Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

“TUMOR OTAK”

Disusun Oleh :

Kelompok 8
Karina Citra Manditha

Ni Made Febri Suardiantini

Albar Agusman

M. Rangga Hadie Agus Perwira

SEMESTER IIIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2016/2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di
sumsum tulang belakang (medulla spinalis).Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi
anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak
apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang
ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan
cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan
otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak.

Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari
pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal
yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Karena, tumor yang menyerang otak tingkat
bahaya yang ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian
tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma
seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis
spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden
tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70
dengan puncak usia 40-65 tahun.

Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding
perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85
persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan
sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen)
yang dioperasi penulis dan lainnya (26,9 persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai

2
alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak
berada di lobus parietalis (18,2 persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di
beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem,
cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis
tumor terbanyak yang dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari
berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan.

B. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami definisi dari tumor otak.


2. Mengetahui dan memahami klasifikasi tumor otak.
3. Mengetahui dan memahami etiologi tumor otak.
4. Mengetahui dan memahami patofisiologi pada tumor otak.
5. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis tumor otak.
6. Mengetahui dan memahami pathway dari tumor otak.
7. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang tumor otak.
8. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan tumor otak.
9. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan tumor otak.

C. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari tumor otak.?


2. Apa saja klasifikasi tumor otak ?
3. Apa etiologi dari tumor otak ?
4. Apa patofisiologi dari pada tumor otak ?
5. Bagaimana manifestasi klinis tumor otak.?
6. Bagaimana bentuk pathway dari tumor otak ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang tumor otak ?
8. Bagaimana penatalaksanaan pemeriksaan tumor otak ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan tumor otak ?

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Tumor otak adalah neoplasma yang berasal dari sel saraf, neuroepitelium, sel glia,
saraf kranial, pembuluh darah, kelenjar pineal, atau hipofisis (Wong, 2004). Tumor otak
intrakrnial adalah tumor yang meliputi lesi desak ruang jinak maupun ganas yang tumbuh
di otak, meningen, dan tengkorak (Muttaqin, 2008)
Tumor otak merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun
tidak. Tumor ganas disusunan saraf pusat adalah semua proses neoplastik yang terdapat
dalam ruang intracranial atau dalam kanalis spinalis, yang mempunyai sebagian atau
seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-sel saraf di meningen
otak, termasuk juga tumor yang berasal dari sel penunjang (neuroglia), sel epitel
pembuluh darah, dan selaput otak.(Batticaca, Fransisca.B. 2008)
Tumor otak merupakan salah satu penyakit dengan resiko tinggi karena otak
merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting. Gangguan pada otak dapat
mempengaruhi organ atau bagian tubuh lainnya. Tumor otak dibedakan atas tumor otak
jinak dan tumor otak ganas. Tumor otak jinak pertumbuhannya lambat sehingga otak
masih dapat menyesuaikan diri, sedangkan tumor otak ganas pertumbuhannya cepat dan
mempengaruhi jaringan sekitarnya. Tumor otak berdasarkan penyebabnya dibedakan
menjadi tumor otak primer yang berasal dari otak dan tumor otak metastase (diambil
jurnal Perancangan dan Pembuatan Penetrometer untuk menentukan Konsistensi Tumor
Otak)

B. Etiologi
Penyebab tumor otak belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan
bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu.
Agent tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi

4
immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder
dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh
lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak daripada
sarcoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.
(Muhamad Judha dan Nazwar Hamdani Rahil : 2011 halm 97) . (diambil dari jurnal
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN POST OPERASI GLIOBLASTOMA
MULTIFORME DI RUANG MELATI 2 RS. dr. MOEWARDI SURAKARTA.).

C. Klasifikasi
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Bram Al Azri:2013) yaitu :
1. Jinak
a. Acoustic neuroma
b. Meningioma
c. Pituitary adenoma
d. Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
a. Astrocytoma (grade 2,3,4)
b. Oligodendroglioma
c. Apendymoma
3. Berdasarkan lokasi
a. Tumor intradural, dibagi menjadi 2 yaitu
1) Ekstramedular
a) Cleurofibroma
b) Meningioma
2) Intramedular
a) Apendymoma
b) Astrocytoma
c) Oligodendroglioma
d) Hemangioblastoma
b. Tumor ekstradural

5
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal,
tiroid, paru–paru, ginjal dan lambung.
Tumor otak ada bermacam-macam menurut Price, Sylvia Ardeson, 2000, yaitu :
1. Glioma adalah tumor jaringan glia (jaringan penunjang dalam system saraf pusat
(misalnya euroligis), bertanggung jawab atas kira-kira 40 sampai 50 % tumor otak.
2. Tumor meningen (meningioma) merupakan tumor asal meningen, sel-sel mesofel dan
sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura dari paling penting.
3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau basofil dari hipofisis
anterior
4. Tumor saraf pendengaran (neurilemoma) merupakan 3 sampai 10 % tumor
intrakranial. Tumor ini berasal dari sel schawan selubung saraf.
5. Tumor metastatis adalah lesi-lesi metastasis merupakan kira-kira 5-10 % dari seluruh
tumor otak dan dapat berasal dari sembarang tempat primer.
6. Tumor pembuluh darah antara lain :
a. Angioma adalah pembesaran massa pada pembuluh darah abnormal yang didapat
didalam atau diluar daerah otak. Tumor ini diderita sejak lahir yang lambat laun
membesar.
b. Hemangiomablastoma adalah neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler
embriologis yang paling sering dijumpai dalam serebelum
c. Sindrom non hippel-lindan adalah gabungan antara hemagioblastoma serebelum,
angiosmatosis retina dan kista ginjal serta pancreas.
7. Tumor congenital (gangguan perkembangan). Tumor kongenital yang jarang antara
lain kondoma, terdiri atas sel-sel yang berasal dari sisa-sisa horokoida embrional dan
dijumpai pada dasar tengkorak.

D. Manifestasi Klinis
1. Gejala tumor otak secara umum
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis tumor
otak, yaitu:
a. Nyeri kepala

6
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-
menerus, tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada
pagi hari dan lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK
pada saat membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala
dapat berkurang bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang
sakit. Lokasi yang sering menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan
2/3 di dekat atau di atas tumor.
b. Mual dan muntah
Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat rangsangan
pusat muntah pada medulla oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan
berhubungan dengan peningkatan TIK yang disertai pergeseran batang otak.
Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil.
c. Papil edema
Papil edema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan
pembengkakan papilla saraf optikus. Bila terjadi pada pemeriksaan
oftalmoskopi (funduskopi), tanda ini mengisyaratkan terjadi tekanan TIK.
Kadang disertai gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta dan
amaurosis fugaks (saat-saat di mana penglihatan berkurang. ( Batticaca,
Fransisca.B. 2008)
2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
a. Lobus frontal
1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra
lateral, kejang fokal
3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster
kennedy
5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
b. Lobus parietal
1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi
homonym

7
2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s

c. Lobus temporal
1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang
didahului dengan aura atau halusinasi
2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala
choreoathetosis, parkinsonism.
d. Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan
penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang
menjadi hemianopsia, objeckagnosia
e. Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala
menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian
tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan
kabur, dan penurunan kesadaran
f. Tumor di cerebello pontin angie
1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa
gangguan fungsi pendengaran
3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah
pontin angel
g. Tumor Hipotalamus
1) Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan
perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan
cairan dan elektrolit, bangkitan
h. Tumor di cerebelum

8
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi
disertai dengan papil udem
2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme
dari otot-otot servikal
i. Tumor fosa posterior
Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai
dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma.
(Bram Al Azri:2013)

