Lapkas-Rehab-Medik 2
Lapkas-Rehab-Medik 2
PENDAHULUAN
Low back pain (LBP) adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan gejala
utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak didaerah tulang punggung bagian
bawah dan sekitarnya.1
Low back pain (nyeri punggung bawah) sering dijumpai dalam praktek sehari-
hari, terutama di Negara industri. Prevalensi musculoskeletal termasuk LBP/nyeri
punggung bawah, telah dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan bila
menjadi kronik, akan berdampak serius. Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas
orang yang mengalami nyeri punggung.2 Di Amerika Serikat diperkirakan lebih dari
15% orang dewasa mengeluh nyeri punggung bagian bawah atau nyeri yang bertahan
hampir 2 minggu. Nyeri punggung bagian bawah telah diidentifikasi oleh Pan
American Health Organization (PAHO) di antara tiga masalah kesehatan pekerjaan
yang dikenal pasti oleh World Health Organization (WHO).Keluhan nyeri punggung
merupakan keluhan kedua setelah nyeri kepala. Di Amerika Serikat lebih dari 80%
penduduk mengeluh nyeri punggung bagian bawah dan biaya yang dikeluarkan tiap
tahun untuk pengobatan 75 juta dolar Amerika.3 Data epidemiologi mengenai low
back pain di lndonesia diperkirakan 40% penduduk Provinsi Jawa Tengah berusia di
atas 65 tahun pernah menderita low back pain, prevalensi pada laki-
laki l8,2% dan pada wanita l3,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa
rumah sakit di lndonesia berkisar antara 3-17%. Di kota Manado sendiri tepatnya di
Poli Kesehatan Fisik Dan Rehabilitasi RSUPProf. Dr. R.D. Kandou pada tahun 2012,
low back pain menjadi insiden terbanyak pertama dengan prevalensi 24%.
LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah, dapat
merupakan nyeri local (inflamasi), maupun nyeri redikuler atau kedunya. Nyeri yang
berasal dari punggung bagian bawah dapat menjalar ke daerah lain atau sebaliknya
1
yang berasal di daerah punggung bawah (referred pain). Tulang punggung menerima
beban lebih besar sebagai konsekuensi tugasnya untuk menjaga posisi tegak tubuh,
dan beban ini akan lebih banyak terkonsentrasi dibagian bawah dari tulang punggung
tersebut. Sehingga dengan demikian, walaupun dengan etiologi low back pain dapat
bervariasi dari yang paling ringan (misalnya kelelahan otot) sampai yang paling berat
(misalnya tumor ganas) tetapi sebagian besar low back pain pada masyarakatnya
adalah akibat adalah akibat adanya factor mekanik yang tidak menguntungkan tulang
punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh (statika)
maupun dalam fungsinya selama pergerakan tubuh (dinamika).6
Mengingat bahwa LBP ini sebenarnya hanyalah suatu symptom/ gejala, maka
yang terpenting adalah mencari faktor penyebab agar dapat diberikan pengobatan
yang tepat.Kasus ini melaporkan penderita dengan LBP serta tindakan rehabilitasnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
LBP adalah sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri
atau perasaan lain yang tidak enak didaerah tulang punggung bagian bawah dan
sekitarnya.1 LBP atau nyeri punggung bagian bawah merupakan salah satu
gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang
baik.7
3
sudut kinetika tubuh (diluar kepala dan leher), maka akan tampak bahwa
gerakan yang paling banyak dilakukan ialah fleksi, kemudian ekstensi.
Dalam kenyataannya gerakan fleksi-ekstensi merupakan tugas persendian
daerah lumbal dengan pusat sendi L5-S1. Hal ini dimungkinkan oleh
bentuk dan letak bidang sendi yang sagittal. Lain halnya dengan bidang
sendi daerah torakal yang terletak frontal, bidang sendi ini hanya
memungkinikan gerakan rotasi dan sedikit latero-fleksi.
2. Diskus Intervertebra
Struktur lain yang tidak kala pentingnya dalam persoaln low back pain
adalah diskus intervertebral. Disamping berfungsi sebagai penyangga beban,
diskus intervertebral berfungsi pula sebagai peredam kejut.Diskus
intervertebral dibentuk oleh annulus fibrosus yang merupakan anyaman
serat-serat fibroelastik hingga membentuk struktur mirip gentong.Tepi atas
dan bawah gentong melekat pada “end plate” vertebra sedemikian rupa
hingga terbentuk rongga antar vertebra.Rongga ini berisi nucleus pulposus
suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung air.
Menjelang usia dekade kedua, mulailah terjadi perubahan-perubahan, baik
menyangkut nucleus polpusus maupun anulus fibrosus. Pada beberapa
tempat serat-serat fibroelastik terputus, sebagian rusak dan sebagian diganti
jaringan ikat. Proses ini akan berlangsung secara continu hingga dalam
annulus terbentuk rongga-rongga.1
C. EPIDEMIOLOGI
Low back pain atau nyeri punggung bagian bawah di Indonesia
merupakan masalah kesehatan yang nyata.Kira-kira 80% penduduk seumur
hidupnya pernah sekali merasakan nyeri punggung bagian bawah.Insidensi nyeri
punggung bagian bawah dibeberapa negera berkembang lebih kurang 15-20%
dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri punggung bagian
bawah akut maupun kronik termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi
nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada bulan
Mei 2002 menunjukkan jumlah pasien nyeri punggung bagian bawah sebesar
18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa
4
Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan l3,6% pada wanita. Rumah
sakit di Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4-5,8%.
Frekuensi terbanyak pada usia45-65 tahun. Dalam penelitian multisenter di 14
rumah sakit pendidikan di Indonesia yang dilakukan oleh kelompok studi nyeri
PERDOSSI pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah pasien nyeri sebanyak
4456 orang (25% dari total kunjungan), dimana 1598 orang (35,86%) merupakan
pasien nyeri kepala dan 819 orang (18,37%) adalah pasien nyeri punggung
bawah. Keluhan low back pain ini ternyata menempati urutan kedua tersering
setelah nyeri kepala. Dari data mengenai pasien yang berobat ke poliklinik
neurology menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas usia 40 tahun yang datang
dengan keluhan lowback pain ternyata jumlahnya cukup banyak.10
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh low back
pain dan dinegara kita sendiri diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi. Nyeri
punggung bagian bawahmerupakan 1 dari l0 penyakit terbanyak di Amerika
Serikat dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6-37%. Puncak insidensi nyeri
punggung bawah adalah pada usia 45-60 tahun. Pada 45% pasien dewasa tua,
nyeri punggung bawah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengganggu
tidur pasien. Sebagian besar pasien (75%) akan mencari pertolongan medis, dan
25% diantaranya perlu dirawatinap untuk evaluasi lebih lanjut. 10 Di Kota
Manado sendiri tepatnya di Poli Kesehatan Fisik dan Rehabilitasi BLU RSUP
Prof. Dr. R.D. Kandou pada tahun 2012, low back pain menjadi insiden
terbanyak pertama dengan prevalensi 24%.
D. ETIOLOGI
Dalam klinik, low back pain (LBP) dibagi menjadi 4 kelompok:
1. LBP oleh faktor mekanik
A. LBP oleh mekanik akut
5
Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak
melampaui bataskemampuan sendi dan otot (range of motion) atau
melakukan sesuatu untuk jangka waktu terlampaulama.1
B. LBP oleh mekanik kronik (menahun)
Paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang jelek yaitu sikap tubuh
ke depan, kepala menunduk, perut membuncit dan dada kempes
mendatar. Sikap tubuh yang demikian tentunya akan mendorong titik
berat badan (TBB) tergeser ke arah depan sebagai kompensasi agar
keseimbangan tubuh tetap terjaga. Disamping akibat sikap tubuh yang
jelek, pergeseran TBB ke arah depan terlihat juga padawanita-wanita
yang gemar memakai sepatu dengan tumit tinggi.1
2. LBP oleh faktor organik1
A. LBP osteogenik
i. Radang
ii. Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utamalow
back pain.Pada orangyang tidak biasa melakukan pekerjaan otot
atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat, dapat
menderita nyeri pungggung bagian bawah yang akut.Gerakan
bagian punggung yang kurang baik dapat menyebabkankekakuan
dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung,
mengakibatkanterjadinya trauma punggung sehingga
menimbulkan nyeri.Kekakuan ototcenderung dapat sembuh
dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu.Namun pada
kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agartidak
mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.2
iii. Keganasan
iv. Kongenital
B. LBP diskogenik
Dalam hal ini proses primer terletak pada diskus intervertebra. Bentuk yang
sering dijumpai ialah:
6
i. Spondilosis
Adalah suatu proses degenerasi progresif diskus intervertebra. 1
Keadaan inimenimbulkan nyeri yang berasal dari dua macam sumber:
a) Osteoarthritis
b) Radikulitis jebakan, radiks terjebak dalam perjalanannya melewati
foramen intervertebra yang menyempit. Sebenarnya nyeri tidak
bersumber pada tekanan radiks secara langsung, melainkan dari tekanan
sarung duramater yang mengakibatkan iskemik dan inflamasi.
7
tajam, seperti terbakar, dan berdenyut sampai ke bawah lutut.
lschialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus
ischiadicus sampai ke tungkai, pada tes provokasi percobaan
lasegue didapatkan hasil positif.1,2
b) Dapat ditemukan defisit neurologi berupa hipestesia tumit dan
lateral kaki. Refleks tendon tumit merendah. Dapat timbul juga
gejala kesemutan atau rasa baal.1,2
c) Nyeri bertambah dengan batuk bersin mengangkat benda berat
membungkuk akibat bertambahnya tekanan intratekal, pada tes
provokasi dengan cara percobaan valsava ditemukan hasil yang
positif.1,2
iii. Spondilitis ankilosa
Biasanya dimulai dari sendi sakroiliaka, lalu menjalar ke atas
daerah leher.Gejala permulaan bersifat ringan, sering hanya berupa
kaku.Keluhan terutama dirasakan pada waktu pagi bangun tidur,
membaik setelah melakukan pergerakan. Khas ditemukan gambaran
ruas-ruas bambu (bamboo spine) pada pemeriksaan radiologik.1
C. LBP neurogenik
i. Neoplasma
ii. Arakhnoiditis
iii. Stenosis kanal
3. Nyeri Rujukan
4. Nyeri Psikogenik
E. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko terjadinya low back pain adalah usia, kondisi kesehatan
yang buruk, masalahpsikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok,
skoliosis mayor, obesitas, tinggibadan yang berlebihan, hal yang berhubungan
pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama duduk, atau berdiri
berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), mengangkat danmembawa beban
yang berat, menarik beban, membungkuk serta kehamilan.11
F. GAMBARAN KLINIK
8
Pada umumnya low back pain terjadipada pasien berusia dekade
kedua.Keluhan nyeri dapat menjalar dan tidak menjalar.Pada tahap yang lebih
ringan, nyeri biasanya hanya di sekitar daerah pinggang dan tidak menjalar, bias
juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal pada otot
pinggang. Pada tahap yang lain, nyeri dirasakan dari daerah pinggang
dapatmenjalar ke arah leher ataupun ke arah bokong, paha belakang tumit dan
telapak kaki. Jika nyeri menjalar ke arah daerah leher,dapat dipikirkan adanya
spondilitis ankilosa, terlebihjikanyeri terutama dirasakan pada waktu bangun
pagi dan menghilang saat melakukanpergerakan. Jika nyeri menjalar ke arah
bokong, paha belakang, tumit hingga telapak kaki,maka dapat dipikirkan adanya
gejala yang khas pada penderita hernia nukleus pulposus.3,8
G. DIAGNOSIS
Pendekatan diagnostik dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dan khusus, serta pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis:4
a. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak?
b. Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan
sehari-hari? Adakah suatu trauma?
c. Dimana letak nyeri? (sebaiknya pasien sendiri yang disuruh
menunjukkan dimana letak nyerinya). Ada tidak penjalaran?
d. Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh
tertentu? Apakah betambah pada kegiatan tertentu?
e. Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat?
2. Pemeriksaan fisik:9
a. Inspeksi
Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk. Inspeksi daerah punggung,
perhatikan lurus tidaknya tulang belakang, lordosis, kifosis, gibus,
deformitas, ada tidak jalur spasme otot paravertebral.
b. Palpasi
9
Palpasi sepanjang kolumna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada salah
satu prosessus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada
palpasi atau adanyaspasme otot para vertebral).
c. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri
punggungbawah adalah benar karena adanya gangguan sarafatau karena
sebab yang lain.
3. Pemeriksaan motorik:
Apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi.Kalau ada kelumpuhan
segmen manayang terganggu.
4. Tes-tes Provokasi11
a. Tes Lasegue (straight leg raising)
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap
lurus. Saraf ischiadikus akan tertarik. Bila nyeri punggung dikarenakan
iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan
saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
b. Tes Bragard
10
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes lasegue. Caranya sama seperti
tes lasegue dengan ditambah dorsofleksi kaki. Bila nyeri punggung
dikarenakan iritasi pada saraf inimaka nyeri akan dirasakan pada sepanjang
perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampaiujung kaki.
c. Tes Sicard
Sama seperti tes lasegue namun ditambah dorsofleksi dari ibu jari
kaki. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan
dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung
kaki.
d. Tes Patrick
Padates ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki diletakkan
pada sendi lutut tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan pada
sendi lutut hingga terjadi rotasikeluar.Bila timbul rasa nyeri, maka hal ini
berarti ada suatu sebab yang non neurologic misalnya coxitis.Tes ini
dilakukan pada kedua kaki.
11
Gambar 6. Tes Patrick
g. Tes Valsalva
Pasien disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup sekuat-
kuatnya.Hasil positif pada hernia nucleus pulposus (HNP).
12
Gambar 7. Tes Valsava
5. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa macam metode diagnostik yang dapat dipakai untuk memastikan
penyebab low back pain:1
a. Foto polos tulang belakang khususnya daerah lumbosakral yang bermanfaat
untuk diagnostik faktor mekanik, osteogenik, dan sebagian diskogenik.
b. Pemeriksaan elektromiografi, merupakan diagnosis pasti untuk
membuktikan adanya keterlibatan radiks pada kasus-kasus tertentu.
c. Pemeriksaan mieolografi (untuk indikasi tertentu)
H. PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya penanganan low back pain terdiridari:
1. Obat-obatan
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan, untuk mengurangi
nyeri tanpa menghiraukan penyebab dasar low back pain.Obat yang
diberikan berupa golongan analgetik dimana golongan ini terdiri dari
analgetik antipiretik dan analgetik narkotik.Yang umum digunakan analgetik
antipiretik yang bekerja menghambat sintesa danpelepasan endogenous pain
substance sehingga mencegah sensitisasi reseptor nyeri.Disamping itu
dikenal pula obat yang mempunyai potensi anti-inflamasi
disampinganalgetik misalnya pirasolon dan derivat-derivat asam organik
lainya dikenal sebagai non steroidal anti-inflamatory drugs (NSAID).
Selain itu juga dapatdigunakan tranquilizer minoryang bekerja sentral
menurunkan respon terhadaprangsangan nyeri. Disamping itu untuk
mengurangi kegelisahan dan untuk relaksasiotot.1
13
2. Program Rehabilitasi Medik
a. Low back pain oleh faktor mekanik akut
Tirah baring total disertai pemanasan setempat seperti infra merah,
kompres airhangat. Biasanya kesembuhan 4-5 hari.1
b. Low back pain oleh faktor mekanik kronis
Pada keadaan ini hiperlordosis mendasari patofisiologis nyeri. Karena
itutatalaksana ditujukan pada latihan-latihan untuk menghilangkan
hiperlordosistersebut.1
Tujuan pemberian latihan, yaitu:1
i. Mengurangi hiperlordosis/memperbaiki postur tubuh.
ii. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai
dengan biomekanik tulang punggung.
Prinsip pemberian latihan, yaitu:1
i. Latihan penguatan dinding perut otot gluteus maksimus.
ii. Latihan peregangan otot yang memendek, terutama otot punggung
dan hamstring.
Teknik latihan:1
i. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Dengan kekuatan otot perut, tekan pinggang hingga
menempel dasar. Kemudian angkat pinggul keatas sementara posisi
pinggang tetap dipertahankan melekat pada dasar. Hal ini
dimungkinkan oleh kontraksi otot gluteus maksimus.
ii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Dengan kedua belah tangan di dada angkatlah kepala dan
bahu hingga dagu menempel di dada.
iii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Tarik salah satu lutut ke arah perut sambil mengangkat
kepala dan bahu seolah-olah hendak mencium lutut. Lakukan
bergantian dengan tungkai satunya.
iv. Sama seperti latihan sebelumnya tetapi dilakukan pada dua lutut
sekaligus.
14
v. Berdiri membelakangi dinding dengan jarak kurang lebih 15 cm
dari dinding. Tekan pinggang kearah dinding hingga tidak lagi ada
celah antara pinggang dan dinding.
3. Tindakan operatif:1
a. Kegagalan konservatif (kekambuhan sering terjadi).
b. Adanya gangguan neurologis yang progresif kelemahan otot
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. OP
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Bukit Zaitun No. 1 Kleak
Pekerjaan : Pensiunan Pertamina
Agama : Kristen Protestan
Tangal Pemeriksaan : 28 Desember 2015
15
II. ANAMNESIS
4. Riwayat Kebiasaan
Penderita merupakan pemain tim bola voli dalam lingkungan tempat kerja
penderita.
6. Riwayat Psikologis
16
Penderita merasa cemas dengan sakit yang dirasakan, karena
mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.
17
Hepar/Lien : Tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-)
2. Status Lokalis :
Regio Lumbosakral
Inspeksi: Simetris, deformitas (-), kemerahan (-)
Palpasi : Nyeri tekan dan spasme (+) di regio paravertebral L1-L5
Ekstremitas Inferior
Status motorik
D S
Gerakan Normal Normal
Tonus Otot Normal Normal
Atrofi - -
Refleks Fisiologis ++ ++
Refleks Patologis - -
Miotom
18
Dermatom
5. Tes Provokasi
TEST Dekstra Sinistra
Laseque (SLR 700) 700, nyeri (-) 700, nyeri (-)
Sicard - -
Braggard - -
Patrick - -
Contrapatrick - -
FNST - -
V. Resume
19
Pada pemeriksaan regio Lumbosakral saat palpasi ditemukan Nyeri tekan dan
spasme di regio paravertebral lumbal L1-L5
VI. Diagnosis
Diagnosis Klinis :
Low Back Pain
Diagnosis Etiologi :
Mekanik kronik
Diagnosis Topis :
Paravertebral lumbal L1-L5
Diagnosis Fungsional :
Body function : Low back pain
Body structure : Paravertebral lumbal L1-L5
Activity : Terbatas
Participation : Tidak lagi terlibat dalam olahraga
Environtment : Dapat melakukan pekerjaan sendiri
Personality : Kecemasan
Fisioterapi
Evaluasi:
- Nyeri punggung bawah (VAS = 6)
- Spasme di regio paravertebral lumbal L1-L5
- Suspek OA hip
- Gangguan AKS.
Program:
20
Infra Red Therapy pada regio lumbosakral
Proper back mechanism
Back exercise bila nyeri berkurang (VAS < 6)
Okupasi Terapi
Evaluasi:
-
Nyeri punggung bawah (VAS = 6)
- Spasme di regio paravertebral lumbal L1-L5
- Gangguan AKS seperti dressing dan toileting.
Program:
Latihan AKS dengan proper back mechanism
Menyaranakan untuk modifikasi toilet.
Ortotik Prostetik
Evaluasi:
- Nyeri punggung bawah (VAS = 6)
- Spasme di regio paravertebral lumbal L1-L5
- Gangguan AKS.
Program:
Penggunaan alat bantu korset
Psikologi
Evaluasi:
- Penderita merasa cemas dengan kondisinya
Program:
Dukungan mental pada penderita dan keluarga.
Sosial Medik
Evaluasi:
- Rumah permanen 1 lantai.
- Memakai WC jongkok
- Biaya sehari-hari cukup
- Biaya pengobatan ditanggung BPJS
Program:
21
Melakukan kunjungan rumah untuk melihat faktor-faktor resiko yang
ada di rumah dan lingkungan sekitarnya
Edukasi
Waktu beraktivitas:
- Dianjurkan pada saat beraktivitas penderita jangan dulu mengangkat
beban berat.
Waktu berdiri:
Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode duduk
sebentar.
Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tetapi
jongkoklah pada lutut.
Waktu berjalan:
Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa.
Waktu duduk:
Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut sejajar dari
paha.
Bila duduk seluruh punggung sebanyak mungkin kontak dengan
punggung kursi.
Waktu tidur:
Sebaiknya menggunakan alas yang padat.
Saat akan bangun tidur, posisi tubuh menyamping dan angkat tubuh
anda dengan tangan, lutut ditekuk disamping tempat tidur sehingga
kaki menyentuh lantai, bangunlah dengan menggunakan kekuatan
kaki.
22
Gambar 10. Posisi duduk dan cara mengambil barang
23
Gambar 12. Posisi duduk membaca dan bekerja
24
PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
1. Sengkey L, Angliadi LS, Gessal J, Mogi TI. Diktat ilmu kedokteran fisik dan
rehabilitasi. Manado: FK UNSRAT; 2006. h.79-90
2. Main CJ, Williams AC. ABC of Psychological Medicine : Muskuloskeletal Pain.
BMJ 2002, 325:534-7.
3. Negrini N, Zaina F, Somano H, Atanasio T, Trevisan C. Rehabilitation of lumbar
spine disorder. Edisi ke-5. Lippincolt;2010. p.186
4. Harsono (Ed). Kapita selekta neurologi edisi kedua. Gadjah Mada University
Press, 2007.
5. Anonim.Low back pain. Diakses tanggal 1 Desember 2014. Diunduh
dari:http://www.repository.usu.ac.id
25
6. Sjamsuhidrajad G. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2004. h.756-
763
7. Cooper PG. Low back pain.Columbia: McKesson Health Solution LLC; 2004.
8. Anonim. Anatomi dan fisiologi tulang belakang. Diakses tanggal 1 Desember
2014. Diunduh dari: http://rsop.co.id/orthopaedi/anatomi-dan-fisiologi-tulang-
belakang-bagian-1
9. Anonim. Struktur tulang belakang, sakit pinggang dan skiatika.Diakses tanggal 1
Desember 2014. Diunduh dari: http://ortotik-
prostetik.blogspot.com/2013/07/struktur-tulang-belakang-sakit-pinggang.html
10. Yasin MM, Agung K, Sustini F, Andreani S, Rochman F. Hubungan antara
karakteristik antropometrik kebiasaan, status psikososiati, dan gambaran
radiografis responden dengan kejadian spandilogenielow back pain.Diakses
tanggal 1 Desember 2014. Diunduh dari: joumal.unair.ac.id
11. Furnama S. Low back pain. Diakses tanggal 1 Desember 2014.Diunduh dari
http://repository.maranatha.ed/..,/3/l04l-chapter l.pdf
12. Miguel AJ. Dor lombar – como previnir.Diakses tanggal 1 Desember
2014..Diunduh dari: http://www.medicinageriatrica.com.br/tag/sinal-de-lasegue
26