Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

Material pembentuk struktur merupakan salah satu komponen yang harus


diperhatikan dalam perancangan suatu struktur. Material pembentuk struktur dapat
berupa beton, baja, ataupun kayu. Material pembentuk struktur tentunya harus
disesuaikan dengan fungsi struktur tersebut, seperti rumah sakit, sekolah, maupun
perumahan.

Kelebihan beton adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan


konstruksi. Selain itu pula beton juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap
temperatur yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang murah.

Saat ini penggunaan beton bertulang sebagai material struktural sudah sangat
meluas terutama di daerah maju. Dalam dunia konstruksi, beton bertulang sering
digunakan sebagai bahan bangunan yang berukuran tinggi, seperti gedang bertingkat.
Salah satu fungsi gedung adalah untuk rumah tinggal, seperti apartemen ataupun rumah
susun.

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang giat malaksanakan
pembangunan di segala bidang. Bangunan dalam hal ini khususnya tempat tinggal,
gedung perkantoran, dll merupakan tempat melaksanakan berbagai macam aktivitas yang
menunjang kehidupan manusia. Perencanaan desain bangunan yang kuat, murah, dan
efisien secara waktu merupakan primadona dalam bidang teknik sipil. Faktor keamanan
dan kenyamanan pun harus diperhatikan sedemikian rupa. Perencanaan bangunan
menggunakan bahan beton bertulang banyak menjamur dibelahan dunia manapun
termasuk di Indonesia.
BAB 2

PERATURAN YANG DIGUNAKAN

Dalam perancangan desain struktur bangunan dengan material Beton Bertulang ini,
digunakan beberapa referensi sebagai berikut :

1. SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural


2. SNI 1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non-gedung
3. SNI 1727-2013 Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
4. PPI 1983 tentang Pembebanan untuk Gedung.
5. PUBI-1982 tentang Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
BAB 3

MUTU MATERIAL & DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

A. Mutu Material
Mutu material yang digunakan untuk elemen struktur baik itu kolom, balok,
plat, dan dinding geser adalah beton bertulang dengan mutu k300. Berikut spesifikasi
mutu beton yang digunakan :
Mass per unit volume = 2,4
Weigh per unit volume =24 kN/m³
Modulus Elasticiity =23452953 kN/m²
Poissons’s Ratio = 0,2
Fc’ =24900 kN/m²
Fy = 400000 kN/m²
Fys = 400000 kN/m²

B. Dimensi Elemen Struktur


1) Kolom
Dimensi kolom yang digunakan dari lantai dasar hingga lantai paling atas
adalah typical, yaitu berukuran 0,3 x 0,5 m.
2) Balok
Dimensi balok yang digunakan dalam sistem struktur bangunan gedung rumah
susun ini memiliki 3 jenis ukuran, yaitu :
 Balok 1 : 0,25 m x 0,45 m.
 Balok 2 : 0,25 m x 0,4 m.
 Balok 3 : 0,2 m x 0,35 m.
3) Plat
Dimensi plat yang digunakan adalah 0,13 m.
4) Dinding Geser
Dimensi dinding geser adalah 0,25 m.
BAB 4

DESKRIPSI SISTEM STRUKTUR

Sistem struktur pada bangunan rumah susun ini selain memiliki sistem rangka
yaitu balok, kolom, dan plat akan tetapi memiliki elemen struktur dinding. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya dinding geser pada elemen struktur, sehingga deskripsi
sistem struktur yang digunakan pada desain bangunan rumah susun ini yang digunakan
adalah Sistem Ganda.

Berdasarkan lokasi wilayah bangunan yaitu daerah Pandeglang yang memiliki


tingkat resiko gempa tinggi, maka sistem ganda di sini yang digunakan adalah Sistem
Ganda dengan Rangka Pemikul Momen Khusus.

Sistem Ganda Pemikul Momen Khusus adalah sistem struktur dengan rangka
ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Sedangkan beban lateral oleh gempa
dipikul oleh sistem rangka pemikul momen dan dinding geser ataupun oleh rangka
pemikul momen dan rangka bresing.
BAB 5

PEMBEBANAN

A. Beban Mati
 Beban Struktur
Beban dari struktur itu sendiri termasuk kedalam beban mati, yaitu beban dari
kolom, balok, plat, dan dinding geser.
 Beban SDL (Super Dead Load)
Beban SDL dalam sistem struktur ini adalah sebagai berikut:
- Adukan Semen = 0.42 kN/m²
- ME = 0.3 kN/m²
- Penutup Lantai =0.24 kN/m²
- Penutup Langit- Langit = 0.07 kN/m²
- Lain-lain = 0.17 kN/m²
- Total =1.2 kN/m²
 Beban Wall
Berdasarkan Peraturan Pembebanan, maka dengan dinding pasangan batako
dan tebal sebesar 10 cm didapatkan beban Wall adalah 1.2 kN/m²
B. Beban Hidup
Berdasarkan SNI 1727 – 2013, untuk rumah tinggal didapatkan beban hidup
sebesar 1.92 kN/m².
BAB 6

ANALISA GEMPA STRUKTUR ATAS

A. Kategori Resiko Bangunan Gedung


Kategori resiko bangunan gedung adalah kategori resiko II (fungsi bangunan
adalah gedung apartemen/rumah susun), yaitu semua gedung dan struktur lain, kecuali
yang termasuk dalam kategori resiko 1, III, IV.
B. Faktor Keutamaan Gempa
Dengan kategori resiko II, maka faktor keutamaan gempa (Ie) adalah 1.0
C. Parameter Percepatan Tanah
Nilai Ss dan S1 diperoleh berdasarkan jenis tanah dan lokasi dari bangunan.
Dengan jenis tanah sedang dan lokasi bangunan berada di Pandeglang, maka nilai yang
didapatkan untuk Ss adalah 1.157 dan nilai S1 adalah 0.447.
D. Klasifikasi Situs
Klasifikasi situs yang direncanakan adalah SD (Tanah Sedang).
E. Faktor Koefisien Situs
Parameter yang digunakan untuk mendapatkan faktor koefesien situs Fa adalah
nilai Ss dan Kelas Situs untuk Fv sementara untuk koefesien situs Fv adalah nilai S1
dan Kelas Situs. Oleh karena itu dengan kelas situs SD dan Nilai Ss 1.157, maka dengan
interpolasi didapatkan nilai Fa sebesar 0.874 sementara itu dengan Kelas Situs SD dan
nilai S1 0.447, maka dengan interpolasi ddiapatkan nilai Fv sebesar 1.506.
F. Parameter Percepatan Desain
Nilai SDS = 2/3 x Sms
= 2/3 x (Fa x Ss)
= 2/3 x (0.874 x 1.157)
= 0.674

Nilai SD1 = 2/3 x SM1


= 2/3 x (Fv x S1)
= 2/3 x (1.506 x 0.447)
= 0.449
G. Kategori Desain Seismik
Berdasarkan Tabel KDS untuk respon percepatan pada peioda pendek, maka
dengan nilai SDS > 0.5 dan kategori resiko II didapatkan KDS yaitu “D”.
Berdasarkan Tabel KDS untuk respon percepatan pada peioda 1 detik, maka
dengan nilai SD1 > 0.2 dan kategori resiko II didapatkan KDS yaitu “D”.

H. Sistem & Parameter Struktur


Berdasarkan KDS, maka dengan KDS “D” memiliki tingkat resiko kegempaan
tinggi, sehingga sistem struktur yang harus digunakan adalah SRPMK/SDSK/SGPMK.
Dengan Sistem Struktur yang digunakan adalah Sistem Ganda Pemikul Momen
Khusus, maka nilai-nilai parameter struktur (Didapatkan dari SNI 1726-2012) adalah
sebagai berikut:
- R =7
- Cd = 5,5
- Ω0 = 2,5

I. Kurva Spektrum Respons Desain


- Untuk periode yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan desain (Sa)
harus diambil dari persamaan :
T
Sa = SDS (0.4 + 0.6 )
T0
- Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau
sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain (Sa) sama dengan SDS.
- Untuk periode lebih besar dati Ts, spektrum respons percepatan desain (Sa),
diambil berdasarkan persamaan :
SD1
Sa =
T
Keterangan :
SDS = Parameter respons spektral percepatan desain pada periode
pendek
SD1 = Parameter respons spektral percepatan desain pada periode 1
Detik
T = Periode getar fundamental struktur
S 0,449
T0 = 0.2 SD1 = 0,2 × 0,674 = 0,133
Ds

S 0,449
Ts = SD1 = 0,674 = 0,666
Ds

T2 = T1 + 0.10
Tabel Respon Spektrum

Time C/R (Periode x Ie / R) Periode


0,00 0,0385 0,2698
0,13 0,0964 0,6745
0,67 0,0964 0,6745
0,77 0,0838 0,5863
0,87 0,0741 0,5186
0,97 0,0664 0,4649
1,07 0,0602 0,4212
1,17 0,0550 0,3851
1,27 0,0507 0,3547
1,37 0,0470 0,3287
1,47 0,0438 0,3063
1,57 0,0410 0,2867
1,67 0,0385 0,2695
1,77 0,0363 0,2542
1,87 0,0344 0,2406
1,97 0,0326 0,2283
2,07 0,0310 0,2173
2,17 0,0296 0,2073
2,27 0,0283 0,1981
2,37 0,0271 0,1897
2,47 0,0260 0,1820
2,57 0,0250 0,1749
2,67 0,0241 0,1684
2,77 0,0232 0,1623
2,87 0,0224 0,1566
2,97 0,0216 0,1513
3,07 0,0209 0,1464
3,17 0,0203 0,1418
3,27 0,0196 0,1374
3,37 0,0191 0,1334
3,47 0,0185 0,1295
3,57 0,0180 0,1259
3,67 0,0175 0,1224
3,77 0,0170 0,1192
3,87 0,0166 0,1161
3,97 0,0162 0,1132
4,07 0,0158 0,1104
4,17 0,0154 0,1077
4,27 0,0150 0,1052
4,37 0,0147 0,1028
4,47 0,0144 0,1005
4,57 0,0140 0,0983
4,67 0,0137 0,0962
4,77 0,0135 0,0942

Anda mungkin juga menyukai