Anda di halaman 1dari 84

Laporan Kelompok

KKN SISDAMAS 2017


Kelompok 97

Dalam Dekapan Ukhuwah


Kita Bina Akhlak Karimah

Editor :
Dadang Darmawan, MA.

Penulis :
Mukhlash Faiz dkk.,

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Berbasis Pemberdayaan Masyarakat


(Sisdamas) oleh Kelompok 97 di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Banjar Kota
Banjar dengan judul “Dalam Dekapan Ukhuwah Kita Bina Akhlak Karimah”
Telah diperiksa dan disakhan pada tanggal 15 Maret 2017.

Dosen Pembimbing Lapangan Kepala Pusat Pengabdian Kepada


Masyarakat-LP2M UIN SGD Bandung

Dr. Dadang Darmawan, MA. Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag


Nip. 197601112005011001 Nip. 197210302001121002
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu ‘alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena
hanya dengan Taufik dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Berbasis pemberdayaan masyarakat (yang
selanjutnya disingkat dengan KKN Sisdamas). Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, shahabat dan
umatnya.
Tidak terasa pelaksanaan KKN Sisdamas di Kelurahan Mekarsari
Kecamatan Banjar Kota Banjar telah selesai. Banyak hal yang bertambah selain
pengalaman, ilmu, namun juga menambah saudara. Sikap masyarakat yang sangat
menghargai, membimbing dan sangat membantu dalam kegiatan sangatlah
memotivasi kami untuk melaksanakan setiap program KKN Sisdamas dengan
sebaik-baiknya. Sebagai hasilnya, hampir semua program KKN Sisdamas dapat
berjalan dengan lancar sesuai rencana.
Tak lupa pada kesempatan kali ini mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan KKN Sisdamas ini. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Orangtua tercinta, terima kasih atas doa dan dukungannya selama KKN.
2. Bapak Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung yang telah memberi kesempatan kepada
kami untuk melaksanakan program KKN Sisdamas.
3. Bapak Dr. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag. selaku ketua penyelenggara
Kegiatan KKN Sisdamas.
4. Bapak Dadang Darmawan, MA. selaku Dosen Pembimbing Lapangan.
5. Ibu Rina Purnama Sari, S.STP selaku Kepala Kelurahan Mekarsari.
6. Warga masyarakat Kelurahan Mekarsari atas kerja sama dan bantuannya.
7. Teman-teman KKN Sisdamas Kelompok 207 dan 317 yang telah banyak
membantu dalam melaksanakan kegiatan KKN Sisdamas di Kelurahan
Mekarsari.
8. Semua pihak yang telah ikut membantu kesuksesan kegiatan KKN
Sisdamas UIN SGD Bandung yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran dari pembaca dan masyarakat yang sifatnya
membangun, diterima dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan
bersama. Penulis berharap semoga laporan ini berguna bagi pembaca pada
umumya dan masyarakat khususnya. Aamiin.

Bandung, 15 Maret 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
RINGKASAN EKSEKUTIF ..................................................................................
PROLOG..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................


A. Dasar Pemikiran ................................................................................
B. Kondisi Umum Kelurahan .................................................................
C. Permasalahan .....................................................................................
D. Fokus Program...................................................................................
E. Sasaran dan Target ............................................................................
F. Jadwal Pelaksanaan Program ............................................................
G. Pendanaan ..........................................................................................

BAB II METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS................................


A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ...................................................
B. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas ...............................................

BAB III KONDISI WILAYAH KELURAHAN ................................................


A. Sejarah Singkat Kelurahan ................................................................
B. Letak Geografis .................................................................................
C. Kondisi Geografi Kelurahan..............................................................
D. Monografi Kelurahan ........................................................................
1. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ...........................
2. Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan ..................................
3. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama.......................................
4. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT .......
A. Kerangka Pemecahan Masalah ..........................................................
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan kepada Masyarakat .......
C. Faktor Pendukung dan Penghambat ..................................................

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................


A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Rekomendasi .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BIODATA TIM PENYUSUN ................................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................................
DFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabel 1.1 Jumlah Pendudukan Berdasarkan Jenis
Kelamin
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Tabel 1.5 Jadwal Pelaksanaan Program
Tabel 1.6 Pendanaan Program
Tabel 2.1 Pemetaan Sosial Kebutuhan
Tabel 2.2 Pemetaaan Sosial Masalah
Tabel 2.3 Pemetaan Sosial Potensi
Tabel 2.4 Program DTA Al-Mudzakarah
Tabel 3.1 Sumber Air Bersih
Tabel 3.2 Peternakan
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Tabel 3.5 Sarana dan Prasarana Darat
Tabel 3.6 Saranan dan Prasarana Komunikasi dan
Informasi
Tabel 3.7 Prasarana Air Bersih
Tabel 3.8 Sanitasi
Tabel 3.9 Prasarana Irigasi
Tabel 3.10 Prasarana dan Sarana Pemerintahan
Tabel 3.11 Prasarana dan Sarana Kantor
Desa/Kelurahan
Tabel 3.12 Prasarana dan Sarana Lembaga
Kemasyarakatan
Tabel 3.13 Prasarana Peribadatan
Tabel 3.14 Prasarana Olah Raga
Tabel 3.15 Prasarana Kesehatan
Tabel 3.16 Sarana Kesehatan
Tabel 3.17 Prasarana dan Sarana Pendidikan
Tabel 3.18 Prasarana Energi dan Penerangan
Tabel 4.1 Kerangka Pemecahan Masalah
Tabel 4.2 Program Pengabdian Prodi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar 1.1 Peta Kelurahan Mekarsari
Gambar 2.1 Perbincangan bersama DKM Al-Mudzakarah
Gambar 2.2 Rembug Warga dan Refleksi Sosial di Masjid Al-
Mudzakarah
Gambar 2.3 Pemetaan Sosial
Gambar 2.4 Pelaksanaan Program
RINGKASAN EKSEKUTIF

Mukhlash Faiz dkk: Dalam Dekapan Ukhuwah, Kita Bina Akhlak Karimah.
Seiring dengan maraknya kenakalan remaja dan tontonan untuk anak-
anak yang kurang mendidik serta kegiatannya kebanyakan tidak terarah dengan
baik dan tidak bermanfaat untuk dirinya. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah
lembaga yang mampu menghindarkan anak-anak dan remaja dari kenakalan dan
tontonan yang tidak baik serta menanamkan kepada mereka pembinaan akhlak
karimah untuk bersama-sama merekatkan tali ukhuwah Islamiyyah. Salah satu
lembaga yang mempunyai peranan tersebut adalah DTA (Diniyyah Takmiliyyah
Awwaliyah). DTA ini sering disebut Madrasah Diniyyah yang dapat diartikan
sebagai tempat atau lembaga yang melaksanakan proses pendidikan berlandaskan
ilmu agama Islam yan bertujuan membentuk karakter dan kepribadian Islami
sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an.
Menanamkan pembinaan akhlak karimah kepada anak-anak dan remaja
penting sekali untuk menunjang proses komunikasi yang baik dengan orang lain.
Dengan berlandaskan betapa pentingnya pembinaan akhlak untuk menumbuh-
suburkan semangat ukhuwah Islamiyyah, maka program yang kami realisasikan
berjudul “Dalam Dekapan Ukhuwah, Kita Bina Akhlak Karimah”.
Pelaksanaan program KKN Sisdamas ini bertujuan untuk melakukan
pembinaan akhlak karimah/mulia kepada para santri DTA Al-Mudzakarah yang
terletak di RW.16 Kelurahan Mekarsari dan masyarakat sekitarnya untuk
bersama-sama mewujudkan Ukhuwah Islamiyyah yang kokoh. Selain itu,
program tersebut dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pengajaran
Guru yang ada DTA Al-Mudzakarah.
KKN Sisdamas dilaksanakan selama 30 hari sejak kedatangan ke lokasi
KKN. Guna mewujudkan keberhasilan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
KKN ini, diperlukan berbagai langkah atau metode pemberdayaan. Pelaksanan
program KKN Sisdamas yang kami lakukan melalui beberapa tahapan/sikuls,
yaitu: Transect (Penelusuran wilayah) atau observasi partisipatif, Soswal dan RW
(Sosialisasi Awal dan Rembug Warga), Refso (Refleksi Sosial), Pesos (Pemetaan
Sosial), Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat), Cantif (Perenanaan
Partisipatif), Sipro (Sinergi Program), Pepro (Pelaksanaan Program), dan Monev
(Monitoring dan Evaluasi).
Berdasarkan pelaksanaan program yang sudah dilakukan didapatkanlah
kesimpulan sebagai berikut, program pemberdayaan dan pengabdian yang kami
lakukan, dilaksanakan berdasarkan visi yang diusung oleh Kampus Univesitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Visi tersebut adalah “Menjadi
Universitas Islam Negeri yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu, memandu
ilmu dalam bingkai akhlak karimah di ASEAN 2025.” Program yang kami
lakukan dimaksudkan sebagai upaya untuk menanamkan akhlak karimah/ mulia
ke dalam hati sanubari dan diamalkan oleh anak-anak, remaja, dan masyarakat di
wilayah RW.16 supaya dapat membangun dan mengokohkan semangat Ukhuwah
Islamiyyah di antara kaum muslimin. Hal tersebut memang menjadi penekanan
dalam fokus proram kami yang berjudul “Dalam Dekapan Ukhuwah, Kita Bina
Akhlak Karimah”.
Dengan adanya program yang dijalankan oleh mahasiswa/i KKN
Kelompok 97, masyarakat sangat terbantu sekali dan responnya baik. Mereka
berharap program-program yang dijalankan oleh mahasiswa/I KKN Kelompok 97
tersebut bisa terus dijalankan yang memang semua program yang diusulkan oleh
kami bermuara pada “Menanamkan Akhlak Karimah Tuk Menjalin Ukhuwah
Islamiyyah”. Dampak yang dirasakan pun mendapat kesan seperti anak-anak dan
remaja yang ada di DTA Al-Mudzakarah mulai mengamalkan akhlak kepada
orang tua dan guru dalam hal kecil seperti salam dengan penuh kekhidmatan
sebagai rasa hormat dan sayang kita kepada orang tua dan guru.
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (yang selanjutnya disingkat dengan KKN
Mahasiswa) UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan akademik
Mahasiswa yang berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Lebih jauh, KKN merupakan bagian dari pembelajaran
dengan masyarakat (learning with community) sebagai bentuk pengalaman IPTKS
yang telah dipelajari oleh mahasiswa selama perkuliahan di kampus.
Pelaksanaan KKN dimaksudkan agar Mahasiswa belajar membantu dan
mendampingi masyarakat secara professional sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat, termasuk mengamalkan keilmuan yang telah di pelajari selama proses
pembelajaran di kampus sesuai dengan program studi (Prodi) masing-masing
diharapkan, dengan kehadiran Mahasiswa di tengahtengah masyarakat, problem
dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan dan berkelanjutan dapat
diselesaikan.
Program KKN tahun 2017 ini berbasis pemberdayaan masyarakat dengan
pendekatan multi disiplin ilmu oleh sekelompok mahasiswa dari beberapa prodi,
oleh karena itu, pelaksanaan KKN di awali dengan Sosialisasi Awal (Soswal)
dalam bentuk observasi lapangan guna melakukan pendataan dan pemetaan
wilayah lokasi KKN. Hal ini penting untuk merumuskan rencana kegiatan sebagai
alternative pemecahan masalah dan kemudian dilakukan evaluasi program
kegiatan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan KKN. Di lokasi KKN,
kompleksitas persoalan dalam berbagai bidang dapat ditemukan, seperti
keagamaan, kemasyarakatan dan pembangunan. Dalam bidang keagamaan,
misalnya, masalah tersebut dapat berupa melek aksara Al-Qur’an (MAQ),
sedangkan yang terkait dengan masalah sosial-kemasyarakatan dapat berupa
Ketahanan Keluarga, Pranata Sosial dan sebagainya. Adapun yang berhubungan
dengan masalah pembangunan secara umum dapat berupa disparitas pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI),
2

yang indikatornya meliputi Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks


Daya beli.
Untuk membantu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan diatas,
UIN SGD Bandung melalui LP2M menyelenggarakan KKN Sisdamas (Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat) yang aktornya adalah Mahasiswa dimana peran
mahasiswa didalam pemberdayaan ini berfungsi sebagai fasilitator yang bersama
masyarakat melakukan perubahan.

B. Kondisi Umum Desa


Kondisi umum Kelurahan Mekarsari yang terdapat di Kecamatan Banjar,
Kota Banjar dapat di identifikasi dari beberapa aspek seperti dari aspek fisik alam,
penggunaan lahan dan aspek lingkungan di kawasan tersebut. Berikut penjelasan
masing-masing aspek yaitu sebagai berikut :
1. Geografis
a. Justifikasi Pemilihan Wilayah Studi Kelurahan
Mekarsari memiliki kondisi lingkungan yang sangat mendukung
untuk dikembangkan sebagai kawasan penghasil ciri khas mekarsari
ataupun banjar yang dapat berupa kerajinan tangan ataupun makanan ciri
khas kota banjar. Kondisi lingkungan yang mendukung dalam segi
penjualan hasil karya tangan masyarakat karena lingkungan kelurahan
mekarsari terdapat di titik jantung kota banjar, sehingga mampu menjadi
daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang dan berkunjung
membeli buah tangan khas banjar. Akan tetapi kondisi lingkungan yang
mendukung ini kurang di kembangkan dan kurangnya perhatian dari
masyarakat ataupun pemerintahan setempat, oleh karena itu di
perlukannya inovasi dan motivasi dari pemerintah kelurahan mekarsari
kepada masyarakat dan dengan di dukung oleh fasilitas sehingga
masyarakat pun dapat mengembangkan inovasi, ide yang ada untuk di
jadikannya ciri khas kota banjar.
3

b. Deliniasi dan Batas Admin Wilayah


Wilayah Kelurahan Mekarsari yang terdapat di Kecamatan
Banjar, Kota Banjar ini memiliki luas wilayah sebesar 285,68 Ha, dengan
batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah utara : kelurahan Banjar
2) Sebelah selatan : Desa Binangun
3) Sebelah timur : Kelurahan Banjar
4) Sebelah barat : Kelurahan Hegarsari

Gambar 1.1 Peta Kelurahan Mekarsari

c. Identifikasi Tata Guna Lahan


Penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Mekarsari di dominasi
oleh kawasan sawah dan ladang, kawasan permukiman, dan fasilitas
umum, dengan jumlah luas wilayahnya yaitu sekitar 285,68 Ha. Masing-
masing akan dijabarkan sebagi berikut :
1) Kawasan sawah
Kawasan sawah dan ladang yang ada di Kelurahan Mekarsari
ditandai dengan adanya beberapa sawah yang memiliki luas lahan
sekitar 129,54 Ha.

2) Kawasan Permukiman
4

Kawasan permukiman di Kelurahaan Mekarsari merupakan


kawasan permukiman yang asri dan nyaman, namun termasuk
kawasan yang paling luas di banding kawasan lahan dan ladang serta
fasilitas umum. Kawasan pemukiman yang ada di kelurahan
Mekarsari memiliki luas lahan sekitar 145,30 Ha.
3) Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang ada di kelurahan Banjar sudah cukup baik
termasuk sarana dan prasarana, sebagai contoh akses jalan yang baik
serta sarana transportasi yang sudah memadai. Kawasan fasilitas
umum yang ada di kelurahan Mekarsari memiliki luas lahan sekitar
10,83 Ha
d. Identifikasi Karakteristik
Pengguna Aktivitas masyarakat Kelurahan Banjar di dominasi
dengan permukiman sawah. Untuk rata-rata mata pencaharian penduduk
sebagai wiraswasta, PNS, petani, nelayan, pengrajin, dan TNI/POLRI.
Terdapat beberapa masyarakat yang masih melakukan kegiatan bercocok
tanam.
e. Topografi
Ditinjau dari aspek fisik alam, Kelurahan Mekarsari merupakan
kawasan yang memiliki karakteristik wilayah yang datar. Dengan
karakteristik yang demikian menjadikan daerah ini sangat cocok untuk
dijadikan sebagai kawasan budidaya khususnya permukiman.
f. Ruang Terbangun
Dilihat dari hasil observasi rata-rata ruang terbangun di Kelurahan
Mekarsari dibangun sebagai pemukiman. Untuk perdagangan / jasa rata-
rata bergabung dengan rumah pemilik toko. Dan lainnya terdapat fasilitas-
fasilitas penunjang, seperti : pendidikan (TK, SD, SMP, dan SMA) dan
kesehatan (Posyandu).
g. Prasarana Pergerakan
Pada wilayah studi rata-rata masyarakat menggunakan kendaraan
pribadi sebagai prasarana pergerakan seperti sepeda motor dan mobil.
5

Untuk kendaraan umum sudah tersedianya jasa angkutan umum (angkot)


dan jasa tukang becak. Yang menjadi kelebihan dari prasarana pergerakan
kota Banjar yaitu tidak pernah terjadinya kemacetan meskipun banyak
terdapat kendaraan pribadi dan angkutan umum.
2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
Jenis Kelamin
Penduduk (Jiwa)
Laki-Laki 8.607
Perempuan 8.539
Total 17.146

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 1.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Jumlah Penduduk
Pekerjaan
(Orang)
Pegawai Negeri Sipil 452
TNI/PORLI 71

Wiraswasta/Pedagang 833
Petani 139
Nelayan 6
Pengrajin 49
Total 1.550
6

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama


Tabel 1.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Jumlah
Agama
Penduduk (Orang)
Islam 16.779
Non Islam 367
Total 17.146

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Pendidikan
Penduduk (Orang)
Sekolah Dasar/Sederajat 4.441
SMP/Sederajat 2.914
SMA/Sederajat 4.427
Perguruan Tinggi 1.188
Total 12.970

C. Permasalahan
Setelah melakukan observasi dan mengidentifikasi masalah yang ada di
lokasi KKN yaitu Kelurahan Mekarsari, didapatlah beberapa analisis
permasalahan yang ada di Kelurahan Mekarsari dengan fokus wilayah RW 16,
diantaranya meliputi:
1. Kepemimpinan di Lembaga DTA Al-Mudzakarah
Kepemimpinan dalam sebuah lembaga sangat pentin sekali,
karna pemimpinlah yang harus mampu membangun semangat saling
percaya, bekerjasama dalam kemitraan, menghargai keragaman dan hak
asasi manusia sebagai dasar membangun sinergi. Pemimpin juga harus
7

mampu menjunjung nilai-nilai demokrasi dalam setiap keputusan yang


diambil dan secara intensif melakukan musyawarah.
DTA Al-Mudzakarah adalah sebuah lembaga pendidikan non
formal yang terletak di RW.16 Kelurahan Mekarsari Kecamatan Banjar
Kota Banjar. Sekarang ini, DTA tersebut mengalami masalah
kepemimpinan dalam lembaganya. Madrasah tersebut sedang mencari
sosok pemimpin yang mampu membangun dan mengembangkan DTA
tersebut ke arah yang lebih baik dan maju.
2. Kurangnya Penekanan dan Penanaman Pembinaan Akhlak Mulia kepada
Anak Sejak Usia Dini dan para remaja
Bimbingan akhlak mulia kepada anak sejak usia dini penting
sekali. Karena dalam kehidupan sehari-hari, adab dan tatakrama haruslah
diutamakan. Hal itu sebagai upaya untuk menjalin hubungan sesama
muslim agar terjalin hidup rukun dan damai.
3. Kurangnya Pengetahuan Para Santri DTA Al-Mudzakarah terhadap
Keteladanan Rasulullah Saw. (Sejarah Islam Masa Klasik)
Kurangnya pengetahuan para santri sebenarnya disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan tenaga pengajar di DTA Al-Mudzakarah yang
berasal bukan dari latar belakang pendidikan. Padahal sebenarnya,
pengenalan Sirah Nabawiyah kepada anak-anak sejak usia dini itu sangat
penting supaya nantinya, Nabi Muhammad saw. menjadi teladan untuk
mereka dalam kehidupan sehari-hari.

D. Fokus Program
Dalam program pemberdayaan ini fokus pada lingkungan kelurahan
Mekarsari RW 16 dalam masalah Pemberdayaan DTA Al-Mudzakarah dengan
penekanan “Dalam Dekapan Ukhuwah, Kita Bina Akhlak Karimah”.
Pemberdayaan terkait dengan penggalian dan pengembangan potensi
masyarakat. Kartasasmita mengatakan bahwa :”setiap manusia dan masyarakat
memiliki potensi yang dapat dikembangkan, sehingga pemberdayaan adalah
upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong, memberikan motivasi dan
8

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta untuk


mengembangkannya”.
Untuk memberdayakan masyarakat diperlukan pendekatan utama adalah
bahwa masyarakat tidak dijadikan sebagai objek melainkan subyek dari berbagai
upaya pembangunan oleh karena itu kartasasmita (1997:29) mengatakan
pemberdayaan harus mengikuti pendektan-pendekatan sebagai berikut:
1. Upaya pemberdayaan harus terarah (targeted)
2. Program pemberdayaan harus langsung mengikut sertakan atau bahkan
dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran.
3. Menggunakan pendekatan kelompok.
Kemudian kartasasmita (1997:24) mengatakan upaya
memberdayakan masyarakat dapat dlihat dari tiga sisi yaitu : pertama,
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang (enabling). Kedua, memperkuat potensi atau daya yang
dimilki oleh masyarakat (empowering). Ketiga, memberdayakan
mengandung pula arti melindungi.
Oleh karena itu fokus program kami yaitu memberdayakan DTA Al-
Mudzakarah di RW 16 kelurahan Mekarsari. Dengan sistem pembelajaran dan
pengajaran yang berbeda dari biasanya dan dengan di dukungnya oleh segenap
pihak pendiri dan pengurus masjid Al-Mudzakarah sehingga menarik perhatian
murid untuk lebih giat lagi datang untuk belajar, dari biasanya murid hanya 5-10
orang, dengan sistem pembelajaran dan ilmu-ilmu baru yang kami ajarkan kepada
murid-murid DTA al-mudzakarah dengan begitu kami dapat menjadi magnet
untuk murid-murid dan semakin hari anak-anak RW 16 setempat menjadi lebih
banyak peminat untuk belajar di DTA al-mudzakarah dengan jumlah murid
kurang lebih 40 orang.

E. Sasaran dan Target


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan menitikberatkan pada pemberdayaan
potensi masyarakat, sehingga sasarannya adalah masyarakat setempat dan anak-
9

anak yang diharapkan mencapai target yaitu berkembangnya potensi SDM warga
yang dinamis, aktif, progresif dan inovatif.
Sasaran dan target masyarakat dalam upaya pengabdian dan
pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Mekarsari, lingkungan Sumanding Wetan
dengan fokus wilayah RW 16. Disusun berdasarkan permasalahan, potensi, dan
kebutuhan masyarakat dari hasil pemetaan yang telah disosialisasikan kembali ke
masyarakat baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung yang
dilakukan melalui sosialisasi awal, rembuk warga, refleksi sosial, pemetaan sosial,
penyusunan dokumen perencanaan partisipatif yang dilakukan masyarakat agar
lebih mampu menganalisa keadaan, mengidentifikasi potensi, merumuskan
kebutuhan, dan menyepakati rencana-rencana kegiatan secara sistematis dan
strategis untuk memperbaiki lingkungan dan kehidupan masyarakat itu sendiri.
Dari hasil perencanaan partisipatif ditentukan prioritas program yang
terpilih oleh masyarakat, maka pelaksanaan program dilakukan oleh semua pihak
yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan program sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing panitia dan pada tahap terakhir, dilaksanakannya
monitoring dan evaluasi dengan mengevaluasi hasil pelaksanaan program
disesuaikan dengan rencana pemberdayaan masyarakat.

F. Jadwal Pelaksanaan Program


Pelaksanaan KKM di Dusun Sumanding Wetan, Kelurahan Mekarsari,
Kecamatan Banjar, Kota Banjar mempunyai beberapa program sesuai dengan
tema KKN Tahun ini yakni Berbasis Pemberdayaan Pengabdian kepada
Masyarakat. Program yang dilaksanakan mencangkup pada program kelompok
juga individu. Program kegiatan kelompok adalah kegiatan yang dilaksanakan
lebih dari setengah jumlah seluruh anggota kelompok KKM, sedangkan program
kegiatan individu adalah kegiatan yang dilaksanakan individu atau perorangan
yang dapat dibantu anggota lain yaitu kurang dari setengah jumlah seluruh
anggota kelompok KKM.
Berdasarkan rencana program kerja yang telah dibuat, dalam
melaksanakan program kerja, waktu dan target pencapaian program kerja
10

diusahakan sama dengan program yang telah direncanakan. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan juga apabila antara pelaksanaan dengan rancangan
terdapat perbedaan yang dikarenakan oleh situasi dan kondisi yang tidak sama
dengan yang diharapkan atau adanya program-program lain ternyata lebih
mendesak dan lebih dibutuhkan oleh masyarakat. Perbedaan-perbedaan yang
terjadi tersebut dapat berupa pergeseran waktu pelaksanaan program, penambahan
atau pengurangan jumlah program kerja yang dilaksanakan.

Tabel 1.5
Jadwal Pelaksanaan Program
Tanggal Jenis Kegiatan Waktu Lokasi
09 - 15 Februari Sosialisasi Awal
Jam 14.00 – 17.00 Masjid Al-Mudzakarah
2017
19 Februari 2017 Rembuk Warga Masjid Al-Mudzakarah
Jam 14.00-16.30
RW 16 RT 02
19 Februari 2017 Refleksi Sosial Masjid Al-Mudzakarah
Jam 14.00- 15.55
RW 16 RT 02
22 Februari 2017 Pemetaan Sosial Masjid Al-Mudzakarah
Jam 14.00-16.55
RW 16 RT 02
23 Februari 2017 Pengorganisasian Masjid Al-Mudzakarah
Jam 14.00-16.55
Masyarakat RW 16 RT 01
25 Februari 2017 Cantif
Masjid Al-Mudzakarah
(Perencanaan Jam 14.00-16.55
RW 16 RT 01
Partisipatif),
25 Februari 2017 Sipro (Sinergi Masjid Al-Mudzakarah
Jam 14.00-16.55
Program), RW 16 RT 01
26 Februari 2017 Pepro
Masjid Al-Mudzakarah
– 4 Maret 2017 (Pelaksanaan Jam 15.10-18.00
RW 16 RT 01
Program),
8 Maret 2017 Monev Jam 09.00-12.00 Masjid Al-Mudzakarah
11

(Monitoring dan
Evaluasi).

Berdasarkan program di atas dapat diketahui bahwa program yang dibuat


menyesuaikan dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Terdapat
beberapa program yang memang sudah ada di masyarakat Dusun Sumanding
Wetan namun belum terlaksana secara maksimal. Sehingga dengan adanya peserta
KKM Kelompok 97 ini dapat membantu mengoptimalkan program yang belum
maksimal seperti halnya pemberdayaan tenaga pengajar juga murid di DTA Al-
Mudzakarah.

G. Pendanaan
Dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program KKN Sisdamas 2017
yang terfokus di RW 16 yaitu pemberdayaan tenaga pengajar serta murid DTA
Al-Mudzakarah, di wilayah Sumanding Wetan. Selain Pemberadayaan guru
Pengajuan dana tersebut digunakan untuk memperlihatkan kreasi santri DTA Al-
Mudzakarah yang jarang bahkan hampir tidak pernah melaksanakan kegiatan
kreasi santri tersebut.
Dana tersebut didapatkan dari Proposal kegiatan yang diberikan kepada
masyarakat sekitar, dengan Rancangan Anggaran Biaya sebagai berikut:

Tabel 1.6
Pendanaan Program
Jumlah
No Nama Barang Harga Jumlah
Barang
1 Hadiah Peserta 14 Rp. 10.000,- Rp. 140.000,-
2 Banner 1 Rp. 40.000,- Rp. 40.000,-
3 Plakat 1 Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
4 Snack Peserta 40 Rp. 3.000,- Rp. 120.000,-
5 Snack Audience - Rp. 200.000,- Rp. 200.000,-
12

6 Snack Tamu Undangan - Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-


7 Keperluan Perlombaan - Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
8 Dekorasi - Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
9 Biaya Tak Terduga - Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
JUMLAH Rp. 1.000.000,-
13

BAB II
METODE PELAKSANAAN KKN SISDAMAS

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/ mening-
katkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,
kemandirian dan kesejahteraannya. Secara konseptual, pemberdayaan merupakan
istilah yang dalam bahasa Inggris merujuk pada kata empowerment, dimana asal
katanya adalah power yang berarti kekuasaan. Dengan demikian. maka konsep
empowerment berarti terjadinya penguatan kekuasaan dari suatu
kelompok/komunitas/ masyarakat. Ife mengemukakan bahwa pemberdayaan
mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi
”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.1
Secara garis besar Empowerment atau Pemberdayaan (selanjutnya
disebut sebagai pemberdayaan) dapat diartikan sebagai pemberian bantuan kepada
masyarakat agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya
menjadi sebuah kekuatan.2 Dalam pemberdayaan ini, individu, kelompok maupun
komunitas berusaha mengkrontol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan
untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Gagasan ini
bermakna untuk mendorong masyarakat dalam berupaya mengatasi masalah dan
memiliki kesadaran untuk menentukan pilihannya sendiri.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan
memiliki dua kecenderungan, antara lain : pertama, kecenderungan primer, yaitu
kecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,
kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi
lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset

1
J.W. Ife, J.W. Community Development: Creating Community Alternatives, Vision,
Analysis and Practice. (Australia: Longman, 1995) yang dikutip oleh Ramdani Wahyu Sururie
dkk., Paradigma Dan Siklus KKN SISDAMAS, (Bandung: LP2M UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2016), hlm. 3.
2
Ramdani Wahyu Sururie, Paradigma Dan Siklus KKN SISDAMAS, hlm. 3.
14

material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi;


dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada
proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi
pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut memberikan
(pada titik ekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan
kecenderungan primer harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.3
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi,
yaitu ; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya,
karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya.4
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain
dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-
langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pem-
bukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat
masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan
individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-
nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan
kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini.
Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke
dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang
terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan

3
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS (Kuliah Kerja Nyata
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat), (Bandung: LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
2017), hlm. 5.
4
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 5.
15

keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu,


pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan,
pembudayaan, pengamalan demokrasi.5
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena
kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan
dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep
pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi
dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan
melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat
atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi
makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada
dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang
hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain).6
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mempunyai peranan penting
untuk mengembangkan potensi harkat dan martabat serta mampu menanamkan
nilai-nilai ilahiyah pada setiap individu. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya
untuk menuju masyarakat yang agamis. Karena jikalau seluruh lapisan masyarakat
menjadi pribadi muslim yang jujur dan amanah, tentu daerahnya masing-masing
akan mampu berkembang pesat dengan keahlian berbagai lapisan masyarakat
dalam menjalankan tugasnya masing-masing yang dalam hal ini berlandaskan
kejujuran dan keadilan karena sudah menanamkan nilai-nilai ilahiyah pada dirinya
masing-masing.
Tujuan dilaksananankannya program pemberdayaan menurut Payne
adalah untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan, kemampuan untuk
mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan berhubungan dengan diri
klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi serta sosial dalam melakukan

5
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 5.
6
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 5-6.
16

tindakan.7 Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui


kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan
melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, ketrampilan serta
sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa tergantung pada pertolongan
dari hubungan eksternal.
Tujuan dari pemberdayaan adalah untuk membentuk masyarakat yang
mandiri. Mandiri disini maksudnya adalah kemandirian dalam berpikir lalu
bertindak dan mampu mengendalikan apa yang dilakukan. Masyarakat
diberdayakan agar sadar dengan apa yang dialaminya tidak hanya untuk individu
dari tiap masyarakat tapi masyarakat diberdayakan agar terbentuk masyarakat
yang aktif dan tidak apatis lagi dengan kondisi sekitar. Terbentuknya masyarakat
yang bertransformasi dari pasif menjadi aktif serta kritis akan menciptakan
masyarakat yang mandiri, dengan kemandirian tersebut masyarakat nantinya tidak
perlu lagi berpangku tangan atau mengandalkan lagi bantuan pemerintah dalam
mengatasi permasalahan di lingkungannya. Masyarakat akan terbiasa untuk
berinisiatif ketika terjadi permasalahan di lingkungannya sehingga pemerintah
tidak terlalu terbebani lagi oleh permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Sedangkan sasaran dari kegiatan KKN Sisdamas adalah:
1. Bagi perguruan tinggi, program KKN Sisdamas akan mendorong tumbuh
dan berkembangnya kerjasama berbagai pihak terkait sehingga terjadi
sinergi antara perguraun tingi dan masyarakat serta instansi terkait;
2. Bagi mahasiswa, program KKN sisdamas akan membangun terasahnya
kompetensinya mahasiswa. Sebagai penggerak perubahan dalam
masyarakat, mahasiswa diharapkan dapat melahirkan pemimpin yang
memiliki kedekatan dengan permasalahan di masyarakat.
3. Bagi masyarakat, program KKN Sisdamas akan mampu secara swadaya
dan swakelola dalam membangun komunitasnya.

7
M. Payne, Social Work and Community Care, (London: McMillan, 1997) yang dikutip
oleh Ramdani Wahyu Sururie dkk., Paradigma Dan Siklus KKN SISDAMAS, hlm. 3.
17

B. Tahapan Pelaksanaan KKN SISDAMAS


Dalam menjalankan program KKN SISDAMAS 2017, kelompok 97
mengikuti tahapan-tahapan atau siklus yang sudah disosialisasikan oleh LP2M
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Program yang dilaksanakan oleh Kelompok
97 adalah “Menanamkan Akhlak Karimah Tuk Menjalin Ukhuwah Islamiyyah”.
Tahapan pelaksanaan KKN SISDAMAS merupakan serangkaian proses
penguatan untuk perubahan tatanan masyarakat yang maju (madani) dalam
konteks pemberdayaan hanya dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi Awal dan Rembug Warga
Dalam tahapan sosialisasi awal ini, kelompok 97 mulai menyusuri
wilayah Kelurahan Mekarsari sebagai tempat kami melaksanakan KKN
SISDAMAS 2017. Kami pun menemukan wilayah RW (Rukun Warga)
yang lumayan dekat dengan posko kami yakni RW 16 Dusun Sumanding
Wetan Kelurahan Mekarsari. Ketua RW 16 bernama bapak Endang dan
kami pun mengunjungi rumahnya, setelah sampai di rumahnya,
disampaikanlah maksud dan tujuan kedatangan ke wilayah tersebut adalah
dalam rangka KKN SISDAMAS 2017 (Kuliah Kerja Nyata Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat). Ketua RW 16 pun pada akhirnya menerima
kedatangan kami ke wilayah yang tidak dan tidak bukan adalah untuk
bekerja sama memajukan dan mensejahterakan wilayahnya. Sosialisai
Awal ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 Februari 2017.
Setelah bertemu dan bercengkrama dengan Ketua RW 16 yakni
bapak Endang, kami pun melanjutkan perjalanan untuk menemui Ketua
atau Staf Pengurus DKM Al-Mudzakarah. Hal tersebut dilakukan sebagai
upaya untuk mengabdi kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di
Masjid Al-Mudzakarah. Karena memang niatan tersebut juga sudah
disetujui oleh Ketua RW 16 yang menganjurkan kami juga untuk
mengembangkan dan memajukan kegiatan yang ada di Masjid Al-
Mudzakarah.
18

Dari perbincangan dengan Wakil Ketua DKM Al-Mudzakarah,


kami dianjurkan untuk mengabdi di DTA (Diniyyah Takmiliyah
Awwaliyah) Al-Mudzakarah yang memang sedang terjadi beberapa
masalah intern didalamnya hingga pengajiannya belum tertata dengan
rapih. Keesokan harinya, tepatnya hari sabtu tanggal 11 Februari 2017
kami mendatangi tempat mengaji DTA Al-Mudzakarah. Hal pertama kali
yang kami lakukan adalah melakukan sosialisasi awal dengan staf pengajar
DTA Al-Mudzakarah dan bertemulah kami dengan Bu Lela dan Pak
Herman yang meneriman kedatangan kami dengan ramah serta menyetujui
maksud dan tujuan kedatangan kami ke DTA Al-Mudzakarah adalah untuk
mengabdi di DTA tersebut.
Dari penuturan staf pengajar yang ada di DTA Al-Mudzakarah
bahwasannya DTA Al-Mudzakarah beberapa bulan ini sistemnya belum
berjalan dengan baik dan pihak DTA pun memohon bantuannya kepada
kami untuk membangun dan mengembangkan kembali DTA tersebut
supaya anak-anak di DTA tersebut menjadi semangat mengaji dan
akhirnya menjadi generasi muslim sejati yang unggul dan kompetitif serta
bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, negaranya, dan kejayaan agama
Islam. Setelah itu, kami berusaha mengkomunikasikan maksud dan tujuan
kami kepada kepala DTA Al-Mudakarah.

Gambar 2.1 Perbincangan bersama DKM Al-Mudzakarah


19

Setelah mendapatkan izin dari Kepala DTA Al-Mudzakarah dan


DKM Al-Mudzakarah, kami dari kelompok 97 melaksanakan tahapan
KKN SISDAMAS selanjutnya yaitu Rembug Warga. Rembug Warga ini
dilakukan sebagai upaya untuk bersosialisasi dan bersilaturahmi dengan
seluruh masyarakat yang ada di RW.16 baik dari pihak tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda, aparat pemerintah setempat
dan lain-lain.
Rembug Warga dilaksanakan pada hari minggu tanggal 19
Februari 2017 yang bertempat di Masjid Al-Mudzakarah. Rembug Warga
ini bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap KKN Sisdamas
yang berusaha memecahkan masalah sosial yang ada di wilayah tersebut.
Apabila masyarakat memutuskan untuk menerima KKN Sisdamas, maka
secara otomatis masyarakat harus mempunyai komitmen untuk
melaksanakan upaya penanggulangan masalah sosial dengan koridor yang
sudah dikembangkan oleh KKN Sismadas, yaitu melaksanakan proses
pembelajaran dalam daur penanggulangan masalah sosial secara
partisipatif yang diejawantahkan dalam tahapan siklus-siklus selanjutnya.8

Gambar 2.2 Rembug Warga di Masjid Al-Mudzakarah

8
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 20.
20

Dalam Rembug Warga ini juga, kami menyampaikan mengenai


KKN Sisdamas, Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas, dan Program yang
akan dijalankan oleh kami (Kelompok 97). Inti dari pertemuan ini adalah
kami mengutarakan sebuah pengantar dari program kami supaya
masyarakat bisa bersama-sama membantu menjalankan program yang
akan kami realisasikan. Materi yang disampaikan dalam pertemuan
rembug warga ini adalah “Peranan Penting Orang Tua dan DTA dalam
Pendidikan Agama Islam sejak usia dini”. Materi tersebut disampaikan
sebagai upaya untuk memacu semangat masyarakat dalam merealisasikan
program yang akan kami jalankan yakni “Dalam Dekapan Ukhuwah, Kita
Bina Akhlak Karimah”.

2. Refleksi Sosial
Refleksi Sosial dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran
kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah sosial. Kesadaran kritis
ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program
yang menempatkan masyarakat sebagai ‘objek’ pembangunan, acapkali
masyarakat tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan
masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya.9
Refleksi Sosial ini dilakukan secara paralel dengan Sosialisasi Awal dan
Rembug Warga dilaksanakan pada hari minggu tanggal 19 Februari 2017.
Dalam pertemuan ini ditemukanlah beberapa masalah yang berkaitan
dengan DTA Al-Mudzakarah dan pada akhirnya kami memutuskan untuk
fokus terhadap pemecahan masalah yang ada di DTA Al-Mudzakarah
seperti masalah kepemimpinan dan administrasi.
Dalam pelaksanaan tahapan Refleksi Sosial terdapat 2 hal penting
yang harus dilakukan, yaitu Olah Pikir dan Olah Rasa. Olah Pikir adalah
solusi untuk menumbuhkan kesadaran dan mencari hubungan sebab akibat
untuk memecahkan akar permasalahan sosial yang sebenarnya. Sedangkan
Olah Rasa adalah upaya untuk membantu masyarakat dalam

9
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 20.
21

menumbuhkan sikap dan perilakunya yang berhubungan dengan nilai-nilai


luhur manusia (memanusiakan manusia).
Dalam forum Refleksi Sosial ini kami menyampaikan materi yang
didalamnya mencakup olah rasa dan olah pikir. Berkaitan dengan program
kami yakni “Dalam Dekapan Ukhuwah, Kita Bina Akhlak Karimah”, kami
menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan pentingnya akhlak/adab
tatakrama dalam segala aktifitas kehidupan sehari-hari. Kita akan
merasakan indahnya hidup bermasyarakat jikalau masyarakatnya
mempunyai akhlak yang mulia sehingga terciptalah ukhuwah atau
semangat persatuan dalam menggapai Ridho Allah Swt. Hal tersebut dapat
kita ketahui dan renungkan dengan mempelajari kehidupan Rasulullah
Saw. dalam membangun Pola Persaudaraan (Muakhkhah) dan
Terbentuknya Nilai Kasih Sayang. Maka dari itu, kami pun menyampaikan
bagaimana Rasulullah Saw. Membina umat menuju akhlak karimah dalam
dekapan Ukhuwah Islamiyyah.

3. Pemetaan Sosial
Pemetaan Sosial sebagai upaya lanjutan untuk menggali
informasi, bagaimana kondisi nyata dari masalah-masalah yang
dikemukakan dan dirumuskan pada saat refleksi sosial. Penggalian
informasi ini bertujuan untuk mencari data dan fakta dari masalah-masalah
yang ada sehingga informasi dan fakta tersebut bisa dianalisa dan dikaji
bersama.
Dalam tahapan ini dilakukan dengan metode dan teknik yang
dikembangkan untuk Pemetaan Swadaya yang lebih menekankan pada
proses diskusi masyarakat. Alat kajian (tools) yang dikembangkan adalah
alat untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses penggalian
informasi, analisa dan perumusan masalah/kebutuhan, sehingga melalui
22

proses tersebut sebetulnya masyarakat yang terlibat menjadi peneliti bagi


dirinya dan kehidupan lingkungannya sendiri.10
Proses penggalian informasi yang kami lakukan di wilayah
Kelurahan Mekarsari adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat
mengenai persoalan nyata mereka sendiri berdasarkan kepada fakta dan
informasi yang ada, sehingga yang mereka rumuskan bukan daftar
keinginan tetapi daftar kebutuhan, masalah dan potensi yang bermanfaat
untuk lingkungannya terutama dalam rangka penanggulangan sosial. Dari
proses ini kami mendapatkan beberapa pemetaan sosial yang meliputi
kebutuhan, masalah, dan potensi. Ketiga hal itu tertuang dalam tabel
berikut ini.
a. Tabel Pemetaan Sosial Kebutuhan
Tabel 2.1
Pemetaan Sosial Kebutuhan
Lokasi
No Kebutuhan Vol Frek
(RT/RW)
1 Kepala DTA Al-Mudzakarah 02/16
Guru Laki-Laki untuk DTA
2 02/16
Al-Mudzakarah
Kelengkapan Administrasi DTA
3 02/16
Al-Mudzakarah
Metode Pembelajaran untuk
4 02/16
DTA Al-Mudzakarah
Sarana dan Prasarana untuk
5 DTA Al-Mudzakarah (Latihan 02/16
Qasidah, Nasyid, Pidato dll)
Bimbingan Akhlak Mulia untuk
6 Para Santri DTA Al- 02/16
Mudzakarah

10
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 23.
23

b. Tabel Pemetaan Sosial Masalah


Tabel 2.2
Pemetaan Sosial Masalah
Lokasi
No Masalah Vol Frek
(RT/RW)
Belum ada sosok yang bisa
1 02/16
memimpin DTA Al-Mudzakarah
Belum ada Guru Laki-Laki
2 02/16
untuk DTA Al-Mudzakarah
Administrasi DTA Al-
3 Mudzakarah yang belum tertata 02/16
dengan rapih
Kualitas Guru DTA Al-
Mudzakarah yang belum terasah
4 02/16
(Kekurangan Metode
Pembelajaran)
Kurangnya Sarana dan Prasarana
5 02/16
untuk DTA Al-Mudzakarah

c. Tabel Pemetaan Sosial Potensi


Tabel 2.3
Pemetaan Sosial Potensi
Lokasi
No Masalah Vol Frek
(RT/RW)
Tersedianya Sumber Daya
1 3 02/16
Manusia (bukan tenaga ahli)

Secara umum, masalah yang ada di wilayah yang kami kaji


yakni RW.16 Kelurahan Mekarsari adalah Kelembagaan dan
Kepemimpinan. Kelompok-kelompok yang terkenan dampak dari
24

permasalahan tersebut yaitu DTA (Diniyyah Takmiliyah Awwaliyah)


Al-Mudzakarah, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Al-
Mudzakarah, dan masyarakat terutama anak didik yang sedang
menuntut ilmu di DTA Al-Mudzakarah. Informasi yang dihimpun
untuk setiap komponen bidang kehidupan masyarakat pada dasarnya
terdiri dari informasi mengenai aktifitas masyarakat dan aspek
kelembagaan yang terkait dengan bidang kehidupan tersebut. Hasil
dari penggalian informasi tersebut tidak sekedar berdasarkan kepada
fakta empiris berupa hasil pengamatan atau wawancara maupun data
sekunder saja, melainkan juga dari impresi anggota kelompok
terhadap fakta-fakta tersebut.
Tahapan selanjutnya adalah guna memvisualisasi dan
memudahkan analisis pemetaan, kami menggunakan teknik Village
History. Village History atau sejarah desa/ kawasan merupakan kajian
suatu keadaan dari waktu ke waktu meliputi manusia, sumber daya
alam, lingkungan keadaan ekonomi budaya, sosial politik dan keadaan
penting masa lalu.11 Banjar sudah 14 tahun menjadi kota Banjar
setelah melepaskan diri dari Kabupaten Ciamis. Secara administratif,
kota ini terdiri atas 4 kecamatan, yaitu Banjar, Purwaharja, Pataruman,
dan Langensari, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan.
Banjar pernah menjadi kota kecamatan bagian dari Kabupaten Ciamis,
kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif.
Kelurahan Mekarsari awalnya merupakan bagian dari Desa
Banjar kemudian dipecah menjadi 3 wilayah yakni Desa Banjar, Desa
Mekarsari, dan Desa Hegarsari. Sejak tahun 2008 berubah kedudukan
menjadi Kelurahan Mekarsari karena sejak tanggal 21 Februari 2003,
Banjar berubah status menjadi kota, maka dari itu Mekarsari menjadi
kelurahan.
Bangunan yang ditempati sekarang oleh Kelurahan Mekarsari
merupakan warisan dari Kelurahan Banjar, yang dulu itu bertempat di

11
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 24.
25

dekat pasar dan terminal. Perkembangan kelurahan dibangun pada


tahun 1970. Wilayah fokus kajian kami adalah RW.16 Kelurahan
Mekarsari Dusun Sumanding Wetan. RW.16 terdiri dari 3 RT yang
mayoritas penduduknya lebih banyak perempuan dan dari aspek
ekonomi dapat dikatakan cukup sejahtera karena cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Adapun, mata pencaharian RW.16 sebagian besar memilih
menjadi buruh tani dan adapula yang bekerja dalam bidang
perdagangan. Dalam bidang pendidikan, sebagian besar merupakan
lulusan SD namun adapula yang lulusan SMA. Program-program
yang berjalan di RW.16, diantaranya adalah BLT (Bantuan Langsung
Tunai), Balitung (Balita Menabung), RTLH (Rumah Tidak Layak
Huni), Gerakan Sholat Shubuh Berjama’ah di Masjid, Gerakan
Maghrib Mengaji, dan lain-lain.
Tahapan Pemetaan Sosial ini, kami laksanakan mulai dari
tanggal 12 Februari 2017 sampai pada akhirnya kami melakukan
pertemuan untuk berdiskusi dengan para wakil masyarakat di RW.16
Kelurahan Mekarsari. Diskusi pertama dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 22 Februari 2017 yang bertempat di Masjid Al-Mudzakarah
dengan pokok bahasan yaitu rencana Pemberdayaan Guru DTA Al-
Mudzakarah, Program-Program untuk DTA Al-Mudzakarah, rencana
acara Penutupan sekaligus Pentas Kreasi Santri DTA Al-Mudzakarah.
Diskusi ini dihadiri oleh kepala DTA Al-Mudzakarah, Staf Guru DTA
Al-Mudzakarah, wakil ketua DKM Al-Mudzakarah, dan Mahasiswa/i
UIN SGD Bandung KKN Sisdamas Kelompok 97. Pertemuan kedua
yakni pada hari kamis tanggal 23 Februari 2017 lebih fokus menggali
informasi sejarah Dusun Sumanding Wetan RW.16 Kelurahan
Mekarsari bersama narasumber wakil ketua DKM Al-Mudzakarah
yaitu Bapak Dul Hari yang dulu pernah menjadi ketua Forum di
tingkat Dusun se-Kelurahan Mekarsari.
26

Gambar 2.3 Refleksi Sosial

4. Pengorganisasian Masyarakat
Siklus ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat
terhadap adanya organisasi masyarakat warga yang mampu menerapkan
nilai-nilai luhur yang dimotori oleh pemimpin yang mempunyai kriteria
yang sudah ditetapkan oleh masyarakat sebagai jawaban dari hasil analisa
kelembagaan dan refleksi kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam
siklus Pemetaan Sosial.12
Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa bersifat
organik berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau memanfaatkan
organisasi atau lembaga yang sudah ada di masyarakat seperti Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Majelis Ulama Indonesia
(MUI), Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Pembina Kesejahteraan
Keluarga (PKK), Karang Taruna dan lain-lain.13
Dalam tahapan ini, kami dari Kelompok 97 memilih untuk
berusaha memberdayakan lembaga yang sudah ada di masyarakat yaitu
DTA Al-Mudzakarah yang terletak di RW.16 Kelurahan Mekarsari
Kecamatan Banjar Kota Banjar. Pengorganisasian Masyarakat ini kami

12
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 26.
13
Ibid hlm. 26.
27

laksanakan pada hari rabu tanggal 22 Februari 2017 di Masjid Al-


Mudzakarah. Dalam pertemuan ini, kami berdiskusi dengan kepala dan
staf pengajar DTA Al-Mudzakarah serta wakil ketua DKM Al-
Mudzakarah mengenai hal-hal yang bisa menunjang dalam
perkembangan DTA Al-Mudzakarah ke depannya setelah didapatkan
beberapa permasalahan yang terkait dengan lembaga tersebut.
Dari hasil diskusi, ternyata para guru DTA Al-Mudzakarah
berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda dan hampir semuanya
belum tahu mengenai metode pembelajaran yang baik dan cocok untuk
DTA. Kami pun memutuskan untuk memberikan dorongan dan pelatihan
mengenai metode pembelajaran untuk DTA kepada para guru DTA Al-
Mudzakarah. Kami berharap semoga metode pembelajaran yang kami
sampaikan bisa diberi inovasi kembali oleh para Guru DTA Al-
Mudzakarah dan dapat juga dibagikan pengalamannya dengan para Guru
DTA se-Kelurahan Mekarsari bahkan sampai se-Kota Banjar.
Pemahaman metode pembelajaran untuk DTA ini semoga menjadi
wahana bersama untuk saling belajar memecahkan masalah, saling peduli
dan menghargai di antara anggotanya dan kalau sudah semakin
berkembang dapat menumbuhkan kepercayaan (trust) dari pihak luar.

5. Perencanaan Partisipatif
Dokumen perencanaan partisipatif (dorantif) merupakan
perencanaan partisipatif warga untuk mengambangkan program
penanggulangan sosial, baik jangka pendek selama satu tahun maupun
jangka menengah selama 3 tahun. Program yang dikembangkan
berdasarkan hasil kajian masalah (kebutuhan) dan analisa potensi dalam
Pemetaan Sosial secara swadaya. Walaupun siklus ini merupakan siklus
lanjutan dari pemetaan sosial akan tetapi pelaksanaannya setelah
pengorganisasian masyarakat dan pengembangan Pokja.14 Khusus dalam
pembentukan Pokja (kelompok-kelompok kerja), kami memaksimalkan

14
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 27.
28

tenaga yang ada di DTA Al-Mudzakarah yang saat ini terdiri dari 4
Orang dan bantuan dari DKM Al-Mudzakarah serta aparat pemerintah
setempat seperti RW dan RT.
Kegiatan ini dilakukan belakangan, dengan dasar pemikiran
bahwa pengurus organisasilah yang akan mengambil keputusan untuk
pengembangan progam-program mana dari keebutuhan masyarakat yang
menjadi prioritas untuk dikembangkan. Di sisi lain penerima manfaat
dari program ini diprioritaskan pada kantung masalah yang sudah
diidentifikasi dalam pemetaan swadaya. Dalam pengembangan dorantif,
sumberdaya baik manusia maupun sumberdaya lainnya diharapkan bukan
hanya dari masyarakat, akan tetapi harus dipikirkan pemenuhannya dari
kerjasama dengan pengusaha/ swasta dan dinas/ pemerintah setempat dan
lembaga-lembaga lain yang mempunyai program yang sejalan dengan
dorantif yang disusun oleh masyarakat.15
Program yang dijalankan oleh Kelompok 97 di wilayah RW.16
Kelurahan Mekarsari adalah berkaitan dengan lembaga keagamaan yakni
DTA Al-Mudzakarah. Lembaga ini mempunyai peranan untuk
menanamkan aqidah islam yang kuat dan mencetak generasi muslim
yang unggul dan kompetitif serta berakhlak mulia. Kebanyakan dari
program-program yang akan dijalankan oleh DTA Al-Mudzakarah
nantinya adalah lebih kepada Pembinaan Akhlak Mulia yang pada
akhirnya tertanamkan dalam diri pribadi setiap santri semangat Ukhuwah
Islamiyyah dalam segala hal.
Program yang kami jalankan ini berorientasi pada visi UIN
Bandung yang intinya menjadi pribadi muslim yang unggul dan
kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah.
Dokumen perencanaan partisipatif yang kami buat adalah sebagai
berikut:

15
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 27-28.
29

Tabel 2.4
Program DTA
No Kegiatan Lokasi Harga Sumber Biaya
1 Manasik Haji DTA Al- RW.16 2.500.000
Mudzakarah (Peralatan
Manasik Haji)
2 Pawai Hikmah Muharram Kelurahan 100.000
DTA Al-Mudzakarah Mekarsari
3 Pelatihan Nasyid, Hadroh, RW.16 2.500.000
dan Rebbana (Peralatan
Nasyid dll)
4 Hikmah Maulid Nabi Saw. RW.16 1.000.000
5 Hikmah Rajab RW.16 800.000
6 Hikmah Ramadhan RW.16 1.500.000
7 Kerja Bakti (GBS-Gerakan RW.16 80.000
Bebersih Sasareungan) (Peralatan
Kebersihan)
8 Forum Komunikasi Orang RW.16 80.000/
Tua Santri DTA Al- pertemuan
Mudzakarah
9 Pentas Kreasi Santri DTA RW.16 1.000.000
Al-Mudzakarah Dalam
Menanamkan Semangat
Ukhuwah Islamiyyah
10 Kelengkapan Administrasi RW.16 150.000
dan Sarana-Prasarana di
DTA Al-Mudzakarah

Kegiatan di atas juga dapat ditambah dengan pentas kreasi santri


DTA Al-Mudzakarah. Hal tersebut dimaksudkan untuk memacu
30

semangat para santri dalam berkontribusi untuk Syiar Islam. Syiar Islam
tersebut bisa dituangkan melalui puisi, pidato, murottal, nasyid,
nadoman, dan lain-lain.

