Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Petemakan Vol 6 No 2 September 2009 (71 - 77) ISSN 1829 - 8729

PERFORMANS ITIK PEDAGING (LOKAL X PEI<ING)


'PADA FASE STARTER YANG DIBER! PAKAN
DENGAN PERSENTASE PENAMBAHAN
JUMLAHAIR YANG BERBEDA
ARIANTI 11 DAN ARSYADI ALI 2)
Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kpsim Riau
Kampus Raja Ali Haji Jl. H.R. Soebrantas Km 16 PekanbaruTelp. (0761) 7077837, Fax (0761) 21129
1) Alumni Fakultas Pertanian dan Peternakan WN Suska Rip.u
2) Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau

ABSTRACT

The study was conducted to determine the effect and maximum percentage of wa~ supplementation in
diet on the peformance of starter duct meaty (Lokal X Peking). Sixty day old duck (OOP) cross breed Lokal X
Peking were used in completely randomized design with four treatments and three replications. They were fed .
comercial ration (Bus 602-crumble) with four level of water sUPleJnenlation at 0 (A), 10 (B), 20 (q and 30% (0) of
the total weight of fation. Supplementation of water in ration hom 10 to 30% were not significantly (P>O.05)
different for all treatments for feed intake, daily gain, feedlgain (conversion) and water consumption of starter
duct meaty (Lokal X Peking). Nevertheless, supplemented with 10% of water in ration result the best performance
of starter duct meaty (Lokal X Peking).

Keyw!mi: DOD cross breed Lokal X Peking, Water supplementation, PeJrmnance.

PENDAHULUAN mendukung pertumbuhan. Selain itu,


pakan itik hams diberikan sesuai dengan
Ternak itik merupakan ternak kebutuhan dan tepat waktu untuk
unggas penghasil daging yang cukup mendapatkan produksi yang maksimal
potensial disamping ayam. Kelebihan
ternak itik adalah lebih tahan terhadap Pemberian pakan itik dengan cara
penyakit dibandingkan ayam ras sehingga mencampurkannya dengan air merupakan
pemeliharaannya tidak banyak cara yang paling banyak dilakukan oleh
menanggung resiko. Daging itik peternak. Cara ini cukup baik karena itik
. merupakan sumber protein yang bermutu lebih mudah mengambil dan menelannya.
tinggi, karena itu pengembangannya Jumlah air yang dicampurkan tidak diukur
diarahkan kepada produksi daging yang dengan pasti, hanya berdasarkan.
banyak dan cepat sehingga mampu keinginan atau kebiasaan peternak saja.
memenuhi permintaan konsumen. Jumlah air dalam pakan akan
mem:pengaruhi intake sehingga dapat
Tujuan utama beternak itik pedaging mempengaruhl produksi itik. Untuk
adalah untuk dapat meningkatkan mengetahui pengaruh penambahan air
pertambahan bobot badan secara cepat, dalam ransum ·terhadap performans itik
ekonomis dan menghasilkan ·daging yang pedaging maka telah dilakukan penelitian.
memiliki gizi tinggi untuk memenuhi
permintaan masyarakal ltik merupakan Penelitian ini bertujuan untuk
sumber daging nomor dua setelah ayam.. mengetahui pengaruh dan persentase
baik ayam kampung maupun ayam broiler penambahan jumlah air yang optimal pada
(Srigandono,2ooo). pakan itik dengan p<?la pemeliharaan
intensif terhadap performans itik pedaging
Menurut Ranto (2005) kund sukses (Lokal X Peking) pada fase starter (umur
memelihara itik pedaging terletak pada 1 sampai4 minggu).
jumlah dan cara pemberian pakan. Pakan
yang diberikan harus bergizi. tinggi .dan
Perjornmns Itik Pedaging (LokaZ X Peking) pada Fase Starter yang Diberi Pakan dengan Persentase
Penambahan lumlah Air yang Berbeda

