Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FARMAKOEPIDEMIOLOGI

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL

TAKE HOME- EXAM

(DOSEN PENGAMPU : Dr. Prih Sarnianto, M.Sc., Apt)

PROGRAM MAGISTER FARMASI


06 FEBRUARI 2018

DI SUSUN OLEH :
RANI HENDIYANI
PEMINATAN :
FARMASI RUMAH SAKIT
NPM : 5416221106

UNIVERSITAS PANCASILA
JL. SRENGSEH SAWAH, PASAR MINGGU, RT.5/RW.5,
SRENGSENG SAWAH, JAGAKARSA, KOTA JAKARTA SELATAN
1. Dalam kajian farmakoepidemiologi dapat digunakan pendekatan kualitatif
a. Teknik wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa teknik dalam wawancara agar berjalan dengan baik, adalah:


a. Menciptakan dan menjaga suasana yang baik.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
 Adakan pembicaraan pemanasan: dengan menanyakan biodata responden
(nama, alamat, hobi dll), namun waktunya jangan terlalu lama (±5 menit)
 Kemukakan tujuan diadakannya penelitian, dengan maksud agar responden
memahami pembahasan topik yang akan ditanyakan dan supaya lebih
transparan kepada responden (adanya kejujuran).
 Timbulkan suasana bebas: maksudnya responden boleh melakukan aktifitas
yang lain ketika sesi wawancara ini berlangsung sehingga memberikan rasa
“nyaman” bagi responden (tidak adanya tekanan), misalnya responden boleh
merokok, minum kopi/teh, makan dan lain-lain
 Timbulkan perasaan bahwa ia (responden) adalah orang yang penting,
kerjasama dan bantuannya sangat diperlukan: bahwa pendapat yang
responden berikan akan dijaga kerahasiannya dan tidak ada jawaban yang
salah atau benar dalam wawancara ini. Semua pendapat yang responden
kemukakan sangat penting untuk pelaksanaan penelitian ini.

b. Mengadakan Probing
Probes adalah cara menggali keterangan yang lebih mendalam, hal ini dilakukan
karena :
– Apabila jawaban tidak relevan dengan pertanyaan
– Apabila jawaban kurang jelas atau kurang lengkap
– Apabila ada dugaan jawaban kurang mendekati kebenaran
c. Tidak memberikan sugesti untuk memberikan jawaban-jawaban tertentu
kepada responden yang akhirnya nanti apa yang dikemukakan (pendapat)
responden bukan merupakan pendapat dari responden itu sendiri

d. Intonasi suara
Jika pewawancara merasa lelah atau bosan atau tidak suka dengan jawaban
responden, hendaknya intonasi suara dapat dikontrol dengan baik agar
responden tetap memiliki rasa “nyaman” dalam sesi wawancara tersebut. Hal
yang dapat dilakukan misalnya; mengambil minum, ngobrol hal yang lain,
membuat candaan dll)

e. Kecepatan berbicara
Agar responden dapat mencerna apa yang ditanyakan sehingga memberikan
jawaban yang diharapkan oleh pewawancara

f. Sensitifitas pertanyaan
Pewawancara mampu melakukan empati kepada responden sehingga membuat
responden tidak malu dalam menjawab pertanyaan tersebut

g. Kontak mata
Agar responden merasa dihargai, dibutuhkan selama proses wawancara tersebut

h. Kepekaan nonverbal
Pewawancara mampu melihat gerakan dari bahasa tubuh yang ditunjukan oleh
responden, misalnya responden merasa tidak nyaman dengan sikap yang
ditunjukan oleh pewawancara, pertanyaan atau hal lainnya. Karena hal ini dapat
menyebabkan informasi yang diterima tidak lengkap

i. Waktu
Dalam pelakasanaan wawancara-mendalam ini pewawancara dapat mengontrol
waktu. Hal ini dikuatirkan responden dapat menjadi bosan, lelah sehingga
informasi yang diharapkan tidak terpenuhi dengan baik. Waktu yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan wawancara-mendalam yang dilakukan secara tatap muka
adalah 1-2 jam, tergantung isu atau topik yang dibahas.

Kelebihan dari teknik wawancara mendalam ini adalah :


1. Untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang penerimaan, kepercayaan,
sikap dan pendapat tentang program pelayanan kesehatan yang akan
dilaksanakan atau program pelayanan yang telah ada.
2. Memperjelas suatu konsep untuk menghasilkan hipotesis.
3. Sebagai data tambahan untuk memperoleh penjelasan yang lebih mendalam.

Kekurangan dari teknik wawancara-mendalam ini adalah :

1. Hanya dapat dilakukan pada jumlah responden yang sedikit, misal 10-20
responden. Hal ini disebabkan untuk melakukan wawancara mendalam
dibutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Untuk melaksanakan wawancara mendalam dibutuhkan keahlian khusus yang
jumlahnya terbatas.
3. Hasil wawancara tidak dapat dikuantifikasi dan kesimpulan yang ditarik hanya
berupa kesan yang bersifat subjektif.

Focus Group Discussion (FGD) adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk
membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah
pesertanya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang
moderator.

Caranya berdiskusi dengan para nara sumber di suatu tempat dan dibantu dengan
seseorang yang memfasilitatorkan pembahasan mengenai suatu masalah dalam
diskusi tersebut. Orang tersebut disebut dengan moderator.

kelebihannya yaitu dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti


untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi, sikap, serta
pengalaman yang dimiliki oleh responden/pesertanya.
Kekurangannya yaitu tidak dapat digunakan untuk tujuan kuantitatif, misalnya tes
hipotesis, tidak dapat digunakan pada pembahasan sebuah topik yang sangat
sensitive sehingga peserta menjadi ragu-ragu dalam mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya secara bebas seperti perilaku seksual atau HIV AIDS yang dialami
peserta, peserta kadang sulit dikendalikan ketika diskusi berlangsung, serta hasil dan
kesimpulan diskusi terkadang dipengaruhi oleh pandangan dan pendekatan dari
moderator

b. Dalam studi kualitatif di kenal :

Teknik Pengumpulan data, ada 4 teknik :

a. Wawancara
b. Angket
c. Observasi
d. Pemeriksaan

WAWANCARA

Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara


pewawancara dengan responden. Data yang dikumpulkan dapat bersifat :
1. Fakta, misalnya umur, pendidikan, pekerjaan, penyakit yang pernah diderita
2. Sikap, misalnya sikap terhadap pembuatan jambatan keluarga, penyuluhan
kesehatan
3. Pendapat, misalnya pendapat tentang pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
bidan desa.
4. Keinginan, misalnya pelayanan kesehatan yang diinginkan
5. Pengalaman, misalnya pengalaman waktu terjadi wabah Demam berdarah
melanda daerah mereka.
Pengumpulan dengan wawancara mempunyai keuntungan dan kerugian :
1. Keuntungan
a. Jawaban yang dilakukan responden secara spontan hingga jawaban dapat lebih
dipercaya
b. Dapat digunakan untuk menilai kebenaran dan keyakinan terhadap jawaban
yang diberikan
c. Dapat membantu responden untuk mengingat kembali hal – hal yang lupa
d. Data yang diperoleh adalah data primer
2. Kerugian
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Membutuhkan biaya yang relatif besar
c. Mudah timbul bias yang disebabkan oleh :
ANGKET
Pada angket jawaban diisi oleh responden sesuai daftar pertanyaan yang
diterima., sedangkan pada wawancara jawaban responden diisi oleh
pewawancara.
Untuk pengembalian daftar isian dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Canvaser, yaitu daftar yang telah di isi ditunggu oleh petugas yang
menyerahkan
2. Householder, yaitu jawaban responden dikirmkan kepada alamat yang telah
ditentukan
Keuntungan :
1. relatif murah
2. tidak membutuhkan banyak tenaga
3. dapat di ulang
Kerugian :
1. jawaban tidak spontan
2. banyak terjadi non respon
3. pertanyaan harus jelas dan disertai dengan petunjuk yang jelas
4. Jawaban sering tidak lengkap terutama bila pertanyaan kurang dimengerti
responden
5. Sering tidak di isi oleh responden, tetapi di isi oleh orang lain
6. Tidak dapat digunakan oleh responden yang buta huruf
OBSERVASI
Obeservasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang menggunakan
pertolongan indra mata. Teknik ini bermanfaat untuk :
1. Mengurang jumlah pertanyaan, misalnya untuk melihat kebersihan rumah
tangga tidak perlu dipertanyakan tetapi cukup dilakukan observasi
2. Mengukur kebenaran jawaban responden pada wawancara, dilakukan dengan
observasi
3. Untuk memperoleh data yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara
atau angket.
Macam – macam observasi :
1. Observasi partisipasi lengkap : Mengadakan observasi dengan mengikuti
seluruh kehidupan responden (antropologi)
2. Observasi partisipasi sebagian : mengikuti sebagian kehidupan responden. M
isalnya penelitian gizi sehari -hari
3. Observasi tanpa partisipasi : mengadakan observasi tanpa ikut dalam kehidupan
responden. Misalnya ingintahu pemasangan IUD
Kelemahannya:
1. Keterbatasan indera mata
2. Konsentrasi kepada hal – hal yang sering dilihat, kelainan kecil tidak terdeteksi
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa :
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan fisik
3. pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan dapat dilakukan berulang – ulang atau cukup sekali saja.
Tempat pemeriksaan :
1. dapat dilakukan dilapangan
2. di sarana pelayanan kesehatan
Organ yang diperiksa :
1. seluruh organ
2. organ tertentu, misalnya, paru – paru, jantung, kadar kholesterol, kadar gula
darah dll.
3. beberapa organ sekaligus seperti jantung dan paru – paru

