Anda di halaman 1dari 59

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Evaluasi sensorik atau organoleptic adalah ilmu pengetahuan yang


menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma, dan
flavor produk pangan. Uji organoleptic yang menggunkan panelis dianggap yang
paling peka sehingga yang paling sering digunakan untuk menilai mutu berbagai
jenis makanan. Uji panel sangat berperan penting dalam pendiskripsian dan
pengembangan produk. Saat ini tersedia beberapa metode analisa organoleptic, pada
prinsipnya terdapat 3 jenis uji organoleptic, yaitu uji pembeda, uji deskripsi, dan uji
afektif.
Untuk pengujian yang lebih komplek, pada umumnya dilakukan uji deskriptif
oleh panelis yang sudah ahli atau terlatih. Uji deskriptif menilai sifat sensori yang
lebih spesifik serta menentukan intensitas perbedaan sifat tersebut. Output dari uji ini
adalah menilai tingkat pengembangan kualitas, penjaminan keseragaman mutu, dan
mengidentifikasi penyebab penyimpangan mutu.
Uji deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang
karakteristik suatu produk. Oleh sebab itu, pada uji ini banyak sifat sensorik yang
dinilai dan dianalisis secara keseluruhan. Sifat-sifat sensorik yang dipilih adalah
terutama yang paling relevan terhadap mutu atau yang paling peka terhadap
perubahan mutu suatu komoditi. Sifat-sifat sensorik mutu ini disebut atribut mutu,
misalnya ketengikan, warna, bau, dan lain-lain.
Uji deskriptif terdiri atas uji skoring dan uji skaling, flavor profile dan texture
profile test, dan Qualitatif Descriptive Analysis (QDR). Uji skoring dan skaling
dilakukan dengan melakukan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan dengan
deskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Oleh karena itu uji deskriptif perlu untuk
dilakukan guna mengetahui tingkat perkembangan kualitas mutu dari suatu produk.
1.2. Tujuan
 Untuk mengetahui deskripsi sifat-sifat sensori suatu produk secara kualitatif
dan kuantitatif.
 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan diantara sampel yang disajikan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uji Deskriptif

Uji deskripsi digunakan untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang


karakteristik suatu produk. Oleh sebab itu, pada uji ini banyak sifat yang sensorik
yang dinilai dan dianalisis secara keseluruhan. Sifat-sifat sensorik yang dipilih adalah
terutama yang paling relevan terhadap mutu atau yang paling peka terhadap
perubahan mutu suatu komoditi. Sifat-sifat sensorik mutu ini disebut atribut mutu.
Misalnya ketengikan, warna, bau dan lain-lain.
Kekurangan atau kelemahan dari uji deskripsi di antaranya adalah
membutuhkan panelis yang memiliki konsentrasi tinggi dan juga kepekaannya. Uji
deskripsi didesain untuk mengidentifikasi dan mengukur sifat-sifat sensori. Dalam
kelompok pengujian ini dimasukkan rating atribut mutu dimana suatu atribut mutu
dikategorikan dengan suatu kategori skala (suatu uraian yang menggambarkan
intensitas dari suatu atribut mutu) atau dapat juga besarnya suatu atribut mutu
diperkirakan berdasarkan salah satu sampel, dengan menggunakan skala rasio. Uji
deskriptif merupakan uji yang membutuhkan keahlian khusus dalam penilaiannya
karena dalam uji ini panelis harus dapat menjelaskan perbedaan antara produk-produk
yang diuji. Untuk melakukan uji ini, dibutuhkan penguji yang terlatih.
Uji deskriptif terdiri atas Uji Pemberian skor atau pemberian skala. Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Dalam sistem pemberian skor,
angka digunakan untuk menilai intensitas produk dengan susunan meningkat atau
menurun.
Kelompok uji ini membutuhkan panelis yang terlatih atau berpengalaman
karena dalam uji ini panelis harus dapat menjelaskan perbedaan antara produk-produk
yang diuji. Uji ini didesain untuk mengidentifikasi dan mengukur sifat-sifat sensori.
Dalam kelompok pengujian ini dimasukkan rating atribut atau parameter mutu
dimana suatu atribut mutu dikategorikan dengan suatu skala atau dapat juga berupa
“besarnya” suatu atribut mutu diperkirakan berdasarkan salah satu sampel dengan
menggunakan metode skala rasio. Uji deskripsi ini digunakan untuk mengidentifikasi
karakteristik sensori yang penting pada suatu produk dan memberikan informasi
mengenai derajat atau intensitas karakteristik tersebut (Anonim, 2006). Uji deskriptif
digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik sensori yang penting pada suatu
produk dan memberikan informasi mengenai derajat atau intensitas karakteristik
tersebut. Uji ini dapat membantu mengidentifikasikan variabel bahan tambahan
(ingredien) atau proses yang berkaitan dengan karakteristik sensori tertentu dari
produk. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan produk baru,
memperbaiki produk atau proses dan berguna juga untuk pengendalian mutu rutin.
Uji deskriptif atau Uji Scoring atau Scaling, Flavor profile dan texture profile tes da
Qualitatif Descriptive Analysis (QDA). Uji skoring dan scaling dilakukan dengan
menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan dengan deskripsi
tertentu dari atribut mutu produk. Dalam sistem skoring angka digunakan untuk
menilai intensitas produk dengan susunan meningkat atau menurun. Pada Uji
flavor/texture profile, dilakukan untuk menguraikan karakteristik aroma dan flavor
produk makanan, menguraikan karakteristik tekstur makanan. Uji ini dapat digunakan
untuk mendeskripsikan secara komplit suatu produk makanan, melihat perbedaan
contoh diantara grup, melakukan identifikasi khusus misalnya off-flavor dan
memperlihatkan perubahan intensitas dan kualitas tertentu. Tahap ujinya meliputi :
Orientasi sebelum melakukan uji, tahap pengujian dan tahap analisis dan interpretasi
data.
Panelis kepala atau panel leader menerangkan tujuan dari pengujian dan
menyajikan contoh yang akan diuji, termasuk produk yang ada di pasaran. Istilah-
istilah yang akan digunakan dikembangkan dalam diskusi dan digunakan juga contoh
referensi. Pengujian dilakukan dua sesi, yaitu sesi tertutup dan sesi terbuka. Pada sesi
tertutup setiap panelis melakukan pengujian secara individu dan mencatat hasilnya,
sedangkan pada sesi terbuka setiap panelis melaporkan hasilnya dan didiskusikan
dengan pemimpin analisa yang harus mampu mengekspresikan hasil dari panelis,
sehingga bias dengan mudah dimengerti. Biasanya dalam uji ini tidak ada analisis
statistic. (Winarno, 1997)
Uji Qualitatif Descriptive Analysis digunakan untuk menilai karakteristik
atribut mutu sensori dalam bentuk angka-angka kuantitatif (Hui, 2006). Dalam
industri uji QDA ini bermanfaat antara lain untuk menilai mutu produk baru terhadap
produk lama, terhadap mutu produk saingan, menilai pengaruh penanganan terhadap
suatu produk atau terhadap beberapa perubahan dalam pengolahan, untuk
mendapatkan mutu produk yang seragam dari waktu-ke waktu, dari pengolahan ke
pengolahan, analisa deskripsi dapat menolong penyelidikan penyebab perubahan atau
ketidakseragaman dapat segera diketahui dan tindakan perbaikan dapat segera
dilakukan, untuk dilakukannya diagnosis penyebab kemunduran, apakah karena mutu
produk menurun atau sebab lainnya saat pasar suatu produk mundur, untuk
mengetahui mutu hasil pengolahan dan menentukan apakah mutu produk mengalami
penyimpangan dari waktu ke waktu.
Prosedur QDA meliputi seleksi dan training panelis, mengembangkan istilah,
uji sensori dan analisis data serta interpretasi hasil. Seleksi dimulai dengan
menyeleksi calon panelis yang besar, misalnya 100 orang atau lebih. Calon panelis
dapat diambil dari karyawan administrasi, pengolahan atau R & D. Kepada calon
panelis dilakukan uji kemampuan dalam membedakan sifat sensori, misalnya dengan
menggunakan uji segitiga. Dari calon panelis dapat dipilih 6 sampai 9 orang panelis
untuk QDA. Kepada panelis terpilih kemudian dilakukan latihan dengan diberi
briefing atau instruksi mengenai konsep, tujuan dan pendekatan untuk QDA
kemudian diberi latihan dengan menguji produk dimana mereka dapat menggunakan
persepsi mereka terhadap atribut mutu. Latihan dapat dilakuakan selama satu jam
setiap hari atau 2 jam dua kali seminggu sehingga panelis siap mengembangkan
deskripsi produk (Kusnandar, 2010).
Dalam pengembangan istilah, panelis diminta menuliskan istilah-istilah yang
sebaiknya digunakan dalam menguraikan penampakan, flavor, bau dan tekjstur dari
produk. Dalam sesi ini diberikan bermacam-macam produk untuk memungkinkan
mendapatkan bermacam-macam tingkatan mutu atau karakteristik dari produk yang
diberikan. Istilah-istilah tersebut kemudian didiskusikan, dipilih dan dibakukan.
Dalam pelaksanaan pengujian QDA digunakan score sheet yang dibuat berdasarkan
tahapan sebelumnya, dan biasanya menggunakan skala garis misalnya sebagai
berikut: Lemah, sedang dan kuat kemudian garis tersebut diberi skala angka setelah
pengujian selesai dan dilakukan beberapa sesi ulangan pengujian (4 – 6 sesi ulangan).
Analisis data dilakukan sebagai berikut :
o QDA score dikonversikan ke skala angka.
o Hitung nilai setiap panelis per ulangan
o Ambil nilai rata-rata seluruh panelis
o Transformasikan ke dalam grafik majemuk

