Anda di halaman 1dari 92

Hand out

INTRODUKSI
METALURGI EKSTRAKTIF

OLEH
SUTARNO
KBK (KELOMPOK BIDANG KEAHLIAN)

TEKNOLOGI
KARAKTERISASI
MATERIAL Quality
Quality dan yield
logam murni produk dan
proses
KBK Teknik
metalurgi

TEKNOLOGI TEKNOLOGI PROSES


PENGOLAHAN MINERAL MANUFAKTUR
LOGAM

Quality material
Hand out
BESI DAN BAJA

OLEH
SUTARNO
ANALISIS KONDISI INDUSTRI BESI DAN BAJA

Supply-demand baja tahun 2012 Komoditi besi baja tahun 2012


10
9
25
8 20
7

Juta ton
15
Juta ton

6
5
10
4
3 5
2
1 0
Pembang
0 Kapasitas Proyeksi
Konsumsi Terpenuhi Import unan
Series1 9 6.3 2.7 Series1 3.8 23 19

Baja diproduksi dengan scrap Pembangunan industri besi


sebagai bahan baku utama dan berbahan baku utama lokal untuk
tambahan pig iron industri baja
ANALISIS KONDISI INDUSTRI BESI DAN BAJA

1. Industri baja dalam negeri masih menggunakan bahan baku impor,


berupa sponge iron, pig iron dan scrap dengan berbagai isu
lingkungan yang kronis dan krusial.

2. Keterbatasan ketersediaan sumber pembangkit energi berupa listrik


dan gas serta bahan baku merupakan faktor utama bagi peningkatan
kapasitas produksi

3. Engineering Concurrent dari berbagai pemangku kepentingan


sangat lemah dan cenderung berjalan sendiri, termasuk arah
penelitian dan pengembangan.
NILAI STRATEGIS PEMBANGUNAN INDUSTRI BESI DAN
BAJA BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
1. Resource based oriented : memanfaatkan sumberdaya alam untuk menyediakan
baku baku dan produk akhir
2. added value based oriented : meningkatkan transformasi nilai tambah bahan baku
3. Know-how based oriented : meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi
proses secara terintegrasi dalam skala komersial.
4. Collaboration based oriented : mensinergikan dan mengintegrasikan berbagai
kemampuan dan kemajuan penelitian di perguruan tinggi, lembaga penelitian dan
industri serta kebijakan pemerintah.
5. Techno-economic oriented: aplikasi nyata dan terbukti teknologi dan ekonomi
6. Concurrent engineering oriented : problem solving berbagai hambatan terkait
dnegan isu lingkungan, regulasi dan integrasi berbagai kebijakan
PENDEKATAN PROSES FORMULASI ROAD MAP INDUSTRI BESI BAJA
KEBIJAKAN DAN ARAH PENGEMBANAN INDUSTRI Dokumen Road Map
BESI DAN BAJA Pengembangan Industri Besi dan
1. UU No. 4 thn 1984, dan UU No 17 thn 2007, Baja berbasis sumber daya dalam
2. UU No 4 th n 2009, negeri/lokal
3. PP No 28 thn 2008 dan IP No. 3 thn 2013

PENGKAJIAN TOTAL Umpan balik terhadap


DATA & INFOMASI SUMBER DAYA Progress status Laporan dari aspek kebijakan dan KAK
1. Sumber mineral, informasi sumber daya dan umpan
2. Potensi sumber pembangkit listrik, balik semua aspek
3. Industri refractory
4. Profil kapasitas Industri
5. Progress Riset dan pengembangan
Verifikasi dan validasi progress
6. Studi kelayakan Koreksi, revisi dan / atau status laporan berbasis KAK
7. Regulasi penyempurnaan progress status
8. Kompetensi SDM Laporan

SUMBER DAYA KELUARAN


1. Ore ROAD MAP PENGEMBANGAN INDUSTRI Blue print pengembangan
2. Intermediate KOMODITAS BESI DAN BAJA TAHUN industri besi baja
3. Sloom TAHUN 2013-2025

Milestone and Time Pengkajian Sumber daya Survey lapangan dan diskusi Benchmark industri baja
frame activities komoditas besi dan baja dengan narasumber FGD di Luar negeri
Mineral besi
Prospek Penggunaan Bijih Besi Lokal
Prospek Penggunaan Bijih Besi Lokal
$700.00

$600.00

$500.00

$400.00
PRICE US$

$300.00

$200.00

$100.00

$-
Iron Ore Pellet Pig Iron Sponge Billet Plate
$ / TON $50.00 $200.00 $350.00 $400.00 $500.00 $700.00
IDE PENGEMBANGAN INDUSTRI BESI DAN BAJA

1. Pemenuhan kebutuhan besi dan baja dipenuhi produksi


dalam negeri
2. Sumber daya mineral melimpah untuk dimanfaatkan
sebagai bahan baku produk lokal
3. Klastering lokasi industri berbasis sumber daya mineral
dan ketersediaan sumber pembangkit energi.
4. Terintegrasi rantai pasok antara industri hulu (penyedia
bahan baku) dan hilir (penyedia baja) untuk berbagai
aplikasi
5. Cuncurrent berbagai kepentingan berbasis isu
lingkungan dan amdal
6. Dll
TARGET STRATEGIS PEMBANGUNAN INDUSTRI BESI DAN BAJA
BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

1. SEBUAH DOKUMEN ROAD MAP PENGEMBANGAN INDUSTRI


BESI DAN BAJA BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
2. Road map ini akan dimanfaatkan sebagai
 Informasi awal potensi sumber daya nimeral logam
 Panduan investasi
 Lokasi pembangunan industri berbasis ketersediaan
sumber energi dan mineral
 Prediksi konsumsi besi dan baja dalam negeri
 Concurrent engineering berbagai penelitian dan
pengembangan, peraturan perundangan dan kebijakan
dalam hal energi, industri dan isu lingkungan
 Profil milestone berbasis 3 tahuan
CONCURRENT ENGINEERING CRITICAL FACTOR
PENGEMBANGAN INDUSTRI BESI DAN BAJA

Investasi dan
keekonomisan

Kompetensi SDM Sumber


pembangkit
Road Map
energi
Pengembangan Industri
besi dan baja
Potensi
Fasilitas proses
dan pendukung Sumber Daya
Mineral
Penelitian dan
pengembangan
Situasi : Konsumsi baja nasional
Penggerak konsumsi baja nasional
%
Impor 47% 56% 46% 54% 53%
t

 Pertambangan, proyek-proyek
Sektor
12 Pertambangan
eksploitasi dan pipanisasi
minyak dan gas bumi
10
Million ton /year

 Infrastruktur, konstruksi
8 Sektor perumahan dan gedung
5,3 Konstruksi berbasis baja yang intensif
6 5,1 4,9
3,4 3,4
4  Sektor manufaktur terutama
otomotif, industri perkapalan
2 3,8 3,7 4,0 4,0 4,6 Sektor
dan galangan yang
menggunakan baja sebagai
transportasi material tamanya.
0 dan Pertumbuhan di sektor
manufaktur
2007 2008 2009 2010 2011 transportasi akan mendorong
pertumbuhan industri-industri
Import Domestic Supply tersebut.
Teknologi Produksi Besi Baja Saat Ini
Penggunaan Energi dan Bahan Baku
Peluang bagi Industri Baja Nasional
Perkembangan Harga Jual Komoditi Produk Sampai Tahun 2025

Komoditi

Tahun Iron Ore Pellet Sponge Pig Iron Slab Plate


2013* 50 200 400 450 500 700
2014 50,75 203,00 406,00 456,75 507,50 710,50
2015 51,51 206,05 412,09 463,60 515,11 721,16
2016 52,28 209,14 418,27 470,56 522,84 731,97
2017 53,07 212,27 424,55 477,61 530,68 742,95
2018 53,86 215,46 430,91 484,78 538,64 754,10
2019 54,67 218,69 437,38 492,05 546,72 765,41
2020 55,49 221,97 443,94 499,43 554,92 776,89
2021 56,32 225,30 450,60 506,92 563,25 788,54
2022 57,17 228,68 457,36 514,53 571,69 800,37
2023 58,03 232,11 464,22 522,24 580,27 812,38
2024 58,90 235,59 471,18 530,08 588,97 824,56
2025 59,78 239,12 478,25 538,03 597,81 836,93
$700.00

$600.00

$500.00

$400.00
PRICE US$

$300.00

$200.00

$100.00

$-
Iron Ore Pellet Pig Iron Sponge Billet Plate
$ / TON $50.00 $200.00 $350.00 $400.00 $500.00 $700.00
Technology Road Map
Adopsi Teknologi dan Pemanfaatan
Sumber Daya
Skema Scrap Preheater
Steel Making by Process Route

Steelmaking by process route 3%


(2004)

BF/BOS
EAF
34%
Other
63%

Route EAF sebagian besar berbasis scrap.


Di Indonesia semua steel making selain KS,
berbasis scrap.
Segmen Pasar Baja Nasional
Mineral besi
Prospek Penggunaan Bijih Besi Lokal
Prospek Penggunaan Bijih Besi Lokal Lokal
Prospek Penggunaan Bijih Besi Lokal
Prospek Penggunaan Bijih Besi Lokal
Reaksi reduksi-oksidasi

Dalam sistem produksi besi baja, bahan baku terdiri dari iron ore, coke dan
limestone dicampur dan dimasukkan ke dalam Furnace dialiri oleh udara panas.
Selama dalam furnace, berbagai reaksi berlangsung mulai dari pembentukan
pereduksi gas, dekomposisi limestone, reduksi iron ore sampai pembentukan
slag (oksidasi berbagai pengotor oleh gas oksigen), secara detail diuraikan
sebagai berikut:

1. Pembentukan gas pereaksi berlangsung pada temperatur diatas 600 oC


menurut reaksi
C + H2O →CO + H2
(1)

2. Pembentukan slag (terak) limestone, CaCO3 terdekomposisi pada


temperatur 800 -900oC menurut reaksi

CaCO3 →CaO + CO2


(2)
3. Reduksi bijih besi (iron ore) berlangsung pada temperatur >900 oC
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2 (3)

Fe O + 3H → 2Fe + 3H O
4. Pembentukan slag (terak) berlangsung pada temperature 1200 oC

CaO + SiO2→CaSiO3 (5)

6CaO +P4O10 →2Ca(PO4)2


(6)

2Fe + O2 → 2Fe O (7)

Si + O2 → SiO2 (8)

Mn + O→ MnO (9)

4Al + 3O2 → 2Al2 O3 (10)


5. Reaksi kelebihan kokas dengan pengotor Fe

MnO + C → Mn + CO (11)

SiO2 + 2C → Si + 2CO (12)

P4O10 + 10 C → 4P + 10 CO (13)

6. Pembentukan reduction gas

C + CO2 → 2CO (14)

2C + O2 → 2CO (15)
Hot Metal yang telah dimurnikan sehingga kadar karbon lebih kecil 2% dikenal sebagai
crude Steel. Untuk memproduksi berbagai jenis baja ditambahkan elemen mereduksi
kadar C hingga lebih kecil 0.1 %, reduksi kadar gas hidrogen dan oksigen di AOD
(Argon Oxygen Decarborization dan/atau VOD (Vacuum Oxygen Decarburization).
Khusus untuk Rotary Kiln Furnace (SLRN), reaksi pembentukan sponge iron
diilustrasikan seperti berikut.
hot metal yang masih mengandung pengotor berupa Mn, Si, P dan S dan slag
(terak). Besi Cair dibawa dengan torpedo car ke BOF untuk dimurnikan
dengan memisahkan Mn, Si, P dan S melalui oksidasi dengan injeksi oksigen.

Reaksi pengotor dengan oksigen berlangsung

2Mn + O2 → 2MnO
(12)

Si + O2 → SiO2 (13)

4 P + 5 O2 → 2 P2O5 (14)

S + O2→ SO2 (15)

C + O2 → CO2 (16)
Ellingham Diagram
The graphical representation of Gibbs energy was first used by H.J.T.Ellingham. This provides a sound basis
for considering the choice of reducing agent in the reduction of oxides. This is known as Ellingham
Diagram. Such diagrams help us in predicting the feasibility of thermal reduction of an ore. The criterion
of feasibility is that at a given temperature, Gibbs energy of the reaction must be negative.
1. Ellingham diagram normally consists of plots of ΔfGV vs T for formation of oxides of elements i.e., for
the reaction, 2xM(s) + O2(g) → 2MxO(s) In this reaction, the gaseous amount (hence molecular
randomness) is decreasing from left to right due to the consumption of gases leading to a –ve value of
ΔS which changes the sign of the second term in equation (6.14). Subsequently ΔG shifts towards
higher side despite rising T (normally, ΔG decreases i.e., goes to lower side with increasing
temperature). The result is +ve slope in the curve for most of the reactions shown above for formation
of MxO(s).

2. Each plot is a straight line except when some change in phase (s→liq or liq→g) takes place. The
temperature at which such change occurs, is indicated by an increase in the slope on +ve side (e.g., in
the Zn, ZnO plot, the melting is indicated by an abrupt change in the curve).

3. There is a point in a curve below which ΔG is negative (So MxO is stable). Above this point, MxO will
decompose on its own.

4. In an Ellingham diagram, the plots of ΔGV for oxidation (and therefore reduction of the corresponding
species) of common metals and some reducing agents are given. The values of Δf GV, etc.(for
formation of oxides) at different temperatures are depicted which make the interpretation easy.

5. Similar diagrams are also constructed for sulfides and halides and it becomes clear why reductions of
MxS is difficult. There, the Δf GV of MxS is not compensated.
Life Cycle of Steel
TEKNOLOGI PROSESS IRON AND STEEL MAKING
Pellet
Pelletizing Lump Ore
Iron Ore
Fine Ore
Sinter

Sintering
Limestoneer
Coke
Coal
Coke making Blast Furnace

Pig iron

Sponge iron

Rotary Furnace
Electrric Arc Furnace

Electrric Arc Furnace

Continuous Casting
BF-BOF Route
Pellet
Pelletizing Lump Ore
Iron Ore
Fine Ore
Sinter

Sintering
Limestoneer
Coke
Coal
Coke making Blast Furnace

Routing BF- BOF ini sangat cocok untuk :


1. Kapasitas besar
2. Cadangan atau stock raw material besar
3. BOF akan mengutilisasi panas dari reaksi
eksoterm Rotary Furnace
Electrric Arc Furnace
4. Proses terintegrasi dalam satu Pabrik
5. Raw material diangkut ke lokasi pabrik
(mungkin jauh dari sumber mineral

Continuous Casting
Rotary Kiln-EAF Route
Pellet
Pelletizing Lump Ore
Iron Ore
Fine Ore
Sinter

Sintering
Limestoneer
Coal

Sponge iron

Rotary Furnace

Routing RF- EAF ini sangat cocok untuk


: Electrric Arc Furnace

1. Kapasitas & cadangan kecil


2. Proses iron and steel making terpisah
Continuous Casting
3. Sponge iron diproduksi di sumbernya
Kriteria Pemilihan Route
Iron making Steel making
Kriteria Rotary Furnace
Blast Furnace Blast Oxygen Furnace Electric Arc Furnace
(SL/RN)
Iron ore (Lump, Sinter, Iron ore (Lump, Hot Metal/Pig iron, Hot Metal/Pig iron,
Raw material Pellet), Coke, Pulverized Pellet), Coal, DRI/Sponge iron dan DRI/Sponge iron dan
Coal, Limestone Limestone Scrap Scrap
Kapasitas produksi 450 – 10.000 ton/hari 30 – 240 ton dry 50 – 300 ton/heat  400 ton/heat
ore/day
Volume cadangan iron ore Besar Kecil - -

Teknologi proses/fasilitas
Benefiasi dan aglomerasiBenefiasi dan Oxygen plant -
aglomerasi
Coal plant - - -
Pellet, concentrate (fine Pellet, concentrate - -
ore) (fine ore)
Sumber energy (coal, gas Coke dan injection CH4, oil Coal Hot metal reaksi Listrik
CH4, Listrik) eksoterm

Produk utama Pig iron Sponge iron Crude steel Crude steel

Produk samping CO2 CO2 CO2 CO2


Slag slag Slag slag

Berbasis kriteria tersebut, diusulkan route proses Rotary Furnace untuk iron
making dan EAF untuk steel making
PENINGKATAN NILAI KALOR BATUBARA

Sumber : Japan coal energy, Kobe steel, 2004

Lab batubara
Mereduksi ash (abu) untuk meningkatkan energy content coal berupa slurry direndam
dengan basa dan asam
Energy Saving

Sumber : Dieter Bettinger-SiemensVAI, 2009


Utilisasi Energi Jenis Proses
EFISIENSI KONSUMSI ENERGI PRODUKSI BESI DAN
BAJA
Teknologi Blast Furnace

• Blast Furnace : masih menggunakan umpan dengan coke dan sintering atau
pellet atau sinter
• Teknologi Corex : telah mengembangkan umpan iron making tidak
menggunakan coke atau menggunakan coal langsung
• Teknologi Finex : umpan iron making tidak pelu fasilitas sintering atau
pelletizing
Sumber : Dieter Bettinger-SiemensVAI, 2009
Teknologi Proses
KONTRIBUSI SUMBER PEMBANGKIT LISTRIK
Kontribusi Sumber Pembangkit Tahun 2012
50
a
Standar nilai kalori grade
45 batubara
8000

Nilai Kalor
40 6000

(kCal/kg)
4000
2000
0
35 Low Medium High
grade grade grade
% kontribusi listrik

5100 6100 7100


30 % 22% 66% 12%

25

20

15

10

0
PLTA PLTU PLTG PLTGU PLTP PLTD
Series1 10.67 43.99 9.02 26.75 1.66 7.89
Prasyarat proses iron making
Pelletizing dan sintering
membentuk pellet dan
lump dan sinter

Coke making
Memroses coal menjadi
coke

Syarat umpan bahan baku

• iron ore harus berupa pellet,


lump dan sinter
• Coal ditingkatkan kandungan
energi
Utilisasi Jenis Furnace

Basic Oxygen Furnace merupakan pilihan terbaik untuk industri bila


:
• iron making dan steel making terintegrasi dalam satu lokasi dan
continyu
• Mengutilisasi energi eksoterm
• Kapasitas besar dan diperlukan cadangan bahan baku besar.
Utilisasi Jenis Furnace

FURNACES
Komparasi berbagai Furnace
Teknologi Jalur By Dampak
No. Kapasitas Bahan baku Produk
proses produksi product lingkungan

1 Blast Furnace Iron making 450 – 10000 Iron ore (Lump, Sinter, Pig iron Terak  Efek rumah
Pellet), Coke, Pulverized kaca
ton/hari dan CO2
Coal, Limestone
 Terak yang
diduga
2 Basic Oxygen Primary 50 – 300 ton/heat Hot Metal/Pig iron, Crude Steel Terak terlindikan
Furnace SteelMaking DRI/Sponge iron dan Scrap dan CO2 oleh air

 Lingkungan
industri dan
3 Rotary Furnace Iron Making 30 – 240 ton dry Iron ore (Lump, Pellet), Sponge iron CO2 dan masyarakat
(SLSR) ore/day Coal, Limestone kalor

4 Electric Arc Primary Steel  400 ton/heat Hot Metal/Pig iron, Crude Steel Terak
Furnace (EAF) Making DRI/Sponge iron dan Scrap dan CO2

Teknologi Proses, Kapasitas dan Bahan Baku dan Produk Samping Industri Besi dan Baja
Catatan :
• Dimasa mendatang, iron making dan steel making masing masing menggunakan Rotary Furnace dan Basic
Oxygen Furnace atau Electric Arc Furnace
• Tahapan pembangunan industri mulai produksi sponge iron dan besi dan baja di daerah lain atau langsung
menghasilkan besi baja, sangat tergantung pertimbangan seperti biaya produksi, ketersediaan insfrastruktur
dan lainnya.
Komparasi jenis Furnace
Iron making Steel making
Kriteria Rotary Furnace Blast Oxygen Electric Arc
Blast Furnace
(SL/RN) Furnace Furnace
Iron ore (Lump, Sinter,
Iron ore (Lump, Hot Metal/Pig Hot Metal/Pig
Pellet), Coke,
• Raw material Pellet), Coal, iron, DRI/Sponge iron, DRI/Sponge
Pulverized Coal,
Limestone iron dan Scrap iron dan Scrap
Limestone
• Kapasitas 450 – 10.000 ton/hari 30 – 240 ton dry 50 – 300 ton/heat  400 ton/heat
produksi ore/day
• Volume Besar Kecil - -
cadangan iron
ore
• Teknologi proses/fasilitas
a. Benefiasi dan Benefiasi dan Oxygen plant -
aglomerasi aglomerasi
a. Coal plant - - -
a. Pellet, Pellet, - -
concentrate (fine concentrate (fine
ore) ore)
• Sumber energy Coke dan injection Coal Hot metal reaksi Listrik
(coal, gas CH4, CH4, oil eksoterm
Listrik)
• Produk utama Pig iron Sponge iron Crude steel Crude steel
Teknologi Proses untuk Iron making

DIRECT REDUCTION (DR)

RAW MATERIAL BF
ROTARY KILN
SHAFT FLUIDIZED BED
(SL/RN)

Energi dan reduktor


Teknologi Proses untuk Iron making
1. CH4 Injeksi √ √

1. Batubara (coal) Injeksi √ √

1. Coke √

Fine Iron ore and lump

1. Fine Iron ore √ √ √

1. Pellet √

1. Sinter √

1. Lump √ √

Hot metal
1. Produk DRI (sponge iron)
(pig iron)
Teknologi proses Steel Making

Teknologi Proses
Raw Material
BOHF BOF EAF
1. Udara √

1. Oksigen √

1. Hot metal (pig iron) √ √ √

1. DRI (sponge iron) √ √ √

1. Produk Crude steel


Diagram alir industri besi baja

• Emisi utama CO2 : kenaikan suhu udara dan efek rumah kaca yang
berdampak kepada mencairnya es dan pada gilirannya hilangnya
pulau akibat terendam.

• Slag sebagai limbah


Data dari Asosiasi Baja Dunia memberikan informasi, bahwa untuk menghasilkan
crude Steel 1 ton diperlukan 1.5 ton besi, 0.5 ton batubara, 0.054 ton kapur dan
menghasilkan sekitar 1.8 ton emisi CO2 dan 0.23 –0.300 ton slag.

EMISI GAS CO2

KALOR

PROSES PRODUKSI BAJA Baja


BAHAN BAKU
•Iron ore
•Coal
•limestone

SLAG

Gambar 6.4 Prinsip Dasar Neraca Massa dan Energi


Informasi lain yang memberikan gambarkan bahwa untuk memproduksi crude Steel
dengan jalur BF-BOF dan EAF dapat dilihat pada Tabel 6.6 memerlukan bahan baku dan
emisi dalam jumlah yang berbeda. Dengan kata lain, pemilihan Furnace memberikan
konsekwensi produk samping seperti slag, gas CO2 dan kalor serta besarnya energi yang
diperlukan proses iron and Steel making.
Merujuk pada target dari the Inter Governmental Panel on Climate Change (IPCC),
kenaikan temperatur harus dibawah 2.4°C dengan cara menurunkan CO2 secara signifikan
pada tahun 2050. Dalam kurun 35 tahun (tahun 1975-2004) telah dapat mereduksi
penggunaan energi sekitar 50%.Konsumsi energi untuk produksi baja berkisar 20-40%
dari total energi, yang berarti efisiensi energi atau kenaikan keuntungan.

Profil Emisi Gas CO2


dari Berbagai
Kombinasi Furnace

Sebuah studi
pemanfaatan recycle
Steel telah memberikan
penghematan terhadap
bahan baku bijih
Data Kebutuhan Energi untuk Kapasitas 2 x 150 Ribu Ton

PROSES KAP. 2 x 150.000 (ton/ tahun)

Mining 1,286 MW

Ore dressing 4,1 MW

Aglomerasi 1,328 MW

Iron Making 17,499 MW

Steel making 40 MW

Total Kebutuhan Energi 64,213 MW/Ton


Pertanyaan
1. Istilah dan pengertian
2. Mineral dan bijih besi
3. Kebutuhan besi dan baja
4. Tahapan proses pemurnian besi dari mineral dan /atau
bijihnya
5. Syarat material masuk tungku
6. Proses pemurnian besi berbasis pirometalurgi
7. Diagram ellingham dan maknanya
8. Sistem proses dan pemproses serta dampak polusinya
9. Peningkatan energi batubara
10. Jenis Furnace dan penggunaannya
11. Proses pembuatan baja dan jenisnya
12. Polusi dan pencegahannya
1. Mineral besi
2. Diagram alir proses [besi baja]
3. Material dan syarat masuk ke Tungku
4. Syarat material atau bahan baku masuk Tungku
5. Parameter proses (temperatur, waktu proses, rapat arus,
voltase kadar, dsb)
6. Limbah yang dihasilkan
7. Proses pengolahan limbah
8. Audit limbah (berbasis nilai ambang batas (NAB)
9. Monitoring dan analisis
10. Tindakan perbaikan/pengendalian
Metallurgy Vs Chemical Engineering

Transformation of one journal:


I. 1902 : Electrochemical Industry
II. 1905 : Electrochemical and Metallurgical Engineering
III. 1910 : Metallurgical and Chemical Engineering
IV. 1913 : Chemical and Metallurgical Engineering
V. 1946 : Chemical Engineering
Metallurgy berbasis Chemical Engineering

1. At the end of 20th century steelmaking


became a fast developing chemical
technology
2. Chemical engineering education
should also turn its attention to the
processes in liquid steel
3. In metallurgy, there are challenging
jobs for chemical engineers

Anda mungkin juga menyukai