Kriteria data
1. Validitas, suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah
instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan
diukur.
2. Reliable, derajat konsistensi data yang bersangkutan. Realibilitas berkenaan
dengan pertanyaan, apakah suatu data dapat dipercaya sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Suatu data dapat dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada
waktu atau kesempatan yang berbeda.
3. Objektif, Kalau dalam objek penelitian terdapat warna merah, peneliti akan
melaporkan warna merah. Kalau dalam objek penelitian para pegawai
bekerja dengan keras, peneliti melaporkan bahwa pegawai bekerja dengan
keras.
Cara analisis data
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode
agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikstisar, dan membuat indeksnya.
3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menentukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat
temuan-temuan umum.
c. Bagaimana mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantatif

Penelitian kombinasi ini bisa dilakukan dengan tiga strategi.

Pertama, penelitian berlangsung dengan pendekatan kualitatif terlebih dahulu untuk


menggali konsep, persoalan - persoalan serta pengetahuan masyarakat yang diteliti.
Setelah itu, dilakukan survei kuantitatif untuk mengkonfirmasi temuan sebelumnya
atau mencari pola-polaumum dalam masyarakat tersebut untuk menjawab persoalan
penelitian.
Kedua, penelitian berlangsung dengan menggundakan metode kuantitatif terlebih
dahulu kemudian diikuti kajian yang lebih mendalam dengan metode kualitatif.
Dalam hal ini,penelitian kuantitatif ditujukan untuk memetakan persoalan serta
mencari pola-pola sosial berkenaan dengan fenomena yang menjadi perhatian
peneliti. Penelitian kualitatif dengan teknik yang lebih luwes dan mendalam
kemudian digunakan untuk menggali lebih dalam data-data yang telah ditemukan
dengan metode survey sebelumnya.
Ketiga, penelitian berlangsung dengan menggunakan baik metode kuantitatif
maupun kualitatif secara bersamaan. Hal ini, tentu lebih sulit dilakukan karena
instrument penelitian yang dibuat harus sesuai, terutama dalam menentukan
variabel-variabel sosial yang hendak diteliti.
Peran masing masing dari :

Pendekatan Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti


menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen
formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi
susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian
(variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara
konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.

pendekatan Penelitian kualitatif tidak memerlukan hipotesis, justru kadang-kadang


diakhiri dengan hipotesis. Perumusan teori berdasarkan data yang telah tersaturasi
(grounded theory). Peneliti menggunakan teknik penggambaran (portrayal) secara
alamiah terhadap fenomena yang muncul sekaligus dirinya merupakan instrumen
penelitian itu sendiri. Penarikan kesimpulan secara induksi dengan menemukan
salah satu pola yang berlaku dari pluralitas dan kompleksitas norma. Bahasa
penelitian dikemas secara deskriptif.
2. A. Yang menyebabkan hasil penelitian kuantitatif tidak akurat adalah
1. Pengumpulan data penelitian yang diperoleh kurang banyak karena pada
penelitian kuantitatif semakin banyak pengumpulan data akan semakin
akurat.
2. Dibutuhkan responden dalam cukup besar. sebab apa yang digali dari
kuesioner itu cenderung informasi umum tentang fakta atau opini yang
diberikan oleh responden.
3. Validitas data tergantung pada kejujuran responden
B. Cara menghindari ketidakakuratan dari penelitian kuantitatif.
1. Data yang harus diambil sebanyak banyaknya.
2. Karena informasi bersifat umum dan (cenderung) dangkal maka diperlukan
responden dalam jumlah cukup agar “pola” yang menggambarkan objek
yang diteliti dapat dijelaskan dengan baik.
3. Responden yang menjawab saat di wawancara atau pengisian kuisioner
harus jujur sesuai dangan fakta dan kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai