PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi dari Tanggung Jawab Profesional Keperawatan.
2. Mengetahui Jenis-jenis Tanggung Jawab Perawat.
3. Mengetahui Definisi Kode Etik Keperawatan.
4. Mengetahui Hak dan Tanggung Jawab Perawat.
5. Mengetahui Dasar Hukum Tanggung Jawab profesional Keperawatan.
BAB II
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
Sebutan ini menunjukan bahwa perawat profesional menampilkan kinerja secara hati-hati,
teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat
bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan
dengan disiplin ilmunya. Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan
muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil,
pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman.
1. Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena Tuhan ?
2. Apakah perawat mendo’akan klien selama dirawat dan memohon kepada Tuhan untuk
kesembuhannya ?
3. Apakah perawat mengajarkan kepada klien hikmah dari sakit ?
4. Apakah perawat menjelaskan manfaat do’a untuk kesembuhannya ?
5. Apakah perawat memfasilitasi klien untuk beribadah selama di RS?
6. Apakah perawat melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien?
7. Apakah perawat mengantarkan klien dalam sakaratul maut menuju Khusnul
khotimah?
Tanggung jawab merupakan aspek penting dalam etika perawat. Tanggung jawab
adalah kesediaan seseorang untuk menyiapkan diri dalam menghadapi resiko terburuk
sekalipun,memberikan kompensasi atau informasi terhadap apa-apa yang sudah dilakukannya
dalam melaksanakan tugas.Tanggung jawab seringkali bersipat retrospektif, artinya selalu
berorientasi pada perilaku perawat di masa lalu atau sesuatu yang sudah dilakukan. Tanggung
jawab perawat terhadap klien berfokus pada apa-apa yang sudah dilakukan perawat terhadap
kliennya.Perawat dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnya
selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik atau masyarakat.
Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang melaksanakan dinas, perawat dituntut
untuk bertangung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diriperawat.
Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah disepakati. Perawat sudah berjanji
dengan sumpah perawat bahwa ia akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya.Contoh
bentuk tanggung jawab perawat selama dinas: mengenal kondisi kliennya, melakukan operan,
memberikan perawatan selama jam dinas, tanggung jawab dalam mendokumentasikan,
bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan klien, jumlah klien yang sesuai dengan
catatan dan pengawasannya, kadang-kadang ada klien pulang paksa atau pulang tanpa
pemberitahuan, bertanggung jawab bila ada klien tiba-tiba tensinya drop tanpa sepengetahuan
perawat, dsb.Tanggung jawab perawat erat kaitannya dengan tugas-tugas perawat. Tugas
perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar. Peran penting perawat adalah
memberikan pelayanan perawatan (care) atau memberikan perawatan (caring). Tugas perawat
bukan untuk mengobati (cure).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggung jawab perawat terhadap rekan
sejawat atau atasan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan melakukan
tindakan keperawatan, berapa kali, dimana dengan cara apa dan siapa yang
melakukan. Misalnya perawat A melakuan pemasangan infus pada lengan kanan
vena brchialis, dan pemberian cairan RL sebanyak 5 labu, infus dicabut malam
senin tanggal 30 juni 2007 jam 21.00. keadaan umum klien Compos Mentis,
T=120/80 mmHg, N=80x/m, R=28x/m S=37C kemudian dibubuhi tanda tangan
dan nama jelas perawat.
2. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum mampu atau
belum mahir melakukannya. Misalnya perawat belum mahir memasang EKG
diajari oleh perawat yang sudah mahir. Untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat senior yang sudah mahir, meskipun
secara akademik sudah dinyatakan kompeten tetapi kondisi lingkungan dan
lapangan seringkali menuntut adaptasi khusus.
3. Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi
standar. Perawat bertanggung jawab bila perawat lain merokok di ruangan,
memalsukan obat, mengambil barang klien yang bukan haknya, memalsukan
tanda tangan, memungut uang di luar prosedur resmi, melakukan tindakan
keperawatan di luar standar, misalnya memasang NGT tanpa menjaga sterilitas.
4. Memberikan kesaksian di pengadilan tentang suatu kasus yang dialami klien. Bila
terjadi gugatan akibat kasus-kasus malpraktek seperti aborsi, infeski nosokomial,
kesalahan diagnostik, kesalahan pemberian obat, klien terjatuh, overhidrasi,
keracunan obat, over dosis dsb. Perawat berkewajiban untuk menjadi saksi dengan
menyertakan bukti-bukti yang memadai.
5. Apabila ada kasus kesalahan pemberian obat maka perawat harus turut
bertanggung-jawab, meskipun tanggung jawab utama ada pada pemberi tugas atau
atasan perawat, dalam istilah etika dikenal dengan Respondeath Superior. Istilah
tersebut merujuk pada tanggung jawab atasan terhadap perilaku salah yang dibuat
bawahannya sebagai akibat dari kesalahan dalam pendelegasian. Sebelum
melakukan pendelegasian seorang pimpinan atau ketua tim yang ditunjuk
misalnya dokter harus melihat pendidikan, skill, loyalitas, pengalaman dan
kompetensi perawat agar tidak melakukan kesalahan dan bisa bertanggung jawab
bila salah melaksanakan pendelegasian.
Secara umum menurut Kozier (1992) dikatakan bahwa tujuan kode etik profesi
keperawatan adalah meningkatkan praktek keperawatan dengan moral dan kualitas dan
menggambarkan tanggung jawab, akuntabilitas serta mempersiapkan petunjuk bagi
anggotanya. Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam menyusun alat pengukur ini keputusan diambil berdasarkan kode etik
sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat (Suhaemi, 2002).
Adanya penggunaan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat meletakkan
kerangka berfikir perawat untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab kepada
masyarakat anggota tim kesehatan lain dan kepada profesi.
Sesuai tujuan tersebut diatas, perawat diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan
etika profesi secara terus menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru dan
mampu menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat-perawat muda. Disamping
maksud tersebut, penting dalam meletakkan landasan filsafat keperawatan agar setiap
perawat dapat memahami dan menyenangi profesinya.Menurut American Ethics Commission
Bureau on Teaching, tujuan etika profesi keperawatan adalah, mampu:
Beberapa tujuan dan fungsi kode etik keperawatan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa fungsi kode etik keperawatan, adalah:
1. Memberikan panduan pembuatan keputusan tentang masalah etik keperawatan.
2. Dapat menghubungkan dengan nilai yang dapat diterapkan dan dipertimbangkan
3. Merupakan cara mengevaluasi diri profesi perawat.
4. Menjadi landasan untuk menginisiasi umpan balik sejawat.
5. Menginformasikan kepada calon perawat tentang nilai dan standar profesi
keperawatan.
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral.
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup
individu. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap
pilihannya sendiri. Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai
kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya
sendiri.
b. Kebebasan (freedom)
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan
yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.Contoh: Klien mempunyai hak
untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Kebenaran
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang
tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987)
didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Suatu
kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang
lain. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun hubungan
saling percaya denganpasien. Perawat sering tidak memberitahukan kejadian
sebenarnya pada pasien yang memang sakit parah. Namun dari hasil penelitian pada
pasien dalam keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang
kondisinya secara jujur (Veatch, 1978).Contoh: Tindakan pemasangan infus harus
dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat.
d. Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991) merupakan
suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu
mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut beauchamp dan
childress adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang
tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka.
1. Justice (Keadilan) : Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat
dilihatdari Justice adalah: Courage (keberanian/Semangat, Integrity, Morality,
Objectivity), danbeberapa kegiatan yang berhubungan dengan justice perawat:
Bertindak sebagai pembela klien, Mengalokasikan sumber-sumber secara adil,
Melaporkan tindakan yang tidak kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara obyektif
dan berdasarkan fakta.
2. Truth (kebenaran): Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang berhubungan
denganperawat yang dapat dilihat, yaitu: Akuntabilitas, Honesty, Rationality,
Inquisitiveness (ingin tahu), kegiatan yang berhubungan dengan sikap ini adalah:
Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan jujur, Mendapatkan data
secara lengkap sebelum membuat suatu keputusan, Berpartisipasi dalam upaya-upaya
profesi untuk melindungi masyarakat dari informasi yang salah tentang asuhan
keperawatan.
3. Aesthetics : Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada pemberian
kepuasan dengan perilaku/ sikap yang tunjukan dengan Appreciation, Creativity,
Imagination, Sensitivity, kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetics:
Berikan lingkungan yang menyenangkan bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja
yangmenyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, Penampilan diri yang dapat
meningkatkan “image” perawat yang positif.
4. Altruism : Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap
yangditunjukan yaitu: Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah
hati), Perseverance (tekun, tabah (sabar). Kegiatan perawat yang berhubungan dengan
Altruism:Memberikan perhatian penuh saat merawat klien, Membantu orang
lain/perawat lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak dapat
melakukannya, Tunjukan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan social yang
berdampak terhadap asuhan kesehatan.
5. Equality (Persamaan): Mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang
dapatditunjukan oleh perawat yaitu: Acceptance (menerima), Fairness (adil/tidak
diskriminatif), Tolerance, Assertiveness. Kegiatan perawat yang berhubungan dengan
equality: memberikan nursing care berdasarkan kebutuhan klien, tanpa membeda-
bedakan klien, berinteraksi dengan tenaga kesehatan/teman sejawat dengan cara yang
tidak diskriminatif.
6. Freedom (Kebebasan) : Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang
dapatditunjukan oleh perawat yaitu: Confidence, Hope, Independence, Openness,
Selfdirection, Self Disciplin. Kegiatan yang berhubungan dengan Freedom: hargai
hak klien untuk menolak terapi, mendukung hak teman sejawat untuk memberikan
saran perbaikan rencana asuhan keperawatan, mendukung diskusi terbuka bila
terdapat isu kontroversial terkait profesi keperawatan.
7. Human Dignity (Menghargai martabat manusia): menghargai martabat manusia dan
keunikan martabat manusia dan keunikan individu. Sikap yang dapat ditunjukan oleh
perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full, Trust, Consideration. Kegiatan
yangberhubungan dengan sikap Human Dignity: Melindungi hak individu untuk
privacy, Menyapa/memperlakukan orang lain sesuai dengan keinginan mereka untuk
diperlakukan, Menjaga kerahasiaan klien dan teman sejawat.
a. Hak Perawat
a. Hak-hak perawat, menurut Claire dan Fagin (1975), bahwa perawat berhak:
1. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan kompetensinya sesuai dengan latar
pendidikannya.
3. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan serta standard kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau keluaregannya tentang
keluhan kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan.
5. Mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan/kesehatan secara terus
menerus.
6. Diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun oleh
pasien.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat
menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun emosional.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan
kesehatan.
9. Privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien
dan atau keluargannya serta tenaga kesehatan lainnya.
10. Menolak dipindahkan ke tempat tugas lain, baik melalui anjuran maupun
pengumuman tertulis karena diperlukan, untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan
perundang-undangan lainnya.
11. Mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi
pelayanan yang bersangkutan.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang
profesinya.
Disamping beberapa hak perawat yang telah diuraikan diatas, dalam mencapai
keseimbangan hak perawat maka perawat juga harus mempunyai kewajibannya sebagai
bentuk tanggung jawab kepadapenerima praktek keperawatan. (Claire dan Fagin,
1975l,dalam Fundamental of nursing,Kozier 1991). Kewajiban perawat adalah sebagai
berikut:
Tetapi pasal 15 dapat dikecualikan apabila terdapat hal-hal yang termasuk dalam pasal 20 :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya seorang perawat harus lebih memahami apa saja tanggung jawab , kode
etik dan dasar hukum dalam keperawatan agar seorang perawat dapat bekerja lebih
profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Canadian Nurses Association (1999). Code of Ethics. For Registered Nurses:Otawa,Canada: CNA.
Huston, C.J, (2000). Leadership Roles and Management Functions in Nursing;Theory and Aplication;
third edition: Philadelphia: Lippincott.
Husted Gladys L. (1995). Ethical Decision Making in Nursing, 2nd ed, St.Louis: Mosby.
Addison Wesley.
Leah curtin & M. Josephine Flaherty (1992). Nursing Ethics; Theories and Pragmatics: Maryland:
Robert J.Brady CO.
Lucie Young Kelly, 1981, Dimension of professional Nursing, fourth edition, Macmillan publishing
London
Caroline Bunker Rosdahal, 1999, Text Book of Basic Nursing, Lippincot, Philadelphia, Newyork,
Baltimore
Taylor, Lilis, LeMone, 1997, fundamental of nursing the Art and Sciences of Nursing care, Lippincott
Philadelphia Newyork