Buat Scribd
Buat Scribd
i
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri, ketegangan otot, atau kekauan yang
terlokalisisr diantara batas iga bagian bawah dan lipatan gluteus inferior, dengan
atau tanpa penjalaran ke paha dan/atau tungkai. Nyeri punggung bawah
disebabkan oleh trauma, infeksi atau inflamasi, tumor, degenerative, atau organ
abdomen psikologis. Berdasarkan studi The Global Burden of Disease tahun
2010, nyeri punggng bawah merupakan penyumbang terbesar kecacatan global,
yang diukur melalui years lived with disability. Data Kelompok Studi Nyeri
PERDOSSI menyatakan sebesar 18,37% dari keseluruhan pasien nyeri adalah
nyeri punggung bawah.1 Faktor risiko nyeri punggung bawah adalah usia, jenis
kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, kurang aktivitas, dan posisi
tubuh.2 Salah satu etiologi nyeri punggung bawah adalah fraktur.
Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang baik yang bersifat total
maupun sebagian. Tulang belakang merupakan suatu kesatuan yang kuat diikat
oleh ligament di depan dan di belakang serta dilengkapi diskus intervertebralis
yang mempunyai daya absorbs tinggi terhadap tekanan atau trauma yang bersifat
fleksibel dan elastis. Trauma tulang dapat mengenai jaringan lunak berupa
ligamen, diskus dan facet, tulang belakang, dan medula spinalis.3 Insiden fraktur
secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun, pada laki-laki adalah,
11,67 dalam 1.000 per tahun, sedangkan pada peremumpuan 10,65 dalam 1.000
per tahun.4
1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 67 tahun
Tempat,Tanggal lahir : Bogor, 23 November 1951
Alamat : Tebet Barat RT/RW 14/01 Kelurahan Tebet Barat,
Jakarta Selatan 12610
No. Rekam medis : 010.18.066
Jenis pelanggan : BPJS
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Status Pernikahan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
a. Keluhan Utama
Nyeri pinggang belakang sejak 3 hari sebelum masuk IGD RSUD
Budhi Asih Jakarta.
2
pinggang memberat ketika os beraktivitas dan berkurang ketika os tiduran
di tempat tidur dengan posisi tidur miring ke kanan atau ke kiri. Nyeri
dirasakan hingga os tidak dapat duduk tegak dan berjalan. Os merasa
kedua telapak tangan baal terasa tebal sejak 2 bulan sebelum masuk IGD
RSUD Budhi Asih Jakarta. Perasaan baal dideskripsikan sebagai telapak
kaki terasa tebal dan kurang merasa ketika menggunakan alas kaki.
Keluhan lemah tubuh, demam, pingsan, batuk-batuk lama dan penurunan
berat badan disangkal oleh pasien. Os memiliki riwayat hipertensi dan
sedang mengonsumsi obat Amlodipin 1 x 10 mg, tidak bolos minum obat.
e. Riwayat Kebiasaan
Os tidak bekerja karena sudah pensiun. Os aktif dalam mengikuti
kegiatan senam lansia dan arisan lansia di sekitar rumahnya. Senam lansia
diadakan 1 minggu sekali dan os sering mengikuti kegiatan tersebut.
Acara arisan lansia diadakan 2 minggu sekali dengan posisi peserta duduk
di lantai dari pukul 08.00 – 12.00 WIB. Riwayat merokok dan minum
alkohol disangkal oleh pasien.
3
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 28 Agustus 2018
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
- Tekanan darah : 140/80 mmHg
- Suhu : 36,1O C
- Nadi : 78 x/menit
- Nafas : 20 x/menit
Berat badan : 66 kg
Tinggi badan : 153 cm
IMT : 28 (Obesitas I)
Status Generalis
Kulit : Ikterik (-), sianotik (-), jejas (-)
Jantung
4
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-) gallop (-)
Paru
Wheezing (-/-)
Abdomen
Ekstremitas
5
Status Neurologi
Glasglowcoma Scale : E4 V6 M5
Brudzinki I : (-)
Nervus kranialis
6
Sensorik
Motorik
oksipitofrontal
Motorik
N VII Dalam batas normal
orbikularis oculi
Motorik
orbikularis oris
Tes pendengaran
N VIII Tidak dilakukan
Tes keseimbangan
Pengecapan lidah
N IX, N ⅓ posterior
Tidak dilakukan
X Refleks menelan
Refleks muntah
Mengangkat bahu
N XI Dalam batas normal
Menoleh
Pergerakan lidah
N XII Dalam batas normal
Disartria
Pemeriksaan Motorik
Atrofi - - - -
Tonus Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Gerakan - - - -
involunter
Kekuatan 5555 5555 5555 5555
otot
7
Pemeriksaan refleks
IV. FOLLOW UP
Hari, SOA: Subjektif, Objektif, Analisis P : Planning &
tanggal instruksi
IGD RS Tebet (22.40 WIB)
Jumat, 24 S : Nyeri pinggang belakang sejak 2 Pukul 15.50 WIB
Agustus hari sebelum masuk IGD RS Tebet,
- Inj. Ketorolac 1 x
2018 nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri
1 amp IV
dirasakan sampai os tidak dapat duduk
- PO Amlodipin 1x
dan berjalan sejak 1 hari sebelum masuk
10 mg
IGD RS Tebet. Telapak kaki kanan dan
kiri terasa baal. Tidak ada keluhan BAB
dan BAK. Riwayat jatuh terduduk di
kamar mandi 10 tahun yang lalu (+).
O: Kesadaran kesan compos mentis
TD: 170/90 mmHg
8
HR: 97 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,7oC
Status generalis
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : SNV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-).
BJ 1,2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel. BU (+), nyeri tekan
abdomen (-)
Ekstremitas : Tidak ada oedem dan
keempat ekstremitas akral hangat.
Status neurologis
GCS E4 M6 V5
Motorik : 5555/5555
Sensorik : dalam batas normal
Status generalis
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax BJ 1,2 reg, murmur (-), gallop (-
), SNV (+/+). Wh (-/-), Rh (-/-)
Status neurologi
GCS E4 V5 M6
Pupil bulat iskokor, diameter 3mm-
3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
Sensorik : hipoestesi pedis dextra
sinistra
Tes laseq (-/-)
Tes kernig (-/-)
Motorik
5555 / 5555
5555 / 5555
10
Refleks fisiologis : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
Nervus cranialis : kesan baik.
Status neurologis
GCS E4 V5 M6
Pupil bulat iskokor, diameter 3mm-
3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
Motorik
5555 / 5555
5555 / 5555
Refleks fisiologis : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
Nervus cranialis : kesan baik.
12
V. HASIL LABORATORIUM
25 Agustus 2018 (2:56 WIB) 26 Agustus 2018 (10:20 WIB)
Jenis pemeriksaan Nilai normal Jenis pemeriksaan Nilai normal
Leukosit : 14.7 3.6 – 11 rb/ Kolesterol total : < 200 mg/dL
rb/uL uL 194 mg/dL
Eritrosit : 4.0 3.8 – 5.2 jt/ Trigliserida : 146 < 150 mg/dL
juta/uL uL mg/dL
Hemoglobin : 10 11.7 – 15.5 HDL direk : 55 >= 40 mg/dL
g/dL g/dL mg/dL
Hematokrit : 31% 35 – 47 % LDL direk : 109 < 100 mg/dL
mg/dL
Trombosit : 324 150 – 440 ribu Asam urat : 7.6 < 5.7 mg/dL
rb/uL / uL mg/dl
MCV : 77.9 fL 80 – 100 fL
MCH : 24.8 pg 26 - 34 pg
MCHC: 31.8 g/dL 32 – 36 g/dL
RDW : 17.7 % < 14 %
GDS: 100 mg/dL < 110 mg/dL
Ureum : 27 mg/dL 17 - 49 mg/dL
Kreatinin : 1.43 < 1.1
mg/dL
Natrium : 143 135 – 155
mmol/L mmol/L
Kalium : 4.9 3.6 – 5.5
mmol/L mmol/L
Klorida : 107 98 – 109
mmol/L mmol/L
13
VI. HASIL FOTO RONTGEN
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungtionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
14
RESUME
Pasien wanita dengan usia 67 tahun datang ke IGD RSUD Budhi Asih
dengan keluhan nyeri punggung bawah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Os datang ke IGD RSUD Budhi Asih pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 01.10
WIB dan mengalami nyeri punggung bawah sejak tanggal 22 Agustus 2018
kurang lebih pukul 07.00 WIB. Keluhan nyeri punggung bawah dirasakan ketika
os bangun tidur pagi hari. Sifat nyeri dirasakan tajam dan mejalar hingga ke
pinggang kanan dan kiri. Nyeri punggung dirasakan bertambah berat ketika os
beraktivitas terutama saat senam lansia dan nyeri punggung dirasakan berkurang
ketika os tiduran di tempat tidur. Nyeri punggung dirasakan semakin hari semakin
sakit hingga os tidak dapat duduk tegak dan berjalan. Os mengeluh adanya rasa
baal pada kedua telapak kaki sejak 2 bulan sebelum masuk IGD RSUD Budhi
Asih. Perasaan baal dideskripsikan sebagai telapak kaki terasa tebal dan kurang
merasa ketika menggunakan alas kaki. Os sudah tidak bekerja dan kegiatan
sehari-harinya os aktif mengikuti kegiatan senam lansia dan arisan lansia di
sekitar rumahnya. Senam lansia diadakan 1 minggu sekali dan os rajin mengikuti
kegiatan tersebut. Acara arisan lansia diadakan setiap 2 minggu sekali dengan
posisi peserta duduk di lantai selama pukul 08.00-12.00 WIB.
15
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis, tampak
sakit sedang dengan tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 78 x/menit, pernapasan 20
x/menit, dan suhu 36,1oC. Berat badan pasien adalah 66 kg dan tinggi badan
pasien adalah 153 cm, serta IMT pasien adalah 28 (Obesitas I). Pemeriksaan
status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan
GCS E4 M6 V5, pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung maupun tidak
langsung dalam batas normal, motorik kesan baik, nervus cranialis kesan baik,
refleks fisiologis dalam batas normal, dan refleks patologis tidak ada.
Diagnosis klinis Ny. S adalah nyeri punggung bawah e.c fraktur kompresi
verterbra lumbal III, suspect HNP, hipertensi. Diagnosis topis Ny. S adalah
vertebra lumbal III. Diagnosis etiologi Ny. S adalah trauma. Diagnosis patologi
adalah inflamasi. Tatalaksana medikementosa dari bagian neurologi adalah
Omeprazole 1 x 1 amp IV, Tab Na diklofenat 3 x 25 mg, Tab Gabapentin 1 x 100
mg, Tizolon ¾ tab. Os disarankan untuk melakukan pemeriksaan MRI di rumah
sakit lain. Prognosis Ny. S ad vitam adalah dubia ad bonam, ad functionam adalah
dubia ad malam, dan ad sanationam adalah dubia ad malam.
16
ANALISA KASUS
18
vertebralis atau diskus intervertebralis. Pasian memiliki riwayat tuberkulosis.
Ankylosing sponylitis merupakan penyakit rematik dengan faktr remoid negatif
yang menyebabkan tulang vertebra menyambung seperti bambu (bamboo spine),
osifikasi ligamentum supraspinosis dan interspinosis, serta fusi sendi sakroiliaka.
Nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh neoplasma adalah karena
adanya tumor ganas yang bermetastasis ke vertebra lumbal dan timbul sebagai lesi
multipel. Nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh proses degerneratif
berkaitan dengan terbentuknya spondylosis deforman, degenerasi disksu
intervertebralis, nyeri punggung bawah artikular intervertebralis, spondilolistesis
non spondilitik, ankylosing spinal hiperostosis, dan stenosis spinalis lumbalis.
Proses degeneratif berkaitan erat dengan osteoporosis, dimana pada
osteoporosis terjadi deformitas tulang belakang disertai fraktur yang
menyebabkan nyeri punggung bawah. Walaupun tidak selalu osteoporosis
menyebabkan frektur. Hernia nukleus pulposus juga dapat terjadi karena proses
degeneratif. Pada orang lanjut usia telah terjadi kehilangan proteoglikan dan
disorganisasi matriks yang memiliki dampak mekanik penting, yaitu
menimbulkan stres pada cartilage endplate atau anulus fibrosis. Proses
degeneratif tersebut akan berdampak pada struktur sekitarnya misalnya radiks.
