Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Destilasi adalah proses pemisahan secara fisik yang berdasarkan atas


perbedaan titik didih dan sedikitnya dibutuhkan dua komponen proses pemisahan
tidak dapat dilakukan apabila kedua komponen memiliki komponen titik didih
yang sama. Kondisi ini disebut dengan azeotrop. Height Equivalent of Theoritical
Plate ( HETP ) terdapat di dalam proses pemisahan, salah satunya adalah proses
destilasi. HETP adalah daerah ( stage ) yang mana daerah stage tersebut terdapat
2 fase cair dan uap yang berada di dalam setimbang.
Prosedur percobaan dari praktikum kolom berpacking ini adalah pertama
mengkalibrasi alcohol 96%. Kemudian membuat alcohol 25% dengan
mengencerkan alcohol 96% dengan aquades. Setelah itu alcohol 25% dimasukkan
ke dalam labu leher tiga. Kemudian serangkaian alat destilasi dipasang. Alcohol
25% dipanaskan hingga terjadi boil up rate dan timbul destilat. Kemudian tunggu
hingga beberapa saat hingga keadaan steady. Lalu amati suhu, volume destilat
yang diperoleh ditimbang dengan piknometer. Catat pressure drop dan sample
diambil dari atas dan bawah dengan volume 10 cc dan menentukan kadarnya.
Hasil percobaan ditabelkan dan menentukan nilai HETP.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan nilai Height Equivalent
of Theoritical Plate ( HETP ) oleh suatu plate teoritis atau ekivalen dengan satu
plate teoritis pada suatu komposisi yang sama. Selain itu, untuk mengetahui
pressure drop dan konsentrasi dari destilat yang diperoleh.

I.2 Tujuan
1. Menentukan nilai Height Equivalent of Theoritical Plate ( HETP )
2. Untuk menentukan jumlah plate teoritis
3. Melihat pengaruh volatilitas bahan dengan banyak plate

Page | 1
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui konsentrasi dari destilat yang diperoleh
2. Agar dapat mengetahui hubungan antara variasi konsentrasi dari alcohol
yang digunakan dengan banyak destilat yang diperoleh
3. Agar dapat mengetahui metode penentuan jumlah plate teoritis

Page | 2
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Height Equivalent of Theoritical Plate atau sering disebut HETP, banyak
terdapat proses pemisahan seperti dalam menara destilasi, proses absorpsi dan
proses adsorpsi HETP adalah daerah ( stage ) yang mana daerah stage tersebut
terdapat dua fase cair dan uap yang berada dalam keadaan setimbang pada masing
– masing fase. Juga dapat dikatakan HETP adalah tempat kontak antara fase cair
dan fase uap, sekaligus titik dimana terjadi tingkat akurasi pemisahan yang
merupakan fungsi (stage), atau dapat dikatakan semakin banyak stage maka
pemisahan akan semakin berkurang. Konsep dari HETP banyak digunakan dalam
proses pemisahan. Contoh alatnya adalah menara destilasi. HETP biasanya
digunakan dalam alat – alat yang mana dalam prosesnya terdapat kontak antara fase
dan cair. Salah satunya adalah menara distilasi. Dalam menara distilasi terjadi
proses pemisahan komponen – komponen tingkat volatilitas setiap komponen
dalam larutan tersebut feed berupa fase cair masuk ke dalam menara distilasi dari
bagian atas menara sedangkan uap, masuk ke dalam menara distilasi melalui bagian
bawah menara. Feed akan melewati tiap plate yang terdapat dalam menara dan uap
melalui lubang – lubang yang terdapat dalam plate terus ke atas membawa
komponen dalam bentuk gelembung – gelembung dimana terjadi perpindahan masa
yang mempunyai titik didih yang sama atau lebih rendah dengan suhu vapour.
Begitu seterusnya hingga plate terakhir.

Bubble cap dan sive trays adalah contoh dari plate dan masih banyak plate
dengan bentuk lain. Pada perancangan unit alat destilasi number of theoretical plate
ditentukan berdasarkan beberapa factor antara lain komposisi umpan (feed) masuk,
hasil akhir (output fraction) dan kondisi operasi selama proses. Selain itu oleh aliran
refluks. Semakin banyak refluks maka number of theoretical plate akan semakin
kecil begitu pula sebaliknya. Disamping itu biaya operasional juga akan menjadi
factor penting yang menjadi pertimbangan.

(Ayudwi, 2009)

Page | 3
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

Distilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang
homogeny dengan cara penguapan dan pengembunan sehingga diperoleh destilat /
produk destilasi yang relative lebih volatile (mudah menguap) dibandingkan larutan
semula yang dimana sukar untuk menguap. Campuran dari masing – masing
komponen dapat terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantara zat –
zatnya. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap dan merupakan zat yang
mempunyai titik didih lebih rendah dari titik didih zat lainnya. Kemudian uap ini
didinginkan dalam kondensor yang luarnya ada aliran air yang mengalir dari bawah
ke atas sehingga dapat mendinginkan uap Distilasi merupakan suatu teknik
pemisahan campuran dalam fase cair yang homogen dengan cara penguapan dan
pengembunan, sehingga diperoleh destilat (produk Distilasi) yang relatif lebih
banyak mengandung komponen yang lebih volatil (mudah menguap) dibanding
larutan semula yang lebih sukar menguap. Campuran dari masing-masing
komponen dapat terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantara zat-
zatnya (Wiratma,dkk, 2003). Pada proses ini cairan berubah menjadi uap yang
merupakan zat yang mempunyai titik didih lebih rendah dari titik didih zat lainnya.
Kemudian uap ini didinginkan dalam kondensor yang di luarnya ada aliran air yang
mengalir dari bawah ke atas sehingga dapat mendinginkan uap. Pada pendinginan
ini, uap mengembun menjadi cairan murni yang disebut destilat.

Model ideal Distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pemisahan senyawa dengan Distilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan
molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan,
tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap
cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang
mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempunyai titik
didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.

Secara umum, Distilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu Distilasi
sederhana, Distilasi bertingkat (fraksional), Distilasi vakum, Distilasi uap, dan lain
sebagainya.

Page | 4
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

1. Distilasi sederhana

Adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih komponen zat
cair yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Selain perbedaan titik didih,
juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah zat untuk menjadi gas.

2. Distilasi Bertingkat/Fraksionasi

Adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu


larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya yang berdekatan

3. Distilasi azeotrop

Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang


sulit dipisahkan) biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

4. Distilasi uap

Adalah teknik pemisahan zat cair yang tidak larut dalam air dan titik
didihnya cukup tinggi. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih.

5. Distilasi Vakum

(Anonim, 2015)

Salah satu metode yang sering digunakan dalam menghitung jumlah stage
ideal untuk destilasi dua komponen (binary distillation) adalah dengan
menggunakan metode McCabe-Thiele, disamping itu terdapat metode lain yaitu
metode ponchon Savarit. Bila dibandingkan dengan metode ponchon savarit, maka
metode McCabe – Thiele lebih mudah digunakan karena dengan metode McCabe-
Thiele ini kita tidak memerlukan perhitungan Heat Balance ( necara panas ) untuk
menentukan jumlah stage yang dibutuhkan. Metode McCabe-Thiele ini
mengasumsikan bahwa laju alir molar baik liquid maupun vapour atau L/V
konstant, atau dikenal juga dengan istilah Constant Molar Overflow ( CMO ),
namun pada keadaan sebenarnya keadaan CMO tidaklah konstant.

Page | 5
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

Dalam perhitungan theoritical stage ada beberapa tahap yang harus


dilakukan , yaitu :

1. Pembuatan kurva kesetimbangan uap cair ( biasanya untuk senyawa atau


komponen yang lebih ringan )
2. Membuat garis operasi baik seksi rectifying ( enriching ) maupun stripping
3. Membuat garis umpan / feed ( q-line ), q- line ini akan menunjukkan
kualitas dari umpan itu sendiri, apakah dalam keadaan uap jenuh, liquid
jenuh dan lain – lain
4. Membuat atau menarik garis stage yang memotong kurva kesetimbangan
yang memotong kurva kesetimbangan xy, garis operasi rectifying dan
stripping yang diawali dari XD dan berakhir pada XB

a. Membuat kurva Kesetimbangan

Dalam membuat kurva kesetimbangan xy, umumnya kurva dibuat untuk


komponen yang lebih ringan, misalkan pemisahan komponen benzene-toluene,
maka kurva yang dibuat kesetimbangan xy adalah untuk komponen benzene. jika
dalam soal telah tersedia data kesetimbangan xy , maka data tersebut dapat

Page | 6
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

langsung digunakan , namun jika tidak data tersebut harus dibuat terlebih dahulu ,
terdapat beberapa cara dalam membuat kurva kesetimbangan ini :

a) Dengan menggunakan relatif volatilitas :

b) Jika diketahui tekanan operasi kolom ( dan biasanya diasumsikan tidak


terjadi penurunan tekanan dalam kolom ) maka kurva kesetimbangan dapat
dibuat dengan rumusan

b. Membuat Garis Opersi Rectifying

Garis operasi rectifying dapat dijabarkan dengan :

c. Garis operasi stripping

Garis operasi stripping dapat di jabarkan dengan

Dimana :

Lm = laju alir molar liquid stage ke m


Vm+1 = laju alir molar uap stage ke m+1
Xm = fraksi liquid ke n+1 komponen ringan
XB = fraksi bottom produk komponen ringan
B = laju alir molar bottom produk

d. Garis umpan ( q line )


Feed yang masuk ke kolom destilasi dapat dalam berbagai kondisi antara lain :

Page | 7
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

 Feed pada kondisi dingin , q > 1


 Feed pada kondisi titik gelembung, saturated liquid, q = 1
 Feed pada kondisi campuran uap – cair 0 < q < 1
 Feed pada kondisi titik embun, saturated vapour q = 0
 Feed pada kondisi uap panas lanjut, saturated vapour q < 0
(Anonim, 2012)
Konstruksi McCabe – Thiele untuk plate teratas tidak bergantung pada
kegiatan kondensor. Terlihat diagram neraca bahan untuk plate teratas adalah Xc
sesuai dengan sifat – sifat umum garis operasi. Ujung garis ini adalah pada titik
(Xc,Yi). Susunan yang paling sederhana untuk mendapat refluks dan hasil
berwujud zat cair dan yang paling umum digunakan adalah sebuah kondensor
total seperti terlihat pada yang mengkondensasikan semua uap dari kolom untuk
dijadikan refluks maupun hasil.
(McCabe, 1987)

II.2 Sifat Bahan


1. Air
Rumus molekul : H2O
Massa molar : 18.0153 g/mol
Densitas dan fase : 0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)
0.92 g/cm³ (padatan)
Titik lebur : 0 °C (273.15 K) (32 °F)
Titik didih : 100 °C (373.15 K) (212 °F)
(Anonim, 2015, “Air”)
2. Alkohol
Rumus molekul : C2H5OH
Massa molar : 46,07 g/mol
Penampilan : Cairan tak berwarna
Densitas : 0,789 g/cm3
Titik lebur : −114,3
Titik didih : 78,4

Page | 8
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

Kelarutan dalam air : tercampur penuh


Keasaman (pKa) : 15,9
Viskositas : 1,200 cP (20oC)
(Anonim, 2015, “Etanol”)

II.2 Hipotesa
Pada praktikum Height Equivalent of Theoritical Plate (HETP) ini
diharapkan diperoleh jumlah plate dalam kolom destilasi dari perhitungan dari data
– data suhu, pressure drop dan konsentrasi destilat. Serta mendapatkan nilai HETP
yang ekuivalen dengan satu plate.

II.3 Diagram Alir

Kalibrasi alcohol 96%

Aquadest

Alkohol 25%

Masukkan dalam labu leher 3

Panaskan hingga terjadi boil up rate dan terbentuk


destilat

Catat suhu dan pressure drop

Ambil sampel destilat dan hasil bottom

Ukur densitasnya

Menentukan kadarnya

Page | 9
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Air 2. Alcohol 25%

III.2 Alat
1. Labu Leher Tiga
2. Thermometer
3. Gelas Ukur
4. Pipet
5. Kondensor
6. Erlenmeyer
7. Statif + klem
8. Piknometer
9. Kompor Listrik
10. Diffider

III.3 Gambar Alat

Page | 10
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

III.4 Prosedur
A. Kalibrasi
1. Ukur volume air sebesar 10ml, kemudian masukkan dalam piknometer
2. Timbang piknometer yang sudah diisi dan catat beratnya
3. Ukur air sebesar 9 ml dan etanol 1 ml, lalu masukkan keduanya dalam
piknometer
4. Timbang piknometer yang sudah diisi dan catat beratnya
5. Lakukan prosedur no. 3 dan 4 dengan mengubah volume air menjadi 8
ml dan etanol 2 ml dan seterusnya.hingga volume etanol 10 ml.
B. Destilasi
1. Lakukan pengenceran terhadap etanol 96 % menjadi etanol 25 % 500 ml
2. Masukkan etanol 25 % 500 ml ke dalam labu tiga leher
3. Rangkai alat destilasi yang sudah disiapkan kemudian panaskan hingga
terbentuk destilat
4. Ambil 10 cc distilat yang terbentuk dan 10 cc bottom. Masukkan ke
dalam piknometer kemudian ditimbang dan dicatat beratnya .Catat pula
suhu yang tertera pada kolom dan bottom.
5. Ulangi langkah ke 4 setiap 10 menit hingga 10 kali.

Page | 11
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan

Massa pikno kosong = 12.635 gr


Massa pikno air = 20,714 gr
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 998, 0450 kg/𝑚3 = 0,998 g/𝑐𝑚3
𝜌𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 990,64 kg/𝑚3 = 0,99064 g/𝑐𝑚3

IV.1.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Vair Vetanol M Xcr Densitas Xcr

( ml ) ( ml ) ( gr ) ( v/v ) Etanol ( mol / mol )

(kg/m3)

10 0 23.083 0 997.04 0

9 1 22.94 0.1 983.39 0.0389

8 2 22.806 0.2 970.61084 0.08198

7 3 22.669 0.3 957.53691 0.13021

6 4 22.534 0.4 944.653 0.18506

5 5 22.314 0.5 923.659 0.24686

4 6 22.114 0.6 904.573 0.31987

3 7 21.898 0.7 883.96 0.40766

2 8 21.645 0.8 859.816 0.51642

1 9 21.386 0.9 835.099 0.65886

0 10 21.056 1 803.799 0.85694

Page | 12
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

IV.1.2 Data Kesetimbangan Uap – Cair Sistem

T m1 m1
t T labu ρ bottom ρ destilat
kolom piknometer + piknometer +
X bottom (xw) X destilat (xd)
campuran campuran
(menit) (°c) (°c) (m1/ml) (m2/ml)
destilat bottom

10 32 84 20.56 21.01 799.2201259 756.2769549 0.621386605 0.934894353


20 32 84 20.4 21.13 821.9211329 751.291065 0.469069007 0.973444695
30 33 83 20.42 21.23 842.5525292 763.1496731 0.338684008 0.882488775
40 34 84 20.18 21.09 840.1450543 749.7213997 0.353503754 0.985673781
50 34 84 20.13 21.1 852.609953 754.9098166 0.277901589 0.945420387
60 33 85 20.02 21.08 869.9292308 760.7374031 0.177499183 0.900785882
70 34 86 19.77 21.05 885.1285658 750.4922539 0.093834751 0.9796626
80 34 87 19.78 20.9 889.6229002 769.0690408 0.069892367 0.838034137
90 35 85 19.41 20.64 885.8318785 749.7202969 0.090064041 0.985682388
100 35 84 19.36 20.43 888.1231602 766.2127328 0.077841417 0.859406358

Page | 12
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

IV.1.3 Tabel Volume Destilat dan Bottom pada Akhir Setiap Run

Kondisi Vdestilat Vbottom


No Run Xfed
Refluks (ml) (ml)

1 Total 0.25 10 10

2 Total 0.25 10 10

3 Total 0.25 10 10

4 Parsial 0.25 10 10

5 Parsial 0.25 10 10

6 Parsial 0.25 10 10

7 Parsial 0.25 10 10

8 Parsial 0.25 10 10

9 Parsial 0.25 10 10

IV.2 Tabel Perhitungan HETP (Height Equivalent of Theoritical Plate)

Tinggi Kolom
Jumlah Plate HETP
(cm)

32 6 5.33

Page | 14
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

IV.3 Grafik

Kurva Kalibrasi y = 9E-06x2 - 0.0213x + 11.896

1 R² = 0.9849
0.8
X etanol (mol/mol)

0.6

0.4
Series1
0.2 Linear (Series1)
0
800 850 900 950 1000
-0.2
Densitas etanol (g/cm2)

Grafik 1. Grafik Hubungan Antara X Etanol dengan Densitas Etanol

Grafik Xb dan Xd terhadap waktu


1.2
1
Xb, Xd (mol/mol)

0.8
0.6
0.4 xb

0.2 xd

0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu

Grafik 2. Grafik Hubungan Antara Xd, Xb Terhadap Waktu

Page | 15
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

Grafik 3. Grafik kesetimbangan hubungan antara Xa terhadap Ya

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

IV.4 Pembahasan

Dari grafik diatas tentang kurva kalibrasi densitas etanol dapat dilihat
semakin besar nilai densitas etanol maka fraksi mol etanolnya semakin kecil.
Didapatkan nilai y = 9E-06x2 - 0.0213x + 11.896 dan R² =0.9849 Sedangkan
untuk grafik kesetimbangan Uap – Cair Etanol dmulai dimula dari titik Xd yang
berpotongan dengan garis x=y dibuat anak tangga dengan batas persamaan garis
operasi dengan kurva kesetimbangan. Anak tangga tersebut berakhir pada titik
Xw. Jumlah tahap pada refluks parsial adalah jumlah anak tangga yang terbentuk
sepanjang Xd dan Xw. Xw dan Xd bernilai masing - masing Xw = 0.077841417
dan untuk Xd sebesar 0.859406358, untuk nilai Xf didapatkan dari perhitungan
fraksi mol yang masuk dengan nilai 0,6. Sehingga bila semua di plotkan akan
didapatkan plate teoritis sebanyak 6 buah. Dan tinggi HETP 5.3 cm.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 17


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan

1. Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam praktikum ini yaitu perubahan


suhu,perubahan fase,perubahan massa,perubahan panas dan perubahan
momentum.
2. Dari grafik kurva kesetimbangan Uap – Cair etanol dan air didapatkan jumlah
plate teoritis sebanyak 6 buah.

V.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pembacaan manometer harus teliti karena hasil yang didapat
akan mempengaruhi hasil perhitungan dan hasil akhir percobaan.
2. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, alat percobaan di cek terlebih dahulu
supaya kerusakan/kebocoran dalam alat percobaan dapat diminimalisir.
3. Berhati-hati dalam mengoperasikan kompresor pada saat trial laju alir udara
,karena alat yang digunakan tidak tahan terhadap tekanan tinggi.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 18


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. “Perhitungan Plate Teoritis” (http://cheeng09. blog.com/2012 /01/


24/perhitungan- theoritical-stage-mccabe-thiele/) Diakses pada tanggal 17
Maret 2016 pukul 13.45 wib
Anonim. 2015. “Air”. (https://id.wikipedia.org/wiki/Air) diakses pada tanggal 17
Maret 2016 pukul 07.00 WIB.
Anonim, 2015. “Distilasi” (http://mtdp.blogspot.co.id/2015/01/distilasi-jenis-
jenisnya.html) Diakses pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 07.00 WIB.
Anonym. 2015. “Etanol”. (https”//id.wikipedia.org/wiki/Etanol) diakses pada tanggal
17 Maret 2016 pukul 07.00 WIB.
Ayudwi, 2009.”HETP”.( http://ayudwi32952.blogspot.co.id/) diakses pada tanggal 17
Maret 2016 pukul 07.00 WIB.
McCabe,Warren. L & Smith, Julian. C. 1998. Operasi Teknik Kimia Jilid 2 Edisi
Keempat. Penerbit Erlangga : Jakarta

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 19


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

APPENDIX

a. Data Literatur
Data Kesetimbangan Uap-Cair yang Diuji Pada Tekanan Praktikum
T (˚C) Xa Ya
79,1 0,8 0,858
80,1 0,7 0,822
81 0,6 0,794
82 0,5 0,771
83,2 0,4 0,746
84,7 0,3 0,713
87,3 0,2 0,656
91,8 0,1 0,527
95,2 0,05 0,377
98,1 0,02 0,192
100 0 0

Sumber : Geankoplis, C.J, 1978, “Transport Process and Unit Operation”,


Second Edition, Allyn and Bacon Inc, Boston.

Densitas Air pada Berbagai Temperatur

Densitas air
T (˚C)
(g/ml)

28 0,97727

Sumber : Perry, JM, Chemical Engineering HandBook, edisi 8, Mc.Graw


Hill Book Company Inc, New York, 1950.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 20


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

Sifat Fisik Etanol dan Air


Mr (g/mol) Tdidih (˚C) Puap (mmHg)
Air 18 100 28,4521
Etanol 46 78,4 76,2812

Sumber : Perry, JM, Chemical Engineering HandBook, edisi 8, Mc.Graw Hill


Book Company Inc, New York, 1950.
1. Pengenceran
Etanol 25 % 500 ml
%.V1 = %. V2
0.96 . V1 = 0.25 . 500 ml
V1 = 130,2 ml
Jadi untuk membuat etanol 25 % 500 ml, diperlukan 130,2 ml etanol 96% yang
diencerkan hingga 500 ml dengan aquadest.
2. Densitas etanol
 Massa pikno kosong = 12,635 gr
 Massa pikno air = 23,083 gr
 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 997, 0450 kg/𝑚3 = 0,997 g/𝑐𝑚3
 Untuk densitas bottom pada menit ke 10
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρetanol = . 𝜌𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔

21.01 − 12.635
= . 997.045
23.083 − 12.635
= 799.2 gr / cm3

 𝜌𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 799.2 kg/𝑚3 = 0,7992 g/𝑐𝑚3

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 21


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

X ethanol
X ethanol =
𝐾𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑥 𝑉𝑜𝑙 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑥 𝜌 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝐾𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑥 𝑉𝑜𝑙 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑥 𝜌 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 ( 1 − 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 )𝑥 𝑉𝑜𝑙 𝐴𝑖 𝑉𝑜𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝑥 𝜌 𝐴𝑖𝑟
+ 𝑥
𝐵𝑀 𝐸𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 𝐵𝑀 𝐴𝑖𝑟 𝐵𝑀 𝐴𝑖𝑟
0.96 𝑥 1 𝑥 789,3
46.06884
= 0.96 𝑥 1 𝑥 789,3 ( 1−0.96 )𝑥 9 9 𝑥 997 = 0.0389 kg/𝑚
3
+ 𝑥
46.06884 18 18

3. Densitas Bottom
 Untuk densitas bottom pada menit ke 10
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρbottom = . 𝜌𝑎𝑖𝑟 \
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔

21.01 − 12.635
= . 997.045
23.083 − 12.635
= 799.2 kg / cm3

4. Densitas Distilat
 Untuk densitas bottom pada menit ke 10

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


ρdistilat = . 𝜌𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔

20.56 − 12.635
= 𝑥 997.045
23.083 − 12.635
= 756.277 kg / m3

5. Menghitung Fraksi Mol pada Destilat


 Untuk ρ destilat pada menit ke 10
 𝑋𝑒𝑡, 𝐷 = 9. 106 (0.756)2 − 0.0213. (0.756) + 11.896

= 0,934894353

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 22


Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II “Kolom Berpacking (HETP)”

6. Menghitung Fraksi Mol pada Bottom


 Untuk ρ bottom pada menit ke 10
 𝑋𝑒𝑡, 𝐵 = 9. 106 (0.799)2 − 0.0213. (0.799) + 11.896 =
0.621386605

7. Menentukan Refluks Minimum


Xd
Intersep =
Rm + 1
0.86
0.6 =
𝑅𝑚 + 1

𝑅𝑚 = 0.43

8. Menghitung y operasi
Xd
Yop =
(Rm x 1,5) + 1
0.86
𝑌𝑜𝑝 =
(0.43 × 1.5) + 1

= 0.52

9. Menghitung HETP (Height Equivalent of Theoritical Plate)


Tinggi Kolom
HETP =
Jumlah Tahap Kesetimbangan
32
= = 5.33 𝑐𝑚
6

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 23

Anda mungkin juga menyukai