Disusun Oleh :
Masrurotul Ulyana Isna Setiawati – 1614301040
A. Definisi
Eklampsia merupakan serangan konvulsi yang mendadaka tau suatu kondisi yang
dirumuskan penyakit hipertensi yang terjadi oleh kehamilan, menyebabkan kejang
dan koma, (kamusistilahmedis : 163,2001)
Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau
masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala preeclampsia (hipertensi, edems, proteinuri).
(Wirjoatmodjo, 2000: 49).
Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia
memburuk menjadi kejang (helen varney;2007).
B. Etiologi
Menurut Manuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum diketahui, tetapi banyak
teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari penyakit ini, antara lain:
1) Teori Genetik, penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering ditemukan pada
anak wanita dari ibu penderita pre eklamsia
2) Teori imunologik, Kehamilan sebenarnya merupakan hal yang fisiologis. Janin
yang merupakan benda asing karena ada faktor dari suami secara imunologik
dapat diterima dan ditolak oleh ibu.Adaptasi dapat diterima oleh ibu bila janin
dianggap bukan benda asing, dan rahim tidak dipengaruhi oleh sistem imunologi
normal sehingga terjadi modifikasi respon imunologi dan terjadilah adaptasi.Pada
eklamsia terjadi penurunan atau kegagalan dalam adaptasi imunologik yang tidak
terlalu kuat sehingga konsepsi tetap berjalan.
3) Teori Radikal Bebas, radikal bebas ditandai dengan adanya satu atau dua
elektron dan berpasangan. Radikal bebas akan timbul bila ikatan pasangan
elektron rusak. Sehingga elektron yang tidak berpasangan akan mencari elektron
lain dari atom lain dengan menimbulkan kerusakan sel.Pada eklamsia sumber
radikal bebas yang utama adalah placenta, karena placenta dalam pre eklamsia
mengalami iskhemia. Radikal bebas akan bekerja pada asam lemak tak jenuh
yang banyak dijumpai pada membran sel, sehingga radikal bebas merusak sel
Pada eklamsia kadar lemak lebih tinggi daripada kehamilan normal, dan produksi
radikal bebas menjadi tidak terkendali karena kadar anti oksidan juga menurun.
4) Teori Kerusakan Endotel, Fungsi sel endotel adalah melancarkan sirkulasi darah,
melindungi pembuluh darah agar tidak banyak terjadi timbunan trombosit dan
menghindari pengaruh vasokonstriktor. Kerusakan endotel merupakan kelanjutan
dari terbentuknya radikal bebas yaitu peroksidase lemak atau proses oksidase
asam lemak tidak jenuh yang menghasilkan peroksidase lemak asam jenuh.
Pada eklamsia diduga bahwa sel tubuh yang rusak akibat adanya peroksidase
lemak adalah sel endotel pembuluh darah.Kerusakan endotel ini sangat spesifik
dijumpai pada glumerulus ginjal yaitu berupa “ glumerulus endotheliosis “.
Gambaran kerusakan endotel pada ginjal yang sekarang dijadikan diagnosa pasti
adanya pre eklamsia.
5) Teori Diet Ibu Hamil, Kebutuhan kalsium ibu 2 - 2½ gram per hari. Bila terjadi
kekurangan kalsium,kalsium ibu hamil akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan janin, kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan
dikeluarkannya kalsium otot sehingga menimbulkan sebagai berikut : dengan
dikeluarkannya kalsium dari otot dalam waktu yang lama, maka akan
menimbulkan kelemahan konstruksi otot jantung yang mengakibatkan
menurunnya strike volume sehingga aliran darah menurun. Apabila kalsium
dikeluarkan dari otot pembuluh darah akan menyebabkan konstriksi sehingga
terjadi vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan darah.
C. Manifestasi Klinis
Eklampsia terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih, yaitu: kejang-kejang atau
koma. Kejang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi :
a) Tingkat aura / awal keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik, mata penderita
terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan
kepada diputar ke kanan / kiri.
b) Tingkat kejangan tonik, yang berlangsung kurang lebih 30 detik dalam tingkat ini
seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan mengggenggam dan
kaki membengkok ke dalam, pernafasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik,
lidah dapat tergigit.
c) Tingkat kejangan klonik, berlangsung antara 1-2 menit, spesimustonik tonik
menghilang, semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang
cepat, mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit kembali, bola mata
menonjol, dan mulut keluar ludah yang berbusa muka menunjukkan kongesti dan
sianosis. Penderita menjadi dapat terjadi dari tempat tidurnya akhirnya kejangan
terhenti dan penderita menarik nafas secara mendengkur.
d) Tingkat koma, lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama secara perlahan-lahan
penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa sebelum itu
timbul serangan baru dan yang berulang, sehingga ia tetap dalam koma.
D. Klasifikasi
Eklampsia di bagi menjadi 3 golongan :
1) Eklampsia antepartum / gravidarum ialah eklampsia yang terjadi sebelum
persalinan (ini paling sering terjadi),
a. kejadian 15% sampai 60%.
b. Serangan terjadi dalam keadaan hamil.
2) Eklampsia intrapartum / parturientum ialah eklampsia saat persalinan.
a. Kejadian sekitar 30 % sampai 35 %.
b. Saat sedang inpartu.
c. Batas dengan eklampsia gravidarum sulit ditentukan
3) Eklampsia postpartum ialah eklampsia setelah persalinan
a. Kejadian jarang.
b. Terjadinya serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada umumnya diagnosa pre eklamsia didasarkan atas adanya 2 dari trias gejala
utama. Uji diagnostik yang dilakukan pada pre eklamsia menurut Prawirohardjo, S,
1999 adalah :
1) Uji Diagnostik Dasar diukur melalui, Pengukuran tekanan darah, analisis protein
dalam urine, pemeriksaan oedem, pengukuran tinggi fundus uteri dan
pemeriksaan funduskopi
2) Uji Laboratorium Dasar, Evaluasihematologik (hematokrit, jumlahtrombosit,
morfologieritrositpadasediaanhapusdarahtepi), Pemeriksaanfungsihati (billirubin,
protein serum, aspartat amino transferase, dan lain-lain), Pemeriksaanfungsiginjal
(ureumdankreatinin).
3) Uji Untuk Meramalkan Hipertensi
a. Roll over test, Cara memeriksa : Penderita tidur miring kekiri kemudian tensi
diukur diastolik, kemudian tidur terlentang, segera ukur tensi, ulangi 5 menit,
setelah itu bedakan diastol, tidur miring dan terlentang, hasil pemeriksaan ;
ROT (+) jika perbedaan > 15 mmHg, ROT (-) jika perbedaan < 15 mmHg.
b. Mean Arterial Pressure yaitu : (tekanan systole + 2 tekanan diastole) / 3. Hasil
(+) jika>85
G. Penatalaksanaan Klinik
a. Beri obat anti konvulsan.
b. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedeka, sedotan, masker
O2 dan tabung O2 ).
c. Lindungi pasien dengan keadaan trauma.
d. Aspirasi mulut dan tonggorokkan.
e. Baringkan pasien pada posisi kiri, trendelenburg untuk mengurangi resiko
aspirasi.
f. Beri oksigen 4-6 liter / menit
H. Pengkajian
a. Data subyektif :
Identitas pasien dan penanggung jawab:Umur biasanya sering terjadi pada
primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM
Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion
serta riwayat kehamilan dengan pre eklampsia atau eklampsia sebelumnya
Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya.
b. Data Obyektif :
Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema.
Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress.
Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika
refleks + ).
Pemeriksaan penunjang :
- Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam.
- Laboratorium : protein urine dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric
acid biasanya > 7 mg/100 ml.
- Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu.
- Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak.
- USG ; untuk mengetahui keadaan janin.
- NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.
I. Analisa Data
No Data Penunjang Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS: - Kejang berulang Resiko cedera
DO:
- Mengalami kejang berulang
- TD : >140/100mmHg
RR : >22x/m
HR : >78x/m
- Kaku sendi saat kejang
dengan mata melotot,
muka tegang
1 DS: - Disfungsi Ketidakefektifan
DO: neuromuskuler bersihan jalan
- Kejang berulang napas
- Pangkal lidah jatuh kedalam
- Terdapat secret dijalan
napas
- Gelisah
- Sianosis
- Bunyi napas Mengi,
wheezing, ronchi
- Frekuensi napas berubah
2 DS : - Gangguan Hypervolemia
DO : mekanisme
- Edema anasarka regulasi
- BB meningkat dalam waktu
singkat
- Terdengar suara napas
tambahan
- Kadar Hb/Ht menurun
- Intake lebih banyak dari
output
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta. DPP PPNI
Suzanne CS & Brenda GB. (1999). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 8. Volume
3. Jakarta : EGC.
Fajarsari, Eka. 2012. Laporan Pendahuluan Eklamsi. Bandung. STiKes Jendral Ahmad
Yani. www.scribd.com diaksespada 29/9/2018
Suparjo. 2009. Laporan Pendahuluan Preeklamsi dan Eklamsi. Yogyakarta :
www.scribd.com diaksespada 29/9/2018
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL BERESIKO DENGAN EKLAMSIA DAN
IUFD (Intra Uterine Fetal Death) PADA NY. Z DI RUANG DELIMA RS Hi.
ABDUL MOELOEK
Disusun Oleh :
Masrurotul Ulyana Isna Setiawati – 1614301040
A. IDENTITAS
Inisial Klien : Ny. Z
Usia : 29th
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Tanjung Bintang
Pend. Terkahir : SMA
Pekerjaan : IRT