E. Patofisiologi
Tumor otak merupakan neoplasma yang tumbuh secara abnormal yang
menyebabkan gangguan fokal dan peningkatan TIK. Gangguan fokal disebabkan karena
adanya penekanan pada janringan otak, sedangkan peningkatan TIK disebabkan karena
udema serebral dan terjadi perubahan sirkulasi CSS. Jika terjadi peningkatan TIK tubuh
akan melakukan kompensasi dengan menurunkan cairan intracranial, menurunkan cairan
CSS, menurunkan kandungan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel paremkim otak.
Jika kompensasi tubuh gagal akan terjadi rasa nyeri, kompresi sub kortikal dan batang
otak, dan dapat mengakibatkan bergesernya girus medialis lobus temporal ke inferior
melalui insisura territorial yang menyebabkan herniasi serebral yang dapat berefek
kematian. Selain itu juga menyebabkan statis vena serebral yang mengakibatkan papil
edema.
Gejala tumor intracranial dapat memberikan efek local ataupun efek general. Pada
lobus frontal terjadi gangguan kepribadian, gangguan afek, disfungsi system motor,
kejang, aphasia. Pada presentral gyrus dapat ditemukan kejang jacksonian. Pada lobus
oksipitalis terjadi gangguan penglihatan, dan sakit kepala. Lobus temporal bias terjadi
halusinasi pendengaran, penglihatan atau gustatory dan kejang psikomotor, aphasia. Pada
lobus parietal dapat ditemukan ketidakmampuan membedakan kiri dan kanan.
( Batticaca, Fransisca.B. 2008)

9
F. Pathway

Neoplasma yang
tumguh abnormal
Penekanan
Edema Peningkatan Ggn.
jaringan
cerebral TIK Focal
otak

Kompensasi Tumor
otak
Perubahan Menurunkan
sirkulasi GCS cairan intrakranial

Penekanan
jaringan otak
Pergeseran Menurunkan
terhadap
batang otak sirkulasi CSS
sirkulasi darah
dan O2

Penurunan suplai O2
Terjadi Menurunkan ke jaringan otak
rangsangan di kandungan akibat obstruksi
pusat menelan cairan intra jaringan otak
di medulla sel
oblongata

Nyeri Hipoksia cerebral

Mual dan
Muntah
Ggn. Perfusi Konpensasi lankipneu
cerebral
berhubungan
dengan
Pola Nafas
gangguan
aliran darah
di otak10
Ketidak efektifan pada
G. Pemeriksaan Diagnostik

1. CT scan dan MRI


Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi
awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit
otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-
gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis
yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.

3. Pemeriksaan cairan serebrospinal

Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).

4. Biopsi stereotaktik

Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.

5. Angiografi Serebral

Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.

6. Elektroensefalogram (EEG)

Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
(Nn:2013)

11
H. Penatalaksanaan
1. Medis

Faktor –faktor prognostik sebagai pertimbangan penatalaksanaan medis

a. Usia
b. General Health
c. Ukuran Tumor
d. Lokasi Tumor
e. Jenis Tumor

Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya,
yaitu

1) Surgery

Terapi Pre-Surgery :

a) Steroid adalah Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone


b) Anticonvulsant adalah Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
c) Shunt adalah Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal

Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor.


Pembedahan pada tumor otak bertujuan untuk melakukan dekompresi dengan
cara mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta
memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin
diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut serta sehingga akan diperoleh efek
radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan tumor akan memudahkan
evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan
menjadi lebih sempurna. Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali
menghilangkan gejala-gelaja yang ada pada penderita.

2) Radiotherapy

Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam


penatalaksanaan proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan

12
bahwa modalitas terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal
jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian
dosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin sedikit
jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna
menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan
tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor
sementara metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi juga
digunakan dalam tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.

3) Chemotherapy

Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan


satu atau dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk
membunuh sel tumor pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara
shunt. Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment
intensif dalam waktu yang singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat
siklus dua sampai empat telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk
istirahat dan dilihat apakah tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan
ataukah tidak. (Febri : 2012)

2. Diet
Pengobatan tumor otak tidak hanya memerlukan dokter yang ahli dan obat
yang mujarak tetapi juga makanan yang sehat. Berikut beberapa kandungan makanan
yang disarankan beserta alasannya:

a. Omega-3 yang dapat ditemukan di ikan (salmon, tuna dan tenggiri) bermanfaat
dalam menguransi resistensi tumor pada terapi. Omega-3 juga membantu
mempertahankan dan menaikan daya tahan tubuh dalam menghadapi proses
pengobatan tumor otak seperti kemotrapi.