MATERI DAN METODA 3. Metoda


Penelitian dihikUkan secara
1. Tempat dan Waktu Penelitian
eksperimen dengan menggunakan
Penelitian dilaksanakan di Balai Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
Pembibitan Ternak Unggas (BPTU)' Dinas terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan.
Peternakan Kabupaten Kampar Desa Laboi Perlakuan yang diberikan adalah
Taya Kecamatan Bangkinang Seberang penambahan air pada pakan standar
Kabupaten KampiU' Provinsi Riau; se1ama komersil BUS 602-Crumble yang diberikan
satu bulan untuk itik pedaging. Persentase (%)
penambahan air yang diberikan adalah :
2. Materl
A : Ransum standar BUS 602 tanpa
Bibit : Pada perlelitian ini digunakan DOD penambahan air (kontroI)
(Day Old Duck) hasil persilangan antara
B : Ransum. standar BUS 602 + 10%
ltik Lokal dengan Peking yang berasal dari
.jumlah air dari betat pakan
Sumatra Utara sebanyak 60 ekor.
C :. Ransum. standar BUS 602 + 20%
Kandang dan peralatan : Kandang yang
jumlah air dari betat pakan.
digunakan adalah sistem litter yang terdiri
dari 12 blok dengan Iuasan kandang untuk D : Ransum. standar BUS 602 + 30%
tiap-tiap bIoknya adalah 50 em x 50 em, jumlah air dari berat pakan.
sedangkan peraIatan yang digunakan
yaitu tempat pakan; tempat. minum, 4. Prosedur penelitian
lampu, timbangan dan kawat atau triplek
untuk sekat kandang. 4.1 Persiapan Kandang dan Perlengkapan
Persiapan kandang penelitian
Pakan : Pakan yang digunakan adalah
dilakukan dua minggu sebelum
pakan standar komersial ayam pedaging
pelaksanaan penelitian. Lantai
finisher BUS 602 dengan jenis crumble yang
kandang dibersihkan dengan
diproduksi oleh PT. Berlian Unggas Sakti.
menggunakan desinfektan (Rodalon)
Komposisi nutrisi pakan standar komersial
agar kandang bebas dari kuman dan
BUS 602-crumble ditentukan dengan
bakteri. Kandang perlakuan
analisis proksimat pada Laboratorium
dipisahkan dengan membuat sekat
Kimia Pangan Fakultas Perikanan dan
atau pembatas dengan ukuran
Ilmu Kelautan Universitas Riau (Tabel1).
0,5 m x 0,5 m. Setiap kandang
Tabel 1. Komposisi Nutrisi Pakan Standar perlakuan dilengkapi dengan satu
Komersial BUS 602-Crumble tempat pakan, satu tempat minum
No Kom'Posisi Nutrisi Persentase (%) dan sebuah Iampu. Dasar kandang
1 Protein Kasar 17;98 dialasi dengan litter (serbuk gergaji)
2 Lemak 5,95
untuk menjaga temperatur sekaligus.
3 Serat KasilU' 9,26
menjaga keIem~ban.
4 Abu 6,99
5 Air 7,89
6 BK 92,11
4.2 Penempatan Perlakuan dalam
Sumber : LaboratonumKlmla Pangan UNR1, 2008 Kandang Penelitian.
Penempatan perlakuan pada
kandang penelitian dilakukan secara
acak dengan menggunakan metoda
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang disajikan pada Gambar 1.
Performans Itik PeOOging (Lokal X Peking) paOO Fase Starter yang Diberi Pakan dengan Pe,senfase
Penambahan [umlah Air yang Berbeda

B3 Bl A3 A2
D2 C1 C2 Al
Dl B2 D3 C3
Gambar 1. Layout Penempatan Perlakuan pada Kandang Penelitian.

4.3 Pemberian Pakan dan Air Minum


Pakan dan air minum

diberikan 2 kali sehari dengan

rincian pemberian disajikan pada

Tabel2.

Tabel 2. Jumlah Pakan dan Air Minum yang Diberikan kepada ltik Pedaging (Lokal X Peking)
Selama Pene1itian.
Jum.Iah pakan yang diberikan
Perlakuan am ekor/hari
Min
1 3 2 3
A 14,29 42,86 300 400
B 14,29 42,86 300 400
C 14,29 42,86 300 400
D 14,29 300 400

5. Peubah yang diukur 6. Analisis Data


1. Konsumsi ransum, dihitung Data penelitian diolah secara
berdaSarkan jumIah ransum yang statistik dengan menggunakan analisis·
dikonsumsi dikurangi dengan ragam menurut Rancangan Acak
sisa ransum (gram/ekor/hari). Lengkap. Untuk me1ihat perbedaan yang
2. Pertambahan bobot badan (PBB), berpengaruh nyata antar perlakuan, diuji
diukur berdasarkan bobot badan dengan Duncan's Multiple Range Test
akhir dikurangi dengan bobot (DMRT). Model matematis rancangan
badan awaI. Penimbangan bobot yang digunakan (Steel dan Torrie, 1995):
badan dilakukan setiap minggu
(gram/ ekor/minggu). Setelah
I Yij =J.I + oj + oj
didapatkan pertambahan bobot
Ket:
badan per minggu laIu
dikonversi ke PBB per hari Yij == Nilai pengamatan dari . hasil
(gram/ekor/hari) perlakuan ke- i ulangan ke-j
3. Konversi ransum, dihitung dengan IJ. = Nilai tengah umum
membandingkan jumlah ransum ai = Pengaruh taraf perlakuan ke-i
.yang ····dikonsumsi dengan
pertambahan bobot badan tij = Pengaruh galat perlakuan ke-i
(gram/ekor/hari). ulangan ke-j.
4. Konsumsi air minum, dihitung
berdasarkan jumlah air minum
yang diberikan dikurangi dengan
air minum sisa (mI/ ekor/hari).

73
Performans Itik Pedaging (Lokal X Peking) pada Fase Starter yang Diberi Pakan dengan Persentase
Penambahan Jumlah Air yang Berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Pertambahan bobot badan (PBB)


Data pertambahan bobot badan itik
1. Konsumsi ransum
yang diperoleh selama penelitian disajikan
Data konsumsi ransum itik yang pada Tabe14.
diperoleh sela.ma penelitian disajik~ pada
Tabe13. Tabel 4. Rataan Pertambahan Bobot Badan
ltik Pedaging (Lokal X Peking) Fase
Tabel 3. Rataan Konsumsi Ransum ltik Starter {gram/ekor/harii
Pedaghlg (Lokal X Peking) Fase Perlakuan Pertambahan Bobot Badan (PBB)
Starter amiekor han A 11,61
Perlakuan Konsumsi ransum B 12,04
A C 11,42
B 33,54 D 11,73
c 33~7
D 33,39 Tabel 4 menunjukkan bahwa
penambahan jumlah air dalam ransum
Tabel 3 menunjukkan bahwa standar BUS 602-crumble sampai waf 30%
penambahan air dalam pakan standar BUS memberikan basil tidak berbeda nyata
602..qumble sampai waf 30% memberikan (P>O,OS) pada pertambahan bobot badan
hasil tidak berbeda nyata (P>O,OS) (PBB) itik. PBB itik yang tertinggi
terhadap konsumsi ransum itik. terdapat pada perlakuan
Konsumsi ransum yang tertinggi terdapat B (12,04 gram/ekor/hari) diikuti oleh
pada perlakuan B (33,54 gram/ekor/ perlakuan D (11.73 gram/ekor/hari),
hari), diikuti oleh perlakuan D (33.39 perlakuan A /kontrol (11,61 gram/
gram/ekor/hari), perlakuan C (33,37 ekor/hari) dan yang terendah adalah
gram/ekor/hari) dan perlakuan A/ perlakuan C (11,42 gram/ekor/hari).
kontrol (133.36 gram/ekor/hari).
Berbeda tidak nyatanya pengaruh
Berbeda tidak nyatanya pengaruh penambahan jumlah air sampai waf 30%
tingkat penambahan jumlah air sampai pada pakan standar BUS 602-crumble
taraf 30% dalam pakan standar BUS 602­ terhadap pertambahan bobot badan
crumble terhadap konsumsi ransum itik selama penelitian disebabkan oleh·
disebabkan palatabilitas ransum tidak konsumsi ransum pada masing-masing
terpengaruh oleh penambahan air. Warna, perlakuan tidak berbeda nyata.. Hal ini
rasa dan bau ransum untuk masing­ sesuai dengan pendapat Zahra (1996)
masing perlakuan tidak berbeda sehingga yang menyatakan bahwa tingkat
tidak memberikan dampak terhadap konsumsi ransum erat hubungannya
palatabilitas ransum. Ditambahkan oleh dengan pertumbuhan, semakin banyak
Anggorodi (1985) bahwa konsumsi ransum yang dikonsumsi semakin tinggi
ransum itik ~bagian besar tergantung pertambahan bobot badan yang
pada strain, suhu kandang, fase produksi dihasilkan. Selanjutnya Rafian (2003)
dan kandungan energi ransum. me1aporkan bahwa temak yang
Walau secara statistik perbedaan mengkonsumsi ransum dengan
persentase penambahan air pada ransum kandungan zat-zat makanan yang sama
tidak berpengaruh nyata terhadap akan memperlihatkan pertambahan bobot
konsumsi itik, tetapi angka konsumsi badan yang hampir sama pula.
ransum yang tertinggi adalah pada Ditambahkan oleh Kardaya (2005) bahwa
penambahan air 10%. faktor-faktor yang mempengaruhi
pertambahan bobot badan temak selain
konsumsi ransum adalah jenis dan bangsa
Performo.ns Itik Pedaging (Lokal X Peking) palla Fase Starter yang Diberi Palmn dengan Persentase
Penambahan JumIak Air yang Berbeda

pertambahan bobot badan temak selain Rataan konversi ransum pada


. konsumsi ransum adalah jenis dan bangsa semua perlakuan adalah antara 2,66
ternak, jenis kelamin, tipe temak dan sampai 2,79 dan angka ini masih da1am
manajemen p~eliharaan. Walau secara kisaran konversi ransum untuk itik
statistik, PBB pada masing-masing pedaging secara umum. Zahra (1996)
perlakuan adalah tidak berbeda nyata, me1aporkan bahwa konversi ransum
tetapi PBB yang terbaik adalah pada untuk itik yang pada masa pertumbuhan
penambahan air 10% (perlakuan B). adalah 3,3 dan untuk itik pada masa
produksi adalah 2,7. Samsiar (2004)
,3. Konversi ransum menyatakan bahwa semakin keci1 angka
Data konversi ransum itik yang perbandingan antara jumlah ransum yang
dihabiskan ·dengan pertambahan bobot
diperoleh se1ama penelitian disajikan pada
Tabel5. , badan berarti semakin baik tingkat
konversi ransum. Ditambahkan oleh
Tabel 5. Rataan Konversi Ransum ltik Kartasudjana (2002) bahwa efisien atau
Pedaging (Lokal X Peking) Fase tidaknya suatu ransum yang diberikan
Starter pada itik .dapat dilihat melalui angka
Perlakuan Konversi Ransum konversi ransum. Semakin rendah angka .
A 2,79 konversi dan diiringi dengan peningkatan
B 2,66 performans itik maka akan menurunkan
C 2,76 biaya produksi. Selanjutnya Hakim
D 2,71 (2005) menyatakan bahwa besar keci1nya
angka konversi ransum yang diperoleh
Data pada TabeI 5 menunjukkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
bahwa penambahan jumlah air daIam genetik, sanitasi, jenis pakan serta
pakan standar BUS 602--crumble sampai manajemen pemeliharaan.
taraf 30% memberikan basil yang tidak
Walau secara statistik perbedaan
berbeda nyata (P>O,OS) pada konversi
persentase penambahan air pada ransum
ransum. Angka konversi ransum yang
tidal< berpengaruh nyata terhadap
terendah adalah pada perlakuan B (2,66)
konversi ransU11\. tetapi angka konversi
diikuti oleh perlakuan D (2,71), perlakuan
ransum yang terendah adalah pada
C (2,76) dan perlakuan A/kontrol (2,79)
penambahan air 10% yaitu 2,66.
Berbeda tidak nyatanya pengaruh \ ,

tingkat penambahan jumlah air sampai 4. Konsumsi air minum


taraf 30% terhadap konversi ransum
disebabkan tidak berbeda nyatanya . Data konsumsi air minum itik yang
konsumsi ransum dan pertambahan bobot diperoleh se1ama penelitian disajikan pada
badan pada masing-masing perlakuan. Tabel6. .
Hal ini sesuai dengan pendapat
Kartasudjana (2002) yang menyatakan Tabel6. Rataan KonversiRansum Itik
bahwa angka konversi ransum untuk itik Pedaging (Lokal X Peking) Fase
terdapat pada perbandingan antara Starter (mll ekor Ihari)
ransum yang dikonsumsi dengan Perlakuan Konsumsi air minum
pertambahan bobot badan. Ini A 250,24
menunjukkan bahwa bila angka konsumsi B 249,76
ransum dan pertambahan bobot badan C 249,05
D) 249,05
tidak berbeda maka akan menghasilkan
angka konversi yang tidak berbeda pula.

75
Performans Itik Pedaging (LokaZ X Peking) pada Fase Starter yang Dfberi Pakan dengan Persentase
Penambahan JumIah Air yang BeTbeda

Tabel 6 menunjukkan bahwa DAFrAR PUSTAKA


penambahan jumlah air pada pakan
standar BUS 602 CTUmble sampai taraf 30%
N Anggorodi, R. 1985. Mariajemen Mutakhir
tidak berpengaruh nyata (P>O,05) Dalam TImu Makanan Ternak Unggas.
terhadap konsumsi air minum itik. PT. Gramedia. Jakarta.
Konsumsi air minum yang tertinggi
Hakim, L. 2005. Evaluasi pemberian feed aditive
adalah pada perlakuan A/kontrol a1ami berupa campuran herbal,
\ (250,24 mI/ekor/hari) diikuti oleh probiotik dan prebiotik terhadap
p~lakuan B (249,76 mI/ekor/hari), performans, karkas dan lemak
perlakuan C dan D yaitu masing-masing abdominal, serta HDL, LDL daging.
249,05 mI/ekor/hari. Hal ini Skripsi. Departemen Dmu Nutrisi dan
menunjukkan bahwa ransum yang Teknologi Pakan ~titut Pertanian
diberikan tanpa penam.bahan air pada itik Bogor. Bogor.
akan menyebabkan peningkatan konsumsi
air. Peningkatan konsumsi air minum ini Kardaya. 2005. Pengaruh penaburan zeolit
pada lantai litter terhadap persentase
adalah untuk memudahkan proses
dan komponen non karkas ayam
pencemaan makanan dan proses pedaging pada kepadatan kandang
metabolisme di dalam tubuh itik. Seperti berbeda. Jurnal Peternakan. Fakultas
yang dinyatakan oleh Sudaro (2000) Pertanian dan Peternakan UIN Suska
bahwa .kekurangan air dapat Riau.
menyebabkan gangguan metabolisme
tubuh dan bila kandungan air da1am Kartasudjana, R. 2002. Manajemen Ternak
pakan kurang . akan menyebabkan Unggas. Fakultas Pei:ernakan
lambatnya pergerakan makanan dari Universitas Padjajaran. Bandung.
tembolok. Secara umum Itik akan
mengkonsumsi air minum dua sampai Rafian, A. 2003. Penampilan ayam broiler dan
komposisi kimia karkas dengan
tiga kali lebih banyak dari konsumsi perlakuan pembatasan konsumsi energi
ransumya (Zahra, 2006; Sudaro, 2000). pada awal fase starter. Skripsi. Fakultas
Dalam tingkah laku makan itik, Peternakan Universitas Gajah Mada.
kebutuhan air merupakan hal yang sangat Yogyakarta.
penting, karena setiap itik makan akan
diselingi oleh minum, selain itu air Ranto. 2005. Panduan Lengkap Beternak Itik.
dibutuhkan juga untuk efisiensi Agromedia Pustaka. Jakarta.
penggunaan pakan (Sudaro, 2000).

KESIMPULAN Samsiar, N. 2004. Cekaman makanan terhadap


pertumbuhan kompensasi dan
performans ayam broiler. Skripsi
Data basil penelitian menunjukkan Fakultas Peternakan Universitas
bahwa penambahan air pada ransum Andalas. Padang.
standar BUS 602-crumble untuk itik
pedaging (Lokal X Peking) sampai taraf Srigandono, B. 2000. Beternak ltik Pedaging.
30% tidak memberikan pengaruh yang Tribus Agriwidya. Jakarta.
nyata terhadap konsumsi ransum,
pertambahan bobot badan, konversi Sudaro Y. 2000. Ransum ayam dan Itik.
ransum dan konsumsi air minum, Namun Penebar Swadaya. Jakarta. "'I
demikian performans itik yang terbaik
diperoleh pada penambahan air 10% pada
ransum.
Perfonnans Ink Pedaging (Lokal X Peking) pada Fase Starter yang Diberi Pakan dengan Persentase
Penambahan lumlah Air yang Berbeda

Steel R.G.D dan J.H Torrie. 1995. PriJlsip dan


Prosedur Statistika. Gramedia Jakarta
Utama. Jakarta.

Zahra, T. 1996. Pengaruh berbagai tingkat .


penggunaan protein dan kepadatan
kandartg terhadap performans ayam ras
petelur pada fase produksi. Skripsi.
Fakultas Peternakan Universitas
AndaIas. Padang.

Anda mungkin juga menyukai