Kompresi radiks akibat herniasi ini bukan satu-satunya penyebab
timbulnya gejala nyeri, karena 70% pasien dengan prolaps diskus yang menekan
radiks tidak mengeluhkan nyeri. Hipotesis yang mendasari timbunya nyeri adalah
kompresi yang ditimbulkan akan meningkatkan sensitisasi radiks. Nyeri
punggung bawah dapat disebabkan oleh sebab lain diantara lain nyeri alih dari
penyakit organ intraabdominal dan nyeri psikogenik. Pada Ny. S terdapat
manifestasi klinis sifat nyeri punggung bawah dirasakan menjalar hingga ke
pinggang kanan dan kiri. Nyeri pinggang memberat ketika os beraktivitas dan
berkurang ketika os tiduran di tempat tidur. Nyeri dirasakan hingga os tidak dapat
duduk tegak dan berjalan. Os memiliki indeks massa tubuh 28 yang berarti
obesitas I, serta memiliki kebiasaan senam lansia seminggu sekali. Sehingga Ny.
S mengalami nyeri punggung bawah diduga karena adanya proses degeneratif
yang menyebabkan stres pada cartilage endplate atau anulus fibrosus tulang
19
belakang. Namun untuk mengetahui apakah terdapat kompresi radiks saraf perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang MRI.
Keluhan utama nyeri punggung memilik 4 jenit nyeri yaitu nyeri lokal,
nyeri alih, nyeri radikuler, dan spasme otot sekunder. Nyeri lokal disebabkan oleh
proses patologis yang mengenai struktur peka nyeri tulang belakang antara.
Intensitas nyeri ini stabil, namun kadang terasa lebih berat dan tajam. Batas nyeri
tidak terlalu tegas, namun dirasakan di sekitar struktur peka nyeri pada tulang
belakang yang terkena tersebut. Contoh nyeri lokal adalah strain karena cedera
minor seperti mengangkat benda berat, kesalahan postur, atau ferakan punggung
yang mendadak.
Nyeri alih pada nyeri punggung bawah berupa nyeri pada vertebra yang
merujuk ke organ dalam abdomen dan pelvis, atau sebaliknya. Intensitas nyeri
alih organ dalam tidak dipengatruhi oleh pergerakkan punggung. Proses patologis
vertebra lumbal dapat menimbulkan nyeri alih pada daerah kostovertebral medial,
panggul sisi lateral, selangkangan, dan paha anterior. Hal ini terjadi karena iritasi
nervus kluneal superior yang berasal dari divisi posterior nervus spinali L1-L3.
Jika proses patologis terjadi pada bagian bawah vertebra lumbal dapat memiliki
nyeri alih ke bagian bawah bokong dan paha bagian posterior akibat iritasi nervus
spinalis L4-L5. Nyeri alih tersebut bersifat difus, terasa dalam, dan dipengaruhi
oleh pergerakan.
Nyeri radikuler berasal dari struktur radiks spinalis yang mengalami
proses tarikan, iritasi, atau kompresi. Karakteristik nyeri radikuler memiliki
intensitas yang lebih berat, penjalaran hingga ke tungkai bawah sesuai perjalanan
sarafnya, dengan batas yang lebih tegas. Penjalaran nyeri radikuler paling khas
pada iskialgia. Perbedaan nyeri radikuler dan nyeri alih adalah pada nyeri alih
tidak ditemukan penjalaran hingga distal dari lutut. Contoh nyeri radikuler adalah
herniasi diskus intervertebralis dan kanalis stenosis. Herniasi diskus
intervertebralis memiliki karakteristik nyeri yang bertambah berat saat
membungkuk, duduk, atau berubah posisi duduk ke berdiri. Nyeri terasa
berkurang saat pasien berbaring terlentang dengan lutut fleksi untuk mengurangi
lordosis lumbal. Kanalis stenosis memiliki sifat nyeri yang bertambah berat saat
duduk lama, berdiri, atau jalan. Nyeri akan membaik saat istirahat setelah aktivitas
20
tersebut. Posisi yang nyaman adalah agak membungkuk kedepan dan fleksi
panggul dan lutut.
Pada Ny. S sifat nyeri punggung bawah terasa menjalar ke pinggang
bawah bagian kanan dan kiri, serta memberat ketika os beraktivitas dan berkurang
ketika os tiduran di tempat tidur. Sehingga karakteristik nyeri yang sesuai dengan
manifestasi klinis Ny. S adalah nyeri alih punggung bawah karena proses
patologis vertebra lumbal. Nyeri yang berasal dari radiks atau saraf spinal L1-L3
akan beradiasai ke panggul dan atau paha bawah.8
21
DAFTAR PUSTAKA
22