PENDAHULUAN
Prolaps tali pusat merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dalam bidang
obstetri. Prolaps tali pusat merupakan penyulit di dalam persalinan. Prolaps tali pusat
adalah keadaan darurat obstetrik langka yang terjadi ketika tali pusat turun di samping atau
di luar bagian presentasi janin. Hal ini dapat mengancam jiwa janin karena aliran darah
melalui pembuluh pusar tidak mampu mengkompromi kompresi tali pusat diantara janin
dan rahim, leher rahim, atau leher panggul. Keadaan ini membuat janin dapat mengalami
hipoksia yang dapat berakibat pada asfiksia.
Myles melaporkan hasil penelitiannya dalam kepustakaan dunia bahwa angka
kejadian prolaps tali pusat berkisar antara 0,3% sampai 0,6% persalinan atau sekitar 1: 3000
kelahiran, tali pusat menumbung kira-kira 1: 200 kelahiran. Keadaan prolaps tali pusat
mungkin terjadi pada mal presentasi atau mal posisi janin, antara lain: presentasi kepala
0,5% , letak sungsang 5%, presentasi kaki 15%, dan letak lintang 20%. Prolaps tali pusat
juga sering terjadi jika tali pusat panjang dan jika plasenta letak rendah. Prolaps tali pusat
terjadi ketika tali pusat melewati leher rahim pada saat yang sama atau di muka dari bagian
presentasi janin. Tali kemudian rentan terhadap kompresi antara bagian janin presentasi dan
jaringan lunak sekitarnya atau panggul tulang, dapat menyebabkan terhentinya perfusi
fetoplasenta yang dapat mengakibatkan hipoksia pada janin yang juga dapat berujung pada
mortalitas janin.
Menurut beberapa referensi diketahui bahwa prolaps tali pusat merupakan keadaan
kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan segera. Beberapa cara dapat dilakukan
dalam mengatasi keadaan tersebut seperti memposisikan ibu, mengembalikan tali pusat
pada posisi semula atau pilihan untuk dilakukan prosedur operasi caesar untuk
menyelamatkan janin.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Prolapsus tali pusat adalah tali pusat dijalan lahir dibawah presentasi janin setelah
ketuban pecah. Prolapsus tali pusat merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dalam
bidang obstetri karena insidensi kematian perinatal tinggi.Walaupun prolapsus tali pusat
bukan suatu malpresentasi, keadaan ini lebih mungkin terjadi pada malpresentasi atau
1. Tali pusat menumbung adalah jika tali pusat teraba keluar atau berada di samping
dan melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke
2
Gambar 3. Occult Prolapse ( tali pusat tersembunyi )(4)
2. Tali pusat terdepan disebut juga tali pusat terkemuka yaitu jika tali pusat berada di
samping bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis, atau lebih rendah
dari bagian bawah janin sedang ketuban masih intak atau belum pecah. Apabila tali
pusat dapat diraba disamping atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedang
ketuban belum pecah, keadaan ini dinamakan tali pusat terdepan. Pada presentasi
kepala, prolapsustali pusat sangat berbahaya bagi janin, kerana setiap saat tali pusat
dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir dengan akibat
gangguan oksigen janin. Pada tali pusat terdepan, sebelum ketuban pecah, ancaman
terhadap janin tidak berapa besar, tetapi setelah ketuban pecah, kematian janin amat
besar.3
3. Occult prolapsed(tali pusat tersembunyi) adalah keadaan dimana tali pusat terletak
di samping kepala atau di dekat pelvis tapi tidak dalam jangkauan jari pada
prolapsed dapat terjadi kapan pun pada kala dua dan dapat dicurigai dengan adanya
II. EPIDEMIOLOGI
Mortalitas terjadinya prolapsus tali pusat pada janin sekitar 11-17 %. Insiden
terjadinya tali pusat adalah 1: 3000 kelahiran, tali pusat menumbung (prolapsus funikuli)
kira-kira 1: 200 kelahiran, insiden dari occult prolapsed (tali pusat tersembunyi) 50 %
3
tidak diketahui.7,8
Kondisi obstetri dimana pintu atas panggul tidak sepenuhnya ditempati dengan
bagian terendah janin (presentasi) akan memudahkan terjadinya prolapsus tali pusat
- Hidramnion
- Prematur
Beberapa kejadian occult prolapsed (tali pusat tersembunyi) menyebabkan satu atau
lebih kejadian dengan diagnosa kompresi tali pusat. Prolapsus tali pusat lebih sering
terjadi jika tali pusat panjang dan jika plasenta letak rendah. Myles melaporkan hasil
penelitiannya dalam kepustakaan dunia bahwa angka kejadian prolapsus tali pusat
III. ETIOLOGI
terhadap panggul, sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin
tersebut, merupakan predisposisi turunnya tali pusat dan terjadinya prolapsus tali pusat.
Dengan demikian prolapsus tali pusat sering ditemukan pada letak lintang dan letak
sungsang, terutama presentasi bokong kaki. Pada peresentasi kepala, antara lain dapat
terjadi pada disproporsi sefalopelvik. Pada kehamilan prematur lebih sering dijumpai,
4
karena kepala anak yang kecil tidak dapat menutupi pintu atas panggul.3
Faktor resiko5,9
Malpresentation
Polihidramnion
Kelahiran prematur
Kelainan fetus
Prolapsus tali pusat terjadi disebabkan kegagalan janin untuk menutup pintu atas
panggul, sehingga menyebabkan terjadinya prolapsus tali pusat pada saat ketuban
pecah.9 Segala keadaan yang menyebakan pintu atas panggul (p.a.p) kurang tertutup oleh
sefalopelvik, letak lintang, letak kaki, letak majemuk, kehamilan ganda, dan hidramnion.
Keadaaan-keadaan tersebut lebih sering terjadi pada tali pusat yang panjang dan plasenta
letak rendah.1,3
IV. ANATOMI
Pertumbuhan embio terjadi dari embyonal plate dan selanjutnya terdiri atas tiga
unsur lapisan, yakni sel – sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang
amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom, akhirnya dinding ruang amnion
mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan
body stalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding tofoblas. Body stalk
menjadi tali pusat. Yolk sac dan allantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisanya
dapat ditemukan dalam tali pusat. Di tali pusat sendiri yang berasal dari body stalk,
5
terdapat pembuluh pembuluh darah sehingga ada yang menamakan vascular stalk. Dari
perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari
lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, Wharton jelly, yang berfungsi
melindungi arteri umblikalis dan vena umblikalis yang berada di tali pusat. Kedua arteri
dan satu vena tersebut menghubungkan satu sistem kardiovaskuler janin dengan
plasenta.3
Pada janin masih terdapat fungsi: 1) foramen ovale, 2) duktus arteriosus Botalli
Mula mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta,
malalui vena umbilikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut
malalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam
atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologis ke atrium
sinistra. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini akan mengalir ke ventrikal kiri dan
kemudian di pompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari aitruim kanan
mengalir ke ventrikal kanan bersama sama dengandarah yang berasal dari vena kava
superior. Karena terdapat tekanan dari paru paru belum berkembang, sebagian besar dari
darah ventrikel kanan yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru paru
akan mengalir melalui duktus Botalli ke aorta. Sebagian kecil akan menuju ke paru paru
dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis. Darah dari aorta akan
mengalir ke seluruh tubuh dan memberi nutrisi dan oksigen pada sel sel tubuh. Darah
dari sel sel tubuh yang miskin oksigen akan dialirkan ke plasenta melalui arteri
umblikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di kotiledon dan jonjot jonjot dan
6
Gambar 4: Dua arteri dan satu vena
kembali ke ibu.
