PENDAHULUAN
C. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Melalui metode ini
penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif.
Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan studi pustaka,
artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang
relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui
kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Epidemiologi Campak dan Rubella
Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan
penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus. Manusia
diperkirakan satu-satunya reservoir, walaupun monyet dapat terinfeksi tetapi tidak
berperan dalam penularan.
Pada tahun 1980, sebelum imunisasi dilakukan secara luas, diperkirakan lebih
20 juta orang di dunia terkena campak dengan 2,6 juta kematian setiap tahun yang
sebagian besar adalah anak-anak di bawah usia lima tahun. Sejak tahun 2000, lebih
dari satu miliar anak di negara-negara berisiko tinggi telah divaksinasi melalui
program imunisasi, sehingga pada tahun 2012 kematian akibat campak telah
mengalami penurunan sebesar 78% secara global.
Gambar 2.1
Negara dengan Kasus Campak Terbesar di Dunia
Pada tahun 2015-2016, 13 RS sentinel CRS melaporkan 226 kasus CRS yang
terdiri dari 83 kasus pasti dan 143 kasus klinis. Dari 83 kasus pasti (lab confirmed)
yang dilaporkan, 77% menderita kelainan jantung, 67,5% menderita katarak dan
dan 47 % menderita ketulian.
Gambar 2.3
Kumpulan gelaja kasus CRS dari 13 RS sentinel Indonesia 2015 – 2016
3. Pengertian Vaksin
Menurut Permenkes RI (2017:5) vaksin adalah produk biologi yang berisi
antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang
telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan
zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
4. Jenis Vaksin
a. Vaksin hidup, yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih
antigenik namun tidak patogenik. Vaksin ini dibuat dari virus atau bakteri liar
(wild) penyebab penyakit. Vaksin hidup ini dapat berupa:
1) Generasi awal, contohnya virus cowpox yang dibuat oleh Edward Jenner
untuk imunisasi smallpox.
2) Virus hidup, contohnya virus polio (vaksin Sabin), measles, mumps, rubella,
chicken pox, hepatitis A, yellow fever dan lain-lain.
3) Bakteri hidup, contohnya Mycobacterium bovis, BCG.
b. Vaksin mati, tidak jelas patogenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh,
sehingga diperlukan pemberian beberapa kali. Vaksin mati dihasilkan dengan
cara membiakkan bakteri atau virus dalam media pembiakkan kemudian dibuat
tidak aktif. Vaksin ini juga tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh
dosis antigen dimasukkan dalam suntikan. Vaksin mati berupa:
1) Vaksin virus mati (oleh panas, kimiawi dan ultraviolet), contohnya polio
(vaksin Salk), influenza, rabies dan lain-lain.
2) Vaksin bakteri mati, contohnya tifoid, kolera, pertusis
3) Komponen bakteri, contohnya dinding sel ksalnya hemofilus, pertusis,
meningokokus, pneumokokus.
4) Komponen virus, contohnya protein antigenik misalnya hepatitis B, rabies.
5) Modifikasi toksin patogenik agen (dinamakan toksoid), difteri, tetanus,
kolera.
5. Vaksin MR
Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live
attenuated), berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10 dosis
per vial. Setiap dosis vaksin MR mengandung 1000 CCID50 virus campak dan
1000 CCID50 virus rubella.
a. Syarat Pemberian Vaksin MR
Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya
boleh dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari produsen yang sama.
Vaksin yang telah dilarutkan harus segera digunakan paling lambat selama 6
jam setelah dilarutkan. Pemberian imunisasi ditunda pada keadaan demam,
batuk pilek dan diare.