Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM


(PSDA)

“Permasalahan Sampah dan cara pengelolaan


sampah pada TPST (Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu) Bantar Gebang”

Nama: Dwi Fitratama Aldri


NIM: 04150007
Semester 6

TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JAKARTA
2018
1. LATAR BELAKANG

Salah satu permasalahan penting yang harus diperhatikan di perkotaan adalah masalah
penampungan dan pengelolaan sampah yang ada di perkotaan. Sampah akan mengganggu
masyarakat apabila tidak di kelola dengan baik. Sampah akan terus meningkat jumlah nya
setiap harinya mengikuti perkembangan jumlah penduduk yang ada diperkotaan terutama
jakarta. Kota Jakarta sebagai Ibu Kota, tidak terlepas dari masalah sampah. Penduduk
yang padat dengan segala aktivitasnya mengahasilkan sampah yang banyak. Penumpukan
sampah menimbulkan banyak permasalahan seperti Rawan nya longsor tumpukan sampah,
menjadi sumber penyakit bagi masyarakat sekitar dan bisa menyebabkan penyumbatan
saluran air dan banjir apabila tidak ditemukan cara pengelolaan sampah yang baik dan
benar.[1]

Di indonesia. masalah penanganan sampah merupakan salah satu tantangan yang harus
dihadapi oleh pengelola perkotaan Salah satu wilayah di indonesia yang memberikan
kontribusi sampah yang cukup besar adalah provinsi DKI Jakarta Menurut dinas
Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.setiap hari sampah di Jakarta mencapai 26444 Ton
Sampah yang mampu di angkut dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta dari seluruh
Provinsi DKI Jakarta adalah 25904 Ton dan sisa sampah yang tidak terangkut berjumlah
504 Ton.[2]

Masalah semakin sulit mengingat Kota Jakarta memiliki luas wilayah yang sangat
terbatas, sehingga tidak memungkinkan membuang sampah di wilayahnya sendiri. Untuk
itu, solusi dalam penanggulangan sampah adalah memiliki kerjasama dengan daerah
sekitar (hinterland area) sebagai tempat pembuangan sampah Jakarta. Salah satu tempat
pembuangan sampah dari Kota Jakarta adalah di Kota Bekasi yaitu di TPST Bantar
Gebang Kecamatan Bekasi. TPA Bantar Gebang mulai aktif pada tahun 1989. sampah
yang masuk perhari bisa mencapai 5000-6000 ton/ hari. Pada saat itu lahannya adalah
seluas 108 hektar. Hampir selama 20 tahun, sistem pengelolaan sampah hanya
dengan open dumping dan sanitary landfill. Sistem pembuangan sampah secara terbuka
atau open dumping mengakibatkan luanya dampak negatif yang akan ditimbulkan eperti
dampak kesehatan, pencemaran, estetika dan maalah sosial. TPA yang dioperasikan ecara
open dumping akan menghasilkan produk sampingan berupa gas metana dan cairan lindi.
Cairan lindi berpengaruh pada sifat air bawah tanah yang berbahaya bagi masyarakat.[3]
Sehingga dengan banyaknya permasalahan akibat metode yang belum baik, dibutuhkan
metode dan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar eseperti dilakukan zonasi agar
sampah tidak menjadi permasalahan bagi masyarakat sekitar TPST bantar gebang.[4]

2. BATASAN MASALAH

Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik kesimpulan batasan masalah sebagai
berikut:

1. Mengidentifikasi Manfaat dan kerugian dari sistem pengelolaan sampah yang ada di
TPST bantar gebang.
2. Mengamati kerugian yang di timbulkan bagi masyarakat TPST Bantar gebang akibat
tumpukan sampah
3. Memberikan alternatif pilihan sistem penanganan sampah di TPST Bantar gebang.

3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui sejauh mana penataan TPST Bantar gebang.

2. Teknologi apa yang digunakan untuk sistem pengelolaan sampah di TPST bantar
gebang.

4. METODOLOGI

Pada metode pengelolaan sampah terpadu bantar gebang memiliki 4 bagian pengelolaan
sampah nya:[5]

4.1 Instalasi pengolahan air sampah

Lindi (Leachate) adalah cairan yang merembes melalui tumpukan sampah dengan
membawa materi terlarut atau tersuspensi terutama hasil proses dekomposisi materi
sampah atau dapat pula didefinisikan sebagai limbah cair yang timbul akibat masuknya
air eksternal ke dalam timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi terlarut,
termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis. Air hasil ekstraksi
sampah ini mengandung banyak kandungan berbahaya sehingga perlu dilakukan
pengolahan air agar aman dibuang ke badan air. bagian-bagian yang ada di IPAS :

 Kolam Equalisasi

 Kolam Fakultatif

 RBD ( Rotating Biological Denitrification)

 Kolam Aerob

 Ruang Proses Kimia

 Bak Pengandap

 Polishing Pond

 Kolam Lumpu
Gambar. Instalasi Pengolahan Air sampah (IPAS)

4.2 Unit Composting

Pada unit ini merupakan proses penghancuran sampah dan proses pemisahan sampah
mana yang bisa dijadikan kompos atau tidak. Sampah yang masuk ke proses ini
adalah 500 ton/hari dan 15-20% nya berhasil menjadi pupuk. Sayangnya sampah yang
melewati proses ini hanya sampah dari lokasi-lokasi terpilih, yaitu pasar tradisional
seperti pasar Kramat Jati, Jembatan Lima, Cibubur, dll.

Gambar. Unit composting

Proses nya adalah Sampah disortir secara manual dilihat dari ukuran sampah.
Kemudian dimasukan ke conveyor pemilah. Lalu dihancurkan di penghancur.
Kemudian di conveyor feeder terpisahkan sampah yang bisa menjadi kompos dan
tidak. Sampah yang tidak bisa masuk dalam proses composting di press untuk
dijadikan briket. Kompos yang dihasilkan berbentuk bubuk. Tetapi dilakukan proses
lagi agar dijadikan bentuk butiran. Para petani katanya masih belum percaya dengan
pupuk berbentuk serbuk. Alasannya karena menempel di daun, mudah terbang, dan
terapung di air. Proses pembuatan pupuk butiran (granule) adalah dengan penambahan
15-20% percikan air, kemudian setelah panas mencapai 65 derajat diberikan mikroba
lagi (karena pada suhu ini beberapa mikroba mati). Total lama proses awal hingga
akhir adalah 1,5 bulan hingga kompos siap jual.
4.3 Power Plant

Sebagian besar timbunan sampah di TPST Bantar Gebang ditutup dan dipasang pipa
di atasnya. Tujuannya adalah untuk menangkap gas metan yang dihasilkan oleh
sampah. Proses degradasi anaerob (tanpa oksigen) akan menghasilkan gas metan. Gas
metan ini kemudian dialirkan ke mesin untuk perolehan listrik. Saat ini TPST Bantar
Gebang telah menghasilkan listrik 1220 - 2000 kW.

Gambar. Timbunan Sampah yang menghsilkan gas metan

5. ANALISIS

Pemilihan loksi yang tidak tepat dan sitem pembuangan sampah secara terbuka dapat
menyebabkan luasnya dampak negatif yang ditimbulkan seperti dampak terhadp keehatan,
pencemaran dan etetika sosial. TPA yang dilakukan open dumping akan menghailkan produk
sampingan berupa gas metana dan cairan lindi. Cairan lindi mengandung logam berat yang
erbahaya bagi masyarakat sekita TPA. Air lindi yang dihasilkan oleh TPA sulit dikendalikan
apalagi TPA yang tidak dikelola akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan air lindi ke
wilayah sekitar nya.

Prose pengolahan sampah yang dilakukan di TPST bantar gebang berdasarkan metodologi
yang dilakukan diatas menurut saya memberikan dampak yang baik dan saya menilai
pengolahan tersebut sudah canggih dan bermanfaat. Seperti sistem IPAS (Instalasi
pengolahan air sampah) merupakan solusi dari maalah diatas dimana air lindi yang berasal
dari sampah yang mengandung zat berbahaya dapat diolah terlebi dahulu sehingga ketika
dilepas ke bak penampungan air tersebut telah terminimalisir dampak bahaya nya.

Kemudian proses composting, proses composting menurut saya merupakan sistem yang
baik dimana dengan coposting sampah dapat diolah menjadi barang yang dapat dipakai dan
dapat mengurani tumpukan sampah yang ada di TPA sehingga sirkulasi antara sampah yang
baru datang dan yang digunakan untuk kompos dapat berjalan dengan baik dan
menghindarkan dari penumpukan yang berlebihan di TPST bantar gebang. Dan yang
terkakhir metode power plant, metode power plant dapat digunakan untuk menghasilkan
listrik, timbunan sampah yang ditimbun berhasil mengasilkan tenaga listrik hingga puluhan
sampai ratusan kW yang listrik nya dapat dimanfaatkan ntuk warga sekitar.

6. KESIMPULAN

Sampah beserta pengelolaanya menjadi hal yang penting dan mendesak di kota kota besar
seperti dijakarta . sebab bila tidak ditanggulangi dengan baik maka akan mengakibatkan
terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan dan berbagai dampak negatif lain nya. TPST
Bantar gebang merupakan aset bagi kota Jakarta dan salah satu tempat penampungan sampah
jakarta yang apabila semakin meningkat volume sampah yang dibuang ke TPA terebut maka
akan mempersinkat usia pemanfaatan nya.

Sampah yang menumpuk dan pengolahan yang kurang baik dapat menimbulkan maalah
sosial bagi masyarakat penghuni daerah sekitar bantar gebang karena dapat menimbulkan
sumber penyakit, bahaya longsor tumpukan sampah dll. Sehingga prose pengolahan sampah
yang di kembangkan di TPST bantar gebang berupa: sistem IPAS (instalasi pengolahan air
sampah), unit compositing untuk memanfaatkan sampah menjadi pupuk kompos,
pemanfaatan sampah untuk menghailkan energi merupakan langkah efektif yang digunakan
untuk pengolahan sampah sehingga terjad sirkulasi antara sampah yang datang dan sampah
yang dapat di manfaatkan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] “Bekasi Kewalahan Menanggulangi sampah”


https://metro.tempo.co/read/880032/bekasi-kewalahan-menanggulangi-masalah-
sampah di Akses tanggal 20 july 2018 pukul 11:14

[2] “Data Sampah DKI Jakarta” https://www.scribd.com/doc/316125307/Contoh-


Observasi-dan-Penelitian-di-TPA-Bantar-Gebang di Akses 20 july 2018 11:25

[3] Rizqi Puteri. 2017. Kajian Permasalahan Sampah dan dampak lingkungan di TPA:
Jurnal Teknik Lingkungan. 3(1): 66-74.

[4] Yoga Chandra. 2014. Zonasi tempat pembuangan samoah terpadu: Jurnal GEA.
4(2).

[5] “BPPT olah sampah bantar gebang menjadi listrik”


https://metro.tempo.co/read/1071720/dki-dan-bppt-mulai-olah-sampah-
bantargebang-menjadi-listrik di Akses 20 july 2018 pukul 13:05

Anda mungkin juga menyukai