a. Terdiri dari satu vena umblikalis yang masuk menuju sirkulasi umum melalui vena
ductus venosus aranthii yang akhirnya menuju vena kava inferior. Fungsinya :
7
b. Terbungkus oleh Wharton jellysehingga terlindung dari kemungkinan kompresi
yang akan mengganggu aliran darah dari dan menuju janin melalui
sirkulasiretroplasenta. Tali pusat lebih panjang sehingga tampak berliku liku dalam
Wharton jelly.6,8
1. Tali pusat merupakan penyalur nutrisi dan O2 sehingga janin mendapat kalori yang
V. PATOFISIOLOGI
Tali pusat harus lebih panjang dari 20-35 cm untuk memungkinkan kelahiran janin,
bergantung pada apakah plasenta terletak di bawah atau di atas. Tali pusat yang panjang
Panjang tali pusat yang abnormal berkisar dari tidak tampaknya tali pusat (akordia)
sampai panjang melebihi 70 cm. Tali pusat ini lebih besar kemungkinannya untuk
prolaps melalui serviks. Tali pusat yang terlalu panjang memudahkan terjadinya tali
pusat menumbungsehingga tali pusat dapat tertekan pada jalan lahirnya yang
talidipengaruhi secara positif oleh volume cairan amnion dan mobilitas janin. Panjang
tali pusat yang berlebihan juga dapat disebabkan oleh lilitan tali pusat dari janin disertai
Dua mekanisme patofisiologi yang berbeda untuk prolapsus tali pusat telah
8
dijelaskan dalam literature,Clark mengemukakan bahwa sirkulasi janin-plasenta yang
normal melindungi tali pusat dari prolaps dengan mempertahankan kekakuan melalui
tekanan turgor. Namun, setelah kompresi tali pusat yang berulang, tali pusat menjadi
lemas dan dapat lebih mudah prolaps. Baru-baru ini, MC- Daniels et al berpendapat
bahwa asidemia adalah merupakan penyebab dan bukan efekdari prolapsus tali pusat.1
Beberapa etiologi yang dapat menyebabkan prolapsus tali pusat diantaranya adalah
presentasi dan plasenta previa. Kehamilan kembar akan mengalami hidramnion, dimana
cairan ketuban banyak dan inilah yang menyebabkan janin dapat bergerak lebih leluasa
dalam rahim. Dan keadaan ini dapat mengakibatkan kelainan presentasi (letak sungsang,
Sedangkan pada kehamilan prematur selain terjadi hidramnion juga terjadi ukuran
janin yang kecil karena usia gestasi yang masih muda sehingga janinnya memiliki
ukuran kepala yang kecil. Pada plasenta previa, plasenta akan mendekati atau menutup
jalan lahir. Semua keadaan tersebut akan menyebabkan janin sulit beradaptasi terhadap
panggul ibu,sehingga PAP tidak tertutupi oleh bagian bawah janin, dan inilah yang
mengakibatkan tali pusat bergeser atau turun dari tempatnya sehingga terjadilah
Prolapsus tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara bagian terendah
janin dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan terganggu dan ini mengakibatkan
terjadi hipoksia fetal dan bila berlanjut dapat mengakibatkan fetal distress yang ditandai
terjadinya kematian pada janin. Tapi bila dapat ditangani maka janin tetap hidup, ini
pusat yang menyebabkan terhentinya aliran darah pada tali pusat dan kematian pada
janin yaitu: 3
- Tali pusat terjepit antara bagian terendah janin dengan panggul ibu.
- Spasme pembuluh darahtali pusat akibat suhu dingin di luar tubuh ibu.
Kompresi tali pusat dapat mengakibatkan hipoksia pada janin yang akan
menghambat pertukaran gas transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan
dalam persediaan O2 dan dalarn melepaskan CO2. Hipoksia janin ini dapat menyebabkan
asfiksia neonatorum, yang dapat terjadi secara mendadak akibat dari tekanan pada tali
pusat atau prolapsus tali pusat. Hal ini dapat menyebabkan kematian bayi sewaktu lahir.3
Bradikardi atau penurunan frekuensi bunyi jantung dapat terjadi akibat dari
prolapsus tali pusat dengan frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 100x per menit
dengan durasi tidak teratur, dan takikardi atau peningkatan frekuensi bunyi jantung yaitu
Pada pemeriksaan vagina dapat teraba tali pusat menumbung (prolapsus funikuli)
atau bahkan tidak teraba tali pusat (occult prolapsed). Untuk mendiagnosanya lakukan
analisa gas darah atau pemeriksaan darah untuk mengetahui terjadi tidaknya asidosis
metabolik.
VII.DIAGNOSIS
Diagnosis prolapsus tali pusat ditegakkan jika pada pemeriksaan dalam teraba tali
pusat yang berdenyut pada pemeriksaan vagina atau jika tali pusat tampak keluar dari
vagina, namun adakalanya hal ini tidak teraba pada pemeriksaan dalam yang disebut
occult prolapsed(tali pusat tersembunyi). Selain itu prolapsus tali pusat harus dicurigai
10
bila bunyi jantung janin menjadi tidak teratur disertai dengan periodik bradikardi atau
takikardi dengan durasi bervariasi. Diagnosis pasti juga dapat ditegakkan melalui
dopplerultrasonografic1
umumnya baru dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam setelah terjadi pernbukaan
ostium uteri. Pada tali pusat terkemuka, dapat diraba bagian yang berdenyut di belakang
selaput ketuban, sedangkan pada tali pusat menumbung (prolapsus funikuli), tali pusat
dapat diraba dengan dua jari, tali pusat yang berdenyut menandakan bahwa janin masih
hidup.3
pemeriksaan dalam, maka pemeriksaan dalam mutlak harus dilakukan pada saat ketuban
pecah bila bagian terendah janin belum masuk ke dalam rongga panggul. Pemeriksaan
dalam perlu pula dilakukan apabila terjadi kelambatan bunyi jantung janin tanpa adanya
sebab yang jelas.3Ketuban sudah pecah dan kepala masih goyang, pada pemeriksaan
dalam teraba tali pusat, raba juga bagaimana pulsasi tali pusat.
11
VIII. PENATALAKSANAAN
Pada prolapsus funikuli, janin menghadapi bahaya hipoksia, karena tali pusat akan
terjepit antara bagian terendah janin dan jalan lahir, sedangkan pada tali pusat terdepan
Pada prolapsus funikuli dengan tali pusat masih berdenyut, tetapi pembukaan belum
lengkap, maka hanya ada dua pilihan, yakni melalui reposisi tali pusat atau
menyelamatkan persalinan dengan seksio sesarea. Reposisi tali pusat pada umunya sulit
dan seringkali mengalami kegagalan. Oleh sebab itu reposisi tersebut hanya dilakukan
pada keadaan keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesarea. Cara yang
terbaik untuk melakukan reposisi ialah dengan memasukkan gumpalan kain kasa yang
tebal ke dalam jalan lahir, melilitkan dengan hati-hati ke tali pusat, kemudian mendorong
seluruhnya perlahan lahan kedalam kavum uteri di atas bagian terendah janin. Tindakan
ini lebih mudah bila wanita yang bersangkutan ditidurkan dalam posisi Tredelemburg.3
12
Gambar 8:Posisi Tredelemburg
Apabila diambil keputusan untuk melakukan seksio sesarea, maka sementara menuggu
persiapan perlu dijaga agar tali pusat tidak mengalami tekanan dan terjepit oleh bagian
terendah janin. Untuk hal itu, selain meletakkan wanita dalam posisi Trendelemburg,
satu tangan di masukkan kedalam vagina untuk mencegah turunnya bagian terendah di
dalam rongga panggul.2,3Pada multipara dengan ukuran panggul normal, pada waktu
pembukaan lengkap, janin harus segera dilahirkan. Pada letak sungsang janin dilahirkan
dengan ekstraksi kaki, pada letak lintang dilakukan versi ekstraksi, sedangkan pada
presentasi belakang kepala dilakukan tekanan yang cukup kuat pada fundus uteri pada
waktu his, agar supaya kepala janin masuk kedalamrongga panggul dan segera dapat
dilahirkan, bilamana perlu, tindakan ini dapat dibantu dengan melakukan esktraksi
cunam.3
Pada keadaan di mana janin sudah meninggal, tidak ada alasan untuk menyelesaikan
persalinan dengan segera. Persalinan diawasi sehingga berlangsung spontan. Pada tali
pusat terdepan penderita ditidurkan dalam posisi Trendelemburg dengan harapan bahawa
ketuban tidak pecah terlalu dini dan tali pusat masuk kembali dalam kavum uteri.3
IX. KOMPLIKASI
prematur, trauma lahir, dan hipoksia janin karena tali pusat akan terjepit antara bagian
terendah janin dan jalan lahir, bahkan bisa menyebabkan kematian janin, sedangkan pada
13
tali pusat terdepan / tali pusat terkemuka ancaman sewaktu-waktu dapat terjadi. 8
Pada presentasi kepala, prolapsus funikuli sangat berbahaya bagi janin, karena
setiap saat tali pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir dengan
akibat gangguan oksigenasi janin. Pada tali pusat terdepan, sebelum ketuban pecah,
ancaman terhadap janin tidak seberapa besar, tetapi setelah ketuban pecah bahaya
kematian janin sangat besar. Myles melaporkan hasil penelitiannya dalam perpustakaan
Sedangkan pada ibu karena terjadi prolapsus maka dilakukan seksio atau persalinan
normal yang dapat menimbulkan terjadinya trauma jaringan dan leserasi pada vagina
serviks.
1. Pada Ibu
dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion
sehingga terjadi bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin. Sedangkan pemeriksaan
serviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri vagina kedalam uterus.
Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi
distosia. Infeksi merupakan bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada
partus lama). Komplikasi lain seperti laserasi jalan lahir, ruptura uretri, atonia uretri
2. Pada janin
a. Gawat janin
Gawat janin adalah keadaan atau reaksiketika janin tidak memperoleh oksigen yang
1) Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih dari 160 x / m.
14
3) Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan, atau tali pusat
terkoordinasidan terarah) akibat dari rusaknya otak karena trauma lahir atau
patologi intrauterin
X. PROGNOSIS
Prolapsus tali pusat tidak membahayakan si ibu. Bahaya yang mengancam adalah
bagi si janin, terutama pada letak kepala. Kompresi tali pusat parsial lebih dari 5 menit
1. Angka kematian untuk bayi prematur dengan prolaps tali pusat hampir 4 kali lebih tinggi
daripada bayi aterm;
2. Bila gawat janin dibuktikan oleh detak jantung yang abnormal, adanya cairan amnion
yang terwarnai oleh mekonium, atau tali pusat dengan pulsasi lemah, maka prognosis
janin buruk;
3. Jarak antara terjadinya proplaps dan persalinan merupakan faktor yang paling kritis
untuk hidup janin;
4. Dikenalnya segera prolaps memperbaiki kemungkinan janin hidup;
5. Angka kematian janin pada prolaps tali pusat yang letaknya sungsang atau lintang sama
tingginya dengan presentasi kepala. Hal ini menghapus perkiraan bahwa pada kedua
letak janin yang abnormal tekanan pada tali pusatnya tidak kuat;
6. Ditemukannya prolaps tali pusat diperlukan tindakan yang cepat. Terapi definitif adalah
melahirkan janin dengan segera. penilaian yang cepat sangat penting untuk menentukan
sikap terbaik yang akan diambil. Persalinan pervaginam segera hanya mungkin bila
pembukaan lengkap, bagian terendah janin telah masuk panggul, dan tidak ada CPD;
7. Bahaya terhadap ibu dan janin akan berkurang bila dilakukan seksio sesaria daripada
persalinan pervaginam yang dipaksakan pada pembukaan yang belum lengkap. Sambil
menunggu persiapan seksio sesaria tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin
dapat diminimalisasi dengan posisi knee chest, trendelenburg, atau posisi sim;
15
8. Sedangkan bahaya terbesar pada presentasi kepala, karena setiap saat tali pusat dapat
terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir dapatmengakibatkan gangguan
oksigenasi janin. Pada tali pusat terdepan, sebelum ketuban pecah, ancaman terhadap
janin tidak seberapa besar, tetapi setelah ketuban pecah, bahaya kematian janin sangat
besar.
XI. RUJUKAN
Tatalaksana Umum:
Tekanan tali pusat oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan posisi knee
chest atau Trendelenburg. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang menyediakan layanan seksio
sesarea.
Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut,
artinya janintelah mati dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif. Jika
Berikan oksigen.
Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang ataumemindahkan tali pusat
transfer dengan ambulans, posisi knee chest kurang aman,sehingga posisikan ibu
berbaring ke kiri
Tatalaksana Khusus11
Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam tidak dapat segera berlangsung (persalinan
16
kala I), lakukan seksio sesarea. Penanganan yang harus dikerjakan adalah sebagai
berikut:
reposisi.
Jika bagian terendah janin telah terpegang kuat di atas ronggapanggul, keluarkan
tangan dari vagina dan letakkan tangan tetapdi atas abdomen sampai operasi
siap.
Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara perlahanuntuk mengurangi
kontraksi uterus.
17
Algoritma penanganan prolapsus tali pusat11
DAFTAR PUSTAKA
18
1. Monique G. Lin, MD, Umbilical Cord Prolapse, Obstetrical and Gynecological Survey,
2006
2. Wikipedia, the Free Encyclopedia. Umbilical Cord Prolapse. Available from
http://www.en.wikipedia.org/wiki/cordProlapsed
3. Prof dr Hanifa. Ilmu Kebidanan Edisi Ke tiga, prolapsus tali pusat, 2000, 81, 634
4. Kevin P Henretty, Obstretic illustrated, 6th edition, 2003, 208
5. Obstetrical Emergencies – Cord Prolapse.pdf
6. Wikipedia, the Free Encyclopedia. Umbilical Cord Prolapse. Available from
http://www.en.wikipedia.org/wiki/umbilicalCord
7. Prolapsus Tali PUsat Available From : Dokterirga.com/prolapsustalipusat.html
8. Prolapsus Tali Pusat Available from : refarat Prolapsus Tali Pusat.html
9. Sharon T. Phelan, Bradley D. Holbrook, Umbilical Cord Prolapse, Obstetric and
Nashville, Tennessee.
11. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi pertama,
2013,154
19