Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,
dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia
dapat manusia prasarana melaului warga-warganya dapat saling
berinteraksi. Defenisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terkait oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas
meruapakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat cirri yaitu: 1)
Interaksi antar warga-warganya, 2) Adat istiadat, 3) kontiunitas waktu, 4)
Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009:
115-118)
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta
mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah
kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama diamana
mereka tinggal, kelompk sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2008).
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek
pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu
dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya
dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari
pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan
melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat (Anderson
& McFarlan, 2008).
Proses keperawatan komunitas (nursing process community) dalam
pelaksanaanya diutamakan masyarakat menjadi mitra sehingga strategi
pelayanan kesehatan yang utama merupakan pendekatan yang juga

1
menjadi acuan pelayanan kesehatan yang diberikan (Anderson &
McFarlane, 2008).
Bentuk peran serta masyarakat diantaranya dapat berupa ikut
serta dalam kegiatan kelompok kerja kesehatan yang ada di masyarakat,
diantaranya kegiatan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan balita,
anak remaja, dewasa, lansia dan lingkungannya. Dalam rangka
mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
perawatan kesehatan masyarakat, dimana kesehatan masyarakat itu
sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh,melalui proses keperwatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan
meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan
serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
Dalam pelaksanaan pelyanan kesehatan masyarakat terfokus pada
peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002).
Hasil observasi di RT 1-5 RW V sumber air yang digunakan warga
sebagian besar menggunakan air arthetis dan sumur untuk. kebutuhan
sehari-hari. Jumlah penduduk di RT 1-7 RW VI berjumlah 277 KK,
berdasarkan hasil angket yang disebar bahwa jumlah laki-laki 171 (51,5%)
dan perempuan 161 (48,5%), jumlah usia yang terbanyak adalah dewasa
31,6%, rata-rata pendidikannya adalah SMA (36,1%). Untuk perilaku ISPA
yang tidak menutup mulut 45,70%, yang membuang dahak sembarangan
65,20%, warga yang merokok 56,10%, warga yang membakar sampah
58,50%, Untuk pembuangan sampah di RT 1-7 RW VI sudah ada petugas
pembuang sampah, mereka mengambil sampah warga dalam seminggu

2
±3 kali. Ada warga yang masih belum mau iyuran untuk petugas sampah
dan akhirnya warga membersihkan sampah dengan cara membakar
sampah. Ditemukan warga yang membakar sampah 58,50%.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas,
serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional
dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri menggunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan pemberdayaan
masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa
mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga
yang terbesar RT 1-7 di RW VI. Pendekatan secara kelompok dilakukan
dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan, revitalisasi
Pokjakes, penyuluhan kesehatan baik di posyandu, posbindu maupun di
pengajian RT, PKK, pelaksanaan posyandu dan posbindu, kerja bakti.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
masyarakat adalah suatu proses yang mana komunitas mampu untuk : (1)
Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga, kelompok dan
masyarakat (2) Mengembangkan kemampuan untuk kesehatan diri,
keluarga dan masyarakat (3) Menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan
pemimpin yang menggerakkan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan
berdasarkan atas kemandirian dan kebersamaan.
Peran serta masyarakat merupakan suatu bentuk kepedulian dan
tanggungjawab masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang
ada di lingkungannya. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan
untuk meningkatkan dukungan masyarakat secara aktif dan dinamis
dalam berbagi upaya kesehatan masyarakat dan mendorong kearah
kemandirian dan kebersamaandalam memecahkan masalah dengan

3
penuh tanggungjawab. Locality development (Pengembangan Wilayah
Setempat) merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat untuk
digunakan setelah bantuan yang diberikan, dan untuk mengatasi
masalah ketidaktahuan dan ketidakmampuan (Spradley,1995; Logan &
Dawkin, 1987). Sedangkan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan
mengikutsertakan masyarakat menjadi kader Posyandu maupun
Posbindu dan mengaktifkan masyarakat untuk mengikuti kegiatan kerja
bakti.
Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan
dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik
dengan instansi terkait, pokjakes dan seluruh komponen desa untuk
mengikutsertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan
kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes Sumber Sehat
diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di
wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota
keluarga/masyarakaatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan
lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat.
Dalam praktek keperawatan komunitas difokuskan kepada
masalah keperawatan yang timbul pada masyarakat yang dimungkinkan
oleh karena masalah kesehatan secara umum. Dengan keterbatasan
waktu, sumber daya manusia dan jam praktek maka masalah dibatasi
dalam lingkup masalah keperawatan. Dalam praktek keperawatan
komunitas kali ini kelompok memfokuskan masalah dibidang kesehatan.
Selain itu, selama proses belajar praktek keperawatan komunitas,
mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko dan sumber yang
tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan

4
penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian
komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya
meningkatkan stasus kesehatannya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat
yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan
pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh
pengalaman adalah melalui praktik program Profesi Ners Komunitas di
RW VI Desa Wonolopo, Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperawatan komunitas pada setiap area
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan
komunitas dan pengorganiosasian komunitas untuk hidup sehat,
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat di
RT 1-7 RW VI Desa Wonolopo Kecamatan Mijen Kabupaten
Semarang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di RT 1-7 RW VI
Desa Wonolopo Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang selama 2x
dalam 1 minggu diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
ada di RT 1-7 RW VI Desa Wonolopo, Kecamatan Mijen,
Kabupaten Semarang.
b. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah
yang telah teridentifikasi.
c. Memperoleh pengalaman dalam mengenal situasi dan
kondisi kesehatan masyarakat.
d. Memperoleh pengalam dalam mengenal dan menentukan
sumberdaya di masyarakat.

5
e. Memperoleh pengalaman dalam mengelola asuhan
keperawatan komunitas.
f. Memperoleh pengalaman dalam mengidentifikasi atau
membantu masyarakat, mengenal masalah-masalah kesehatan
di masyarakat dan berupaya menanggulangi permasalahan yang
ada bersama masyarakat.
g. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan
(penyuluhan) kepada masyarakat.
h. Menanggulangi masalah keperawatan dalam memecahkan
masalah keperawatan dengan cara bekerjasama dengan
kelompok kerja kesehatan, melakukan kemitraan dengan pihak
puskesmas dan aparat desa.
i. Meningkatkan empowering masyarakat dalam meningkatkan
self care individu, keluarga dan masyarakat di wilayah RT 1-7
RW VI Desa Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kabupaten
Semarang.
j. Menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan
menggunakan strategi pendidikan kesehatan pada masyarakat
sebagai upaya pencegahan terjadinya suatu penyakit di wilayah
RT 1-7 RW VI Desa Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kabupaten
Semarang.
k. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di Desa
Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang

C. Manfaat
Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat di Desa Wonolopo

6
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan
menyadari masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi
penduduk, kesehatan lingkungan, pendidikan, keselamatan
dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial
serta kegiatan sosial kemasyarakatan.

2. Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata pada masyarakat.
b. Belajar menjadi model provesional dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan
bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan komunitas, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
e. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung
dalam memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok dan komunitas khususnya di RT 1-7 RW VI Desa
Wonolopo Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang.
3. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan
kegiatan- kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang
ada di masyarakat RT 1-7 RW VI Desa Wonolopo Kecamatan
Mijen Kabupaten Semarang

7
4. Pendidikan
Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Profesi Ners
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang Khususnya di bidang keperawatan
komunitas, selain itu sebagai bahan pertimbangan dalam
pengembangan model praktek keperawatan komunitas
selanjutnya.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan
Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas di RT 1-7 RW VI Desa
Wonolopo Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang ini sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,


manfaat penulisan dan sistematika penulisan laporan.

Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari paradigma sehat, tinjauan


tentang pelayanan kesehatan utama, konsep keperawatan
komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan
komunitas, teori dan model dan pengorganisasian
masyarakat.

Bab III : Aplikasi asuhan keperawatn komunitas RT 1-7 RW VI


desa Wonolopo Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang yang
terdiri dari, tahap persiapan, tahap pengkajian, analisa data,
pembobotan masalah keperawatan komunitas, prioritas
diagnosa keperawatan komunitas, perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Bab IV : Pembahasan terdiri dari tahap persiapan dan tahap


pelaksanaan.

Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai