jumlah pasien / hari (BOR × jumlah tempat tidur )
C. Jumlah hari / tahun
D. Jumlah hari libur masing masing perawat
E. Jumlah jam kerja masing masing perawat
F. Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G. Jumlah jam kerja efektif per tahun
H. Jumlah perawatan dibutuhkan untuk unit tersebut

b. Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari :

Rata rata jam perawatan/hari×rata rata jumlah jam perawat per hari

Jumlah jam kerja efektif per hari

c. Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan mka jumlah
jam kerja yang hilang karena cuti hamil = 5% × jumlah hari cuti hamil × jumlah jam
kerja/hari
Tambahan kerja :
5% × jumlah tenaga × jumlah jam kerja cuti hamil

Jumlah jam kerja efektif/tahun

Catatan :

1. Jumlah hari takkerja/tahun


Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari) + hari besar (12 hari) + cuti
sakit/izin (10 hari) = 86 hari
2. Jumlah hari kerja efektif /tahun
Jumlah hari dalam 1 tahun- jumlah hari tak kerja = 365-86-=279 hari
3. Jumlah hari efektif/minggu = 279 : 7 =40 minggu
Jumlah jam kerja perawat per minggu =40 jam
4. Cuti hamil = 12 x 6 =72
5. Cuti tenaga keperawatan yang dibutuhkan disuatu unit harus ditambah 20%
(untuk antisipasi kekurangan/cadangan)
6. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shif,yaitu dengan
ketentuan.proporsi dinas pagi 47%,sore 36%,dan malam 17%
7. Kombinasi jumlah tenaga menurut abdellah dan levinne adalah 55% tenaga
profesional dan 45% tenaga nonprofesional

12
Prinsip perhitungan rumus Gillies :

Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada 3 jenis bentuk pelayanan,yaitu sebagai berikut :

a. Perawatan langsung,adalah perawatan yang berhubungan dengan pemenuhan


kebutuhan pasien baik fisik,psikologis,sosial,danspritual.berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien pada perawat dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok
yaitu,self care,partial care,total care,intensive care.rata rata kebutuhan perawatan
langsung pada setip pasien adalah empat jam per hari,adapun waktu perawatan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien adalah:
1.self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
2. partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
3. total care dibutuhkan 1-1 ½ x 4 jam :4- 6 jam
4. intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
b. perawatan tak langsung,meliputi kegiatan kegiatan membuat rencana
perawatan,memasang / menyiapkan alat,konsultasi dengan anggota tim,menulis dan
membaca catatan kesehatan melaporkan kondisi pasien.dari hasil penelitian RS
Graha Detroit = 38 menit/pasien /hari,sedangkan menurut Wolfe dan Young = 60
menit / psien / hari dan penelitian RS Jhon Hopkins dibutukan 60 menit / pasien
/hari.
c. pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi:aktivitas, pengobatan
serta tindak lanjut pengobatan.menurut Mayer dalam Gillies (1996),waktu yang
dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan adalah 15 menit / pasien / hari.

Contoh metode gilles :

Ruang X RS Y berkapasitas tempat tidur 20 tempat tidur, jumlah rata-rata pasien yang dirawat 30
orang perhari. Kriteria pasien yang dirawat tersebut adalah 20 orang dapat melakukan perawatan
mandiri, 5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang harus diberikan perawatan total.
Tigkat pendidikan perawat yaitu S-1 dan D-3 Keperawatan. Hari kera efektif adalah 6 hari
perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawatan
diruang tersebut adalah sebagai berikut.

1. Meneb hntukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien perhari,yaitu:
a) Keperawatan langsung :
Keperawatan mandiri 20 orang psien 20 X 2 jam = 40 jam
Keperawatan sebagian 5 oran pasien 5 X 3 jam = 15 jam
Keperawatan total 5 orang pasien 5 X 6 jam = 30 jam
Jumlah 85 jam
b) Keperawatan tidak langsung : 30 orang pasien x 1 jam = 30 jam
c) Penyuluhan kesehatan = 30 orang x 0,25 jam = 7,5 jam
Total jam secara keseluruhan adalah 122,5 jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah 122,5
jam ÷ 30 pasien = 4 jam
13
3. Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung
dengan menggunakan rumus Gillies diatas, sehingga didapatka hasil sebagai berikut.

