Lapkas RM-1
Lapkas RM-1
PENDAHULUAN
Tes Spurling atau tes Kompresi Foraminal, dilakukan dengan cara posisi
leher diekstensikan dan kepala dirotasikan ke salah satu sisi, kemudian berikan
tekanan ke bawah pada puncak kepala. Hasil positif bila terdapat nyeri radikuler
ke arah ekstremitas ipsilateral sesuai arah rotasi kepala. Pemeriksaan ini sangat
spesifik namun tidak sensitif guna mendeteksi adanya radikulopati servikal.
Tes Distraksi
Pada pasien yang datang ketika dalam keadaan nyeri, dapat dilakukan
distraksi servikal secara manual dengan cara pasien dalam posisi supinasi
kemudian dilakukan distraksi leher secara perlahan. Distraksi kepala akan
menghilangkan nyeri yang diakibatkan oleh kompresi terhadap radiks syaraf.
Hasil dinyatakan positif apabila nyeri servikal berkurang.
Tes Valsava
Dengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak ruang
di kanalis vertebralis bagian cervical, maka dengan di naikkannya tekanan
intratekal akan membangkitkan nyeri radikuler. Nyeri syaraf ini sesuai dengan
tingkat proses patologis dikanalis vertebralis bagian cervical. Cara
meningkatkan tekanan intratekal menurut valsava ini adalah pasien disuruh
mengejan sewaktu ia menahan nafasnya. Hasil positif bila timbul nyeri
radikuler yang berpangkal di leher menjalar ke lengan.
Gambar 2.6 Tes Valsava
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:4
Foto rontgen yang perlu dibuat harus mencakup foto dengan proyeksi
anteroposterior, lateral, oblique kanan dan kiri.
EMG
CT Scan
MRI
2. Cervical Collar
Pemakaian cervical collar lebih ditujukan untuk proses imobilisasi serta
mengurangi kompresi pada radiks saraf, walaupun belum terdapat satu jenis
collar yang benar-benar mencegah mobilisasi leher. Salah satu jenis collar
yang banyak digunakan adalah SOMI Brace (Sternal Occipital Mandibular
Immobilizer). Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus
siang dan malam dan diubah secara intermiten pada minggu II atau bila
mengendarai kendaraan.
Gambar 2.8 Cervical Collar
3. Thermoterapi
Thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri.
Modalitas terapi ini dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi servikal
untuk relaksasi otot. Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1-4 kali
sehari selama 15-30 menit, atau kompres panas/pemanasan selama 30 menit
2-3 kali sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai hasil yang
memuaskan. Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah
pragmatik tergantung persepsi pasien terhadap pengurangan nyeri.5
4. Latihan Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher.
Latihan bisa dimulai pada akhir minggu 1. Latihan mobilisasi leher kearah
anterior, latihan mengangkat bahu atau penguatan otot banyak membantu
proses penyembuhan nyeri. Hindari gerakan ekstensi maupun fleksi.
Pengurangan nyeri dapat diakibatkan oleh spasme otot dapat ditanggulangi
dengan melakukan massage.5
Operasi
Tindakan operatif lebih banyak ditujukan pada keadaan yang disebabkan
kompresi terhadap radiks saraf atau pada penyakit medula spinalis yang
berkembang lambat serta melibatkan tungkai dan lengan. Pada penanggulangan
kompresi tentunya harus dibuktikan dengan adanya keterlibatan neurologis
serta tidak memberikan respon dengan terapi medikamentosa biasa.5
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Dok V Atas
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
No RM : 15 41 91
Tanggal pemeriksaan : 18 September 2018
3.2. Anamnesis
Keluhan utama
Nyeri leher kiri
Riwayat Kebiasaan
Penderita biasanya melakukan aktifitas ibu rumah tangga. Penderita tidak
memiliki kebiasaan merokok dan tidak minum minuman beralkohol.
Riwayat Olahraga : tidak rutin
b. Status lokalis
Inspeksi : edema (-), atrofi (-) deformitas (-)
Palpasi : kalor (-), krepitasi (-), nyeri tekan (+), spasme otot paracervical
sinistra (+)
ROM Cervical :
ROM shoulder :
ROM elbow :
ROM wrist
c. Pemeriksaan Khusus
Head compression : (-)
Distraction test : (+)
Valsava test : (-)
3.5. Diagnosis
Diagnosis Klinik : CRS (Cervical Root Syndrome) C3 - C4
Diagnosis Fungsional : limitation function
3.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik
- Infra Red
- Low Lasser 15 Joule
- Latihan
3.8. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang pasien perempuan 68 tahun datang dengan keluhan nyeri pada leher kiri
sejak ± 2 minggu yang lalu bersifat hilang timbul, terasa cenut-cenut dan kaku.
Sebelumnya nyeri dirasakan pada leher belakang dirasakan semakin lama semakin
berat kemudian menjalar ke tungkai kiri terutama dirasakan di tungkai sisi luar sampai
punggung telapak tangan dan semakin memberat sejak 1 minggu ini. Pasien mengeluh
sulit untuk tengadah, tetapi untuk menoleh atau miring, leher tidak terasa sakit. Nyeri
dirasakan menjalar seperti kesemutan sampai ke lengan dan jari-jari tangan kiri.
Kesemutan dirasakan terutama pada lengan dan ibu jari sampai jari tengah tangan kiri.
Nyeri dan kesemutan terutama dirasakan pada saat beraktivitas dan kecapaian. Nyeri
berkurang pada saat penderita beristirahat. Pasien mengatakan tidak ada kelemahan
pada tangannya dan dapat melakukan aktivitasnya sehari. Tidak ada keluhan rasa tebal
pada leher dan tangan. Sakit kepala, pusing, panas, mual dan muntah tidak dialami
pasien. Pasien juga mengatakan tidak ada riwayat jatuh atau trauma sebelumnya. oleh
pasien. Pasien juga pernah mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri tetapi nyeri tidak
kunjung hilang.
Pada tes distraksi hasilnya (+). Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang maka diagnosa klinik pada kasus ini adalah CRS (Cervical
Root Syndrome) C3 - C4. Terapi yang diberikan pada kasus ini yaitu program
rehabilitasi medik yaitu Infra Red, Low Lasser 15 Joule dan Latihan.
- Infra Red
Pengaruh fisiologis sinar infra red jika diabsorbsikan ke kulit maka akan
meningkatkan proses metabolisme, vasodilatasi pembuluh darah terhadap pengaruh
jaringan otot, efek teraupeutik IR secara garis besar dapat merileksasikan otot,
meningkatkan suplai darah.
- Laser
Berfungsi untuk anti inflamasi dan regenerasi jaringan. Dengan teknik ini laser bisa
masuk lebih dalam sampai ke jaringan atau sendi secara langsung, sehingga
memungkinkan memberikan penyinaran secara langsung ke jaringan atau sendi yang
mengalami kerusakan melewati kulit.
- Latihan
Latihan dapat membantu mengurangi nyeri.
DAFTAR PUSTAKA