6. Sinergi Program
Hasil perencanaan partisipatif ditentukan prioritas program
kegiatan yang disepakati bersama oleh seluruh stakeholder di desa lokasi
KKN melalui semacam forum rapat paripurna. Rapat tersebut
seyogyanya difasilitasi oleh organisasi masyarakat yang disepakati
melalui pendampingan peserta KKN dan DPL. Pada forum itu hadir
aparatur desa (Kades, LPMD, BPD dll), tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh wanita, tokoh pemuda. Dalam forum ini juga, melakukan
penetapan angka partisipasi swadaya masyarakat baik dalam bentuk
tenaga, bahan material atau uang tunai yang dikapitalisasi. Kemudian
dibuatlah proposal kegiatan dengan angka yang riil dari hasil prioritas
program dengan proses pendampingan oleh peserta KKN.16
Dalam tahapan ini, dipilihlah salah satu kegiatan dari beberapa
kegiatan yang telah disepakati bersama, yaitu “Menanamkan Semangat
Ukhuwah Islamiyyah Santriwan-Santriwati DTA Al-Mudzakarah
Melalui Kreasi dan Prestasi”. Kemudian kami bersama Staf Pengurus
DTA Al-Mudzakarah membuat proprosal kegiatan tersebut yang tiada
lain dan tiada bukan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah dalam
rangka pembinaan akhlak mulia yang memang sesuai dengan program
kami dari awal yakni Bimbingan Akhlak Mulia melalui penanaman
semangat Ukhuwah Islamiyyah kepada para Santri DTA Al-Mudzakarah
Melalui Kreasi dan Prestasi.

7. Pelaksanaan Program
Pada tahap ini semua pihak terlibat dalam kegiatan pelaksanaan
program sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing panitia.

16
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 28-29.
31

Relawan diarahkan untuk mengisi pos-pos yang sesuai dengan


kemampuan masing-masing. Nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam bentuk
sikap gotong royong, jujur, peduli, tanggungjawab dan sebagainya
diimplementasikan bersama pada tahap ini.17
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi baik secara lisan dan
tulisan. Secara lisan dapat dilakukan secara face to face atau melalui
pengumuman pengeras suara milik masyarakat seperti dari masjid atau
mushola dengan oleh tokoh masyarakat dana atas persetujuan bersama.
Secara tulisan dapat berbentuk surat, leaflet atau spanduk, papan proyek,
dan lain-lain.18
Secara tulisan, kelompok 97 memasang banner di depan posko
yang berisikan bahwa kami sedang melakukan KKN Sisdamas di
Kelurahan Mekarsari Kecamatan Banjar Kota Banjar. Secara lisan, kami
sebelumnya sebagaimana dituliskan dalam tahapan sosialisasi awal dan
rembug warga, kami selaku peserta KKN kelompok 97 melakukan
pertemuan dengan warga dan membicarakan perihal adanya kegiatan
KKN di daerah tersebut.
Sebelum bersosialisasi ke warga sekitar, kami diberi
pembekalan oleh pihak kelurahan terkait KKN yang akan kami lakukan.
Selain berinteraksi dengan warga masyarakat, kami juga berinteraksi dan
membantu sekaligus mencari informasi di kantor kelurahan. Beberapa
perwakilan kelompok diharuskan datang ke kelurahan sesuai jadwal yang
telah ditentukan selama diskusi bersama kelompok lain dalam satu
kelurahan.
Selain kelurahan, kami juga kadang mengikuti beberapa
kegiatan yang diadakan di kecamatan yaitu kecamatan Banjar. Beberapa
kegiatan tersebut seperti acara istigosah, program apel, dan diskusi
mengenai acara HUT Banjar yang kebetulan jatuh pada tanggal 20

17
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 29.
18
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 29.
32

Februari. Beberapa perwakilan kelompok juga ikut menjadi panitia untuk


acara HUT Banjar.
Wilayah tempat kami KKN sangat antusias dan mendukung
adanya program KKN Sisdamas di daerah tersebut. Kami pun menjadi
lebih semangat dan menjadi lebih inovatif untuk membuat program-
program yang sesuai dan cocok dengan masalah yang akan kami
temukan.
Pelaksanaan Program yang kami jalankan pertama kali adalah
pembinaan akhlak karimah/ mulia kepada para Santri DTA Al-
Mudzakarah. Kami terlibat sebagai relawan pengajar di DTA Al-
Mudzakarah. Pembinaan akhlak mulia tersebut disampai melalui
berbagai metode berdasarkan kemampuan akademis dari setiap
mahasiswa/i dari kelompok 97. Ada yang menggunakan metode nadom,
penyampaian sejarah Islam (khususnya keteladanan Rasulullah Saw.),
dan lain-lain.
Adapun pemberdayaan yang kami realisasikan adalah
Pemberdayaan Guru DTA Al-Mudzakarah mengenai Metode
Pembelajaran yang baik dan bagus untuk DTA Al-Mudzakarah. Materi
yang disampaikan bersumber dari hasil pengamatan Kelompok 97
terhadap proses pembejalaran di DTA Al-Mudzakarah dan sikap para
Santri DTA Al-Mudzakarah. Rujukan lainnya adalah Materi Guruku
Teladanku yang disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari, Lc di Al-Fatih
Tv. Kegiatan pemberdayaan ini dilaksanakan selama dua hari, yakni pada
hari senin tanggal 27 Februari 2017 dengan materi Guruku Teladanku
dan Permasalahan DTA di Era Globalisasi. Pada hari kedua, tepatnya
hari selasa tanggal 28 Februari 2017 membahas Metode Pembelajaran
untuk DTA Al-Mudzakarah dan Peranan Guru untuk Mencetak Generasi
Muslim yang Unggul dan kompetitif dalam Bingkai Akhlak Mulia.
Pelaksanaan Program lainnya adalah kegiatan hasil dari
kesepakatan dan musyawarah dengan berbagai pihak yang ada di RW.16
Kelurahan Mekarsari. Kegiatan ini kami realisasikan pada hari sabtu
33

tanggal 4 Maret 2017 yang bertempat di Masjid Al-Mudzakarah. Acara


ini berjudul “Menanamkan Semangat Ukhuwah Islamiyyah Santriwan-
Santriwati Melalui Kreasi dan Prestasi”. Kegiatan ini bertujuan untuk
Syiar Islam dalam hal penanaman semangat Ukhuwah Islamiyyah
dengan membina akhlak mulia khususnya kepada para Santri DTA Al-
Mudzakarah dan umumnya masyarakat sekitar RW.16 Kelurahan
Mekarsari. Dengan adanya kegiatan seperti ini dan tujuannya untuk
kebaikan serta kemashlahatan umat, semoga kegiatan yang ada di DTA
Al-Mudzakarah bisa menjadi contoh untuk DTA lainnya.
Pada intinya, Kami memfokuskan program utama kami yaitu
pemberdayaan DTA Al-Mudzakarah. Hal ini dikarenakan masalah yang
terdapat dalam lembaga tersebut sangat menarik perhatian kami. Setelah
melakukan pembicaraan dengan DKM dan kader pengurus lama serta
kajian lapangan selama kami mengajar di DTA, masalah masih tetap
sama yakni administrasi yang kurang tertata, kurangnya tenaga pengajar
yang kompeten dan kurangnya minat anak-anak untuk mengaji di DTA.
Kami mengajukan beberapa solusi untuk permasalahan tersebut.
Mula-mula kami mendata santri yang mengaji di DTA. Pendataan kami
ambil saat kami mengajar ngaji di DTA. Setelah pendataan dilakukan,
kami membuat format untuk data santri DTA Al-Mudzakarah.
Administrasi yang kami buat mengacu pada beberapa DTA di tempat lain
yang kami pandang bisa menjadi contoh bagi DTA Al-Mudzakarah
kedepannya.
Selain itu, kami juga mengajar secara bergantian di DTA Al-
Mudzakarah sebagai bentuk pengabdian kami kepada DTA Al-
Mudzakarah. Saat kami mengajar, terdapat kader pengurus baru yang
memperhatikan kami selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang kami lakukan menggunakan berbagai metode pembelajaran supaya
pembelajaran tidak membosankan dan juga bias menarik minat anak
untuk rajin mengaji.
34

Gambar 2.4 Pelaksanaan Program

8. Monitoring dan Evaluasi


Pada tahapan ini, organisasi masyarakat memfasilitasi
pertemuan warga bersama pemerintahan desa untuk membentuk tim
Monitoring dan Evaluasi. Kemudian tim melakukan tugas monitoring
dan evaluasi dengan mengecek kembali hasil pelaksanaan program
disesuaikan dengan rencana yang terdapat dalam proposal. Hasil temuan
monitoring dan evaluasi direkomendasikan kepada organisasi masyarakat
untuk bahan tindak lanjut pada program tahun berikutnya.19
Dalam pelaksanaan program, kami di monitoring dan
mengevaluasi bersama-sama dengan pihak dari DKM Al-Mudzakarah
yang memang diberi kepercayaan oleh aparat pemerintah setempat yakni
Ketua RW.16 untuk memantau kegiatan kami selama ± satu bulan di
wilayah RW.16 Kelurahan Mekarsari. Monitoring tersebut dilaksanakan
sebagai upaya untuk pembelajaran dari pihak DKM dan DTA Al-
Mudzakarah terkait program mana saja yang bisa dilanjutkan dan
dikembangkan setelah selesainya mahasiswa/i UIN SGD Bandung
Kelompok 97 dalam rangka melaksanakan tugas KKN Sisdamas 2017.

19
Ramdani Wahyu Sururie dkk., Panduan KKN SISDAMAS, hlm. 29-30.
35

BAB III
KONDISI WILAYAH

A. Sejarah Singkat Kelurahan


Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas di Kelurahan
Mekarsari dijelaskan bahwa kelurahan Mekarsari awalnya merupakan bagian
dari Desa Banjar, kemudian di pecah menjadi 3 wilayah desa, yakni Desa
Banjar, Desa Mekarsari dan Desa Hegarsari. Sejak tahun 2008 terjadi perubahan
menjadi Kelurahan Mekarsari, karena sejak tanggal 21 Februari 2003 Banjar
berubah status menjadi kota, maka dari itu Mekarsari menjadi kelurahan.
Pada dasarnya, desa maupun kelurahan memiliki ciri dan fungsi yang
sama, namun bukan berarti keduanya adalah sama. Desa merupakan kumpulan
beberapa unit atau pemukiman kecil yang disebut kampung atau dusun.
Sedangkan kelurahan adalah pemerintahan terkecil yang setingkat dengan desa
namun memiliki perbedaan pada hak yang dimilikinya. Dari mulai pemimpin
hingga pembiayaan pembangunan pun berbeda dengan yang dimiliki desa.
Bangunan yang ditempati sekarang oleh kelurahan Mekarsari
merupakan warisan dari kelurahan banjar, yang dahulunya berdekatan dengan
pasar dan terminal. Perkembangan kelurahan sendiri dibangun pada tahun 1970.

B. Letak Geografis
Kelurahan Mekarsari berada di Kec. Banjar Kota Banjar dengan luas
wilayah 285.260 Ha. Berada pada 108.543071 LS/LU -7.384249 BT/BB yang
beralamat di Jl. Tentara Pelajar No. 8 Kel. Mekarsari, Kec. Banjar, Kota Banjar,
Jawa Barat. Kelurahan Mekarsari berbatasan dengan Kelurahan Banjar di
sebelah utara, Kelurahan Binangun di sebelah selatan, Kelurahan Hegarsari di
sebelah timur dan Kelurahan Banjar di sebelah barat.
36

C. Kondisi Geografi Desa/Kelurahan


Kelurahan Mekarsari berada di daerah perkotaan Kota Banjar.
Kelurahan Mekarsari memiliki luas wilayah menurut penggunaan sebagai
berikut:
1. Luas pemukiman : 142.22 Ha
2. Luas Persawahan : 129.54 Ha
3. Luas Perkebunan : 0.60 Ha
4. Luas Kuburan : 0.30 Ha
5. Perkantoran : 0.18 Ha
6. Luas prasarana : 10.83 Ha
Total luas : 285.68 Ha

Tanah Sawah:
1. Sawah tanah hujan : 129.54 Ha

Tanah Perkebunan:
1. Tanah perkebunan rakyat : 0.60 Ha

Tanah Fasilitas Umum:


1. Ruang publik/taman kota : 0.18 Ha
2. Tempat pemakaman umum : 0.30 Ha
3. Bangunan sekolah/perguruan tinggi :1.98 Ha
4. Pertokoan : 0.85 Ha

Iklim:
1. Curah hujan : 2.645.00 mm
2. Jumlah hujan : 4 bulan
3. Suhu rata-rata harian : 30 derajat celcius
4. Tinggi tempat dari permukaan laut : 32 mdpl
37

Sumber Air Bersih


Tabel 3.1
Sumber Air Bersih
Jenis Jumlah (Unit) Pemanfaatan (KK)
Sumur gali 2450 2450
PAM 1920 1920

Jenis dan Kesuburan Tanah:


1. Warna tanah : Hitam
2. Tekstur tanah : Lempungan
Topografi:
1. Bentang wilayah:
a. Desa/kelurahan dataran rendah : 285.2 Ha
2. Letak wilayah
a. Desa/kelurahan daerah perkantoran : 0.18 Ha
b. Desa/kelurahan daerah pertokoan : 0.85 Ha
c. Desa/kelurahan perbatasan antar kecamatan lain: 0.51 Ha

Pertanian:
Luas tanaman pangan menurut komoditas:
1. Jagung : 15 Ha
2. Mentimun : 1 Ha
3. Kacang kedelai : 12 Ha
4. Kacang tanah : 3 Ha
5. Kacang panjang : 1 Ha
6. Padi sawah : 129.54 Ha

Peternakan:
Tabel 3.2
Peternakan
Jenis Ternak Jumlah Pemilik Perkiraan Jumlah
38

(Orang) Populasi (Ekor)


Sapi 4 25
Ayam Kampung 200 1000
Ayam broiler 1 3000
Kambing 1 5

Orbitrasi (Jarak dari Pusat Pemerintahan):


1. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 2 Km
2. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 2 Km
3. Jarak dari Ibukota Provinsi : 148 Km

D. Monogafi Desa/Kelurahan
1. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis Kelamin
a. Laki-laki : 8607 Jiwa
b. Perempuan : 8539 Jiwa
c. Usia 0-17 : 4777 Jiwa
d. Usia 18-55 : 9510 Jiwa
e. Usia 55 ke-atas : 2859 Jiwa
2. Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan
a. Karyawan:
1) Pegawai Negeri Sipil : 452 Orang
2) TNI/Polri : 71 Orang
3) Swasta/BUMN : 1021 Orang
b. Wiraswasta/pedagang : 833 Orang
c. Petani : 139 Orang
d. Buruh tani : 8 Orang
e. Nelayam : 6 Orang
f. Peternak : 1 Orang
g. Jasa : 43 Orang
h. Pengrajin : 49 Orang
i. Pekerja Seni : 3 Orang
39

j. Pensiunan : 327 Orang


k. Lainnya : 13.928 Orang
3. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama

Tabel 3.3
Jumlah Penduduk berdasarkan Agama
Agama Laki-Laki (Orang) Perempuan (Orang)
Islam 8429 8350
Kristen 113 134
Katholik 38 31
Budha 14 5
Konghucu 13 19

1. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 3.4
Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Laki- Perempuan
laki(Orang) (Orang)
Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 1294 1159
Usia 3-6 tahun yang sedang TK/PG 83 45
Usia 7-16 tahun yang sedang sekolah 401 395
Usia 18-56 tahun yang tidak pernah 21 22
sekolah
Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi 5 9
tidak tamat
Tamat SD/Sederajat 1973 2468
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 161 153
Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 120 160
Tamat SMP/Sederajat 1400 1514
Tamat SMA/Sederajat 2412 2015
40

Tamat D-1/Sederajat 46 88
Tamat D-2/Sederajat 45 86
Tamat D-3/Sederajat 143 138
Tamat S-1/Sederajat 360 361
Tamat S-2/Sederajat 41 13
Tamat S-3/Sederajat 1 0
Tamat SLB B 7 7
TOTAL 17.146

E. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Desa


1. LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)
a. Jumlah pengurus : 13 orang
b. Jumlah lingkup kegiatan : 10 jenis
2. PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)
a. Jumlah Pengurus : 12 orang
b. Jumlah lingkup kegiatan : 117 jenis
3. Karang Taruna
a. Jumlah pengurus : 46 orang
b. Jumlah lingkup kegiatan : 10 jenis
4. Lembaga Adat
a. Jumlah pengurus : 62 orang
b. Jumlah lingkup kegiatan: 1 jenis
5. Organisasi Keagamaan
a. Jumlah pengurus : 25 orang
b. Jumlah lingkup kegiatan: 1 Jenis
6. Lembaga Ekonomi dan Unit Usaha Desa/Kelurahan
a. Koperasi Unit Desa : 1 unit
b. Koperasi Simpan Pinjam: 3 unit
7. Jasa Lembaga Keuangan
a. Jasa Asuransi : 1 unit
b. Bank Perkreditan Rakyat: 1 unit
41

c. Pegadaian : 1 unit
d. Bank Pemerintah : 4 unit
8. Industri Kecil dan Menengah
a. Industri Makanan : 38 unit
b. Industri alat rumah tangga: 5 unit
c. Industri Kerajinan : 5 unit
d. Rumah Makan dan Restoran: 5 unit
9. Jumlah RW: 25, jumlah pengurus: 75 orang
10. Jumlah RT: 99, jumlah pengurus: 297 orang
11. Jumlah aparat Desa/Kelurahan : 14 orang
12. Jumlah perangkat Desa/Kelurahan: 14 unit kerja
13. Lembaga Keamanan:
a. Jumlah anggota LINMAS/Hansip: 61 orang
b. Jumlah Pos Kamling : 83 buah
c. Kerjasama Desa/kelurahan dengan TNI – POLRI dalam
bidang TRANTIBLINMAS : 1 orang

F. Sarana dan Prasarana


1. Sarana dan Prasarana Darat
Tabel 3.5
Sarana dan Prasarana Darat
Jenis Baik (km atau unit) Rusak (km atau
unit)
Jalan Desa/Kelurahan 2.000 km 500,00 km
Jembatan beton 1 unit -
Pangkalan ojek 2 unit -
Ojek 75 unit -
Becak 180 unit -

2. Sarana dan Prasarana Komunikasi dan Informasi


42

Tabel 3.6
Sarana dan Prasarana Komunikasi dan Informasi
Kategori Jenis Keterangan
Telepon Warnet 6 unit
Radio/TV Jumlah Parabola 69 unit
Telepon Jumlah pelanggan Telkom 80 KK
Radio/TV Jumlah radio 1.493 unit

3. Prasarana Air Bersih


Tabel 3.7
Prasarana Air Bersih
Jenis Keterangan
Sumur gali 2.450 unit
Bangunan Pengolahan Air 1.974 unit

4. Sanitasi
Tabel 3.8
Sanitasi
Jenis Keterangan
MCK Umum 19 unit
Jamban Keluarga 3.870 KK
Saluran/Drainase 3 saluran

5. Prasarana Irigasi
Tabel 3.9
Prasarana Irigasi
Jenis Keterangan
Panjang Saluran Primer 1.200 m
Pintu Pembagi Air 1 unit
43

6. Prasarana dan Sarana Pemerintahan


Tabel 3.10
Prasarana dan Sarana Pemerintahan
Jenis Keterangan
Gedung Kantor dan Balai Ada
Pertemuan
Alat Tulis Kantor Ada
Barang Inventaris Ada
Buku Administrasi Ada
Jenis kegiatan 1 jenis
Jumlah Pengurus 5 orang

7. Prasarana dan Sarana Kantor Desa/Kelurahan


Tabel 3.11
Prasarana dan Sarana Kantor Desa/Kelurahan
Jenis Keterangan
Gedung Kantor Ada
Kondisi Baik
Balai Desa/Kelurahan Ada
Listrik Ada
Air Bersih Ada
Telepon Ada
Mesin tik 2 unit
Komputer 8 unit
Meja 29 unit
Kursi 22 unit
Lemari Arsip 3 unit
Kendaraan Dinas 9 unit

8. Prasarana dan Sarana Lembaga Kemasyarakatan


44

Tabel 3.12
Prasarana dan Sarana Lembaga Kemasyarakatan
A. Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan
Memiliki Kantor Sendiri Ada
Peralatan Kantor: Komputer, Fax Ada
Buku Administrasi Lembaga 6 jenis
Jumlah meja dan kursi 1 unit
Buku Administrasi 6 unit
Jumlah kegiatan 1 jenis
B. PKK
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Ada
Gedung/Kantor Ada
Peralatan Kantor/ATK/Inventaris Ada
Kepengurusan Ada
Buku administrasi PKK Ada
Kegiatan Ada
Jumlah kegiatan 10 jenis
Kelengkapan Organisasi Dasawisma Ada
Kelengkapan Organisasi Pokja Ada
C. Karang Taruna
Karang Taruna Ada
Kepengurusan Ada
Jumlah Kegiatan 25
D. Rukun Tetangga
Rukun Tetangga (RT) Ada
Kepengurusan Ada
Buku Administrasi 5 jenis
Jumlah Kegiatan 3 jenis
E. Rukun Warga
Rukun Warga (RW) Ada
45

Kepengurusan Ada
Buku Administrasi 6 jenis
Jumlah Kegiatan 3 jenis

9. Prasarana Peribadatan
Tabel 3.13
Prasarana Peribadatan
Tempat Ibadah Jumlah
Gereja Kristen Protestan 1
Gereja Katholik 1
Masjid 29
Langgar/Surau/Mushola 30

10. Prasarana Olah Raga


Tabel 3.14
Prasarana Olah Raga
Jenis Jumlah (Lokasi)
Lapangan bulu tangkis 6
Meja Pingpong 21
Lapangan voli 9
Pusat kebugaran 3

11. Prasarana Kesehatan


Tabel 3.15
Prasarana Kesehatan
Jenis Jumlah (Unit)
Puskesmas 1
46

Puskesmas pembantu 1
Poliklinik/balai pengobatan 1
Apotik 3
Posyandu 25
Toko obat 1
Balai pengobatan masyarakat yayasan/swasta 1
Rumah /Kantor Praktek Dokter 8
Rumah bersalin 4
Balai kesehatan ibu dan anak 25

12. Sarana Kesehatan


Tabel 3.16
Sarana Kesehatan
Jenis Jumlah (unit/orang)
Dokter umum 2
Dokter spesialis lainnya 5
Paramedis 3
Dukun bersalin terlatih 4
Perawat 6
Dukun pengobatan alternative 7
Dokter praktek 7
Laboratorium kesehatan 7

13. Prasarana dan Sarana Pendidikan


Tabel 3.17
Prasarana dan Sarana Pendidikan
Jenis Jumlah
Gedung kampus PTS 2
Gedung SMA/Sederajat 4
Gedung SMP/Sederajat 2
47

Gedung SD/Sederajat 5
Gedung TK 4
Perpustakaan Desa/Kelurahan 1
Lembaga Pendidikan Agama 25
Prasarana pendidikan lainnya 15
Gedung tempat bermain anak 13

14. Prasarana Energi dan Penerangan


Tabel 3.18
Prasarana Energi dan Penerangan
Jenis Jumlah
Listrik PLN 4.029 unit
Genset pribadi 70 unit
Sumber: prodeskel.pmd.kemendagri.go.id
Buku Profil Kelurahan Mekarsari Tahun 2015
48

BAB IV

A. Kerangka Pemecahan Masalah


Kerangka pemecahan masalah yang kami lakukan adalah dengan memakai
analisa SWOT, yaitu Strangeth, Weakness, Oportunity, dan Threat. Kerangka
pemecahan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.1
Kerangka Pemecahan Masalah
SWOT Keterangan
Strangeth RW.16 Kelurahan Mekarsari memiliki banyak potensi
alam dan Sumber Daya Manusia yang mendukung. Adapun
Sumber Daya Manusia yang mendukung diantaranya:
1. Anak-anak usia dini dan remaja yang masih
semangat mengaji.
2. Kader-kader Guru DTA Al-Mudzakarah yang
bersemangat untuk mendidik para santri.
3. Para Warga yang masih memiliki sikap semangat
gotong royong, jujur, peduli, dan bertanggungjawab.
Weakness Kelemahan yang terdapat di wilayah RW.16 Kelurahan
Mekarsari, diantaranya:
1. Rata-rata pendidikan terakhir masyarakatnya SMA
sederajat dan adapula yang tamtan SD.
2. Tingkat ekonomi warganya menengah ke bawah
namun mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Administrasi DTA yang belum tertata dengan rapih.
4. Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
peranan penting orang tua dalam pendidikan agama
islam sejak usia dini.
5. Masih kurangnya metode pembelajaran yang baik
dan cocok untuk DTA Al-Mudzakarah.
49

Oportunity 1. Mampu mewujudkan visi dan misi di RW.16


khususnya dan umumnya kota Banjar menjadi kota
yang Agamis.
2. Adab dan tatakrama masyarakat terutama anak-anak
dapat teramalkan dengan baik dan indah dalam
bergaul dengan masyarakat/ orang lain dengan
berlandaskan semangat Ukhuwah Islamiyyah.
3. Mencetak generasi muslim yang unggul dan
kompetitif dalam bingkai akhlak mulia.
Threat 1. Ancaman kenakalan anak-anak dan remaja karena
tidak adanya yang bergerak untuk merangkul mereka
dalam proses pemahaman keagamaan secara utuh
dan menyeluruh.
2. Timbulnya karakter negatif dalam diri anak-anak dan
remaja karena tontonan yang tidak baik serta
banyaknya penyedia layanan internet yang
didalamnya ada permainan-permainan yang tidak
mendidik.
3. Perpecahan antar kelompok. Misalnya perbedaan
pendapat.

Sumanding Wetan merupakan sebuah lingkungan atau dusun yang ada di


RW.16 Kelurahan Mekarsari, sebuah kelurahan dengan banyak keberagamannya.
Keberagaman ini yang akan memberikan warna dalam bermasyarakat. Kondisi
masyarakat pinggiran kota dengan tingkat pendidikan serta ekonomi yang
berbeda, juga menimbulkan berbagai macam masalah sosial di lingkungan
masyarakat tersebut.
Potensi yang dimiliki oleh masyarakat Sumanding Wetan, khususnya di
RW.16 adalah masih banyaknya anak-anak dan remaja yang masih semangat
untuk melakukan kegiatan mengaji. Anak-anak dan remaja yang ada di wilayah
tersebut pun mempunyai potensi dan bakatnya masing-masing yang nantinya akan
50

memberikan manfaat untuk dirinya, keluarganya, masyarakat, negara dan


terutama kejayaan agama Islam. Semangat para santri ini ditunjang dengan
kesadaran dan semangat para guru dan kader-kader yang ada di wilayah tersebut
khususnya di DTA Al-Mudzakarah mengenai peranan penting guru dalam
membimbing anak-anak dan remaja untuk menjadi pribadi muslim yang shaleh
dan shalehah.
Selain itu, masyarakat Sumanding Wetan Rw.16 ini masih memiliki
sikap semangat gotong royong, jujur, peduli, dan bertanggungjawab. Masyarakat
sangat semangat dan antusias dalam melaksanakan kegiatan gotong royong seperti
Minggu Bersih, Ronda Malam, dan lain-lain. Potensi yang ada tentunya dibarengi
dengan kelemahan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang
beragam tentunya juga memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda serta
kemampuan ekonomi yang juga berbeda.
Terdapat pula kelemahan di lembaga tempat kami melakukan pengabdian
yakni DTA Al-Mudzakarah. Administrasi DTA Al-Mudzakarah belum tertata
dengan rapih dikarenakan kesibukan para staf yang berbenturan dengan kebutuhan
ekonomi keluarganya hingga melalaikan administrasi DTA Al-Mudzakarah.
Selain itu, para staf pengajar yang ada di DTA tersebut masih belum mengetahui
banyak mengenai metode pembelajara yang baik dana cocok untuk disampaikan
kepada para Santri yang ada di Madrasah Diniyyah Al-Mudzakarah.
Ancaman kenakalan anak-anak dan remaja karena tidak adanya yang
bergerak untuk merangkul mereka dalam proses pemahaman keagamaan secara
utuh dan menyeluruh. Kemudian, timbulnya karakter negatif dalam diri anak-anak
dan remaja karena tontonan yang tidak baik serta banyaknya penyedia layanan
internet yang didalamnya ada permainan-permainan yang tidak mendidik. Maka
dari itu, kami memfokuskan untuk melakukan pemberdayaan metode
pembelajaran kepada para guru DTA Al-Mudzakarah dan membimbing akhlak
mulia bagi para santri DTA Al-Mudzakarah.
Hal itu kami lakukan sebagai upaya untuk mewujudkan visi dan misi di
RW.16 khususnya dan umumnya kota Banjar menjadi kota yang Agamis. Pada
akhirnya, adab dan tatakrama masyarakat terutama anak-anak dan remaja dapat
51

teramalkan dengan baik dan indah dalam bergaul dengan masyarakat/ orang lain
dengan berlandaskan semangat Ukhuwah Islamiyyah. Intinya, kami ingin
mencetak generasi muslim yang unggul dan kompetitif dalam bingkai akhlak
mulia.

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat


Setelah melalui tahapan sosialisasi awal, rembug warga, dan pemetaan
sosial yang kelompok kami jalankan dengan semangat gotong royong dan
kebersamaan. Didapatlah beberapa permasalahan, masyarakat setempat yang
diwakili oleh wakil masyarakat seperti Ketua RW.16 bernama bapak Endang dan
Wakil Ketua DKM bernama Dul Hari, mengutarakan ingin menghidupkan dan
mengembangkan kembali kegiatan mengaji untuk anak-anak dan remaja yang
selama ini kurang adanya inovasi dalam hal metode pembelajarannya. Selain itu,
penekanan dalam bidang pembinaan akhlak mulia pun belum tergarap dengan
baik hingga perilakunya belum mencerminkan akhlak yang mulia. Kegiatan
mengaji yang dimaksudkan adalah di Madrasah Diniyyah Al-Mudzakarah. Hal itu
karena adanya beberapa masalah intern di DTA tersebut mulai dari masalah
kepemimpinan, administrasi yang belum tertata, dan kurangnya metode
pembelajaran.
Selain itu, dari pihak DTA pun menginginkan untuk mengadakan
kegiatan yang didalamnya terdapat pesan-pesan kepada para Santri untuk lebih
semangat mengaji dan mampu menjadi pribadi muslim yang berakhlak karimah.
Salah satu kegiatannya adalah Pentas Kreasi Santri. Melalui program pentas kreasi
santri tersebut diharapkan kegiatan anak-anak dan remaja di lingkungan
Sumanding Wetan RW.16 lebih terarah kepada hal yang positif dan dapat
mencerminkan akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hariya.
Adapula program-program jangka panjang yang akan digarap oleh
masyarakat terutama dari pihak DTA Al-Mudzakarah dan DKM Al-Mudzakarah,
yakni Manasik Haji. Program ini dicetuskan untuk mengisi kegiatan anak-anak
dan remaja serta semoga mampu sedikit banyaknya mengenalkan tatacara haji dan
umroh. Ada juga program lainnya seperti Pawai Hikmah Muharram, Acara
52

Hikmah Muharram, Hikmah Rajab, Hikmah Maulid, Hikmah Ramadhan, dan


lain-lain. Sedangkan program jangka pendek yang dilakukan sebagai upaya untuk
“Menanamkan Akhlak Karimah Tuk Menjalin Ukhuwah Islamiyyah” adalah
sebagai berikut:
1. Pembinaan Bimbingan Akhlak Mulia/ Akhlak Karimah kepada para
santri DTA Al-Mudzakarah. Dalam pelaksanaan program ini kami
terlibat sebagai relawan dengan cara mengajar di madrasah tersebut.
Penekanan akhlak mulia ini sangat penting, karena akhlak itu akan
digunakan untuk menjalin komunikasi yang baik dalam kehidupan
sehari-hari dengan sesama manusia. Pembinaan ini dilakukan sebagai
upaya untuk mencontoh kehidupan suri tauladan kita, yakni Baginda
Rasul Nabi Muhammad Saw. yang memang beliau adalah teladan yang
baik (uswatun hasanah) untuk kita semua.
2. Melakukan pemberdayaan kepada Guru DTA Al-Mudzakarah. Kegiatan
pemberdayaan ini dilaksanakan selama dua hari, yakni pada hari senin
tanggal 27 Februari 2017 dengan materi Guruku Teladanku dan
Permasalahan DTA di Era Globalisasi. Pada hari kedua, tepatnya hari
selasa tanggal 28 Februari 2017 membahas Metode dan Materi
Pembelajaran untuk DTA Al-Mudzakarah dan Peranan Guru untuk
Mencetak Generasi Muslim yang Unggul dan kompetitif dalam Bingkai
Akhlak Mulia. Materi yang disampaikan bersumber dari hasil
pengamatan Kelompok 97 terhadap proses pembejalaran di DTA Al-
Mudzakarah dan sikap para Santri DTA Al-Mudzakarah. Rujukan
lainnya adalah Materi Guruku Teladanku yang disampaikan oleh Ustadz
Budi Ashari, Lc di Al-Fatih Tv.
3. Pentas Kreasi Santri dengan judul “Menanamkan Semangat Ukhuwah
Islamiyyah Santriwan-Santriwati DTA Al-Muzakarah Melalui Kreasi dan
Prestasi. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama dari berbagai pihak,
mulai dari DTA Al-Muzakarah, DKM Al-Mudzakarah, Ketua RW.16,
Para RT di RW.16, dan masyarakat sekitar. Didalamnya berisikan
kegiatan untuk mensyiarkan Islam melalui Pidato, Nadom/Puji-pujian,
53

Puisi, dan lain-lain. Untuk pendanaan acara ini dilakukan dengan cara,
Pihak dari DTA Al-Mudzakarah membuat proposal dengan didampingi
oleh kami dari peserta KKN Kelompok 97 sebagai fasilitator. Proposal
ini ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas
di wilayah Sumanding Wetan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 4 Maret 2017.
Pemberdayaan yang kami lakukan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk masyarakat di lingkungan RW.16 terutama dari segi pemahaman
keagamaan. Program yang kami sarankan akan tetap berlanjut karena masyarakat
sendiri yang menjadi penanggung jawab program dan memang berlandaskan pada
pemahaman, “Dari Masyarakat Oleh Masyarakat Untuk Masyarakat”.
Dengan adanya program yang dijalankan oleh mahasiswa/i KKN
Kelompok 97, masyarakat sangat terbantu sekali dan responnya baik. Mereka
berharap program-program yang dijalankan oleh mahasiswa/I KKN Kelompok 97
tersebut bisa terus dijalankan yang memang semua program yang diusulkan oleh
kami bermuara pada “Menanamkan Akhlak Karimah Tuk Menjalin Ukhuwah
Islamiyyah”. Dampak yang dirasakan pun mendapat kesan seperti anak-anak dan
remaja yang ada di DTA Al-Mudzakarah mulai mengamalkan akhlak kepada
orang tua dan guru dalam hal kecil seperti salam dengan penuh kekhidmatan
sebagai rasa hormat dan sayang kita kepada orang tua dan guru.
Kelompok 97 terdiri dari 14 orang mahasiswa/i dari berbagai macam
jurusan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Mahasiswa/i ini memiliki program
pengabdian masing-masing yang sesuai dengan matriks kompetensi prodinya.
Program-program pengabdiannya adalah sebagai berikut:
Tebel. 4.2
Program Pengabdian Prodi
No Jurusan/Nama Program Pengabdian
1 Sejarah dan Peradaban Islam Pengabdian yang dilakukan dengan
SPI/ Asep Rohim mengajar Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di SD N 5 Mekarsari dan
mengajar mengaji di DTA Al-
54

Mudzakarah. Program ke-1 adalah


memberikan pembinaan akhlak mulia
kepada para santri DTA Al-Mudzakarah
melalui keteladanan Rasulullah Saw.
(Sirah Nabawiyah). Program ke-2-nya
yaitu memberikan ceramah di SD N 5
Mekarsari mengenai Keteladanan
Rasulullah Saw. (Sirah Nabawiyah) dalam
berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari,
mulai dari akhlak pada orang tua, teman,
dan adab ketika menuntut ilmu.
2. Komunikasi dan Penyiaran Pengabdian yang dilakukan oleh saya
Islam/ Asmarani Amba Dewi adalah dengan mengikuti pengajian
rutinan di Majelis Talim Masjid Al
Mudzakarah dan terlibat di dalamnya,
baik sebagai MC (Master of Ceremony),
sebagai pembaca ayat suci Al Quran,
maupun sebagai jamaah. Selain itu, saya
juga mengikuti kegiatan Posyandu yang
dilaksanakan di PAUD Anggrek Merah.
Dalam pelaksanaan rutinan di Majelis
Talim, hampir setiap minggu saya menjadi
MC dan menjadi pembaca ayat suci Al
Quran.
Saat pelaksanaan Posyandu di PAUD
Anggrek Merah, saya bertugas sebagai
dokumentasi.
Berdasarkan jurusan yang saya geluti,
kedua program tersebut masuk di ranah
Khitobah dan ranah I’lam.
55

3. Manajemen/ Tian Ariansah Dari hasil observasi yang telah dilakukan


oleh jurusan manajemen didapatkan
bahwa potensi UMKM di kelurahan
Mekarsari sangalah besar seperti
banyaknya ditemukan industry rumahan
yang kebanyakan mengolah produk
makanan. Kemudian banyak warga yang
berwiraswata membuka warung sembako,
warung makanan kecil, warung makan
dan warung jus buah. Dalam membangun
UMKM tentunya sangat dibutuhkan
sumber daya manusia dan sumber daya
yang dapat menunjang jalannya kegiatan
produksi seperti teknologi tepar guna.
Banyak dari kegiatan produksinya masih
menggunakan metode tradisional dan
kegiatan promosinyapun masih sederhana
seperti hanya dari mulut ke mulut saja
sehingga masih jauh dari hal yang
berteknologi canggih.
4. Bahasa dan Sastra Arab/ Program ini disusun dan direalisasikan
Annisa Nurul Fadhilah oleh Annisa Nurul Fadhilah (Nim.
11350200230), dari jurusan Bahasa dan
Sastra Arab. Program Prodi yang
dilaksanakan, diantaranya:
a. Pelatihan metode pembelajaran
bahasa Arab kepada staf pengajar
DTA Al-Mudzakarah.
b. Pembelajaran bahasa Arab mendasar
di kelas 1 DTA Al-Mudzakarah.
c. Pembacaan syair-syair islami dan
56

shalawat sebelum tabligh mingguan


ibu-ibu majlis ta’lim DTA Al-
Mudzakarah
d. Pelatihan pembacaan nadzam dan
syair islami kepada
santriwan/santriwati DTA Al-
Mudzakarah, untuk kemudian
dipentaskan dalam bentuk apresiasi
kreasi dan prestasi santri.
e. Memberikan pelatihan pelafaan dan
penulisan huruf hijaiyyah kepada
anak didik PAUD Anggrek Merah.
5. Pendidikan Biologi / Putri Pengabdian yang dilakukan oleh saya
Giriyanti adalah mengajar di SDN 5 Mekarsari mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dan
mengajar di DTA Al Mudzakarah.
Di SDN 5 Mekarsari saya mengajar kelas
2 setiap hari Kamis. Mengajar di DTA Al
Mudzakarah, setiap hari Kamis, setiap pkl.
16.00 WIB s/d 17.30 WIB.
6. Manajemen/ Wildan Dari hasil observasi yang telah dilakukan
Andriansyah oleh jurusan manajemen didapatkan
bahwa potensi UMKM di kelurahan
Mekarsari sangalah besar seperti
banyaknya ditemukan industry rumahan
yang kebanyakan mengolah produk
makanan. Kemudian banyak warga yang
berwiraswata membuka warung sembako,
warung makanan kecil, warung makan
dan warung jus buah. Dalam membangun
57