4 jam/pasien/hari x 30 pasien/hari x 365 = 43800 = 22 orang

(365 hari-86) x 7 jam 2023

20% X 20 = 4 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 22 + 4 = 26 orang/hari

4. Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari, yaitu :

30 orang x 4 jam = 17 orang


7 jam
5. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sift, yaitu dengan ketentuan
menurut Eastler ( Swansbrug, 1990 ).
a) Sift pagi 47% = 7,9 orang ( 8 orang )
b) Sift sore 36% = 6,1 orang ( 6 orang )
c) Sift malam 17% = 2,9 orang ( 3 orang )
6. Kombinasi menurut Abdellah dan Levinne adalah :
a) 55 % = 14,3 ( 14 orang ) tenaga profesional
b) 45 % = 11,7 ( 12 orang ) tenaga nonprofesional.

4. Depkes, 2011

Berdasarkan pengelompokkan unit kerja dirumah sakit (Depkes,2011). Kebutuhan tenaga


keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja yang ada dirumah sakit. Secara
garis besar terdapat pengelompokkan unit kerja dirumah sakit sebagai berikut :

a. Rawat Inap
Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan:
 Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus;
 Jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien;
 Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari;
 Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari.
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:

Jumlah jam perawatan


Jam kerja efektif per sif

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi dengan hari
libur/cuti/hari besar (loss day).

14
Loss day =

Jumlah hari minggu 1 tahun + cuti + hari besar


Jumlah hari kerja efektif Jumlah perawat tersedia

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non-nursing


jobs), seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
Jumlah tenaga: tenaga yang tersedia + faktor koreksi

 Tingkat ketergantungan pasien:


Pasien diklasifikasikan dala beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap
asuhan keperawatan/kebidanan.
1) Asuhan Keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;
b) Makan dan minum dilakukan sendiri;
c) Ambulasi dengan pengawasan;
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
2) Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri dibantu makan minum dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam;
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
3) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
a) Sebagian besar aktivitas dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4jam sekali;
c) Terpasang kateter Foley. Intake dan output dicatat;
d) Terpasang infus;
e) Pengobatan lebih dari sekali;
f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
4) Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
a) Segala aktivitas dibantu oleh perawat;
b) Posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam;
c) Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;
d) Gelisah/disorientasi.

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:

Jumlah jam perawatan di ruangan hari


Jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar + Jumlah perawat yang diperlukan
Jumlah hari kerja efektif
15
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan seperti
contohnya: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%

b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi


1) Dasar penghitungan tenaga dikamar operasi:
a) Jumlah dan jenis operasi;
b) Jumlah kamar operasi;
c) Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja;
d) Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim)
e) Tingkat ketergantungan pasien:
- Operasi besar: 5 jam/operasi
- Operasi sedang: 2 jam/operasi
- Operasi kecil: 1 jam /operasi
Rumus:

(Jumlah jam perawatan/hari jumlah operasi) x Jumlah perawat dalam tim


Jam kerja efektif/hari

c. Jumlah tenaga di ruang penerimaan


1) Ketergantungan pasien di ruang penerimaan: 15 menit
2) Ketergantungan di RR: 1 jam

Jumlah jam perawatan x rata-rata jumlah pasien/hari


Jam kerja efektif/hari

Perhitungan di atas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD.

d. Jumlah tenaga di instalasi gawat darurat


Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
1. Rata-rata jumlah pasien per hari
2. Jumlah jam perawatan per hari
3. Jam efektif per hari

Rata-rata jumlah pasien x jumlah jam perawatan/hari


Jam kerja efektif/hari

Ditambah lost day 86/279 x jumlah kebutuhan

e. Critical Care
Rata-rata jumlah pasien/hari = 10
Jumlah jam perawatan/hari = 12

16
Rata-rata jumlah pasien/hari x jumlah jam perawatan/hari
Jam kerja/hari

Ditambah lost day 86/279 x jumlah kebutuhan

f. Rawat Jalan
Jumlah pasien/hari = 100 orang
Jumlah jam perawatan/hari = 15 menit

Rata-rata jumlah pasien/hari x Jumlah jam perawatan/hari


Jam efektif/hari (7 jam) x 60 menit

Ditambah koreksi 15%

g. Kamar Bersalin
Waktu pertolongan kala I-IV = 4 jam/pasiem
Jam kerja efektif = 7 jam/hari
Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang

Jumlah setiap hari rata-rata x 4 jam


7 jam/hari

Ditambah lost day.

Contoh kasus metode Depkes 2001 :

No Jenis/kategori Rata rata Rata rata jam Jumlah


pasien/hari perawatan/pasien/hari perawatan/hari
A B C D E
1 Pasien penyakit dalam 10 3,5 35
2 Pasien bedah 8 4 32
3 Pasien gawat 1 10 10
4 Pasien anak 3 4,5 13,5
5 Pasien kebidanan 1 2,5 2,5
jumlah 23 93,0

Jumlah tenaga = jumlah jam perawatan

Jam kerja efektif/shift

93/7 = 13 perawat

17
2.3. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan. Dengan kata lain sarana lebih ditujukan untuk benda-benda atau peralatan yang bergerak.
Contoh sarana pada suatu kantor atau sekolah adalah komputer, meja, kursi, papan tulis, infokus,
kapur, buku, pulpen, kertas, rak dokumen, penggaris, alat absensi, dan contoh sarana lainnya.

Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses. Adapun proses tersebut dapat berupa suatu usaha, pembangunan, ataupun proyek. Dengan
kata lain prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak. Sebagai contoh
prasarana pada suatu kantor atau sekolah adalah gedung, ruang belajar, dan tanah lapang.

Family Tree Bidang Sarana Prasarana Dan Peralatan Kesehatan


(UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit)

PASAL 9 Dan 10 PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN/SARANA RS :


1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Gawat Darurat
4. Operasi
5. Ruang radiologi
6. Laboratorium
7. Ruang sterilisasi (CSSD)
8. Ruang farmasi/apotik
9. Ruang diklat
10. Ruang adm. & kantor
11. PKMRS
12. Ruang menyusui
13. Ruang tenaga kesehatan
14. Ruang ibadah, r. tunggu
15. Ruang mekanik
16. Dapur
17. Laundry
18. Kamar jenazah
19. Taman Terapetik &
Penghijauan + Parkir
Tambahan:
1. Ruang Kebidanan
2. Ruang Rawat Intensif
(Intensive Care Unit/ICU)
3. Ruang Rehabilitasi Medik
4. Bank Darah
5. Ruang Hemodialisa

18
PASAL 11 PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA :

1. Instalasi air
2. Instalasi Mekanikal & Elektrikal
3. Instalasi gas medik
4. Instalasi uap
5. Instalasi pengelolaan limbah
6. Pencegahan dan penanggulangankebakaran
7. Petunjuk, standar & sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat
8. Instalasi tata udara
9. Sistem informasi dan komunikasi
10. Ambulan
Tambahan:
1. Sistem Pencahayaan
2. Sistem Penangkal
Petir

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas

No. Nama Fungsi Kebutuhan Kebutuhan Fasilitas


Ruangan Ruang/Luas
1 Ruang Tunggu Ruang tunggu pasien (dan 1~1,5 m2/ orang Kursi, Meja, Televisi & Alat
Utama. pengantar pasien) saat (min. 12 m2) Pengkondisi Udara
melakukan pendaftaran (AC / Air Condition)
2 Ruang Tempat kegiatan 3~5 m2/ petugas Meja & kursi kerja, lemari arsip,
Pengendali administratif ASKES (min. 12 m2) telepon & intercom, komputer
ASKES Rumah Sakit dilaksanakan. personal, serta perangkat kerja
lainnya.
3 Ruang Ruang ini digunakan untuk 3~5 m2/ petugas Meja, kursi, lemari berkas/arsip,
Administrasi menyelenggarakan (min. 16 m2) intercom/telepon, safety box
• Loket kegiatan administrasi,
Pendaftaran meliputi :
1. Pendataan pasien rawat
Pasien. jalan
• Loket Kasir 2. Pembayaran biaya
pelayanan medik.
4 Ruang Rekam Tempat menyimpan 12~16 m2/ 1000 Meja, kursi, lemari arsip, komputer
Medis informasi tentang kunjungan pasien /
identitas pasien, diagnosis, hari
perjalanan penyakit, ( untuk 5 tahun)
proses pengobatan dan
tindakan medis serta
dokumentasi hasil
pelayanan. Biasanya
langsung berhubungan
dengan loket pendaftaran.
5 Ruang Tunggu Ruang di mana keluarga 1~1,5 m2/ orang Kursi, Televisi & AC (bila RS
Poli atau pengantar pasien (min.4 m2/poli) mampu)
menunggu panggilan di
depan ruang poliklinik.

19
6 Ruang Periksa Ruang tempat dokter 12~25 m2/ poli Kursi Dokter, Meja Konsultasi, 2
& Konsultasi spesialis melakukan (dua) kursi hadap, lemari alat
Dokter pemeriksaan dan periksa & obat, tempat tidur
Spesialis konsultasi dengan pasien periksa, tangga roolstool, dan
kelengkapan lainnya.
7 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli Meja, kursi, tempat tidur periksa,
Tindakan Poli penyelidikan, lemari obat/alat, instrument troly,
Penyakit pemeriksaan, dan timbangan badan/tinggi badan, set
Dalam pengobatan pasien diagnostik, stetoskop, tensimeter,
penyakit dalam oleh termometer, reflex hammer, film
dokter Sp.Pd. viewer, single channel EKG, standar
infus, stand Waskom, ultra
sonografi
8 Ruang Ruang tempat melakukan 12~25 m2/ poli EKG, set resusitasi anak lengkap dg
Tindakan / tindakan atau diagnostik defribilator, meja resusitasi anak dan
Diagnostik Poli terhadap pasien anak. bayi, set resusitasi bayi, meja
Anak resusitasi bayi, set diagnostik, alat
penghisap lendir,
timbangan+pengukur tinggi,
stetoskop anak, stetoskop bayi,
tensimeter dg manset untuk bayi,
anak & dewasa, termometer rektal,
termometer aksila, lampu batere,
palu refleks, sendok penekan lidah,
cold chain, emergency cart.
Paediatric trolley, oxygen set dan
flowmeter.
9 Ruang Laktasi Ruang khusus bagi ibu 6~12 m2 Kursi, meja, wastafel/sink
yang menyusui anaknya.
10 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli Lemari alat, lampu senter,
Tindakan/ penyelidikan, stetoskop, anaskopi, meja periksa,
Diagnostik Poli pemeriksaan, pengobatan, meja instrumen, minor surgery set/
Bedah tindakan terhadap pasien. unit diagnostic & treatment,
tensimeter, alat resusitasi, lampu
operasi, elektrokauter, lokal anastesi
set, suction unit, alat punch biopsi,
autoklaf, laringoskop, spekulum
hidung, tongue spatel, trakeostomi
set, kacamata pembesar, headlamp,
sigmoidoskopi.
11 Ruang Ruang tempat melakukan 12~25 m2/ poli meja ginekologi, meja kebidanan,
Tindakan/ tindakan atau diagnostic USG, tensimeter, stetoskop,
Diagnostik Poli kebidanan terhadap timbangan ibu, stetoskop linen,
Kebidanan/ pasien. lampu periksa, Doppler, set
Kandungan pemeriksaan ginekologi, pap smear
kit, IUD kit & injeksi KB, implant kit,
Kolposkopi, Poforceps biopsy,
Stetoskop laenec.
12 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli Meja, kursi, tempat tidur periksa,
Tindakan/ penyelidikan, lemari alat, timbangan badan/tinggi
Diagnostik Poli pemeriksaan, dan badan, stetoskop, tensimeter,
Umum pengobatan pasien oleh termometer, reflex hammer, set
dokter umum. diagnostik, film viewer, senter,
sendok penekan lidah, standar infus,
stand waskom

20
13 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli Slitlamp, lensa & kacamata coba tes,
Tindakan/ penyelidikan, kartu snellen, kartu jager, flash light
Diagnostik Poli pemeriksaan, dan & penggaris, streak retinoskopi,
Mata pengobatan pasien lensmeter, lup, tonometer schiotz,
penyakit mata. opthalmoskop, indirect/binocular
opthalmoskop, sterilisator table
model, buku ishihara 14 plate,
Kampimeter, placido test, dilator
pungtum & jarum anel,
tangenscreen & bjerrum, gunting
perban, korentang, lid retractor,
hertel exopthalmometer, flourscein
strips, kursi periksa, kursi & meja
dokter, spatula kimura, gelas objek
& cover set,. Mikroskop binocular,
incubator. gunting perban, gelas
objek dan gelas cover set.
14 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli ENT unit, ENT diagnostik instrument
Tindakan/ penyelidikan, set, head light, suction pump,
Diagnostik Poli pemeriksaan, dan laringoskop, audiometer.
THT pengobatan pasien
penyakit THT.
15 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli Dental unit, dental chair, Instrumen
Tindakan/ penyelidikan, bedah gigi dan mulut (dental
Diagnostik Poli pemeriksaan, dan operating instrument), sterilisator,
Gigi dan pengobatan pasien diagnostic set, scaler set, cotton roll
Mulut penyakit gigi dan mulut. holder, glass lonometer lengkap,
composite resin lengkap khusus
fissure sealent, anastesi local set,
exodontia set, alat sinar, amalgam
set, preparation cavitas set,
tambalan sewarna gigi dan set
bedah mulut dengan sinar laser,
dental row standar, peralatan
laboratorium teknik gigi dasar, set
aktivar, set orthodonsi piranti lepas,
set penyemenan, set preparasi
mahkota dan jembatan, Set cetak
GTS/GTP & mahkota/ jembatan, set
insersi GTS/GTP, indirect inlay set
16 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli Timbangan badan, tensimeter,
Tindakan/ penyelidikan, stetoskop, loupe, tongspatel, senter,
Diagnostik Poli pemeriksaan, dan sterilisator basah, peralatan
Kulit dan pengobatan pasien diagnostic kulit dan kelamin,
Penyakit penyakit kulit dan kelamin. instrument set tindakan dan operasi
Kelamin kulit dan kelamin.
17 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli Ophtalmoskop, palu reflek, alat tes
Tindakan/ penyelidikan, sensasi, stetoskop, tensimeter, set
Diagnostik Poli pemeriksaan, dan diagnostic syaraf, flash light, garpu
Syaraf pengobatan pasien tala, termometer, spatel lidah, licht
penyakit syaraf kaas.
18 Ruang Ruang tempat konsultasi, 12~25 m2/ poli Set diagnostik dan stimulator syaraf
Tindakan/ penyelidikan, dan jiwa, palu reflek, funduskopi,
Diagnostik Poli pemeriksaan, dan defibrillator, suction pump,
Jiwa pengobatan pasien sphygmomanometer (tensimeter),
kejiwaan. scale/timbangan, ECG, meja periksa,

21
lampu periksa, resusitasi set.

19 Toilet KM/WC @ KM/WC pria/ Kloset, wastafel, bak air


(petugas, wanita luas +2 – 3
pengunjung) m2 (min.untuk
pasien dapat
berjalan & maks.
untuk pasien
berkursi roda)

Pengelolalan logistik dan obat

Penerimaan resep/obat

 Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruang yang dapat di delegasikan kepada
staff yang ditunjuk ( perawaqt primer/ketua Tim)
 Ke bed pasien/ keluarga: penjelasan dan permintaan persetujuan tentang sentralisasi obat
 Format sentralisasi obat berisi : nama,no.register,umur dan ruangan

Pemberian obat

 Perhatikan 6 tepat ( pasien,obat,dosis,cara,waktu,dan dokumentasi) dan IW ( waspada


monitoring)

Penyimpanan

 Mekanisme penyimpanan;
a. Obat yang diteima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam karu
persediaan
b. Periksa persediaan obat,pemisahan antara obat untuk penggunaan oral dan obat
luar

22
DAFTAR PUSTAKA

Depkes.RI,2001.UU Republik Indonesi NO 23 Tentang kesehatan.Jakarta

Gibson,james.L.(1997).Manajemen Ahli Bahasa Zuhad Ichyandi.Ed 9.jakarta. Erlangga

Gillies.DA,(1996).Manajemen Keperawatan suatu Pendekatan sistem.Philadelphia Souders


Company.

Nursalam, (2014).Manajeman Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional.Jakarta :Salemba Medika

Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ketiga belas. Jakarta: Bumi
Aksara.

Simamora, Roymond.(2012).Manajemen Keperawatan.Jakarta.: EGC

23

Anda mungkin juga menyukai