Anda di halaman 1dari 4

INFORMED CONSENT

No. Dokumen : SOP/ / /


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman :
DITETAPKAN OLEH
KEPALA PUSKESMAS
KUTE PANANG

PUSKESMAS
KUTE PANANG
IHWANDI, SKM
NIP 19790920 200504 1 002
1. Pengertian Informed Consent Tindakan Medis adalah suatu penjelasan kepada pasien
dan keluarganya yang akan dilakukan tindakan medis, dimana penjelasan
diberikan oleh petugas Rumah Sakit
2. Tujuan Sebagai acuan dalam langkah–langkah memberikan informasi dan
penjelasan kepada pasien sebagai bukti kekuatan hukum.
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Persiapan
6. Prosedur/ 1. Setelah pasien diperiksa status kesehatannya oleh dokter, bila diperlukan
Langkah- suatu tindakan medis maka dokter yang memeriksa harus memberikan
Langkah informasi selengkap-lengkapnya kecuali bila dokter menilai bahwa
informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien.
2. Pada saat dokter memberikan penjelasan kepada pasien maka dokter
harus menjelaskan mengenai :
a. Diagnosis penyakitnya
b. Sifat dan luasnya tindakan medis yang akan dilakukan
c. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan medis tersebut.
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Alternatif prosedur atau cara lain tindakan medis yang dapat
dilakukan
f. Konsekuensinya apabila tidak dilakukan tindakan medis tersebut
g. Prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan atau
tidak dilakukan
h. Hari depan dari akibat penyakit tindakan medis tersebut
i. Keberhasilan/ketidakberhasilan tindakan medis tersebut
3. Pelaksanaan Informed Consent tersebut dianggap benar bila persetujuan
atau penolakan tindakan medis :
a. Diberikan tanpa paksaan.
b. Diberikan setelah mendapat informasi dan penjelasan yang
diperlukan
c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental (lebih dari 21
tahun)
d. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai
orang tua/wali atau orang tua/wali berhalangan hadir, maka
persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk
semang dengan menandatangani format yang disediakan.
4. Persetujuan tindakan medis ini diperlukan untuk tindakan medis bedah
yang menggunakan narkose umum, tindakan medis yang beresiko
tinggi, tindakan medis pada pasien gawat darurat yang tidak sadar
5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medis terhadapnya setelah
diberi penjelasan yang cukup, maka pasien harus menandatangani surat
penolakan tindakan medis
6. Pada tindakan beresiko tinggi dan tindakan medis bedah, Informed
Consent harus ditandatangani oleh pasien itu sendiri, dokter yang
bertangggung jawab dan dua orang saksi
7. Dalam hal pasien tidak sadar serta tidak didampingi oleh keluarga
terdekat dan secara medis berada dalam keadaan gawat darurat yang
perlu tindakan medis segera untuk kepentingannya, maka lembar
persetujuan dapat ditandatangani oleh dua orang dokter yang menangani
pasien tersebut atas sepengetahuan Direktur rumah sakit.
8. Perluasan tindakan medis/operasi selain tindakan medis yang telah
disetujui, tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun juga kecuali
apabila perluasan tindakan medis tersebut terpaksa dilakukan untuk
menyelamatkan jiwa pasien.
9. Setelah perluasan tindakan medis/operasi sebagaimana tersebut diatas
dilakukan, dokter harus memberikn informasi kepada pasien atau
keluarganya.
10. Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai
tanggung jawab untuk memberikan informasi dan penjelasan yang
diperlukan, apabila berhalangan maka informasi dan penjelasan yang
harus diberikan dapat diwakilkan kepada dokter lain dengan
sepengetahuan dokter yang bersangkutan.
11. Dalam hal tindakan medis yang bukan bedah (operasi) dan tindakan non
invasif lainnya, maka informasi dapat diberikan oleh dokter lain atau
perawat dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung
jawab.
7. Bagan Alir

8. Hal-hal
Yang Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait Pol UGD
10. Dokumen  Surat pernyataan persetujuan tindakan medis
Terkait  Surat pernyataan penolakan tindakan medis

11. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tanggal

Anda mungkin juga menyukai