13
b. Omega-9 yang ada di minyak zaitun pun dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh sekaligus mengurangi pembengkakan dan menguransi sakit saat pengobatan
tumor otak.
c. Serat dari roti gandum, sereal, buah segar, sayur dan suku kacang-kacangan
membantu Anda mengatur tingkat gula. Sel kanker cenderung mengkonsumsi
gula 10-15 kali lipat daripada sel normal sehingga semakin meradang. Agar bisa
mengatur gula dengan baik, disarankan mengkonsumsi 4-5 porsi sayur dan 1-2
porsi buah segar. Selain mengatur kadar gula, serat dapat menurunkan peluang
sembelit.
d. Folic acid yang dikenal sebagai vitamin B9 atau Bc bisa mencegah menyebarnya
sehinga bisa membantu pengobatan tumor otak atau bagian lainnya. Vitamin B9
dapat ditemukan di sayuran dengan daun hijau tua (bayam, asparagus dan daun
selada), kacang polong, kuning telur dan biji bunga matahari.
e. Antioksidan memang dikenal sebagai salah satu senjata untuk membantu
pengobatan tumor otak. Antioksidan dapat di temukan di keluarga beri (strawberi,
rasberi dan blueberi), anggur, tomat, brokoli, jeruk, persik, apricot, bawang putih,
gandum, telur, ayam, kedelai dan ikan.

Makanan yang harus dihindari penderita kanker dan tumor otak adalah Gula
dan karbohindrat harus dihindari karena mereka merupakan makanan utama sel
kanker. Pada saat pengobatan brain tumor and cancer, sel-sel kanker yang ada di
dalam tubuh akan mengkonsumsi 10-15 kali lipat gula. Gula yang dikonsumsi akan
menjadi energy para sel kanker yang mempercepat perkembangan mereka. (Nn:201)

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan,
alamat, penanggung jawab, dll
2. Riwayat kesehatan :
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat Kesehatan lalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik :
a. Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia,
penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis
b. Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
c. Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
d. Jantung : bradikardi, hipertensi
e. S. Pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi
jalan nafas, disfungsi neuromuskuler
f. S. Hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes mellitus
g. Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi

15
B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Batasan NOC NIC Activity


karakteristik
Nyeri akuta. DS : Pasien akan Manajemen Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan Mengungkapkan memperlihatkan nyeri yang komprehesif meliputi
dengan secara verbal atau pengendalian lokasi, karakteristik,
peningkatan TIK melaporkan nyeri nyeri yang awitan dan durasi,
dengan isyarat dibuktikan oleh : frekuensi , kualitas,
b. DO : a. Pasien mengenali intensitas, keparahan nyeri
 Posisi untuk awitan nyeri dan factor presipitasinya
menghindari b. menggunakan Ajarkan teknik
nyeri tindakan penggunaan non
 Perubahn tonus pencegahan farkologis seperti umpan-
otot c.
(dengan melaporkan nyeri balik, distraksi, relaksasi,
rentang dari dapat imajinasi terbimbing.
lemas tidak dikendalikan. Berikan informasi tentang
bertenaga nyeri, seperti penyebab
sampai kaku) nyeri, berapa lama akan
 Perubahan berlangsung dan antisipasi
selera makan ketidaknyamanan akibat

 Perilaku prosedur.

distraksi Kendalikan factor

(misalnya, lingkungan yang dapat

mondar- memengaruhi respon

mandir,mencari pasien terhadap

orang dan atau ketidaknyamanan.

aktivitas Pastikan pemberian

berulang) analgesi terapi.

 Gangguan tidur

16
Gangguan perfusi DS : - pasien akan Promosi Pantau tanda-tanda vital
serebral DO : menunjukkan perfusi Pantau TIK dan respons
berhubungan  Perubahan kognisi, yang serebral neurologis pasien terhadap
dengan gangguan status mental dibuktikan aktivitas keperawatan.
aliran darah di  Perubahan dengan indicator : Minimalkan stimulus
otak. reaksi pupil a. pasien dapat lingkungan
 Perubahan berkomunikasi Tinggikan bagian kepala
respon motorik dengan jelas dan tempat tidur

 Kelemahan atau sesuai dengan Berikan obat-obatan untuk

paralisis usia serta meningkatkan volume

ekstremitas kemampuan intravaskuler sesuai


b. dapat mengolah program
informasi
c. menunjukkan
perhatian/konsent
rasi.

Ketidakefektifan DS : Pasien Manajemen Pantau adanya pucat dan


pola nafas  Dispnea menunjukkan jalan nafas sianosis
berhubungan  Sesak nafas pola pernafasan Pantau peningkatan
dengan DO : efektif, yang kegelisahan, ansietas, dan
hiperventilasi  Penurunan dibuktikan oleh lapar udara.
tekanan status pernafasan, Konsultasikan dengan ahli
inspirasi dan status ventilasi pernafasan untuk
ekspirasi dan pernafasan memastikan keadekuatan

 Nafas cuping yang tidak fungsi ventilator mekanis.

hidung terganggu : Atur posisi pasien untuk

 Penggunaan keoatenan jalan mengoptimalkan

otot bantu nafas dan tidak pernafasan

asesorius untuk ada Anjurkan nafas dalam

bernafas penyimpangan melui abdomen selama

17
 Penurunan tanda vital dari periode gawat nafas.
kapasitas vital rentang normal
 Perubahan
ekskursi dada
Risiko nutrisia. DS : Pasien akan Manajemen Timbang pasien pada
kurang dari
1) Menolak memakan memperlihatkan nutrisi interval yang tepat.
kebutuhan tubuh
2) Nyeri abdomen status gizi : Berikan informasi kepada
berhubungan  Persepsi asupan mkanan pasien untuk memenuhi
dengan mual dan ketidakmampuan dan cairan yang kebutuhan nutrisi
muntah untuk mencerna dibuktikan oleh Buat perencanaan makan
makanan indicator sebagai dengan pasien yang masuk
b. DO : berikut: dalam jadwal makan,
 Kurang makan a. makanan oral lingkungan makan,
 Melaporkan b. pemberian kesukaan dan
perubahn makanan lewat ketidaksukaan pasien.
sensasi rasa selang adekuat Ciptakan lingkungan yang

 Merasa c.
cepat asupan cairan menyenangkan untuk

kenyang setelah oral adekuat. makan.

mengkonsumsi Berikan pasien minuman

makanan dan kudapan bergizi,

 Kram abdomen tinggi protein, tinggi

 Indigesti kalori yang siap


dikonsumsi.

(Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern : 2012)

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor otak adalah neoplasma pada bagian intracranial SSP. Tumor otak primer
berasal dari otak, sedangkan tumor otak sekunder merupakan pindahan dari tempat asal
lain. Penyebab tumor otak belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan
bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu.
Agent tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi
immunologi.
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan
oleh dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial (TIK).
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis tumor otak,
yaitu: Nyeri kepala, Mual dan muntah, Papil edema.
Untuk penanganan tumor otak dapat di lakukan pembedahan, radiotherapi,
kemotherapi atau dapat pula dengan cara manipulasi hormonal, biasanya dengan obat
golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.

B. Saran
1. Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
tumor otak secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai
penyakit tersebut.
2. Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksaan serta
meningkatkan pengetahuan tentang tumor otak yang dideritanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan System Persyarafan.
Jakarta : Salemba Medika.

Judha, Mohamad. 2011. Sistem Persyarafan dalam Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Gosyen
Publising.

Nn.2013.”Klasifikasi Tumor Otak”, (Online), (http://alisarjunipadang.


blogspot.com/2013/03/klasifikasi-tumor-otak.html, diakses pada 10 Mei 2013)

Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA, intervensi
NIC, criteria hasil NOC. Jakarta : EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai