Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar terhadap


peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh
tenaga profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja secara mandiri dan dapat
pula bekerja sama dengan profesi lain.Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan
melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley,
1980). Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap
masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence Nigthingale dalam bukunya What it is
and What it is not). Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang
garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Sehingga
dalam praktik keperawatannya perawat juga harus mengetahui tentang tanggung jawab
profesional keperawatan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah Definisi dari Tanggung Jawab Profesional Keperawatan?


2. Apa saja Jenis-jenis Tanggung Jawab Perawat?
3. Apa yang dimaksud dengan Kode Etik Keperawatan?
4. Apa saja yang termasuk dalam Hak dan Tanggung Jawab Perawat?
5. Apa saja yang merupakan Dasar Hukum Tanggung Jawab profesional Keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi dari Tanggung Jawab Profesional Keperawatan.
2. Mengetahui Jenis-jenis Tanggung Jawab Perawat.
3. Mengetahui Definisi Kode Etik Keperawatan.
4. Mengetahui Hak dan Tanggung Jawab Perawat.
5. Mengetahui Dasar Hukum Tanggung Jawab profesional Keperawatan.
BAB II

Tanggung Jawab Profesional Keperawatan

2.1 DefinisiTanggung Jawab Profesional Keperawatan

Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
Sebutan ini menunjukan bahwa perawat profesional menampilkan kinerja secara hati-hati,
teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat
bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan
dengan disiplin ilmunya. Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan
muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil,
pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman.

a. Pengertian Tanggung jawab (Responsibility) perawat menurut ANA

Tanggung jawab (Responsibility) adalah : Penerapan ketentuan hukum (eksekusi)


terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap
kompeten dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985). Menurut
pengertian tersebut, agar memiliki tanggung jawab maka perawat diberikan ketentuan
hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai standar. Misalnya
hukum mengatur apabila perawat melakukan kegiatan kriminalitas, memalsukan ijazah,
melakukan pungutan liar dsb. Tanggung jawab perawat ditunjukan dengan cara siap
menerima hukuman (punishment) secara hukum kalau perawat terbukti bersalah atau
melanggar hukum.

b. Pengertian Tanggung jawab (Responsibility) menurut Berten , (1993:133)

Tanggung jawab (Responsibility) : Keharusan seseorang sebagai mahluk rasional


dan bebas untuk tidak. mengelak serta memberikan penjelasan mengenai perbuatannya,
secara retrosfektif atau prosfektif (Bertens, 1993:133). Berdasarkan pengertain di atas
tanggung jawab diartikan sebagai kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan
yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa
yang akan datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi
tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien. Klien tidak akan
punya keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak semua manusia. Perawat secara
retrospektif harus bisa mempertanggung-jawabkan meskipun tindakan perawat tersebut
diangap benar menurut pertimbangan medis.

2.2 Jenis Tanggung Jawab Perawat

1. Tanggung Jawab (Responsibility)terhadap Tuhannya (to God)


Dalam sudut pandang etika normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama
adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan
hati akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan. Dalam sudut pandang Etik
pertanggung jawaban perawat terhadap Tuhannya terutama yang menyangkut hal-hal berikut
ini:

1. Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena Tuhan ?
2. Apakah perawat mendo’akan klien selama dirawat dan memohon kepada Tuhan untuk
kesembuhannya ?
3. Apakah perawat mengajarkan kepada klien hikmah dari sakit ?
4. Apakah perawat menjelaskan manfaat do’a untuk kesembuhannya ?
5. Apakah perawat memfasilitasi klien untuk beribadah selama di RS?
6. Apakah perawat melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien?
7. Apakah perawat mengantarkan klien dalam sakaratul maut menuju Khusnul
khotimah?

2. Tanggung Jawab (Responsibility)Perawat Terhadap Klien(Client)

Tanggung jawab merupakan aspek penting dalam etika perawat. Tanggung jawab
adalah kesediaan seseorang untuk menyiapkan diri dalam menghadapi resiko terburuk
sekalipun,memberikan kompensasi atau informasi terhadap apa-apa yang sudah dilakukannya
dalam melaksanakan tugas.Tanggung jawab seringkali bersipat retrospektif, artinya selalu
berorientasi pada perilaku perawat di masa lalu atau sesuatu yang sudah dilakukan. Tanggung
jawab perawat terhadap klien berfokus pada apa-apa yang sudah dilakukan perawat terhadap
kliennya.Perawat dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnya
selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik atau masyarakat.
Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang melaksanakan dinas, perawat dituntut
untuk bertangung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diriperawat.

Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah disepakati. Perawat sudah berjanji
dengan sumpah perawat bahwa ia akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya.Contoh
bentuk tanggung jawab perawat selama dinas: mengenal kondisi kliennya, melakukan operan,
memberikan perawatan selama jam dinas, tanggung jawab dalam mendokumentasikan,
bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan klien, jumlah klien yang sesuai dengan
catatan dan pengawasannya, kadang-kadang ada klien pulang paksa atau pulang tanpa
pemberitahuan, bertanggung jawab bila ada klien tiba-tiba tensinya drop tanpa sepengetahuan
perawat, dsb.Tanggung jawab perawat erat kaitannya dengan tugas-tugas perawat. Tugas
perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar. Peran penting perawat adalah
memberikan pelayanan perawatan (care) atau memberikan perawatan (caring). Tugas perawat
bukan untuk mengobati (cure).

Dalam pelaksanaan tugas di lapangan, adakalanya perawat melakukan tugas dari


profesi lain seperti dokter, farmasi, ahli gizi, atau fisioterapi. Untuk tugas-tugas yang bukan
tugas perawat seperti pemberian obat maka tanggung jawab tersebut seringkali dikaitkan
dengan siapa yang memberikan tugas tersebut atau dengan siapa ia berkolaborasi. Dalam
pandangan etika keperawatan perawat memiliki tanggung jawab (responsibility) terhadap-
tugas-tugasnya terutama keharusan memandang manusia sebagai mahluk yang utuh dan unik.
Utuh artinya memiliki kebutuhan dasar yang kompleks dan saling berkaitan antara kebutuhan
satu dengan lainnya, unik artinya setiap individu bersifat khas dan tidak bisa disamakan
dengan individu lainnya sehingga memerlukan pendekatan khusus kasus per kasus, karena
klien memiliki riwayat kelahiran, riwayat masa anak, pendidikan, hobby, pola asuh,
lingkungan, pengalaman traumatik, dan cita-cita yang berbeda. Kemampuan perawat
memahami riwayat hidup klien yang berbeda-beda dikenal dengan Ability to know Life span
History dan kemampuan perawat dalam memandang individu dalam rentang yang panjang
dan berlainan dikenal dengan Holistic.

3. Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan sejawat


dan atasan)

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggung jawab perawat terhadap rekan
sejawat atau atasan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan melakukan
tindakan keperawatan, berapa kali, dimana dengan cara apa dan siapa yang
melakukan. Misalnya perawat A melakuan pemasangan infus pada lengan kanan
vena brchialis, dan pemberian cairan RL sebanyak 5 labu, infus dicabut malam
senin tanggal 30 juni 2007 jam 21.00. keadaan umum klien Compos Mentis,
T=120/80 mmHg, N=80x/m, R=28x/m S=37C kemudian dibubuhi tanda tangan
dan nama jelas perawat.
2. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum mampu atau
belum mahir melakukannya. Misalnya perawat belum mahir memasang EKG
diajari oleh perawat yang sudah mahir. Untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat senior yang sudah mahir, meskipun
secara akademik sudah dinyatakan kompeten tetapi kondisi lingkungan dan
lapangan seringkali menuntut adaptasi khusus.
3. Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi
standar. Perawat bertanggung jawab bila perawat lain merokok di ruangan,
memalsukan obat, mengambil barang klien yang bukan haknya, memalsukan
tanda tangan, memungut uang di luar prosedur resmi, melakukan tindakan
keperawatan di luar standar, misalnya memasang NGT tanpa menjaga sterilitas.
4. Memberikan kesaksian di pengadilan tentang suatu kasus yang dialami klien. Bila
terjadi gugatan akibat kasus-kasus malpraktek seperti aborsi, infeski nosokomial,
kesalahan diagnostik, kesalahan pemberian obat, klien terjatuh, overhidrasi,
keracunan obat, over dosis dsb. Perawat berkewajiban untuk menjadi saksi dengan
menyertakan bukti-bukti yang memadai.
5. Apabila ada kasus kesalahan pemberian obat maka perawat harus turut
bertanggung-jawab, meskipun tanggung jawab utama ada pada pemberi tugas atau
atasan perawat, dalam istilah etika dikenal dengan Respondeath Superior. Istilah
tersebut merujuk pada tanggung jawab atasan terhadap perilaku salah yang dibuat
bawahannya sebagai akibat dari kesalahan dalam pendelegasian. Sebelum
melakukan pendelegasian seorang pimpinan atau ketua tim yang ditunjuk
misalnya dokter harus melihat pendidikan, skill, loyalitas, pengalaman dan
kompetensi perawat agar tidak melakukan kesalahan dan bisa bertanggung jawab
bila salah melaksanakan pendelegasian.

2.3Kode Etik Keperawatan

Prinsip confidentiality (kerahasiaan), berarti perawat menghargai semua informasi


tentang klien merupakan hak istimewa pasien dan tidak untuk disebarkan secara tidak tepat.
Fidelity/kesetiaan, berarti perawat berkewajiban untuk setia dengan kesepakatan dan
tanggung jawab yang telah dibuat, meliputi menepati janji, menyimpan rahasia serta
"Carring". Prinsip Justice (keadilan), merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil untuk
semua individu.Semua nilai-nilai moral tersebut selalu dan harus dijalankan pada setiap
pelaksanaan praktek keperawatan dan selama berinteraksi dengan pasien dan tenaga
kesehatan lain. Kondisi inilah yang sering kali menimbulkan konflik dilema etik. Maka
penyelesaian dari dilema etik tersebut harus dengan cara yang bijak dan saling memuaskan
baik pemberi asuhan keperawatan (perawat), Pasien dan profesi lain (teman sejawat).

a. Tujuan dan Fungsi Kode etik keperawatan

Secara umum menurut Kozier (1992) dikatakan bahwa tujuan kode etik profesi
keperawatan adalah meningkatkan praktek keperawatan dengan moral dan kualitas dan
menggambarkan tanggung jawab, akuntabilitas serta mempersiapkan petunjuk bagi
anggotanya. Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam menyusun alat pengukur ini keputusan diambil berdasarkan kode etik
sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat (Suhaemi, 2002).
Adanya penggunaan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat meletakkan
kerangka berfikir perawat untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab kepada
masyarakat anggota tim kesehatan lain dan kepada profesi.

Sesuai tujuan tersebut diatas, perawat diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan
etika profesi secara terus menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru dan
mampu menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat-perawat muda. Disamping
maksud tersebut, penting dalam meletakkan landasan filsafat keperawatan agar setiap
perawat dapat memahami dan menyenangi profesinya.Menurut American Ethics Commission
Bureau on Teaching, tujuan etika profesi keperawatan adalah, mampu:

1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.


2. Membentuk strategi/cara dan menganalisa masalah moral yang terjadi dalam
praktik keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

Beberapa tujuan dan fungsi kode etik keperawatan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa fungsi kode etik keperawatan, adalah:
1. Memberikan panduan pembuatan keputusan tentang masalah etik keperawatan.
2. Dapat menghubungkan dengan nilai yang dapat diterapkan dan dipertimbangkan
3. Merupakan cara mengevaluasi diri profesi perawat.
4. Menjadi landasan untuk menginisiasi umpan balik sejawat.
5. Menginformasikan kepada calon perawat tentang nilai dan standar profesi
keperawatan.
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral.

Sedangkan kode etik keperawatan di Indonesia yang dikeluarkan oleh organisasi


profesi (PPNI) telah diatur lima pokok etik, yaitu: hubungan perawat dan pasien, perawat dan
praktek, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat dan profesi.
Kelimapokok etik keperawatan yang ada merupakan bentuk kode etik yang telah mejadi
panduan dari semua perawat Indonesia untuk menjalankan profesinya.

b. Konsep Moral dalam praktek keperawatan

Praktek keperawatan menurut Henderson dalam bukunya tentang teori keperawatan,


yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasi masalah keperawatan dengan
menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan praktek keperawatan tidak lepas dari
fenomena keperawatan dan hubungan pasien dan perawat.Fenomena keperawatan merupakan
penyimpangan/tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio, psiko, social dan spiritual),
mulai dari tingkat individu untuk sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada
tingkat system organ fungsional sampai subseluler (Henderson, 1978, lih, Ann Mariner,
2003). Asuhan keperawatan merupakan bentuk dari praktek keperawatan, dimana asuhan
keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan yang diberikan
pada pasien dengan menggunakan proses keperawatan berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etika dan etiket keperawatan(Kozier, 1991). Asuhan keperawatan
ditujukan untuk memandirikan pasien, (Orem, 1956,lih, Ann Mariner, 2003).

1. Prinsip-prinsip moral dalam praktek keperawatan

a. Menghargai otonomi (facilitate autonomy)

Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup
individu. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap
pilihannya sendiri. Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai
kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya
sendiri.

b. Kebebasan (freedom)

Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan
yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.Contoh: Klien mempunyai hak
untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan yang diberikan.

c. Kebenaran
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang
tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987)
didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Suatu
kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang
lain. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun hubungan
saling percaya denganpasien. Perawat sering tidak memberitahukan kejadian
sebenarnya pada pasien yang memang sakit parah. Namun dari hasil penelitian pada
pasien dalam keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang
kondisinya secara jujur (Veatch, 1978).Contoh: Tindakan pemasangan infus harus
dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat.

d. Keadilan (Justice)

Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991) merupakan
suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu
mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut beauchamp dan
childress adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang
tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka.

e. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)

Tindakan/perilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan


orang lain (Aiken, 2003). Contoh: Bila ada klien dirawat dengan penurunan
kesadaran, maka harus dipasang side driil.

C. Nilai-nilai Professional yang harus diterapkan oleh perawat

1. Justice (Keadilan) : Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat
dilihatdari Justice adalah: Courage (keberanian/Semangat, Integrity, Morality,
Objectivity), danbeberapa kegiatan yang berhubungan dengan justice perawat:
Bertindak sebagai pembela klien, Mengalokasikan sumber-sumber secara adil,
Melaporkan tindakan yang tidak kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara obyektif
dan berdasarkan fakta.
2. Truth (kebenaran): Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang berhubungan
denganperawat yang dapat dilihat, yaitu: Akuntabilitas, Honesty, Rationality,
Inquisitiveness (ingin tahu), kegiatan yang berhubungan dengan sikap ini adalah:
Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan jujur, Mendapatkan data
secara lengkap sebelum membuat suatu keputusan, Berpartisipasi dalam upaya-upaya
profesi untuk melindungi masyarakat dari informasi yang salah tentang asuhan
keperawatan.
3. Aesthetics : Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada pemberian
kepuasan dengan perilaku/ sikap yang tunjukan dengan Appreciation, Creativity,
Imagination, Sensitivity, kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetics:
Berikan lingkungan yang menyenangkan bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja
yangmenyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, Penampilan diri yang dapat
meningkatkan “image” perawat yang positif.
4. Altruism : Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap
yangditunjukan yaitu: Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah
hati), Perseverance (tekun, tabah (sabar). Kegiatan perawat yang berhubungan dengan
Altruism:Memberikan perhatian penuh saat merawat klien, Membantu orang
lain/perawat lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak dapat
melakukannya, Tunjukan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan social yang
berdampak terhadap asuhan kesehatan.
5. Equality (Persamaan): Mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang
dapatditunjukan oleh perawat yaitu: Acceptance (menerima), Fairness (adil/tidak
diskriminatif), Tolerance, Assertiveness. Kegiatan perawat yang berhubungan dengan
equality: memberikan nursing care berdasarkan kebutuhan klien, tanpa membeda-
bedakan klien, berinteraksi dengan tenaga kesehatan/teman sejawat dengan cara yang
tidak diskriminatif.
6. Freedom (Kebebasan) : Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang
dapatditunjukan oleh perawat yaitu: Confidence, Hope, Independence, Openness,
Selfdirection, Self Disciplin. Kegiatan yang berhubungan dengan Freedom: hargai
hak klien untuk menolak terapi, mendukung hak teman sejawat untuk memberikan
saran perbaikan rencana asuhan keperawatan, mendukung diskusi terbuka bila
terdapat isu kontroversial terkait profesi keperawatan.
7. Human Dignity (Menghargai martabat manusia): menghargai martabat manusia dan
keunikan martabat manusia dan keunikan individu. Sikap yang dapat ditunjukan oleh
perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full, Trust, Consideration. Kegiatan
yangberhubungan dengan sikap Human Dignity: Melindungi hak individu untuk
privacy, Menyapa/memperlakukan orang lain sesuai dengan keinginan mereka untuk
diperlakukan, Menjaga kerahasiaan klien dan teman sejawat.

2.4 Hak dan Kewajiban Perawat

a. Hak Perawat

Hak mungkin merupakan tuntutan sebagaimana mestinya dengan dasar keadilan,


moralitas atau legalitas (Suhaemi, 2002). Hak adalah tuntutan terhadap sesuatu yang
seseorang berhak, seperti kekuasaan atau hak istimewa.Hak merupakan peranan fakultatif
karena sifatnya boleh tidak dilaksanakan atau dilaksanakan, menurut suryono (1990). Hak
merupakan suatu yang dimiliki orang atau subyek hukum baik manusia sebagai pribadi atau
manusia sebagai badan hukum, dimanasubyek yang bersangkutan mempunyai kebebasan
untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan sedangkan kewajiban merupakan peran
imperative karena tidak boleh tidak dilaksanakan.

a. Hak-hak perawat, menurut Claire dan Fagin (1975), bahwa perawat berhak:
1. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan kompetensinya sesuai dengan latar
pendidikannya.
3. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan serta standard kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau keluaregannya tentang
keluhan kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan.
5. Mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan/kesehatan secara terus
menerus.
6. Diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun oleh
pasien.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat
menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun emosional.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan
kesehatan.
9. Privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien
dan atau keluargannya serta tenaga kesehatan lainnya.
10. Menolak dipindahkan ke tempat tugas lain, baik melalui anjuran maupun
pengumuman tertulis karena diperlukan, untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan
perundang-undangan lainnya.
11. Mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi
pelayanan yang bersangkutan.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang
profesinya.

b. Tanggung jawab/Kewajiban Perawat

Disamping beberapa hak perawat yang telah diuraikan diatas, dalam mencapai
keseimbangan hak perawat maka perawat juga harus mempunyai kewajibannya sebagai
bentuk tanggung jawab kepadapenerima praktek keperawatan. (Claire dan Fagin,
1975l,dalam Fundamental of nursing,Kozier 1991). Kewajiban perawat adalah sebagai
berikut:

1. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.


2. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
dan batas kemanfaatannya.
3. Menghormati hak pasien.
4. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai
keahlihan atau kemampuan yang lebih kompeten, bila yang bersangkutan tidak
dapat mengatasinya.
5. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarganya,
selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.
6. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadahnya sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu pasien
yang lainnya.
7. Berkolaborasi dengan tenaga medis (dokter) atau tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien.
8. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dan atau keluargannya sesuai dengan batas kemampuannya.
9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan.
10. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi keperawatan atau
kesehatan secara terus menerus.
11. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya.
12. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, kesuali jika
dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
13. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat
sebelumnyaterhadap institusi tempat bekerja.

Beberapa cara dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung jawabnya :

1. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset)


Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan
mengganti balutan atau mengganti spreinya”.
2. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan
penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay).
Misalnya ; “Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan
darurat sehingga harus meninggalkan bapak sejenak”.
3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan dengan
perilaku perawat. misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk,
bersalaman dsb.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens
desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat misalnya “Coba ibu
jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan apabila perawat berorientasi
pada kepentingan perawat: “Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu
banyak, dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani
terus”.
5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina
(derogatory) misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil
dibanding pasien yang tadi”.
6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang
klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana
saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin
salah.

2.5 Dasar Hukum Tanggung Jawab Profesional Keperawatan


Dasar Hukum Tanggung Jawab Profesional Keperawatan terdapat pada pasal 15 yang
berbunyi “Perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan berwenang untuk:

1. Melaksanakan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosa


keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
2. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir (i) meliputi: intervensi
keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan.Dalam
melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksudhuruf (i) dan (ii) harus
sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan organisasi profesi.
Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari
dokter.

Tetapi pasal 15 dapat dikecualikan apabila terdapat hal-hal yang termasuk dalam pasal 20 :

1. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa pasien/perorangan, perawat berwenang


untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 15.
2. Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditujukan
untuk penyelamatan jiwa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawat memiliki tanggung jawab profesional dalam melakukan praktik


keperawatannya.Tangung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
terpercaya.Tanggung jawab perawat diidentifikasi menjadi beberapa jenis, yaitu tanggung
jawab terhadap klien baik individu, keluarga maupun masyarakat, tanggung jawab terhadap
tugas dan kewajibannya, tanggung jawab terhadap sesama perawat dan tenaga kesehatan lain,
serta tanggung jawab terhadap pemerintah. Selain itu, perawat memiliki kode etik, hak-
haknya dan dasar hukum tanggung jawab profesional keperawatan yang berarti tanggung
jawab seorang perawat sudah diakui dan disahkan oleh negara dan seharusnya seorang
perawat dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara profesional dan sesuai dengan kode
etik serta hal-hal yang tercantum dalam dasar hukum tanggung jawab profesional
keperawatan.

3.2 Saran

Sebaiknya seorang perawat harus lebih memahami apa saja tanggung jawab , kode
etik dan dasar hukum dalam keperawatan agar seorang perawat dapat bekerja lebih
profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hirnle. (2000). Fundamentals of nursing. Philadelphia. Lippincott.

Canadian Nurses Association (1999). Code of Ethics. For Registered Nurses:Otawa,Canada: CNA.

Huston, C.J, (2000). Leadership Roles and Management Functions in Nursing;Theory and Aplication;
third edition: Philadelphia: Lippincott.

Husted Gladys L. (1995). Ethical Decision Making in Nursing, 2nd ed, St.Louis: Mosby.

Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia.

Addison Wesley.

Leah curtin & M. Josephine Flaherty (1992). Nursing Ethics; Theories and Pragmatics: Maryland:
Robert J.Brady CO.

Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan; Yogyakarta: Kanisius.

Barbara kozier, 1983, Fundamental of nursing

Bertens, 1993, Etika

Lucie Young Kelly, 1981, Dimension of professional Nursing, fourth edition, Macmillan publishing
London

Caroline Bunker Rosdahal, 1999, Text Book of Basic Nursing, Lippincot, Philadelphia, Newyork,
Baltimore

Taylor, Lilis, LeMone, 1997, fundamental of nursing the Art and Sciences of Nursing care, Lippincott
Philadelphia Newyork

Anda mungkin juga menyukai