2.2Analisis Sensori Deskriptif


Analisis sensori deskriptif adalah metode analisis sensori dimana atribut sensori
suatu produk atau bahan pangan diidentifikasi, dideskripsikan dan dikuantifikasi
dengan menggunakan panelis terlatih khusus untuk uji ini. Analisis ini dapat
dilakukan untuk semua parameter sensori dan beberapa aspek dalam penentuan profil
cita rasa atau profil tekstur. Untuk praktikum ini, metode uji dekripsi yang digunakan
adalah metode Analisis Deskriptif Kualitatif (Quantitive Deskriptive Analysis).
Analisis sensori deskriptif adalah metode analisis sensori dimana atribut
sensori suatu produk atau bahan pangan diidentifikasi, dideskripsikan dan
dikuantifikasi dengan menggunakan panelis terlatih khusus untuk uji ini. Analisis ini
dapat dilakukan untuk semua parameter sensori dan bebebrapa aspek dalam
penentuan profil cita rasa atau profil tekstur (Setyaningsih 2010). Susiwi (2009)
mengungkapkan bahwa uji deskripsi digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik
sensori yang penting pada suatu produk dan memberikan informasi mengenai derajat
atau intensitas karakteristik tersebut. Sedangkan, informasi ini dapat digunakan untuk
pengembangan produk baru, memperbaiki produk atau proses dan berguna juga untuk
pengendalian mutu rutin (Susiwi 2009). Ada beberapa jenis uji deskripsi yang umum
digunakan, di antranya Metode Profil Flavor, Analisis Atribut Profil, Analisis
Deskriptif Kuantitatif (QDA), Analisis Spektrum, dan Metode Profil Tekstur.
Salah satu metode uji deskripsi adalah metode Analisis Deskriptif Kualitatif
(Quantitive Deskriptive Analysis). Metode QDA didasarkan pada kemampuan panelis
dalam mengekpresikan persepsi produk dengan kata-kata menggunakan cara yang
terpercaya. Ciri khusus yang ditemukan pada metode QDA yaitu penggunaan baris
yang tidak berstruktur, adanya instruksi dimana panelis diminta memberikan tanda
pada garis sesuai dengan intensitas persepsi yang diterima, serta panelis yang
dilibatkan adalah panelis yang telah terseleksi melalui pengujian terlebih dahulu. Data
yang diperoleh dari uji dengan metode ini disajikan dalam bentuk grafik jaring laba-
laba (spider web). Dengan nilai nol pada titik pusat untuk setiap atribut. Selain
disajikan dalam spider web, hasil pengujian dengan metode ini juga dapat diolah
dengan Principal Component Analysis (PCA) (Setyaningsih 2010). Dari kedua
alternatif pengolahan data yang dapat digunakan, hasil uji QDA dalam praktikum ini
disajikan dalam bentuk grafik jaring laba-laba.

2.3 Statistika Pengolahan data pengujian organoleptik

Statistika pengolahan data dan laporan pengujian yang penting antara lain
adalah penyusunan data atau penataan data sampai dengan diperoleh tentang jenis
data frekuensi data. Tampilan data dalam bentuk tabel, grafik atau diagram perlu
untuk meningkatkan kualitas informasi. Selanjutnya adalah tahapan pengolahan data
yang meliputi analisis pemusatan dan penyebaran data. Pengolahan data suatu
pengujian bertujuan untuk mendapatkan nilai :
- Nilai rata-rata atau nilai tengah pengujian
- Keragaman dari nilai pengujian
- Simpangan baku dari nilai-nilai pengujian
Cara pengolahan data yang sering digunakan adalah dengan menggunakan
analisis keragaman /analisis peragam ( Analisys of varian atau ANOVA). Berikut
disajikan sebuah data hasil pengujian organoleptik yang dihimpun dari hasil
pengindraan panelis yang diberi tugas untuk menilai kesuakaannya terhadap sejumlah
contoh. Dalam uji ini panelis diminta untuk menentukan tingkat kesukaannya
terhadap rasa, aroma, tekstur, dan warna dari 3 contoh jelly dengan keriteria penilaian
kesan sebagai berikut:
Nilai 3 jika kurang manis ( kurang /tidak suka)
Nilai 5 jika cukup manis ( agak suka)
Nilai 7 jika manis (suka)
Nilai 9 jika sangat manis ( sangat suka)
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1. Garpu
2. Nampan
3. Label
4. Lepek
5. Pisau
6. Tissue
7. Alat tulis

3.1.2. Bahan

1. Kuisioner
2. Jelly
3. Air minum
3.2. Skema Kerja

Disiapkan 3 sampel produk sejenis

Diberi kode 3 digit angka acak

Disiapkan Kuisioner

Disajikan kepada panelis secara acak

Panelis diminta untuk menetukan sifat-sifat sensori

Penarikan kesimpulan

Perhitungan nilai rata-rata semua parameter dan dibuat jarring laba-laba


BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1.Atribut Sensori

Shif 1

a. Rasa

Kode Sampel
No Nama 143 351 214
1 Prima 5 1 3
2 Rizaldy 5 3 1
3 Gholib 4 1 3
4 Robby 4 3 3
5 Radik 5 2 4
6 Rizal 3 1 4
7 Rohmatus 4 5 3
8 Ainul 4 2 3
9 Nirmala 4 3 3
10 Arif 1 3 3
11 Cindy 3 4 3
12 Meme 5 2 2
13 Nikko 3 1 3
14 Joko 3 1 3
15 Willy 5 3 4
16 Esti 5 2 3
17 Himmatul 4 2 3
18 Fatkhur 4 2 2
19 Indah 3 2 4
20 Dia 5 3 2
Total 79 46 59
b. Aroma

Kode Sampel
No Nama 143 351 214
1 Prima 5 1 3
2 Rizaldy 3 5 1
3 Gholib 4 2 3
4 Robby 3 4 2
5 Radik 4 2 4
6 Rizal 3 2 4
7 Rohmatus 3 4 5
8 Ainul 5 1 3
9 Nirmala 3 4 3
10 Arif 2 2 3
11 Cindy 5 2 4
12 Meme 5 2 3
13 Nikko 4 1 5
14 Joko 5 2 4
15 Willy 5 2 4
16 Esti 5 2 3
17 Himmatul 5 2 3
18 Fatkhur 4 1 3
19 Indah 3 2 4
20 Dia 5 3 4
Total 81 46 68
c. Warna

No Nama 143 351 214


1 Prima 4 2 3
2 Rizaldy 5 2 3
3 Gholib 4 2 5
4 Robby 4 2 3
5 Radik 3 4 2
6 Rizal 4 2 3
7 Rohmatus 4 5 3
8 Ainul 4 3 2
9 Nirmala 4 2 2
10 Arif 2 3 2
11 Cindy 5 3 4
12 Meme 4 3 2
13 Nikko 4 2 3
14 Joko 4 2 3
15 Willy 4 2 3
16 Esti 5 1 3
17 Himmatul 4 2 3
18 Fatkhur 5 2 4
19 Indah 4 2 3
20 Dia 3 5 4
TOTAL 80 51 60
d. Tekstur

No Nama 143 351 214


1 Prima 5 2 4
2 Rizaldy 4 5 2
3 Gholib 2 2 5
4 Robby 2 4 4
5 Radik 4 2 4
6 Rizal 2 2 4
7 Rohmatus 4 3 5
8 Ainul 5 4 3
9 Nirmala 3 4 2
10 Arif 2 4 4
11 Cindy 4 3 5
12 Meme 5 3 2
13 Nikko 3 2 3
14 Joko 5 3 4
15 Willy 4 3 2
16 Esti 4 4 3
17 Himmatul 4 5 3
18 Fatkhur 5 4 2
19 Indah 3 2 4
20 Dia 5 3 4
TOTAL 75 64 69

Keterangan :
 143 = Nutrijell
 351 = Keep cool jelly
 214 = kristal Agar
Shif 2
a. Rasa

Kode Sampel
No Nama 751 548 195
1 Prima 4 3 2
2 Rizaldy 4 2 3
3 Gholib 5 4 3
4 Robby 4 2 2
5 Radik 4 4 5
6 Rizal 4 2 4
7 Rohmatus 3 4 3
8 Ainul 3 2 4
9 Nirmala 4 3 2
10 Arif 3 2 4
11 Cindy 4 2 3
12 Meme 4 1 2
13 Nikko 4 3 5
14 Joko 2 3 4
15 Willy 5 3 4
16 Esti 5 4 3
17 Himmatul 3 4 5
18 Fatkhur 3 4 5
19 Indah 4 1 3
20 Dia 1 5 3
Total 73 58 69
b. Warna

Kode Sampel
No Nama 751 548 195
1 Prima 4 3 3
2 Rizaldy 3 4 2
3 Gholib 3 4 2
4 Robby 3 2 4
5 Radik 4 4 4
6 Rizal 3 3 5
7 Rohmatus 5 2 3
8 Ainul 5 3 4
9 Nirmala 5 3 4
10 Arif 4 3 3
11 Cindy 5 4 2
12 Meme 4 1 2
13 Nikko 4 3 2
14 Joko 4 2 2
15 Willy 5 3 4
16 Esti 5 4 2
17 Himmatul 5 3 2
18 Fatkhur 5 3 4
19 Indah 4 2 2
20 Dia 4 1 3
Jumlah 84 57 59
b. Aroma

Kode Sampel
No Nama 751 548 195
1 Prima 4 3 3
2 Rizaldy 5 4 2
3 Gholib 3 1 4
4 Robby 4 1 2
5 Radik 4 4 5
6 Rizal 3 2 4
7 Rohmatus 5 3 3
8 Ainul 4 2 5
9 Nirmala 4 2 5
10 Arif 4 2 3
11 Cindy 5 2 3
12 Meme 2 1 4
13 Nikko 5 2 3
14 Joko 3 3 4
15 Willy 4 3 1
16 Esti 5 3 4
17 Himmatul 5 3 4
18 Fatkhur 5 3 4
19 Indah 5 2 3
20 Dia 3 2 4
Jumlah 82 48 70
c. Teksture

Kode Sampel
No Nama 751 548 195
1 Prima 5 4 4
2 Rizaldy 5 4 3
3 Gholib 3 4 4
4 Robby 4 3 3
5 Radik 4 3 5
6 Rizal 3 2 4
7 Rohmatus 4 2 2
8 Ainul 5 3 4
9 Nirmala 5 3 2
10 Arif 2 4 3
11 Cindy 4 5 2
12 Meme 5 2 1
13 Nikko 5 3 4
14 Joko 2 3 4
15 Willy 3 4 1
16 Esti 5 3 2
17 Himmatul 5 3 4
18 Fatkhur 3 4 5
19 Indah 4 1 2
20 Dia 3 1 4
Jumlah 79 61 63

Keterangan :
 751 = nutrijell
 548 = Keep Cool Jelly
 195 = Kristal agar
4.1.2. Deskriptif Parameter dan Nilai

Shif 1

a. Kode 143

Parameter Deskripsi Skor/Skala Rata-Rata


Rasa Kurang Manis 2,3
Warna Keruh 2,55
Aroma Menarik 2,3
Teksture Tidak kenyal 3,45

b. Kode 351

Parameter Deskripsi Skor/Skala Rata-Rata


Rasa Sangat Manis 3,95
Warna Cerah 4
Aroma Kurang terasa 4,05
Teksture Sangat Kenyal 3,8

c. Kode 214

Parameter Deskripsi Skor/Skala


Rata-Rata
Rasa Manis 3,45
Warna Agak keruh 2,85
Aroma Sangat menarik dan menyengat 3,7
Teksture kenyal 3,15

Keterangan :
 143 = Nutrijell
 351 = Keep cool jelly
 214 = Kristal Agar
Shif 2

a. Kode 751

Parameter Deskripsi Skor/Skala Rata-Rata


Rasa Enak 3,65
Warna Paling Bening 4,2
Aroma Aroma Leci Kuat 4,1
Teksture Kurang Kenyal 3,95

b. Kode 548

Parameter Deskripsi Skor/Skala Rata-Rata


Rasa Lumayan Enak 2,9
Warna Kurang Bening 2,28
Aroma Aroma Leci Kurang Kuat 2,8
Teksture Kenyal 3,05

c. Kode 195

Parameter Deskripsi Skor/Skala Rata-Rata


Rasa Lumayan Enak 3,45
Warna Sangat Kurang Bening 2,85
Aroma Aroma Leci Sedang 3,7
Teksture Mudah Hancur 3,15

Keterangan :
 751 = nutrijell
 548 = Keep Cool Jelly
 195 = Kristal aga
4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1 Uji Skoring Rasa

Shift 1

Tabel annava

Sumber V db Jk RJK F hitung F tabel


Perlakuan 2 27,63333 13,81667 13,00661 3,244818
Panelis 19 13,73333 0,722807
Eror 38 40,36667 1,062281
Total 59 81,73333
F hitung > F tabel 7

Uji DNMRT

jarak 2 3
SSR 2,884 3,034
LSR 0,6646 0,6992

PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN


B-A 1,65 >0,6992 BN
B-C 1 >0,6646 BN
C-A 0,65 <0,6646 TBN

Notasi Ba Cb Ab
Shif 2

Tabel Annava

SUMBER
VARIASI db jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 6,0333 3,0167 2,6073 3,2448
Panelis 19 19,3333 1,0175
Eror 38 43,9667 1,1570
Total 59 69,3333
F hitung < F tabel 7

4.2.2 Uji Skoring Warna

Shif 1

Tabel Annava

SUMBER
VARIASI Db Jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 22,03333 11,01667 13,37487 3,244818
Panelis 19 11,65 0,613158
Eror 38 31,3 0,823684
Total 59 64,98333
F hitung > F tabel 7
Uji DNMRT

Jarak 2 3
SSR 2,884 3,034
LSR 0,585164 0,615599

PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN


B-A 1,45 >0,6155 BN
B-C 1 >0,5851 BN
C-A 0,45 <0,5851 TBN
Notasi Ba Cb Ab

Shif 2

Tabel Annava

SUMBER
VARIASI Db jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 22,6333 11,3167 14,0076 3,2448
Panelis 19 16,0000 0,8421
Eror 38 30,7000 0,8079
Total 59 69,3333
F hitung > F tabel 7

Uji DNMRT

Jarak 2 3
SSR 2,8840 3,0340
LSR 0,5796 0,6098
perhitungan hasil tabel 8 keterangan
A-C 1,25 0,5796 BN
A-B 1,35 0,6098 BN
C-B 0,1 0,5796 TBN
Notasi Ba Cb Ab

4.2.3 Uji Skoring Teksture

Shif 1

Tabel Annava

SUMBER
VARIASI db Jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 3,033333 1,516667 1,116204 3,244818
Panelis 19 12,26667 0,645614
Eror 38 51,63333 1,358772
Total 59 66,93333
F hitung < F tabel 7

Shif 2

Tabel Annava

SUMBER
VARIASI db Jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 9,7333 4,8667 3,7285 3,2448
Panelis 19 20,8500 1,0974
Eror 38 49,6000 1,3053
Total 59 80,1833
Uji DNMRT

Jarak 2 3
SSR 2,8840 3,0340
LSR 0,7368 0,7751

PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN


A-C 0,8 0,7368 BN
A-B 0,9 0,7751 BN
C-B 0,1 0,7368 TBN
Notasi Ac Cb Bb

4.2.4 Uji Skoring Aroma

Shif 1

Tabel Annava

SUMBER
VARIASI db Jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 31,3 15,65 11,88608 3,244818
Panelis 19 9,916667 0,52193
Eror 38 50,03333 1,316667
Total 59 91,25
F hitung > F tabel 7

Uji DNMRT

Jarak 2 3
SSR 2,884 3,034
LSR 0,739746 0,778221
PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN
B-A 1,75 0,7782 BN
B-C 0,65 0,7397 TBN
C-A 1,1 0,7397 BN
Notasi Ba Ca Ab

Shif 2

Tabel Annava

SUMBER
VARIASI db Jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 9,7333 4,8667 3,7285 3,2448
Panelis 19 20,8500 1,0974
Eror 38 49,6000 1,3053
Total 59 80,1833
F hitung > F tabel 7

Uji DNMRT

Jarak 2 3
SSR 2,8840 3,0340
LSR 0,7368 0,7751
PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN
A-C 0,8 0,7368 BN
A-B 0,9 0,7751 BN
C-B 0,1 0,7368 TBN
Notasi Ba Ca Ab
BAB 5. PEMBAHASAN

5.1. Definisi Uji Deskriptif

Analisis sensori deskriptif merupakan metode analisis sensori dimana atribut


sensori suatu produk atau bahan pangan diidentifikasi, dideskripsikan dan
dikuantifikasi dengan menggunakan panelis yang dilatih khusus untuk tujuan ini
(Adawiyah et al. 2009).
Analisis deskriptif adalah teknik analisis sensori yang digunakan dengan
tujuan memperoleh deskripsi sifat-sifat sensori dari berbagai macam produk atau
material (Gacula, 1997). Menurut Rahayu (1998), uji deskriptif merupakan penilaian
sensori berdasarkan sifat-sifat sensori yang lebih kompleks, meliputi berbagai jenis
sifat sensori yang menggambarkan keseluruhan sifat komoditi tersebut. Dalam
mendeskripsikan sifat makanan terdapat beberapa metode, yaitu secara kualitatif dan
secara kuantitatif. Menurut Gacula (1997), dalam perkembangan analisis deskriptif
digunakan dalam mendefinisikan sifat-sifat sensori untuk keperluan Quality Control
dengan mempertahankan kualitas karakteristik produk secara sensori dibandingkan
dengan produk sejenis. Selain itu juga, analisis deskriptif digunakan untuk memahami
respon konsumen yang berhubungan dengan atribut sensori produk dan
mengeksplorasi pasar menggunakan pemetaan sensori untuk mengetahui peluang
kemungkinan mengembangkan produk baru serta dapat pula digunakan untuk
perbaikan produk. Uji ini dapat membantu mengidentifikasi variabel bahan tambahan
(ingredient) atau proses yang berkaitan dengan karakteristik sensori tertentudari
produk. Informasi ini dapat digunakan untuk pengembangan produk baru,
memperbaiki produk atau proses dan berguna juga untuk pengendalian mutu rutin
(Setyaningsih, 2010).
5.2 Macam – Macam Uji Deskriptif

Metode dalam analisis deskriptif terus berkembang. Tiga metode yang


digunakan dalam analisis deskriptif, yaitu flavor profile, texture profile dan
Quantitative Descriptive Analysis (Poste et al., 1991). Analisis deskriptif juga dapat
dilakukan menggunakan metode spectrum descriptive analysis method, free choice
profiling dan time-intensity descriptive analysis (Meilgaard et al., 1999). Menurut
Apriyantono (2001), jenis metode analisis sensori deskriptif ada empat, yaitu flavor
profile methode, quantitative descriptive analysis (QDA), spectrum descriptive
analysis dan texture profile methode. Keseluruhan analisis tersebut menggunakan
panelis terlatih, kecuali free choice profiling. Keberhasilan analisis deskriptif
tergantung empat faktor, yaitu pelatihan dan pengalaman panelis, panel leader,
pelaksanaan analisis dan komitmen para panelis (Gacula, 1997). Menurut Meilgaard
et al., (1999), tiga tipe skala yang umum digunakan dalam analisis deskripsi adalah
category scales, line scales dan magnitude estimation scales (ME).
Namun sampai saat ini metode analisis deskriptif terus berkembang. Sekarang
terdapat enam metode yang digunakan dalam analisis deskriptif, yaitu flavor profile,
texture profil, quantitative descriptive analysis, spectrum descriptive analysis, free
choice profilling, dan time intensity analysis (Meilgaard et al., 1999). Keseluruhan
analisis tersebut menggunakan panelis terlatih, kecuali free choice profilling.

5.3. Tahapan Analisa Uji Deskriptif

Tahap analisa uji diskriptif terdiri atas tiga langkah: diskriminasi,diskripsi dan
mengkwuantitatifkannya. Pada tahap diskriminasi, panelis menentukan sifat-sifat
sensoris yang berkaitan dengan atribut mutu prduk. Selanjutnya panelis
mendiskripsikan sifat-sifat sensoris yang akan digunakan tersebut. Langkah terakhir
sifat-sifat sensoris tersebut dikuantitatifkan dalam bentuk nilai skala. Analisis sensori
deskriptif adalah metode analisis sensori dimana atribut sensori suatu produk atau
bahan pangan diidentifikasi, dideskripsikan dan dikuantifikasi dengan menggunakan
panelis terlatih khusus untuk uji ini. Analisis ini dapat dilakukan untuk semua
parameter sensori dan beberapa aspek dalam penentuan profil cita rasa atau profil
tekstur. Untuk praktikum ini, metode uji dekripsi yang digunakan adalah metode
Analisis Deskriptif Kualitatif (Quantitive Deskriptive Analysis).
Susiwi (2009) mengungkapkan bahwa uji deskripsi digunakan untuk
mengidentifikasi karakteristik sensori yang penting pada suatu produk dan
memberikan informasi mengenai derajat atau intensitas karakteristik tersebut.
Sedangkan, informasi ini dapat digunakan untuk pengembangan produk baru,
memperbaiki produk atau proses dan berguna juga untuk pengendalian mutu rutin
(Susiwi 2009).

5.4 Manfaat Uji Deskreptif

Analisa sensori uji deskriptif memiliki banyak manfaat. Manfaat dari


dilakukannya uji deskriptif ini antara lain untuk :
• Menilai mutu produk baru terhadap produk lama, terhadap mutu produk
saingan, menilai pengaruh penanganan terhadap suatu produk atau terhadap
beberapa perubahan dalam pengolahan.
• Untuk mendapatkan mutu produk yang seragam dari waktu-ke waktu, dari
pengolahan ke pengolahan, analisa deskripsi dapat menolong penyelidikan
penyebab perubahan atau ketidak seragaman dapat segera diketahui dan
tindakan perbaikan dapat segera dilakukan.
• Jika pasar suatu produk mundur, maka dapat dilakukan diagnosis penyebab
kemunduran, apakah karena mutu produk menurun atau sebab lainnya.
• Dengan analisis ini dapat pula diketahui mutu hasil pengolahan dan menentukan
apakah mutu produk mengalami penyimpangan dari waktu ke waktu.
(Soekarto ,1985)
5.5. Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan

Tahap yang pertama dilakukan dalam melakukan uji deskriptif adalah


menyiapkan 3 sampel produk sejenis dengan merk yang berbeda yaitu keep cool jelly,
nutrijel, dan kristal agar. Kemudian masing-masing dari sampel diberi 3 digit angka
acak untuk menghindari bias dan persepsi salah panelis ketika menguji sampel.
Selanjutnya masing-masing sampel disajikan secara acak kepada panelis. Tiap panelis
diminta untuk menentukan dan menilai sifat sensoris pada sampel. Dari semua data
yang didapat kemudian ditarik kesimpulan dan dilakukan perhitungan pada nilai rata-
rata setiap parameter. Tahap terakhir yang dilakukan adalah pembuatan jaring laba-
laba dari semua data nilai rata-rata sampel yang natinya kita dapat mengetahui
keunggulan sifat sensori dari masing-masing sampel.

5.6. Komposisi Bahan

Beberapa komposisi bahan pada sampel yang digunakan antara lain :

1. Keep Cool Jelly : Ekstrak rumput laut


2. Nutrijell : keragenan, konyaku bubuk, gula, pengtur keasaman (
Kalsium sitrat, asam sitrat), fruktooligo Sakarida
(FOS), kalsium laktat, perisa artifigial leci, dan vit D
(mengandung antioksidan tokoterol).

3. kristal Agar : Tepung agar-agar, tepung keragenan, perisa leci, gula,

dan anti kempal.


5.7. Analisa Data

Pada uji deskriptif ini dilakukan pada tiga sampel yang berbeda. Sampel yang
digunakan yaitu keep cool jelli, nutrijell dan kristal agar. Masing-masing sampel
dilakukan penilaian pada empat atribut sensori yaitu rasa, warna, aroma dan tekstur.
Pada amsing-masing atribut dilakukan perhitungan dengan ANNAVA jika hasilnya
berbeda nyata (BN), maka dilajutkan dengan uji duncan multiple range test
(DNMRT).

Berdasarkan hasil perhitungan ANNAVA yang dilakukan untuk uji skoring


rasa pada shift 1 diperoleh F.hitung > F.tabel yaitu sebesar 13,00661 > 3,244818 .
sehingga hasil yang diperoleh berbeda nyata (BN). Berbeda nyata adalah dimana
panelis mandeteksi perbedaan rasa sampel yang disajikan. Sehingga perhitungan
dilanjutkan dengan uji DNMRT. Pada uji DNMRT sampel dibandingkan satu per
satu. Pada perbandingan antara sampel nutrijel dengan keep cool jell diperoleh hasil
berbeda nyata. Begitu pula perbandingan antara nutrijel dan kristal agar diperoleh
hasil yang juga berbeda nyata. Hasil yang berbeda nyata menunjukkn bahwa antara
nutrijel dengan keep cool jelli dan kristal agar mempunyai perbedaan rasa yang
mencolok. Hal tersebut dipengaruhi oleh perbedaan komposisi bahan pada setiap
sampel. Pada sampel nutrijel mengandung komposisi gula, pengatur keasaam
(kalsium sitrat dan asam sitrat), fruktooligosakarida (FOS), kalsium laktat, dan perisa
artifigial leci. Pada kristal agar komposisi bahan hanya perisa leci dan gula.
Sedangkan pada keep cool jelli tidak terjadi penambahan komposisi perisa leci.
Sehingga perbedaan rasa antara nutrijel, keep cool jelli dan kristal agar yang paling
enak nutrijel. Sedangakn perbandingan antara keep cool jelli dan kristal agar tidak
berbeda nyata, hal tersebut disebabkan karena pada kedua sampel tersebut tidak
terjadi penambahan komposisi bahan yang tidak terlalu banyak dan mencolok. Pada
shift 2 deperoleh hasil F.hitung < F.tabel , yaitu sebesar 2,6073 < 3,244 sehingga
hasilnya tidak berbeda nyata (TBN). Hal ini menunjukkan bahwa panelis pada shift 2
tidak dapat mendeteksi perbedaan rasa pada setiap sampel yang disajikan. Panelis
sukar untuk membedakan sampel yang diuji karena panelis yang digunakan untuk
menilai uji deskriptif ini adalah panelis tidak terlatih. Sehingga panelis pada shif 2
tingkat kepekaan rasa pada masing-masing sampel sangat rendah dan sukar untuk
membedakan satu sama lain sampel yang disajikan. Uji skoring rasa pada shift 2
diperoleh hasil tidak berbeda nyata sehingga tidak perlu dilanjutkan dengan uji
DNMRT.

Pada uji skoring warna shift 1 dan shift 2 diperoleh hasil bahwa F.hitungan >
F.tabel . Pada shift 1 diperoleh nilai sebesar 13,37487 > 3,2448 , sedangkan pada shift
2 sebesar 14,0076 > 3,244 . Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel hasilnya
berbeda nyata. Berbeda nyata yaitu panelis mampu mendeteksi perbedaan warna pada
sampel yang disajikan. Perbedaan warna pada masing-masing sampel sangat
mencolok sehingga panelis dapat dengan mudah menbedakannya. Hasil dari
perhitungan dengan uji ANNAVA pada shift 1 dan shift 2 adalah berbeda nyata
sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji DNMRT. Pada uji DNMRT sampel
dibandingkan satu per satu. Hasil uji DNMRT antara shift 1 dan shift 2 menunjukkan
hasil yang sama. Dari hasil tersebut diperoleh antara sampel nutrijel dan keep cool
jelli diperoleh hasil berbeda nyata. Begitu pula perbandingan antara sampel nutrijel
dengan sampel kristal agar. Berdasarkan karakteristik warna ketiga sampel tersebut
diperoleh hasil keceraham warna dari yang paling cerah ke yang paling gelap yaitu
nutrijel, kristal agar dan keep cool jelli. Perbedaan kecerahan tersebut disebabkan
karena perbedaan komposisi bahan. Pada sampel nutrijel mengandung komposisi
yang lebih banyak dan lebih lengkap sehingga kemungkinan komposisi pada nutrijell
tersebut mempengaruhi tingkat kecerahan pada sampel dibandingkan dengan kedua
sampel yang lain.

Untuk uji skoring tekstur diperoleh hasil perhitungan shift 1 F.hitung sebesar
1,116204 sedangkan nilai F.tabel berdasarkan tabel 7 dengan jumlah eror 78 sebesar
3,244818. Hal ini menunjukkan bahwa F.hitung < F.tabel sehingga hasilnya tidak
berbeda nyata (TBN). Tidak berbeda nyata artinya panelis tidak dapat mendeteksi
perbedaan tekstur pada setiap sampel yang disajikan. Hal ini juga dapat dikarenakan
penggunaan panelis yang tidak terlatih pada pengujian ini. Sehingga tingkat kepekaan
panelis untuk menilai perbedaan tekstur antara ketiga sampel yang disajikan sangat
rendah. Uji tekstur pada shift 1 hasilnya tidak berbeda nyata sehingga tidak perlu
dilanjutkan perhitungan uji DNMRT. Pada uji skoring tekstur shift 2 dengan uji
ANNAVA diperoleh hasil F.hitung > F.tabel yaitu sebesar 3,2785 > 3,2448 sehingga
hasil yang diperoleh berbeda nyata. Berbeda nyata artinya panelis bisa mendeteksi
mendeteksi perbedaan tekstur pada sampel yang disajikan. Selanjutnya pengujian
dilanjutkan dengan uji DNMRT, yaitu membandingkan satu per satu sampel yang
digunakan. Dari ketiga sampel yang digunakan, sampel nutrijel memiliki tekstur
yang paling kenyal dibandingkan kristal agar dan keep cool jelli. Sehingga ketika
membandingkan sampel nutrijel dengan sampel keep cool jelli den kristal agar
hasilnya berbeda nyata. Hal ini dikarenakan sampel nutrijel memiliki komposisi
tambahan seperti bubuk konyaku yang menyebabkan tekstur nutrijel lebih kenyal dan
padat. Sedangkan perbandingan antara keep cool jelli dan kristal agar diperoleh hasil
tidak berbeda nyata, hal tersebut disebabkan karena komposisi dari kedua sampel
hampir sama sehingga panelis lebih susah membedakan perbedaan tekstur diantara
kedua sampel tersebut.
Pada uji skoring aroma shift 1 dan shift 2 diperoleh hasil bahwa F.hitungan >
F.tabel . Pada shift 1 diperoleh nilai sebesar 11,8860 > 3,2448 , sedangkan pada shift
2 sebesar 3,7285 > 3,2448 . Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel hasilnya
berbeda nyata. Berbeda nyata yaitu panelis mampu mendeteksi perbedaan aroma pada
sampel yang disajikan. Perbedaan aroma pada masing-masing sampel sangat
mencolok sehingga panelis dapat dengan mudah menbedakannya. Hasil dari
perhitungan dengan uji ANNAVA pada shift 1 dan shift 2 adalah berbeda nyata
sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji DNMRT. Pada uji DNMRT sampel
dibandingkan satu per satu. Pada shift 1 perbandingan antara nutrijell dengan kristal
agar diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata. Hal tersebut disebabkan karena pada
kedua sampel ini sama-sama memiliki komposisi perisa leci sehingga panelis lebih
susah untuk membedakan kedua sampel tersebut. Sedangkan pada sampel keep cool
jelli tidak terdapat komposisi perisa leci sehingga ketika dibandingkan dengan sampel
nutrijell dan kristal agar hasilnya berbeda nyata. Selain itu juga disebabkan karena
panelis yang digunakan dalam praktikum ini adalah panelis yang tidak terlatih,
Sehingga panelis pada shif 1 tingkat kepekaan aroma pada masing-masing sampel
sangat rendah dan sukar untuk membedakan satu sama lain sampel yang disajikan.
Pada shift 2 uji DNMRT diperoleh hasil perbandingan antara nutrijel dan
kristal agar berbeda nyata. Begitu pula perbandingan antara nutrijel dan keep cool
jelli juga dihasilkan berbeda nyata, hal tersebut menunjukkan panelis pada shift 2
dapat dengan mudah untuk mendeteksi perbedaan aroma pada kedua sampel tersebut.
Selain itu perbandingan antara nutrijel dengan kristal agar hasilnya juga berbeda
nyata. Hal ini disebabkan karena pada nutrijell memiliki komposisi yang lebih
lengkap yaitu perisa artifiqial leci, sedangkan kristal agar hanya memiliki komposisi
perisai leci. Pada perbandingan antara keep cool jelli dengan kristal agar hasil yang
diperoleh yaitu tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena faktor panelis yang
tidak terlatih, seharusnya hasil yang diperoleh pada perbandingan ini yaitu berbeda
nyata karena komposisi kedua sampel ini tidak sama .
Jaring Laba-Laba
Rasa
5

Tekstur 0 Aroma

Nutrijell (A) shif 1


Nutrijell (A) shif 2
Keep Cool Jelly(B) shif 1
Warna Keep Cool Jelly(B) shif 2
Kristal Agar (C) shif 1
Kristal Agar (C) shif 2

Gambar 1. Jaring laba-laba

Berdasarkan keseluruhan data yang diperoleh dapat dibuat jaring laba-laba.


Jaring laba-laba berfungsi untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap
produk yang diuji. Semakin besar jaring laba-laba maka menunjukkan produk atau
sampel tersebut yang paling disukai oleh panelis dan juga sebaliknya apabila semakin
kecil jaring laba-laba yang dihasilkan menunjukkan bahwa produk atau sampel
tersebut tidak disukai oleh panelis. Dari jaring laba-laba juga kita dapat dengan
mudah mendeteksi keseluruhan parameter pada setiap sampel yang diujikan. Secara
keseluruhan hasil pada shif 1 dan shif 2 hasilnya hampir sama. Berdasarkan gambar 1
produk yang paling disukai adalah nutrijell dengan deskripsi parameter yaitu rasa
yang enak, warna yang paling bening, aroma yang kuat dan tekstur yang kenyal.
Urutan kedua yaitu produk atau sampel yang disukai oleh panelis adalah sampel
kristal agar dengan deskripsi parameter yaitu rasa yang lumayan enak, warna yang
kurang bening, aroma leci yang kurang kuat dan tekstur yang kurang kenyal.
Sedangkan yang ketiga adalah sampel keep cool jelli dengan deskripsi parameter rasa
yang lumayan enak, warna yang sangat kurang bening, aroma leci sedang dan tekstur
yang mudah hancur. Dengan demikian urutan produk yang disukai oleh panelis yaitu
nutrijell , kristal agar, dan yang terakhir yaitu kepp cool jelli.
BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :

1. Produk yang paling disukai oleh panelis adalah Nutrijell

2. Berdasarkan hasil perhitungan ANNAVA yang dilakukan untuk uji skoring


rasa pada shift 1 diperoleh berbeda nyata (BN).

3. Pada shift 2 deperoleh hasil F.hitung < F.tabel , yaitu sebesar 2,6073 < 3,244
sehingga hasilnya tidak berbeda nyata (TBN).

4. Pada uji skoring warna shift 1 dan shift 2 diperoleh hasil pada shift 1
diperoleh nilai sebesar 13,37487 > 3,2448 , sedangkan pada shift 2 sebesar
14,0076 > 3,244 . Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel hasilnya berbeda
nyata.

5. Hasil perhitungan yang dilakukan untuk uji skoring tekstur shift 1 diperoleh
hasil tidak berbeda nyata (TBN).

6. Pada uji skoring aroma shift 1 dan shift 2 diperoleh hasilnya berbeda nyata.

7. Hasil dari perhitungan dengan uji ANNAVA pada shift 1 dan shift 2 adalah
berbeda nyata sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji DNMRT.

8. Pada shift 2 uji DNMRT diperoleh hasil perbandingan antara nutrijel dan
kristal agar berbeda nyata

6.2 Saran

Sebaiknya bahan yang digunakan untuk uji sensori harus lebih banyak, agar
para panelis bisa lebih leluasa dalam melakukan uji sensori.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, A., 2001. Analisis Sensori Deskriptif. Jurusan Teknologi Pangan dan
Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Adawiyah DR, Waysima. 2009. Evaluasi Sensori Produk Pangan. Edisi 1.Bogor :
Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Gacula, JR., M. C., 1997. Descriptive Sensory Analysis In Practice. Food and
Nutrition Press, Inc., Trumbull, Connecticut.

Kusnandar, Feri. 2010. Kimia pangan. Jakarta: Dian Rakyat.

Meilgaard, M., Civille.,G. V. dan Carr, B. T., 1999. Sensory Evaluation


Techniques.Third edition. CRC Press LLC, Florida.

Poste, L. M., Mackie,D. A. Butler, G. dan Larmond, E., 1991. Laboratory Method for
Sensory Analysis of Food. Research Branch Agriculture Canada Publication,
Canada.

Rahayu, W. P., 1998. Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi,
FATETA, IPB, Bogor.

Setyaningsih,Dwie t . a l .2010.Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro.Bog


or: IPB Press.
Soekarto, 1985.Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertnian.
Pusat Pengembangan Teknologi Pangan, IPB, Bogor.

Susiwi, 2009. Handout Penilaian Organoleptik. FPMIPA Universita Pendidikan


Indonesia.

Winarno, F.G., 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN

Rumus Perhitungan :

FK 
 R 2
 P.  S

JKT  A1  A2  .... A20  FK
2 2 2

JK Pr 
 A 2
  B2  C 2
 FK

P

JKPn 
 Tn 1
2
  Tn 2  ....   Tn 20
2 2

 FK
S

JKE  JKT  JK Pr JKPn

Mencari Nilai RJK

 RJK perlakuan = JK perlakuan / db perlakuan


 RJK panelis = JK panelis / db panelis
 F hitung = RJK perlakuan / RJK error
 F table = Cara interpolasi

RJKE
Mencari SE = SE  p

Mencari LSR = SSR x SE


 Rasa (shift 1)

No nama B A C TOTAL
1 prima 5 1 3 9
2 rizaldy 5 3 1 9
3 gholib 4 1 3 8
4 robby 4 3 3 10
5 radik 5 2 4 11
6 rizal 3 1 4 8
7 rohmatus 4 5 3 12
8 ainul 4 2 3 9
9 nirmala 4 3 3 10
10 arif 1 3 3 7
11 cindy 3 4 3 10
12 meme 5 2 2 9
13 nikko 3 1 3 7
14 joko 3 1 3 7
15 willy 5 3 4 12
16 esti 5 2 3 10
17 himmatul 4 2 3 9
18 fatkhur 4 2 2 8
19 indah 3 2 4 9
20 dia 5 3 2 10
TOTAL 79 46 59 184
RATA2 3.95 2.3 2.95

sampel Rasa Aroma Warna Tekstur


A 2.3 2.3 2.55 3.2
B 3.95 4.05 4 3.75
C 2.95 3.4 3 3.45

R 184
p 20
S 3
FK 564.2667
JKT 81.73333
JKPr 27.63333
JKPn 13.73333
JKE 40.36667

TABEL ANNAVA
SUMBER
VARIASI db jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 27.63333 13.81667 13.00661 3.244818 BN
panelis 19 13.73333 0.722807
eror 38 40.36667 1.062281
total 59 81.73333

uji dnmrt
se 0.053114 0.23046

30 2.89 3.04
40 2.86 3.01

jarak 2 3
SSR 2.884 3.034
LSR 0.664647 0.6992156
PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN
B-A 1.65 >0,6992 BN
B-C 1 >0,6646 BN
C-A 0.65 <0,6646 TBN

A C B
2.3 2.95 3.95

 Aroma (shift 1)

no nama B A C TOTAL
1 prima 5 1 3 9
2 rizaldy 3 5 1 9
3 gholib 4 2 3 9
4 robby 3 4 2 9
5 radik 4 2 4 10
6 rizal 3 2 4 9
7 rohmatus 3 4 5 12
8 ainul 5 1 3 9
9 nirmala 3 4 3 10
10 arif 2 2 3 7
11 cindy 5 2 4 11
12 meme 5 2 3 10
13 nikko 4 1 5 10
14 joko 5 2 4 11
15 willy 5 2 4 11
16 esti 5 2 3 10
17 himmatul 5 2 3 10
18 fatkhur 4 1 3 8
19 indah 3 2 4 9
20 dia 5 3 4 12
TOTAL 81 46 68 195
RATA2 4.05 2.3 3.4

R 195
p 20
S 3
FK 633.75
JKT 91.25
JKPr 31.3
JKPn 9.916667
JKE 50.03333

TABEL ANNAVA
SUMBER VARIASI db jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 31.3 15.65 11.88608 3.244818 BN
panelis 19 9.916667 0.52193
eror 38 50.03333 1.316667
total 59 91.25

uji
dnmrt
se 0.065833 0.2565
30 2.89 3.04
40 2.86 3.01

jarak 2 3
SSR 2.884 3.034
LSR 0.739746 0.778221

PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN


B-A 1.75 >0,7782 BN
B-C 0.65 <0,7397 TBN
C-A 1.1 >0,7397 BN

A C B
2.3 3.4 4.05

 Warna (shift 1)

no nama B A C TOTAL
1 prima 4 2 3 9
2 rizaldy 5 2 3 10
3 gholib 4 2 5 11
4 robby 4 2 3 9
5 radik 3 4 2 9
6 rizal 4 2 3 9
7 rohmatus 4 5 3 12
8 ainul 4 3 2 9
9 nirmala 4 2 2 8
10 arif 2 3 2 7
11 cindy 5 3 4 12
12 meme 4 3 2 9
13 nikko 4 2 3 9
14 joko 4 2 3 9
15 willy 4 2 3 9
16 esti 5 1 3 9
17 himmatul 4 2 3 9
18 fatkhur 5 2 4 11
19 indah 4 2 3 9
20 dia 3 5 4 12
TOTAL 80 51 60 191
RATA2 4 2.55 3

R 191
p 20
S 3
FK 608.0167
JKT 64.98333
JKPr 22.03333
JKPn 11.65
JKE 31.3

TABEL ANNAVA
SUMBER VARIASI db jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 22.03333 11.01667 13.37487 3.244818 BN
panelis 19 11.65 0.613158
eror 38 31.3 0.823684
total 59 64.98333

uji
dnmrt
se 0.041184 0.2029

30 2.89 3.04
40 2.86 3.01

jarak 2 3
SSR 2.884 3.034
LSR 0.585164 0.615599

PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN


B-A 1.45 >0,6155 BN
B-C 1 >0,5851 BN
C-A 0.45 <0,5851 TBN

A C B
2.55 3 4

 Tekstur (shift 1)

no nama B A C TOTAL
1 prima 5 2 4 11
2 rizaldy 4 5 2 11
3 gholib 2 2 5 9
4 robby 2 4 4 10
5 radik 4 2 4 10
6 rizal 2 2 4 8
7 rohmatus 4 3 5 12
8 ainul 5 4 3 12
9 nirmala 3 4 2 9
10 arif 2 4 4 10
11 cindy 4 3 5 12
12 meme 5 3 2 10
13 nikko 3 2 3 8
14 joko 5 3 4 12
15 willy 4 3 2 9
16 esti 4 4 3 11
17 himmatul 4 5 3 12
18 fatkhur 5 4 2 11
19 indah 3 2 4 9
20 dia 5 3 4 12
TOTAL 75 64 69 208
RATA2 3.75 3.2 3.45

R 208
p 20
S 3
FK 721.0667
JKT 66.93333
JKPr 3.033333
JKPn 12.26667
JKE 51.63333

TABEL ANNAVA
SUMBER VARIASI db jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 3.033333 1.516667 1.116204 3.244818 TBN
panelis 19 12.26667 0.645614
eror 38 51.63333 1.358772
total 59 66.93333

Shif 2

RASA

no nama 751 548 195 TOTAL


1 prima 4 3 2 9
2 rizaldy 4 2 3 9
3 gholib 5 4 3 12
4 robby 4 2 2 8
5 radik 4 4 5 13
6 rizal 4 2 4 10
7 rohmatus 3 4 3 10
8 ainul 3 2 4 9
9 nirmala 4 3 2 9
10 arif 3 2 4 9
11 cindy 4 2 3 9
12 meme 4 1 2 7
13 nikko 4 3 5 12
14 joko 2 3 4 9
15 willy 5 3 4 12
16 esti 5 4 3 12
17 himmatul 3 4 5 12
18 fatkhur 3 4 5 12
19 indah 4 1 3 8
20 dia 1 5 3 9
TOTAL 73 58 69 200
RATA-RATA 3,65 2,9 3,45

R 200
p 20
S 3
FK 666,6667
JKT 69,3333
JKPr 6,0333
JKPn 19,3333
JKE 43,9667

Tabel annava

SUMBER
VARIASI db jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 6,0333 3,0167 2,6073 3,2448 F hit < F tabel = TBN
panelis 19 19,3333 1,0175
eror 38 43,9667 1,1570
total 59 69,3333
AROMA

no nama 751 548 195 TOTAL


1 prima 4 3 3 10
2 rizaldy 5 4 2 11
3 gholib 3 1 4 8
4 robby 4 1 2 7
5 radik 4 4 5 13
6 rizal 3 2 4 9
7 rohmatus 5 3 3 11
8 ainul 4 2 5 11
9 nirmala 4 2 5 11
10 arif 4 2 3 9
11 cindy 5 2 3 10
12 meme 2 1 4 7
13 nikko 5 2 3 10
14 joko 3 3 4 10
15 willy 4 3 1 8
16 esti 5 3 4 12
17 himmatul 5 3 4 12
18 fatkhur 5 3 4 12
19 indah 5 2 3 10
20 dia 3 2 4 9
Jumlah 82 48 70 200
Rata-rata 4,1 2,4 3,5
R 200
p 20
S 3
FK 666,6667
JKT 81,3333
JKPr 29,7333
JKPn 18,0000
JKE 33,6000 F hit > F tabel = BN

TABEL
ANNAVA
SUMBER F
VARIASI db jk RJK hitung F tabel
Perlakuan 2 29,7333 14,8667 16,8135 3,2448
panelis 19 18,0000 0,9474
eror 38 33,6000 0,8842
total 59 81,3333

Uji DNMRT

INTERPOLASI DG JARAK 2,3


SSR 2 2,8840
SSR 3 3,0340
SE 0,2103
LSR 2 0,6064
LSR 3 0,6379

Jarak 2 3
SSR 2,8840 3,0340
LSR 0,6064 0,6379
CARA 1
pengurangan hasil LSR keterangan
A-C 0,6 0,6064 BN
A-B 1,7 0,6379 BN
C-B 1,1 0,6064 BN
CARA 2
SELISIH
SAMPEL RATA" 4,1 3,5 2,4
A 4,1 0
C 3,5 0,6 0
B 2,4 1,7 1,1 0

WARNA

no nama 751 548 195 TOTAL


1 prima 4 3 3 10
2 rizaldy 3 4 2 9
3 gholib 3 4 2 9
4 robby 3 2 4 9
5 radik 4 4 4 12
6 rizal 3 3 5 11
7 rohmatus 5 2 3 10
8 ainul 5 3 4 12
9 nirmala 5 3 4 12
10 arif 4 3 3 10
11 cindy 5 4 2 11
12 meme 4 1 2 7
13 nikko 4 3 2 9
14 joko 4 2 2 8
15 willy 5 3 4 12
16 esti 5 4 2 11
17 himmatul 5 3 2 10
18 fatkhur 5 3 4 12
19 indah 4 2 2 8
20 dia 4 1 3 8
Jumlah 84 57 59 200
Rata-rata 4,2 2,85 2,95
R 200
p 20
S 3
FK 666,6667
JKT 69,3333
JKPr 22,6333
JKPn 16,0000
JKE 30,7000
TABEL
ANNAVA
SUMBER F
VARIASI db jk RJK hitung F tabel
F hit > F tabel = BN
Perlakuan 2 22,6333 11,3167 14,0076 3,2448
panelis 19 16,0000 0,8421
eror 38 30,7000 0,8079
total 59 69,3333
UJI DNMRT

INTERPOLASI
DG JARAK 2,3
SSR 2 2,8840
SSR 3 3,0340
SE 0,2010
LSR 2 0,5796
LSR 3 0,6098
Jarak 2 3
SSR 2,8840 3,0340
LSR 0,5796 0,6098

CARA 1
perhitungan hasil tabel 8 keterangan
A-C 1,25 0,5796 BN
A-B 1,35 0,6098 BN
C-B 0,1 0,5796 TBN
CARA 2
SELISIH
SAMPEL RATA" 4,2 2,95 2,85
A 4,2 0
C 2,95 1,25 0
B 2,85 1,35 0,1 0
TEKSTUR

no nama 751 548 195 TOTAL


1 prima 5 4 4 13
2 rizaldy 5 4 3 12
3 gholib 3 4 4 11
4 robby 4 3 3 10
5 radik 4 3 5 12
6 rizal 3 2 4 9
7 rohmatus 4 2 2 8
8 ainul 5 3 4 12
9 nirmala 5 3 2 10
10 arif 2 4 3 9
11 cindy 4 5 2 11
12 meme 5 2 1 8
13 nikko 5 3 4 12
14 joko 2 3 4 9
15 willy 3 4 1 8
16 esti 5 3 2 10
17 himmatul 5 3 4 12
18 fatkhur 3 4 5 12
19 indah 4 1 2 7
20 dia 3 1 4 8
Jumlah 79 61 63 203
Rata-rata 3,95 3,05 3,15
R 203
p 20
S 3
FK 686,8167
JKT 80,1833
JKPr 9,7333
JKPn 20,8500
JKE 49,6000

TABEL ANNAVA
SUMBER VARIASI db jk RJK F hitung F tabel
Perlakuan 2 9,7333 4,8667 3,7285 3,2448 F hit > F tabel = BN
panelis 19 20,8500 1,0974
eror 38 49,6000 1,3053
total 59 80,1833

UJI DNNMRT

INTERPOLASI DG JARAK 2,3


SSR 2 2,8840
SSR 3 3,0340
SE 0,2555
LSR 2 0,7368
LSR 3 0,7751

Jarak 2 3
SSR 2,8840 3,0340
LSR 0,7368 0,7751
CARA 1
PENGURANGAN HASIL TABEL 8 KETERANGAN
A-C 0,8 0,7368 BN
A-B 0,9 0,7751 BN
C-B 0,1 0,7368 TBN
CARA 2
SELISIH
SAMPEL RATA" 3,95 3,15 3,05
A 3,95 0
C 3,15 0,8 0
B 3,05 0,9 0,1 0

Anda mungkin juga menyukai