Anda di halaman 1dari 10

Kuliah sampai Jam 17, break waktu ashar

1. Teori Hukum
2. Filsafat Hukum
Filsafat Ilmu
Prof Heddy Ahimsa, Nama, Asal, S1, S2, Profesi
Kesepakatan
1. Tidak boleh stress (santai nyaman)
2. Boleh tidak sepakat, debat, dan bertanya
3. Tidak ngobrol di kelas
4. Hp silent
5. Mengerjakan tugas tepat waktu
6. Terlambat sehari 1 nilai, maksimal 7,5 (A A-, dst)8 dosn 9 malaikat, 10 tuhan

Tugas:

Mereview artikel, bisa artikel atau buku . bahasa ingris diringkas dan komen

a. Ringkasan (dengan bahasa sendiri), nama pengarang disebutkan.


Buku ini mengatakan …. Pada bab sekian dinyatakan …
b. Komentar kritis  positif (kelebihan dari artikel yang dibaca) dan kekurangannya
Buku ini bagus karena ……. Bahasa, penjelasan, inforamsi dll
Buku ini masih terdapat kekurangan ….. sulit dimengerti, analisisnya, tidak runtun dll
Dinilai atas daasar kekritisan, dan ringkasan yang komprehensif. Agar konsisten
Kelebihan dan kekurangan bersifat subyektif
c. Jumlah halaman 5-10 format kwarto spasi 1,5 font arial 11. Marjin normal seperti tesis
d. Penyerahan dengan cover – Tugas ke berapa ..
- Review apa
- Nama
- NIM
- Prodi
- Logo UII
(untuk kutipan “……..” (pengarah, halaman) lebih baik footnote

Tugas kedua Membuat makalah

- Salah satu dari tiga topik


1. Membahas (secara kritis) salah satu aliran dalam filsafat ilmu hukum, positifisme,
fenomenologi, herminetik, historisisme, dengan yang spesifik aliran tertentu,
epistemilogi, ontologi, atau aksiologi.
2. Membandingkan dua aliran filsafat ilmu pada topik tertentu dari aliran filsafat
dimaksd, ontologinya, epistomologinya.
3. Menerapkan analisis filosofis pada suatu karya ilmiah  buku atau desertasi, buku
sebagai hasil riset hukum. Dianalisis apa filosofinya positifisme, fenomenologi atau
lainnya.
4. Jumlah halaman 25 sampai 30 halaman tidak termasuk daftar pustaka.
Datang 4 kali untuk 8 pertemuan
Pemahaman tentang Filsafat Ilmu

Ilmu pengetahun dan pengetahuan

Masalah Ilmu pengetahuan Pengetahuan


Obyek - Dari sifatnya yang empiris (dapat Tidak selalu-empirik
diketahui lewat panca indera)
Bukan empirik (bukan pengetahuan)
dalam hal indra ke enam tidak termasuk
empiris.
- Terbuka
Metode - Jelas (dapat dipahami, dan - Tidak selalu tertulis,
dimengerti) ekplisit, tertulis tidak jelas cara
- Tersusun rapi (sehingga ada medapatkannya
metode penelitian) (prosedur dan - Jarang yang jelas
metode)
Ciri hasilnya - Sistematis, -
- Logis A=B B=C maka A=C
- Bisa dibuktikan kebenarannya
(kebenaran logis dan empiris)
- Data dan interpretasi (harus ada
kesepakatan) (intersubyektifitas)
- Akumulatif

pengetahuan

Ilmu
Pengeta
huan
Paradigman

Filsafat Ilmu
Realita
- Empiris  fenomena fisik  hanya 5%
- Non-empirik  nomena  meta  ghoib  sampai 95%
5 Unsur alam
1. Materi >< 2. energi
3. Ruang >< 4. waktu
Ada 12 dimensi langit 7 dimensi 7, jin dimensi 4 malaaikat dimensi 9 Allah dimensi di
atas 9
5. Informasi

Proses membangun Teori


Infomasi (ralitas)  diolah dan diformulasikan  Teori (ilmu) berfungsi menjelaskan, mengontrol dan
memprediksi
Dapat operasional dalam MPH  ontologi  obyek  keberadaan observablescientific method
Lingkup Materi (2 pertemuan, 4Sesi)
A. Posisi filsafat ilmu dalam konstelasi cabang –cabang filsafat
B. Kelahiran ilmu dan perkembangannya di kawasan Eropa Barat dan Kawasan Timur
(Islam)
Abad 7 – 14 Yunani abat 5 sm – 5 sm Mesir Yunani Romawi.
Abad 15 Renaisan – sampai sekarang dan bergeser ke Cina Korea  semoga masuk ke Indonesia
Abad 7 Fatimah alfikri mendiirikan universitas alqowari
C. Pengertian ilmu
D. Tipologi Ilmu
E. Objek kajian imu
F. Sttuktur ilmu
G. Tujuan, fungsi, dan manfaat ilmu
H. Problem-problem ilmu dalam kehidupan manusia (aspek ontologi, epistemologi dan
aksiologi)  Tugas salah satu boleh atau tiga-tiganya)
Pembuatan makalah mengikuti arahan dosen
Buku
Filsafat ilmu Suwardi
Filsafat ilmu andi hakim nasution
Pengantar filsafat imu the liang gie
Kosmologi agus mustofa
Antropologi agus mustofa Adam  bukan manusia pertama tapi khalifah pertama. Dilahirkan jannah
(kebun)
Thologia agus mustofa
Filsafat ilmu hukum
Refleksi tentang struktur ilmu hukum bernar arif sidharta
Ilmu hukum profetik Dr. M. Syamsudin
Sistem Evaluasi
1. Membuat makalah tentang isu-isu dalam filsfat ilmu terkait ontologi, epistemologi dan
aksiologi ilmu
2. Syarat penilaian keharidan minim 75%
Pengetahuan filsafat
Asal kata filsafat
Karakteristik berpikir filsafat
- Kritis dan dinamis
- Radikal
- Koheren
- Rasional-logis
- Komprehensif
- Spekulatif (subyektif)
- Bebas tidak terikat
Ilmu sebagai tindak lanjut dari filsafat
Kebenaran ada dalam hakikat empiris bukan di awang-awang
Dimana ada masyarakat di situ ada hukum Cicero adagium  diasingkan oleh kerajaan di desa terpencil
ubisosietas

Manusia heran/kagum merenung  filsafat


Filsafat
- Ontologi
- Epsitemologi
- Aksiologi
Ontologi

- Metafisika umum
- Metafisika khusus
Epistemologi

- Logika
- Metodologi
- Filsafat ilmu
o Filsafat ilmu hukum
Aksiologi

- Etika (filsafat tingkah laku)


o Filsafat Hukum
- Estetika (filsafat keindahan)
Metafisika umum

- Apa sesuatu itu


- Penggolongan keberadaan ilmu
- Sifat keberadaan ilmu
Metafisika khusus

- Filsafat komologi
- Filsafat antropologi
- Filsafat teologi

Bedanya dengan berpikir keilmuan


Ciri-cirinya

- Logis
- Obyektif/empiris
- Scientific metodis
- Sistematis dan ekplisit
Hipo tesa (kurang tesa)

Kuliah dr.Syamsudin  02-02-2018

LGBT sebagai prilaku  baik atau buruk kalua buruk ada normanya menjadi larangan.

Sesuatu yang dilarang secara filosofi ada keburukan - untuk hal-hal baik (nilai-nilai kebaikan) 
perintah

Norma Larangan  keburukan  untuk siapa

 Perintah  kebaikan  untuk siapa


 Kebolehan
 Sangksi
Desertasi  membangun teori  ada temuan teori.

Pengontrolan muncul pada prinsip-prinsip asas asas yang dapat berasal dari pengalaman.

Expired of knowledge.

Hukum adat masuk dalam kategori empiric,

Makalah 10-15 halaman aspek ontology, epistemology, aksiologi salah satu saja ada tiga-tiganya

Semua ilmu memiliki induk filsafat.

Mitos tanah oleh pak khusnu

Bumi (ibu) langit (Bapak)

Eropa plato—abstrak undang-undang deduktif (order of

England – konkret – Aristoteleslegal realisme  putusan pengadilan induktif order of fact

Rights == benar dan masuk akal (logik

True = order of fact (empiric)

Kuliah Tanggall 26 Prof Heddy Ahimsa


Filosofi ilmu
Inti ilmu pengetahuan adalah paradigm
Thomas Kun “The Structure of Scientific Revolution in Paradigm Shift. Telah banyak dikritik dan
dimunculkan paradigm dengan 9 unsur.
Filsafat ilmu
- Ontology
- Epistemology
- Aksiologi
Pada ilmu pengetahuan tidak dapat diterapkan dengan filsafat ilmu
Bagaimana bisa dimasukkan ke dalam paradigm harus ada penyesuaian

Ilmu sosial budaya keadaan akan lebih kompleks


Ilmu  positivism fenomenologi  historiisme hermenitik materalisme  strukturalisme  pos
modenisme. (disebut dengan peta epistemology)

Peta paradigm
1- Evolusionisme (kebudayaan-masyarakat)
2- Diffusionisme
3- Partikularisme historis (sejarahh)
4- Fugnsionalisme  fungsionalisme struktural
5- Etnosains (hukum local atau adat dengan perspektifnya)
6- Tafsir kebudayaan
7- Materialisme historis
8- Materialisme budaya
9- Strukturalisme
10- Post-modernisme
11- Feminisme
Aliran yang sangat popular dalam penelitian sosial budaya.
Setiap paradigm berbasis pada filsafat tertentu – yang kesemuanya dapat digunakan untuk meneliti
fenomena hukum di Indonesia.
Misalnya bicara Hukum, apa itu hukum? Pasal-pasal atau belum berupa pasal, atau aturan yang tertulis.
Dalam komparatif hukum (tertulis, atau tidak tertulis, ide yang ada di angan-angan atau sudah tertuang),
dalam kasus adat.

Fenomena hukum dapat dilihat dari berbagai perspektif.

Asumsi Dasar  pandangan filosofis berkenaan dengan kenyataan atau obyek yang diteliti.
Filsafat positivism.
- Merupakan pemikiran filsafat yang dilontarkan oleh August Comte. Dalam sebuah buku
course in general philosophy yang membicarakan tentang perkembangan pemikiran
manusia, yang sangat berpengaruh di barat hingga saat ini.
Statemennya “manusia dipengaruhi oleh tiga tahap
o Tahap Teologis;
o Metafisis.
o Positivism.
Tahap teologi dapat dijelaskan mengenai gejala yang mengacu pada sosok yang disebut teo
atau tuhan. Sosok dewa supra narural  sang maha pencipta. Ada sosok supra natural
Pada tahap metafisis (tidak physis tapi juga )
Causa Prima  ultimate reality  sebagai tahap perantara
Tahap positiveme bukan mencari causa prima, dapat dijelaskan melalui penelitian dengan
feomena empiris setelah positif disebut ilmu pengetahuan yang banyak terbentuk pada
science
Ilmu pengetahuan menggantikan teologi.
Missal sakit kemudian ke dokter positif
Kena kanker tidak sembuh berobat ke alternative  kea rah teologis
Positifisme benar benar sebagai pengetahuan.

MEngembangan penelitian empiris, dengan menggunakan prinsip-prinsip utama/pokok


1. Hanya ada 1 dunia bersifat obyektif.-pertanyaan kapan ada subyek (manusia)
bersamaan atau setelah ada dunia  evolusi paleo ontology (ilmu fosil) fosil
tertua 4 juta tahun dari afrika timur anak perempuan bernama lusi.
a. Ledakan besar 4 milyar tahun yang lampau 4.000.000.000 manusia
4.000.000.
b. Ada dunia obyektif di luar manusia yang hadir lebih awal dari manusia
2. Manusia bagian dari dunia yang obyektif (sebagai hasil percabangan dari
makhluk)
a. Fenomena sosial merupakan bagian dari fenomena alam.
3. Masyarakat sebagai realita baru yang dipelajari sehingga ilmu sosial muncul lebih
belakang di banding ilmu alam. Ketemu masyarakat lain akibat kolonialisme
imperalisma timbul ilmu etnologi (ilmu tentang suku bangsa) antropologi.sosial
lebih abstrak dengan ilmu alam. Empiiris  melalui tulisankebanyakan ilmu
sosial dalam bentuk tulisan menjadikan yang abstrak menjadi konkret. Ada
masyarakat dapat diketahui dari fakta sosial dengan bentuk angka-angka statistic.
Dengan stattistik menjadi tool untuk rekayasa sosial. Untuk perbaikan masyarakat
harus melalui catatan-catatan statistic.
Bagian obyektif mengambil bagian dari ilmu alam dengan metode
Kritik terhadap positifisme
Ilmu alam  ilmu sosial  pendekatan ilmu alam  statistic
Manusia adalah bagian dari alam dianggap seperti makhluk lain (animal kingdom)efeknya menjadi
dehumanisasi  menyamakan manusia dengan makhluk lain.
Penelitian focus pada prilaku (hal-hal empiris)  behaviarisme.  harus dihubungkan dengan prilaku
lain dan diwujudkan dalam angka statistic. Missal angka kriminalitas.
Dapat juga dari sudut pandang pengetahuan yang dimiliki manusia padahal prilaku dipengaruhi oleh
pengetahuan. Tidak tepat dari sudut pandang moral bila hanya focus pada prilaku. Hal ini
mengakibatkan filosofi Fenomenologi sebagai reaksi dari positifisme. Hasil perenungan kembali
positifisme.
Mengabaikan aspek moralitas. Hal-hal kritik ini karena pada ranah non-empiris.
Tokohnya adalah Edmung Husserl statemennya dengan asumsi dasar “Manusia memiliki kesadaran atau
conscieuosness” hal ini tidak ada dalam positifisme. Karena kesadaran bukan hal yang empiric.
Kesadaaran berkaitan dengan sesuatu. (consciousnees of some thing and consciousness of
consciousness) sebagaimana proses refleksi. Consciousness of being consciousness (kesadaran akan
kepemilikian kesadaran)
Segala sesuatu yang dihadapi manusia pasti melalui kesadaran. Kesadaran digunakan untuk menatap
realita. Sehingga dari suddut pandang Fenomenologi realitasnya bukan suatu yang obyektif tapi berasal
dari kesadaran yang subyektif.
Apa keterkaitan dengan subyeknya? Fenomenon = gejala (segala sesuatu di luar diri manusia)- sosial ->
harus dideskripsikan sebagai yang obyektif. Tidak dapat dideskripsikan sebagaimana adanya.
Subyektifitas dapat dua macam karena dilakukan oleh subyek subyektif harus menggunakan Bahasa
 dapat dikelompokkan menjadi subyektifitas kultural (lingual) dan individual. Dengan Bahasa yang
berbeda pasti tidak sama.
Berbeda masing-masing individu cara mendiskripsikan
Seharusnya dalam deskripsi sebagaimana hadir dalam kesadaran kita. (fenomena == deskripsi
sebagaimana kesadaran) hal ini yang menjadi tujuan dari fenomenologi.
Mengapa harus bicara kesadaran  membimbing  mengendalikan  mengontrol prilaku manusia.
Tidak sadar mengakibatkakn adanya ketimpangan. Kesadaran diwujudkan lewat Bahasa.
Menurunkan ilmu-ilmu sosial misalnha pada Alfred Schutz mengembangkannya unutk mempelajari ilmu
sosial. Apa isi kesdaran dimaksud?
- Typification = classification/caterorization (meja, kursi, dan lain-lain) prilakunya
dibimbing oleh klasifikasi. Dapat ditujukan pada:
o Sesuatu
o Intention/maksud
- Keduanya bertemu dalam muara makna (misalnya kesadaran program S3, ada klasifikasi
hukum, sosiologi, psikologi dll.) ada intention untuk program tersebut. (maksud dan
tujuan) pada positivism tidak ada aspek makna. Kesulitan mengenai hukum tidak ada
pemaknaan yang sama. Perlu untuk digali dan diketahui.
KEmudian diturunkan paradigm Etnosain
Positifisme diturunkan paradigm evolusi  positif merumuskan hukum gejala yang diteliti untuk
membuat prediksa/prakiraan.
Kesadaran berada pada masing-masing individu  prilaku kolektif (bagaimana menghubungkannya).
Individu  melalui Bahasa digunakan untuk komunikasi muncul prilaku kolektif (collective
consciousness) individu berulang dan diulangi oleh yang lain. Selain Bahasa juga ada wacana. (discourse
analysis)

21-07-2018
Metafisik = hal-hal diatas fisik, Tuhan, sangkanparaning dumadi yang tidak dapat dijangkau oleh
positivisme. Dewa-dewa dan lain-lain.

Untuk mencapai pada sbuah produk hukum yang komprehensif, terdapat hal yang harus dianalisis dan
dilalui tahapannya

Menciptakan keserahteraan dan keadilan


- Perlu diketahui masyarakatnya dahulu (seperti apa) atau
- Keadilan mungkin sulit dicapai dengan produk hukum karena terkait dengan putusan
hakim. Apa yang terbayang produk hukum (salah satunya undang-undang), yang
mungkin tidak dapat diterapkan begitu saja tanpa keadilan.
-
Bagaimana masyarakat
- Orang jawa
- Orang aceh
- Orang bali
- Orang papua
Hukumnya berbeda
Apakah homogen atau
heterogen
Hal ini telah dilakukan
oleh Belanda hingga
saat in missal Van
volleh Hoven
Kasus BW tidak dapat
diterapkan langsung
tapi harus dimodifikasi
Dalam arsip belanda
terdapat adat
rechtbundel.yang
diklasifikasi dalam
wilayah hukum adat
hingga 19 wilayah

Dalam kasus Bahasa ada 742 bahasa bila kriteria


Ada keterkaitan fenomenologi dan etnolaw.
Penjara adalah model hukum eropa sementara hukum islam dan hukum adat tidak mengenal penjara
akan tetapi denda atau balas dengan seimbang.
Dalam kasus tabana bali, ada masalah pasca panen, sawah terbuka luas dan tidak diurus, sehingga
menjadi lahan baru dan dapat digunakan untuk menggembala bebek. Maka harus ada aturan
penggembalaan. Sehingga muncul awe-awe dituliskan dan diperiksa oleh ahli Bahasa. Disepakati dan
dibawa kecamat – kabupaten. Ttd.
Termasuk pengairan tanah.
Harus diterliti hukum ada dan dituliskan.
Yang mengenal tulis-menulis jawa, batak, sunda, lampung
Hukum dan antropologi ada pada titik temu etnologi pada masing-masing hukum adat.
Untuk Indonesia hukumnya pluralisme. Kasus orang minang.
Selain melalui penelitian hukum
Juga diperlukan putusan hakim yang harus dicatat dan didokumentasikan terkait dengan penyelesaian
masalah adat.

Hermeneutika
Symbol = lambang - missal Garuda
- Segala satu yang diberi makna yang berasal atau datang dari manusia. (anything given
meaning)
- Ada dua dimensi dalam symbol *pelambang (yang melambangkan) *linambang (yang
dilambangkan) (symbol dan maknanya) dengan keberadaan relasi (yang disebut arbitrary
(semena-mena atau manasuka), dengan demikian akan terdapat kondisi pelambang sama
dengan linambang berbeda atau pelambang berbeda dengan linambang sama.
Contoh pohon – wit – sajarot – tree berdasarkan kesepakatan. (consensus)
Contoh Atos – keras (jawa) sudah (sunda)
Symbol berupa fisik atau material contoh garuda
Symbol berupa prilaku missal menggeleng, mengangguk.
Symbol dapat berupa Bahasa atau bunyi
Symbol dapat berupa gagasan/pengetahuan/ide
Manusia sebagai animal symbolicum.
Sementara itu hewan menggunakan tanda.
Symbol tidak akan berdiri sendiri akan tetapi terangkai misalnya baju dirangkaikan dengan celana
dengan sepatu sehingga membentuk sebuah gugusan symbol (perangkat symbol)
Dengan demikian hukum pun juga dapat menjadi simbolik dari pemaknaannya.
Dalam hal symbol ditulis dalam Bahasa (tulisan juga sebagai symbol) sehingga disebut teks
Kuliah termasuk kumpulan symbol. Juga sebagai teks. Yang pada prinsipnya disebut dengan pendekatan
tekstual yang dapat dikatakan sebagai kebudayaan sebagai kumpulan symbol. Inilah yang dikatakan
sebagai hermeunetik dengan basis filsafat symbol. Apa yang terjadi dalam dunia nyata adalah perang
negosiasi atau perang pemaknaan. Keadilan pemaknaan dari masyarakat dan dari hakim mendekati
makna yang sama.
Dalam kasus negarawan siapa yang disebut negarawan, dari tulisannya dapat dilihat mengapa disebut
negarawan mungkin ada hal-hal yang dilakukan dan dapat dijadikan indicator.

Sign = tanda

Satu desertasi dan satu buku, apa basis filosofi (positifisme, fenomenologi, etnologi, hermeunetik) dan
apa paradigmanya
Apa Kajian, perspektifnya AP?
Etnolog-fungsional-revolusi dan komperatif

Anda mungkin juga menyukai