Anda di halaman 1dari 5

DANA HELMI ANGGARA

155090707111008

Transistor merupakan komponen yang dapat menguatkan arus, dalam suatu alat
elektronika juga memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, penguat arus, penguat tegangan dan
fungsi-fungsi lain yangada di dalam transistor.
Transistor juga sebagai penguat khususnya penguat kelas A, B, dan C Penguat tipe A,
B dan C memiliki ciri sendiri-sendiri baik dari baik dari segi fisik maupun fungsinya,
walaupun pada kenyataanya sama-sama sebagai penguat.
Dengan komponen yang dimiliki transistor maka transistor dapat dimanfaatkan
menjadi dua moda yaitu moda nonlinier dan moda linier. Moda linier adalah transistor
sebagai penguat (amplifier), sedangkan moda nonlinier contohnya adalah pemanfaatan
transistor sebagai saklar.
Ada tiga buah konfigurasi amplifier, yaitu amplifier kelas A, Kelas B dan kelas C.
Kelas dari amplifier ini dibedakan berdasarkan letak titik beban dari kerja transistor, pada
gambar1 merupakan gambar rangkaian transistor common emitter.

Transistor pada rangkaian di Gambar 1, akan memiliki titik kerja di antara titik A dan
B, sepanjang garis beban. Titik A adalah daerah kerja ketika transistor mengalami kejenuhan,
sedangkan titik B adalah ketika transistor cut-off.
Titik beban transistor pada penguat kelas A diletakkan di antara titik A dan B,
biasanya untuk menghasilkan kinerja yang baik maka titik beban diletakkan tepat di tengah-
tengah garis beban. Hal ini memiliki maksud agar sinyal keluaran akan memiliki bentuk
sinyal yang simetri antara siklus negatif dan positif. Supaya diperoleh titik beban yang tepat
ditengah, maka VCE dirancang supaya sama besar dengan VCC/2. Untuk menghasilkan ini,
maka IB dirancang supaya menghasilkan ICRC sama dengan VCC/2.

Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif.
Penguat tipe kelas A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi.
Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis
dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya
25% - 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak ada
sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan
arus bias konstan.

Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang
menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin
ekstra seperti heatsink yang lebih besar.

Karakteristik Penguat kelas A :

 η = 25%, 75% panas. Sehingga pada penguat kelas perlu ditambahkan pembuang panas
seperti heatsink atau dengan menambahkan resistor di kaki emitter. Namun jika
menggunakan Re, penguat kelas A tidak cocok digunakan pada penguatan berpower besar.
 Cocok digunakan untuk modulasi amplitude:AM, ASK, QAM.
 Linearitas paling bagus.
 Terjadi perbedaan fasa 180 derajat.
 Cocok digunakan pada penguatan berdaya kecil.

Pada penguatan kelas B penguatan ini diwujudkan dengan merangkai sepasang transistor
komplemen seperti pada Gambar 4. Berbeda dengan penguat kelas A, titik beban transistor
penguat kelas B diletakkan pad titik B (titik cut-off). Dengan kondisi seperti ini, maka ketika
tidak ada sinyal masukan, maka transistor tidak mengkonsumsi arus listrik. Penguat jenis ini
dikenal juga sebagai penguat push-pull karena kerja dari pasangan transistor adalah bergantian.
Penguat ini diterapkan sebagai penguat akhir, atau penguat sinyal besar. Ketika Vin berada
dalam fasa positif maka hanya transistor NPN yang ON, sedangkan ketika sinyal Vin berada
dalam fasa negatif maka hanya transistor PNP yang ON. Akan tetapi karena bias tegangan
transistor berasal dari sinyal Vin, maka sinyal ini akan terpotong oleh tegangan VBE, sehingga
sinyal keluarannya akan mengalami kecacatan (distorsi).

Kelas B merupakan amplifier yang memperkuat


setengah dari siklus gelombang masukan, sehingga menciptakan sejumlah besar distorsi,
namun efisiensi mereka sangat
meningkat dan jauh lebih baik daripada kelas A. Kelas B memiliki efisiensi
teoritis maksimum 78,5% (yaitu, π / 4 ).
kelas B jarang ditemukan dalam praktek, meskipun telah digunakan untuk
mendorong loudspeaker pada awal IBM Personal Komputer dengan berbunyi 'bip',
dan dapat digunakan dalam power amplifier RF dimana tingkat distorsi yang
kurang penting.

Karakteristik Penguat kelas B :

 η = (50 - 70)%.
 Ada pemotongan sinyal 1800 .
 Untuk mengatasi pemotongan sinyal maka penguat B dibuat "push pull".
 Cocok digunakan pada penguatan berdaya besar.

Lalu untuk penguat transistor kelas C yang hanya membutuhkan 1 transistor, Ada
beberapa aplikasi yang memang hanya memerlukan 1 phase positif saja. Contohnya adalah
pendeteksi dan penguat frekuensi pilot, rangkaian penguat tuner RF dan sebagainya. Transistor
penguat kelas C bekerja aktif hanya pada phase positif saja, bahkan jika perlu cukup sempit
hanya pada puncak-puncaknya saja dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian
resonansi L dan C. Tipikal dari rangkaian penguat kelas C adalah seperti pada gambar 5 di atas.
Rangkaian tersebut juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor memang sengaja dibuat
bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada rangkaian tersebut akan ber-resonansi dan
ikut berperan penting dalam me-replika kembali sinyal input menjadi sinyal output dengan
frekuensi yang sama. Rangkaian ini jika diberi umpanbalik dapat menjadi rangkaian osilator
RF yang sering digunakan pada pemancar. Penguat kelas C memiliki efisiensi yang tinggi
bahkan sampai 100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih rendah. Tetapi sebenarnya
fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan dari penguat jenis ini.

Karakteristik Penguat kelas C :

 Efisiensi : η = 85%, 15% panas


 Linieritas paling jelek
 Ada pemotongan sinyal >180o

Penguat kelas C mirip dengan penguat kelas B, yaitu titik kerjanya berada di daerah cut-
off transistor. Bedanya adalah penguat kelas C hanya perlu satu transistor untuk bekerja
normal tidak seperti kelas B yang harus menggunakan dua transistor (sistem push-pull). Hal
ini karena penguat kelas C khusus dipakai untuk menguatkan sinyal pada satu sisi atau
bahkan hanya puncak-puncak sinyal saja.
Penguat kelas C tidak memerlukan fidelitas, yang dibutuhkan adalah frekuensi kerja
sinyal sehingga tidak memperhatikan bentuk sinyal. Penguat kelas C dipakai pada penguat
frekuensi tinggi. Pada penguat kelas C sering ditambahkan sebuah rangkaian resonator LC
untuk membantu kerja penguat.

Anda mungkin juga menyukai