Bab II
Bab II
Mikroalga
Mikroalga adalah mikroorganisme fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis oksigen.
Mikroorganisme ini bersifat fotoautotrof meskipun juga dapat tumbuh dibawah kondisi
mixotrophic atau heterotrof. Produksi mikroalga dengan kondisi phototrophic menggunakan
photobioreactor yang harus dirancang dan dioperasikan sesuai dengan syarat dari mikroalga
yang dipilih. Adapun syarat utama dalam proses berbasis mikroalga phototrophic adalah
ketersediaan cahaya dan nutrisi (Ca, N, F, dll), penyesuaian pH, suhu. (Aci_en Ferna ´ ndez et
al., 2013; Posten, 2009; Tredici dan Zittelli, 1997).
Fotobioreaktor dibagi menjadi dua kategori sistem yaitu terbuka dan tertutup.
Fotobioreaktor dengan sistem terbuka memiliki kontak langsung dengan lingkungan
contohnya kolam buatan, tank, raceways, dan lapisan tipis (platform) sedangkan untuk
sistem tertutup tidak memiiki kontak langsung dengan lingkungan contohnya kolom
gelembung, loop tubular, dan panel datar. Saat ini, fotobioreaktor dengan sistem terbuka
layak untuk memproduksi ribuan ton biomassa daripada sistem tertutup (Benemann, 2013).
Ketersedian Nutrisi
Komponen utama biomassa mikroalga adalah karbon (30% -50% berat kering (d.wt.),
oksigen (30% -50% d.wt.), hidrogen (3% -7% d.wt.), nitrogen (4% -9% d. Berat), fosfor (1% -
3% d.wt.), dan sejumlah kecil unsur lain seperti sulfur, kalium, magnesium, kalsium, dan
sebagainya. Berdasarkan komposisi biomassa ini media kultur harus mengandung nutrisi ini
untuk memungkinkan kinerja maksimal dari budaya.
Chlorella
Chlorella merupakan spesies yang tumbuh dalam skala besar dibandingkan dengan spesies
lainnya dan biasanya tumbuh diluar ruangan atau dikolam dangkal dengan kedalaman 20-30
cm. Kolam yang biasa digunakan berbentuk melingkar atau lonjong. Chlorella tumbuh
dengan cepat secara komarsial sehingga bisa menolak adanya kontaminasi.