Anda di halaman 1dari 2

a.

Mikroalga
Mikroalga adalah mikroorganisme fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis oksigen.
Mikroorganisme ini bersifat fotoautotrof meskipun juga dapat tumbuh dibawah kondisi
mixotrophic atau heterotrof. Produksi mikroalga dengan kondisi phototrophic menggunakan
photobioreactor yang harus dirancang dan dioperasikan sesuai dengan syarat dari mikroalga
yang dipilih. Adapun syarat utama dalam proses berbasis mikroalga phototrophic adalah
ketersediaan cahaya dan nutrisi (Ca, N, F, dll), penyesuaian pH, suhu. (Aci_en Ferna ´ ndez et
al., 2013; Posten, 2009; Tredici dan Zittelli, 1997).
Fotobioreaktor dibagi menjadi dua kategori sistem yaitu terbuka dan tertutup.
Fotobioreaktor dengan sistem terbuka memiliki kontak langsung dengan lingkungan
contohnya kolam buatan, tank, raceways, dan lapisan tipis (platform) sedangkan untuk
sistem tertutup tidak memiiki kontak langsung dengan lingkungan contohnya kolom
gelembung, loop tubular, dan panel datar. Saat ini, fotobioreaktor dengan sistem terbuka
layak untuk memproduksi ribuan ton biomassa daripada sistem tertutup (Benemann, 2013).

Tabel 1.1 Perbandingan Fotobioreaktor sistem terbuka dan tertutup


Strain mikroalga
Kelebihan Kekurangan
yang cocok
Bergantung pada Chlorella
Pembersihan yang mudah
cuaca dan iklim
Tingginya resiko Scenedesmus
Paparan langsung terhadap
kontaminasi mikroba
Fotobioreaktor matahari
dan CO
sistem terbuka
Proses pendinginan dengan Membutuhkan area Nannochloropsis
penguapan yang lebih luas
Akumulasi oksigen yang Arthrospira
lebih rendah dengan cara
melepaskannya ke atmosfer
Biaya kontruksi lebih murah Dunaliella
Dapat mengendalikan Haematococcus
kondisi lingkungan pluvialis
Fotobioreaktor Berpotensi untuk bebas dari Isochrysis
sistem terbuka kontaminan galbana
Porphyridium
cruentum

1.2 Ketersediaan cahaya


Faktor yang paling penting dalam pertumbuhan dan produktivitas mikroorganisme
fotosintetik adalah ketersediaan cahaya. Cahaya adalah sumber energi untuk
mikroorganisme fotosintetik yang harus dimaksimalkan. Namun, kelebihan cahaya dapat
merusak proses fotosintesis, terutama ketika digabungkan dengan suhu yang kurang optimal
atau tingkat oksigen yang tinggi (Tredici dan Zittelli, 1998).
Pertumbuhan mikroalga ditentukan oleh laju fotosintesis, yang merupakan fungsi langsung
dari radiasi di mana sel-sel tersebut terpapar di dalam budaya. mikroorganisme fotosintetik
hanya dapat memanfaatkan radiasi aktif photosynthetically (PAR) dalam kisaran 400 hingga
700 nm. Dari sumber cahaya apa pun (lampu, LED, matahari), PAR hanya digunakan oleh
mikroalga untuk melakukan fotosintesis. Namun, radiasi dalam kultur mikroalga tidak
homogen. Karena pengaruh intensitas cahaya, kedalaman kultur, dan konsentrasi biomassa.
Sel-sel dibagian luar kultur dapat terkena radiasi tinggi,sedangkan bagian dalam kultur, sel-
sel bisa jadi gelap total. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan pengusulan konsep radiasi
rata-rata (Ferna ´ ndez-Sevilla et al., 1998).

Ketersedian Nutrisi
Komponen utama biomassa mikroalga adalah karbon (30% -50% berat kering (d.wt.),
oksigen (30% -50% d.wt.), hidrogen (3% -7% d.wt.), nitrogen (4% -9% d. Berat), fosfor (1% -
3% d.wt.), dan sejumlah kecil unsur lain seperti sulfur, kalium, magnesium, kalsium, dan
sebagainya. Berdasarkan komposisi biomassa ini media kultur harus mengandung nutrisi ini
untuk memungkinkan kinerja maksimal dari budaya.
Chlorella
Chlorella merupakan spesies yang tumbuh dalam skala besar dibandingkan dengan spesies
lainnya dan biasanya tumbuh diluar ruangan atau dikolam dangkal dengan kedalaman 20-30
cm. Kolam yang biasa digunakan berbentuk melingkar atau lonjong. Chlorella tumbuh
dengan cepat secara komarsial sehingga bisa menolak adanya kontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai