Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi Plasenta Previa

Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi


pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami perubahan
berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan semakin
melebar, dan serviks mulai membuka. Perdarahan ini terjadi apabila plasenta terletak
diatas ostium uteri interna atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen
bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan menyebabkan robekan plasenta pada
tempat perlekatannya (Cunningham et al, 2005).

Darah yang berwarna merah segar, sumber perdarahan dari plasenta previa ini
ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau
karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat dihindarkan
karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi
menghentikan perdarahan tersebut, tidak sama dengan serabut otot uterus menghentikan
perdarahan pada kala III pada plasenta yang letaknya normal. Semakin rendah letak
plasenta, maka semakin dini perdarahan yang terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada
plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang
mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai

Cara Mendiagnosa Plasenta Previa

Ciri yang menonjol dari plasenta previa adalah perdarahan uterus yang keluar
melalui vagina tanpa disertai dengan adanya nyeri. Perdarahan biasanya terjadi diatas
akhir trimester kedua. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan dapat berhenti
sendiri. Namun perdarahan dapat kembali terjadi tanpa sebab yang jelas setelah
beberapa waktu kemudian. Dan saat perdarahan berulang biasanya perdarahan yang
terjadi lebih banyak dan bahkan sampai mengalir. Karena letak plasenta pada plasenta
previa berada pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering teraba bagian
terbawah janin masih tinggi diatas simfisis dengan letak janin tidak dalam letak
memanjang. Pada plasenta previa ini tidak ditemui nyeri maupun tegang pada perut ibu
saat dilakukan palpasi.

1. Anamnesis : adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu


dan berlangsung tanpa sebab.
2. Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala maka
kepala belum masuk pintu atas panggul.
3. Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum.
4. USG untuk menentukan letak plasenta.
5. Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui
kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan
diatas meja operasi.

Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC.
Oxorn, Harry. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan, Yayasan
Essential Medika. 2003.

Anda mungkin juga menyukai