UMKM tentunya sangat dibutuhkan


sumber daya manusia dan sumber daya
yang dapat menunjang jalannya kegiatan
produksi seperti teknologi tepar guna.
Banyak dari kegiatan produksinya masih
menggunakan metode tradisional dan
kegiatan promosinyapun masih sederhana
seperti hanya dari mulut ke mulut saja
sehingga masih jauh dari hal yang
berteknologi canggih.
7. Sastra Inggris/ Shinta Nur Dalam melaksanakan pengabdian kepada
Aviyah masyarakat melalui Bimbingan Belajar
khususnya English Fun dengan tahapan
awal menanamkan motivasi kepada anak-
anak khususnya yang sedang menjalani
pendidikan formal akan pentingnya
belajar bahasa Inggris dan
mempraktekannya. Bahasa inggris masih
dianggap sebagai suatu pelajaran yang
sulit. Untuk mengubah mindset ini pada
target pengajaran yang adalah anak-anak
di RW 16 Kelurahan Mekarsari. Meraka
sangat antusias dalam mengikuti English
Fun ini karena tidak hanya belajar secara
formal saja melaikan ada permainan yang
di terapkan agar belajar bahasa Inggris
lebih menyenangkan.
Selain pengabdian yang dilakukan sesuai
prodi juusan, adapula beberapa
pengabdian penunjang yang saya lakukan
di Keluahan Mekarsari yaitu:
58

a. Ikut serta dalam kegiatan belajar


mengajar di PAUD Anggrek
Merah
b. Ikut serta membantu dalam
pelayanan posyandu dikelurahan
Mekarsari khususnya RW 16
c. Ikut serta dalam kegiatan mengaji
rutin mingguan di RW 16
Mekarari
d. Ikut serta membantu kegiatan
gotong royong mingguan
e. Ikut serta dalam kegiatan belajar
mengajar di DTA Al-Mudzakarah
f. Ikut serta dalam acara di
Kecamatan Banjar dalam rangka
ulang tahun Kota Banjar sebagai
panita.
g. Dsb.
8. Manajemen/ Regi Apriliana Dari hasil observasi yang telah dilakukan
oleh jurusan manajemen didapatkan
bahwa potensi UMKM di kelurahan
Mekarsari sangalah besar seperti
banyaknya ditemukan industry rumahan
yang kebanyakan mengolah produk
makanan. Kemudian banyak warga yang
berwiraswata membuka warung sembako,
warung makanan kecil, warung makan
dan warung jus buah. Dalam membangun
UMKM tentunya sangat dibutuhkan
sumber daya manusia dan sumber daya
yang dapat menunjang jalannya kegiatan
59

produksi seperti teknologi tepar guna.


Banyak dari kegiatan produksinya masih
menggunakan metode tradisional dan
kegiatan promosinyapun masih sederhana
seperti hanya dari mulut ke mulut saja
sehingga masih jauh dari hal yang
berteknologi canggih.
Hukum Ekonomi Syariah Pengabdian yang dilaksanakan sesuai
(Muamalah)/ Kurnia Sari dengan kompetensi yakni dengan
menggunakan pembelajaran, pelatihan
serta pendampingan mengenai
kewirausahaan. Program tersebut
dilaksanakan di SMKN 1 Banjar untuk
memotivasi pemuda yang akan merintis
usahanya, atau menjalankan usahanya.
Selain pengabdian yang menunjang ke
program study, adapula pengabdian lain
untuk melengkapi aktivitas lainnya yakni:
a. Ikut serta dalam kegiatan belajar
mengajar di PAUD Anggrek
Merah
b. Ikut serta membantu dalam
pelayanan posyandu dikelurahan
Mekarsari khususnya RW 16
c. Ikut serta dalam kegiatan mengaji
rutin mingguan di RW 16
Mekarari
d. Ikut serta membantu kegiatan
gotong royong mingguan
Ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar
di DTA Al-Mudzakarah
60

9. Komunikasi dan Penyiaran Pengabdian yang dilakukan oleh saya


Islam/ Ihsan Nulhakim adalah mengajar di SDN 5 Mekarsari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan
mengajar di DTA Al Mudzakarah. Selain
itu, saya juga mendokumentasikan setiap
kegiatan yang dilaksanakan, dan dibuat
menjadi video pendek penuh makna.
Di SDN 5 Mekarsari saya mengajar kelas
5 setiap Hari Rabu. Sedangkan mengajar
di DTA Al Mudzakarah, setiap hari
kecuali Hari Jumat dan Hari Minggu,
setiap pkl. 16.00 WIB s/d 17.30 WIB.
Mengenai dokumentasi, saya buat hasi
dari pendokumentasian tersebut menjadi
sebuah video pendek, meskipun memang
tidak setiap momen hanya pada momen
yang dianggap cukup besar dan cukup
berpengaruh saja.
10. (Hukum Ekonomi Syariah) Pada KKN Sisdamas tahun 2017
Muamalah/ Imas Nurul Pengabdian yang dilaksanakan sesuai
Fuadiah dengan kompetensi yakni dengan
menggunakan pembelajaran, pelatihan
serta pendampingan mengenai
kewirausahaan. Program tersebut
dilaksanakan di SMKN 1 Banjar untuk
memotivasi pemuda yang akan merintis
usahanya, atau menjalankan usahanya.
Selain pengabdian yang menunjang ke
program study, adapula pengabdian lain
untuk melengkapi aktivitas lainnya yakni:
e. Ikut serta dalam kegiatan belajar
61

mengajar di PAUD Anggrek


Merah
f. Ikut serta membantu dalam
pelayanan posyandu dikelurahan
Mekarsari khususnya RW 16
g. Ikut serta dalam kegiatan mengaji
rutin mingguan di RW 16
Mekarari
h. Ikut serta membantu kegiatan
gotong royong mingguan
i. Ikut serta dalam kegiatan belajar
mengajar di DTA Al-Mudzakarah

C. Faktor Pendukung dan Penghambat


Dalam pelaksanaan 8 siklus KKN Sisdamas ini tentunya ada faktor
pendukung dan faktor penghambat. Faktor-faktor inilah yang memang menemani
kami dalam proses pelaksaanaan KKN Sisdamas. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:

2. Faktor Pendukung
a. Aparatur desa/kelurahan membantu kami dalam menemukan lokasi
keberadaan lembaga keagamaan dan saranany seperti DTA
(Diniyyah Takmiliyah Awwaliyah) dan Masjid yang memang
membutuhkan sentuhan program yang agamis untuk dijalankan dan
dikembangkan secara berkesinambungan.
b. Masyarakat sekitar terutama di RW.16 menyambut baik kedatangan
kami dalam rangka melakukan pengabdian yang sesuai dengan
keahlian dan matriks komptetensi prodi/jurusan masing-masing.
c. Masyarakat menerima dengan baik proses pelaksanaan KKN
Sisdamas 2017 dari mulai tahapan awal sampai akhir.
62

d. Sikap gotong royong, jujur, peduli, dan bertanggung jawab masih


tertanam kuat di masyarakat sekitar.
e. Hubungan dan komunikasi yang baik antara mahasiswa KKN
Kelompok 97 dengan warga masyarakat.
f. Penekanan sikap kerjasama kelompok 97 dalam berbagai situasi dan
keadaan apa pun.
3. Faktor Penghambat
a. Cuaca yang tidak menentu menyebabkan proses pengabdian dan
pelaksanaan program pemberdayaan kadang-kadang menjadi
terhambat.
b. Lokasi posko berjauhan dengan tempat pengabdian.
c. Minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kajian Sirah
Nabawiyah terutama dalam pengajian-pengajian yang hanya
menyampaikan potongan-potongan kisah Nabi Muhammad Saw. dan
tidak dilanjutkan secara berkesinambungan.
63

BAB V

A. Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/ mening-
katkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,
kemandirian dan kesejahteraannya. Dalam hal ini, program garapan kami berupa
bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan pembangunan Ilmu Pengetahuan.
Program-programnya meliputi:
1. Pemahaman, pengamalan dan pengembangan ke-Islaman;
2. Peningkatan lembaga dan sarana keagamaan Islam;
3. Penerapan ilmu pengetahuan tepat guna; dan
4. Pendidikan karakter bangsa.
Secara garis besar, baik program pemberdayaan maupun program
pengabdian kami laksanakan dengan baik. Selain itu, respond dari masyarakat
yang menjadi wilayah sasaran kamipun terbilang baik. Mungkin tidak banyak hal
yang kami lakukan di sana, akan tetapi meskipun begitu, semoga dapat
bermanfaat dan menjadi program jangka panjang yang dapat dilaksanakan di
wilayah terkait.
Program pengabdian yang kami lakukan, dilaksanakan berdasarkan visi
yang diusung oleh Kampus Univesitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung. Visi tersebut adalah “Menjadi Universitas Islam Negeri yang unggul
dan kompetitif berbasis wahyu, memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di
ASEAN 2025.” Perlu digaris bawahi, ada kata akhlak karimah di sana. Akhlak
yang mulia harus dibangun sejak dini, agar saat dewasa nanti anak-anak sudah
terbiasa dengan akhlak tersebut.
Program-program kami selaku peserta KKN Sisdamas Kelompok 97
adalah Bimbingan Akhlak Mulia, Pemberdayaan Metode Pembelajaran untuk para
Guru DTA Al-Mudzakarah, kegiatan-kegiatan yang bernuansakan syiar Islam
seperti Hikmah Muharram, Hikmah Rajab, Hikmah Maulid, Pentas Kreasi Santri,
dan lain-lain. Semua program kami tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk
64

menanamkan akhlak karimah ke dalam hati sanubari dan perilaku anak-anak,


remaja, dan masyarakat supaya dapat membangun semangat Ukhuwah Islamiyyah
di antara kaum muslimin.
Karena memang, penekanan program kami adalah “Dalam Dekapan
Ukhuwah, Kita Bina Akhlak Karimah”. Karena alangkah indahnya seperti yang
dituliskan oleh Salim A. Fillah dalam bukunya (Dalam Dekapan Ukhuwah):
“Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya
di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang
saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan Ukhuwah
Islamiyyah”.
“Aqidah ini memang ajaib!” seru Sayyid Quthb ketika Fii Zhilaalil
Qur’an yang dia susun sampai pada Al-Qur’an Surah al-Anfal ayat 63 yang
didalamnya terdapat penjelasan Ukhuwah Islamiyyah. “Ketika telah meresap
dalam hati, ia akan menjadikan hati itu dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang di
antara sesamanya. Yang keras beralih lunak, yang kasar menjelma lembut, yang
kering berubah jadi basah, yang liar menjadi jinak. Ia-ia berjalin kelindan di
antara sesamanya dengan jalinan yang kokoh, dalam, dan empuk.
Tiba-tiba pandangan mata, sentuhan tangan, pembicaraan, gerak anggota
badan, dan getar hati menjadi sebuah simfoni. Nyanyiannya merdu, diiringi saling
pengertian, saling menyayangi, saling setia, tolong membantu, luasnya jiwa, dan
sikap lapang dada. Tak ada yang mengetahui kegaiban himpunan hati ini, kecuali
Dia yang telah mempersatukannya. Tak ada yang merasakan indahnya kecuali
hati-hati itu sendiri. Mereka berikrar untuk bermesra dijalan-Nya.
Itulah yang terjadi pada Muhammad dan orang-orang yang bersamanya.
Lalu manusia menyaksikan sebuah keajaiban. Energi kebajikan tumpah ruah ke
segenap penjuru bumi, dalam dekapan ukhuwah Islamiyyah dengan bingkai
akhlak karimah terjalinlah hidup rukun dan damai.
65

B. Rekomendasi
Rekomendasi ini berisi uraian mengenai masukan secara internal bagi
pelaksanaan KKN Sisdamas dan secara eksternal bagi pemberdayaan masyarakat.
Dalam hal ini, kami dari kelompok 97 memiliki beberapa masukan baik secara
internal maupun eksternal. Masukan secara internal, di antaranya:
1. Pelaksanaan KKN Sisdamas akan lebih bagus dan berjalan dengan baik
jika sosialisasinya disampaikan dengan baik kepada lokasi KKN.
Seharusnya ada perwakilan dari pihak LP2M untuk mensosialisasikan
KKN Sisdamas kepada masyarakat lokasi KKN.
2. Penerapan KKN Sisdamas ini dipandang tidak bisa diterapkan di setiap
wilayah, karena ada sebagian wilayah yang memang lebih membutuhkan
pengabdian daripada pemberdayaan.
3. Pelaksanaan KKN dengan waktu 30 hari, dipandang tidak cukup untuk
melakukan pemberdayaan maupun pengabdian kepada masyarakat.
4. Batas waktu pengumpulan Laporan Individu dan Kelompok harus
diperhatikan, seharusnya peserta KKN Sisdamas diberikan jeda beberapa
hari untuk beristirahat sejenak setelah penutupan dan kepulangan dari
lokasi KKN masing-masing.
Sedangkan, masukan secara eksternal bagi pemberdayaan masyarakat
dimaksudkan untuk menjadikan pemberdayaan masyarakat ke depannya menjadi
lebih terarah dan tepat sasaran, masukan tersebut, di antaranya:
1. Program Pemberdayaan Masyarakat harus disosialisaikan kembali
mengenai program garapannya dalam bidang apa saja dan koridor
pemberdayaannya sampai batas mana.
2. Harus adanya penekanan kepada masyarakat melalui cara yang baik
berkenaan dengan kesadaran masyarakat untuk menonjolkan potensi dan
kemampuan untuk mengembangkan wilayahnya.
66

DAFTAR PUSTAKA

Ife, J.W. (1995). Community Development: Creating Community Alternatives,


Vision, Analysis and Practice. Australia: Longman.

Sururie, Ramdani Wahyu dkk.. (2016). Paradigma Dan Siklus KKN SISDAMAS.
Bandung: LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

_________________________. (2017). Panduan KKN SISDAMAS (Kuliah Kerja


Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat). Bandung: LP2M UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.

Payne, M. (1997). Social Work and Community Care. London: McMillan, 1997.

Sumber Internet
http://kelurahanmekarsari.banjarkota.go.id/
prodeskel.pmd.kemendagri.go.id
Wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah
67

BIODATA TIM PENYUSUN


68

LAMPIRAN
69
70
71
72
73

Anda mungkin juga menyukai