Anda di halaman 1dari 45

Konsepsi Dasar POD

 Pendidkan orang dewasa merupakan pendekat-an


terhadap proses belajar membelajarkan di masyarakat.
 Di lihat proses belajar pembelajaran (BPM) dapat
dibedakan menjadi dua, yakni SECARA PEDAGOGIK,
dan ANDRAGOGIK.
 Pedagogi, belajar berdasarkan kanak-kanak dan binatang
percobaan.
 Proses belajar mengajar berdasarkan pengalaman yakni
pengalihan (transfer of learning)
Lanjutan Konsepsi Dasar
 "pedagogi“ berasal dari bhs. Yunani: paid berarti
kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Pedagogi
mengandung arti memimpin anak-anak atau "suatu
ilmu dan seni mengajar kanak-kanak". Akhirnya
pedagogi kemudian didefinisikan secara umum
sebagai "ilmu dan seni mengajar".
 Andragogi, bhs Yunani, yakni Andra berarti orang
dewasa dan agogos berarti memimpin.
 Jadi, andragogi adalah “suatu seni dan ilmu untuk
membantu orang dewasa belajar"
Historis Perkembangan POD
 Andragogi pertama kali digunakan oleh Alexander Kapp
pada tahun 1883.
 Upaya-upaya untuk memadukan konsep-konsep,
pandangan-pandangan dan hasil-hasil penelitian
tentang karakteristik belajar orang dewasa kedalam
suatu konsep yang terpadu. Konsep-konsep tersebut,
dimulai pada awal 1949 oleh Harry Overstret (The
Mature Mind)
 Knowles, th. 1950 (Informal Adult Education),
 Edmund Brunner, th. 1954 (Overview of Research in
Adult Education)
 Kidd (How Adults Learn) pada tahun 1959, dan
diteruskan lagi dengan karya J.R. Gibb dan Miller pada
tahun 1960 dan 1964.
 Pendekatan pendidikan orang dewasa ini biasa
digunakan untuk pendekatan pembelajaran
partisipatif, dan ini cocok untuk pendekatan
dalam pembelajaran masyarakat dalam kuliah
kerja nyata di LPPM UNS surakarta.
 Metode Pendidikan Partispasitif merupakan
pembelajaran ideal. Dimana prinsip yang
digunakan dalam metode pendidikan partisipatif
ini adalah pendekatan pendidikan orang dewasa.
Metode Pembelajaran OD
 Metode pembelajaran partisipatif ini bermacam ragam,
yang dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
a. metode pembelajaran perorangan (individual
methods),
b. metode pembelajaran kelompok (group methods), dan
c. metode pembelajaran massal atau pemberdayaan
masyarakat (community empowerment methods).
Kesemuanya ini akan dilakukan oleh mahasiswa dalam
melaksanakan pemberdayaan masyarakat selama ber
KKN di masyarakat
Asumsi POD
 Citra Diri (Self consept)
 Akomulasi Pengalaman (The Accomulation of
Experiences)
 Kesiapan Belajar (readness)
 Nirwana Waktu dan Arah Belajar (time of
perspective)
 Pendekatan POD menurut Knowles berasal dari
asumsi-asumsi Humanistic. Perhatian dasar dari
humanistik adalah "Manusia Seutuhnya (Man in
his Wholenness).
 Belajar adalah proses melibatkan diri dalam interaksi
antara dirinya sendiri dengan perkembangan diluar
dirinya.
 Masalah dasar yang dihadapi pendidik orang dewasa
adalah sebagai berikut.
 Pertama, bagaimana memberi motivasi belajar orang
dewasa dan bahan/materi semacam apa yang tidak
menimbulkan salah motivasi. Pendidik dapat memacu
belajar dengan menambah faktor eksternal positif yang
mempengaruhi dan memperkokoh belajar.
 Kedua, belajar terkait dengan seluruh kehidupan
seseorang. Dengan demikian belajar terjadi sepanjang
kehidupan seseorang sebagai respons terhadap
pengalaman untuk mendorong perkembangan lebih
lanjut. Belajar pada masa lalu akan berpengaruh dan
terintegrasi ke dalam belajar pada tahap sekarang. Inilah
dasar yang melandasi orang dewasa belajar dengan penuh
perhatian, pikiran dan seluruh tenaganya.
Langkah-langkah Pelaksanaan POD
 Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian
program partisipatif orang dewasa yang menggunakan
asas-asas pendekatan andragogi, selalu melibatkan
tujuh proses sebagai berikut :
a. Menciptakan iklim untuk belajar
b. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan
secara bersama dan saling membantu
c. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan
dan nilai-nilai
d. Merumuskan tujuan belajar
e. Merancang kegiatan belajar
f. Melaksanakan kegiatan belajar
g. Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali
pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian nilai-
nilai.
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR UNTUK
ORANG DEWASA
 Prinsip merupakan hal yang pokok dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Prinsip harus menjadi dasar
pada setiap kegiatan pendidikan orang dewasa, agar
kegiatan tersebut berjalan secara lancar dan smooth
serta sesuai dengan tujuan dan maksud dari POD itu
sendiri.
 Kondisi belajar antara satu subyek didik dengan
subyek didik yang lain sangat bervariasi. Kemampuan
pendidik orang dewasa untuk mengantisipasinya
mutlak diperlukan agar proses belajar membelajarkan
tidak terganggu.
 KONDISI BELAJAR DAN PRINSIP
PEMBELAJARANNYA
Prinsip-prinsip membelajarkan
(MERASAKAN ADANYA KEBUTUHAN UNTUK BELAJAR)

1. Pendidik menunjukkan kepada subyek belajar


kemungkinan-kemungkinan baru untuk self-
fulfillment,
2. pendidik membantu memperjelas aspirasi subyek
didik dalam rangka meningkatkan kenampuan dan
tingkah lakunya,
3. Pendidik membantu subyek didik dalam
mendiagnosis kesenjangan antara aspirasi dan
kemampuannya yang mereka miliki sekarang, dan
4. Pendidik membantu mengidentifikasi masalah yang
dihadapi subyek didik sehari-hari.
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN UNTUK LINGKUNGAN FISIK
NYAMAN, SALING MENGHORMATI, SALING MEMPERCAYAI,
SALING MEMBANTU, MEMPUNYAI KEBEBASAN UNTUK
MENYAMPAIKAN PENDAPAT, DAN DAPAT MENERIMA ADANYA
PERBEDAAN-PERBEDAAN,
1. Pendidik memberikan kondisi-kondisi fisik yang confortable
(tempat duduk, tempat merokok, ventilasi dan sebaginya)
memungkinkan terjadinya interaksi yang menyeluruh (kalau
bisa tidak ada seorangpun yang duduk di belakang orang lain,
2. Pendidik menerima setiap subyek didik sebagai seorang
manusia yang terhormat dan menghargai perasaan serta ide-
ide yang dimiliki,
3. Pendidik mengusahakan terbentuknya suatu hubungan yang
aling percaya dan saling membantu diantara subyek didik
dengan jalan mendorong terlaksananya aktifitas bersama dan
mengurangi suasana kompetensi,dan
4. Pendidik tidak memanipulasi dirinya sendiri dan
menyumbangkan sumber-sumber yang dimiliki dalam rangka
mutual iquiry.
TUJUAN-TUJUAN BELAJAR MERUPAKAN TUJUAN
MEREKA PULA, MAKA PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARANNYA
 Pendidik melibatkan diri dalam proses menformu-
lasikan tujuan-tujuan belajar dimana kebutuhan
subyek didik, pendidik, institusi dan kebutuhan
masyarakat secara umum juga perlu diperhitungkan
SEMUA SUBYEK DIDIK MENERIMA BAGIAN TANGGUNG
JAWAB DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN
PENGALAMAN BELAJAR SEHINGGA MEREKA
MEMPUNYAI TANGGUNG JAWAB BERSAMA. prinsip
pembelajarannya :
 Pendidik menyumbangkan pikiran-pikirannya tentang
beberapa pilihan yang tersedia untuk mendesain
pengalaman belajar, pemilihan materi serta metode
belajar dan bersama-sama dengan subyek didik
menentukan pilihan bersama-sama.
SUBYEK DIDIK BERPARTISIPASI SECARA AKTIF
DALAM PROSES BELAJAR, maka prinsip membe-
lajarkannya adalah
 Pendidik membantu subyek didik untuk
belajar mengorganisasikan diri mereka
sendiri dalam melaksanakan tugas secara
berkelompok, belajar secara independen
dan lain-lain. Pendidik juga ikut
bertanggung jawab dalam proses mutual
inquiry
PROSES BELAJAR HARUS BERKAITAN DENGAN PEMANFAATAN
SEBESAR-BESARNYA PENGA-LAMAN SEMUA SUBYEK DIDIK, maka
prinsip pembelajarannya
1. Pendidik membantu subyek didik untuk memanfaatkan
pengalamannya masing-masing sebagai sumber belajar
melalui teknik-teknik diskusi, permainan peranan,
metode kasus dan lain-lain,
2. Pendidik memberikan sumber-sumber yang dimilikinya
sesuai dengan pengalaman yang dimiliki setiap warga
belajar,
3. Pendidik membantu subyek didik untuk menerapkan
hasil-hasil yang telah dipelajarinya ke dalam
pengalaman masing-masing, sehingga lebih terintegrasi
dan mempunyai arti.
SUBYEK DIDIK MERASA ADANYA KEMAJUAN DALAM MENCAPAI
TUJUAN-TUJUAN YANG INGIN DICAPAI, maka prinsip-prinsip
pembelajarannya adalah
1. Pendidik mengikutsertakan semua subyek didik
dalam mengembangkan kriteria dan metode-
metode yang dapat diterima guna mengukur
kemajuan belajar yang dicapai disesuaikan dengan
tujuan belajar yang telah ditetapkan, dan
2. Pendidik membantu semua subyek didik dalam
mengembangkan serta menerapkan cara-cara
mengevaluasi diri sendiri sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan..
Prinsip POD
1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia secara
penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila
menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada
kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa
yang ia pelajari bermanfaat dan praktis bagi
kehidupannya.
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus
menerus akan membantu seseorang dewasa belajar
lebih baik .
Lanjutan Prionsip POD

5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia


mempunyai kesem-patan untuk memanfaatkan secara
penuh pengetahuannya, kemampuannya dan
keterampilannya dalam waktu yang cukup.
6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-
pengalamannya di masa lalu dan daya pikir dari warga
belajar orang dewasa.
7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-
ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian
tujuan dalam belajar.
KARAKTERISTIK WARGA BELAJAR
DEWASA
1. Belajar orang dewasa adalah belajar seumur hidup.
Segala pengetahuan, ketrampilan dan sikap baru yang
diterima oleh orang dewasa secara sadar/tidak
menunjukkan terjadinya proses belajar dalam diri
orang dewasa. Dengan demikian belajar bagi orang
dewasa tidak hanya terhenti ketika pendidikan
formalnya berhenti tetapi terus berlangsung seumur
hidup.
Lanjutan Karakteristik WB Dewasa

2.Belajar orang dewasa adalah belajar yang


mengharapakan perubahan. Terjadinya belajar bagi
orang dewasa, dikarenakan orang dewasa secara sadar
mengharapkan perubahan dalam dirinya. Perubahan
itu bisa berkenaan dengan perubahan pengetahuan,
ketrampilan atau sikap mereka. Sesuatu yang sudah
diketahui oleh orang dewasa dan diulang kembali
hanya akan menimbulkan kejenuhan bagi orang
dewasa saja.
Lanjutan Karakteristik WB Dewasa

3. Belajar orang dewasa adalah merupakan sebagian


dari fungsi perkembangan manusia. Salah satu
fungsi perkembangan manusia adalah terjadinya
proses belajar pada diri manusia. Dengan belajar
manusia berkembang dan berubah sesuai dengan
tuntutan yang ada di masyarakat. Orang dewasa
dituntut untuk menyesuaikan diri dan dalam masa
penyesuaian itulah orang dewasa berkembang.
Lanjutan Karakteristik WB Dewasa

4.Belajar orang dewasa sebagian bersifat naluriah.


Acapkali orang dewasa secara tidak disadari telah
melakukan proses belajar. Belajar dilakukan hanya
didorong oleh naluri ingin belajar semata-mata, tanpa
ada paksaan atau dorongan dari pihak lain.
5.Belajar orang dewasa mengarah pada pengalaman.
Pada diri orang dewasa belajar tidak semata-mata
mengacu pada aspek pengetahuan saja. Pengalaman
yang sudah terbukti dan terbukti manfaatnya akan
lebih diikuti oleh orang dewasa.
Lanjutan Karakteristik WB Dewasa

6. Belajar orang dewasa bersifat pribadi.


Individual adalah salah satu ciri belajar
orang dewasa. Orang dewasa mempunyai
tujuan belajar, motivasi, harapan yang
berbeda antara satu dengan yang lain.
Mereka mempunyai latar belakang yang
heterogen sehingga menyebabkan variasi
pula dalam proses belajarnya.
KARAKTERISTIK ORANG DEWASA SEBAGAI
WARGA BELAJAR MENUNJUKKAN CIRI-CIRI
KHUSUS SEBAGAI BERIKUT:
1. Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang
berbeda. Pengalaman yang didapatkan oleh orang dewasa
ini bisa digunakan sebagai sumber belajar yang potensial.
Orang dewasa akan sangat merasa senang dan dihargai jika
pengalamannya dijadikan sebagai bahan belajar.
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa
bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
Orang dewasa yang "miskin" mempunyai keyakinan bahwa
dia telah "gagal" dalam belajar. Kegagalan ini berangkat
dari perasaan kegagalannya dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi.
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari
pada digurui
Lanjutan…
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-
hal yang menarik bagi dia dan menjadi
kebutuhannya. Kebutuhan belajar orang dewasa
berangkat dari adanya kebutuhan yang ingin
dipenuhinya. Kebutuhan itu bisa berupa kebutuhan
fisik, keamanan ataupun yang lain. Keinginan untuk
memenuhi kebutuhan dan rasa ketertarikan yang kuat
dari program pendidikan orang dewasa akan sangat
membantu kelancaran program POD,
Lanjutan…
5.Orang dewasa lebih suka dihargai daripada diberi
hukuman atau disalahkan. Reward (hadiah) yang
diberikan kepada orang dewasa akan lebih effektif
dibandingkan dengan pemberian punishment
(hukuman) bagi mereka. Pemberian penghargaan
yang propor-sional akan lebih meningkatkan minat
belajar mereka.
Lanjutan…
6.Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah,
mempunyai kecenderungan untuk menilai lebih
rendah terhadap kemampuan belajarnya. Orang
dewasa yang pernah putus sekolah merasa bahwa
mereka pernah gagal dalam bersekolah (formal).
Perasaan ini tetap terbawa jika mereka mengikuti
rogram pendidikan orang dewasa. Adalah bijaksana
jika pendidik orang dewasa juga memperhatikan hal
ini.
Lanjutan…

7.Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan


tahap pemahamannya. Pemahaman yang diterima
oleh orang dewasa dicerminkan dalam segala tingkah
lakunya.Apa yang diterima dan dipahami mudah
dilihat dalam tingkah lakunya, baik berbicara,
maupun bersikap.
8.Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang
sama. Secara tidak sengaja/sengaja orang dewasa akan
mengulang hal yang sama sesuai dengan yang
diterima. Apalagi jika hal-hal tersebut sesuai dengan
keinginan dan minat mereka.
Lanjutan…
9.Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan
itikad yang baik, adil dan masuk akal. Orang dewasa sudah
mempunyai pengalaman dalam menilai sikap pendidik
karena dia sendiri sudah berpengalaman. Pendidik yang
mempunyai prasangka tidak baik, tidak adil atau
menjelaskan sesuatu yang tidak masuk akan akan
dilecehkan oleh orang dewasa.
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara
mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka
melakukan sendiri sebanyak mungkin. Orang dewasa
sebagai warga belajar suka jika diberi kepercayaan dalam
proses belajarnya. Dengan kepercayaan tersebut orang
dewasa akan lebih berminat dalam belajar
Lanjutan…
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis.
Materi yang berbelit-belit dan tidak jelas manfaatnya
akan ditolak oleh orang dewasa. Orang dewasa
menyenangi hal yang praktis, baik bahan, proses
belajar maupun evaluasi yang akan dilakukan.
12. 0rang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk
dapat akrab dan menjalin hubungan dekat dengan
teman baru. Hal ini disebabkan karena orang dewasa
sudah mempunyai konsep diri, sehingga dalam
menjalin hubungan dengan teman baru mereka masih
mengadakan penyesuaian diri terlebih dahulu.
KARAKTERISTIK PENDIDIK ORANG
DEWASA
1. EMPATHY. Pendidik orang dewasa mencoba melihat
situasi sebagaimana orang dewasa sebagai warga
belajar melihatnya. Berada dan bersatu dengan peserta
serta menyesuaikan diri dengan pengalaman peserta.
Bersikap manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis
atau memahami masalah peserta hanya dilihat dari
kacamata
Lanjutan…
2. KEWAJARAN. Bersikap jujur, apa adanya, wajar, terus
terang, konsisten dan terbuka. Mencerminkan
perasaan yang sebenarnya, mengatakan apa adanya
dan menghindarkan diri dari peran sebagai pengajar.
Mengungkapkan perasaan secara konkrit, memberi
kepercayaan kepada warga belajar bahwa sebagai
pendidik tidak akan membahayakan. Dengan
demikian diharapkan warga belajar senantiasa
membuka diri dan raerespon secara tulus dalam
menghadapi berbagai permasalahan.
Lanjutan…

3. RESPEK. Mempunyai pandangan yang positif


terhadap peserta, mengkomunikasikan kehangatan,
perhatian, pengertian. Menerima orang lain dengan
penghargaan penuh, raenghargai perasaan,
pengalaman dan kemampuan orang dewasa sebagai
warga belajar dan dirinya sebagai pendidik.
Lanjutan…
4. KOMITMEN DAN KEHADIRAN. Menghadirkan diri
secara penuh, siap menyertai kelompok dalam segala
keadaan. Mengakui secara jujur kalau perabimbing
merasa bosan atau pikiran melayang jauh, Dengan
kata lain, melibatkan diri dalam segala suka dan duka
kelompok.
Lanjutan…
5. MENGAKUI KEHADIRAN ORANG LAIN. Pendidik
orang dewasa tidak menonjolkan dari, agar warga
belajar berkesempatan mengungkapkan diri, bergaul
dengan warga belajar. Menunjukkan pentingnya
kehadiran warga belajar dan mengakui tiap peserta
sebagai warga belajar yang bebas, berhak ada disana
dan bertanggung jawab atas kehadirannya.
 Lanjutan…
6. MEMBUKA DIRI. Keterbukan mempunyai dua segi.
Pertama, menerima keterbukaan orang lain tanpa
mengukur dengan konsep dan pengalaman pendidik
orang dewasa, setiap saat bersedia merubah sikap,
pendapat dan konsep disesuiakan dengan pendapat
warga belajar. Tidak bersikap ngotot memaksakan
kehendaknya sendiri, hal ini dilakukan agar rauncul
kemungkinan-kemungkinan baru dari pemikiran
warga belajar. Kedua, Secara aktif mengungkapkan
diri kepada orang lain, mengenalkan diri kepada
kelompok, apa yang pendidik rasakan, harapan,
pandangan, suka duka pendidik dan kesiapan
mengambil resiko.
PROSES EVALUASI BELAJAR ORANG
DEWASA
 Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan
mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk
menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap
peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut
mempengaruhi kehidupan peserta didik.
 Stufflebeam, menyatakan bahwa evaluasi adalah
proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan
informasi yang berguna untuk menilai alternatif
keputusan.
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
1) Keterpaduan,
2) Evaluasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan
intrusional pembelajaran, materi pembelajaran dan metode
pengjaran,
3) Keterlibatan peserta didik,
4) prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan
peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak,
5) Koherensi,
6) Evaluasi harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah
dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang
hendak diukur,
7) Andragogi,
8) Perlu adanya tool penilai dari aspek andragogi untuk melihat
perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi
mampu menjadi motivator bagi diri siswa,
9) Akuntabel, dan
10) Hasil evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan
pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua
siswa, sekolah, dan lainnya.
TEKNIK EVALUASI
1. Teknik non tes meliputi: skala bertingkat,
kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan,
riwayat hidup.
2. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan
suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak
diberikan secara bertingkat dari anggak terendah
hingga angkat paling tinggi.
3. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi
dalam beberapa kategori. Dari segi yang
memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi
kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung.
Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab
langsung oleh orang yang diminta jawabannya.
4. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan
pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si
penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X)
atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.
5. Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
tujuan informsi yang hendak digali.
6. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang
dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara
sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya.
7. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan
mengumpulkan data dan informasi mengenai objek
evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
Teknik tes
Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
 a. tes diagnostik
 b. tes formatif
 c. tes sumatif
 3. Penilaian Otentik
 Wiggins (1998), sistem evaluasi akan efektif jika didasarkan
prinsip-prinsip penilaian otentik. Penilaian dalam hal ini
dilakukan dalam konteks pembelajaran yang nyata. Lantas
di dalamnya disusun model evaluasi yang mendorong
sasaran mampu melakukan konstruk dan rekonstruksi
pengetahuan secara otentik, menumbuhkan disiplin
mencari informasi, pengetahuan, dan nilai-nilai untuk
memecahkan masalah.
 Model penilaian otentik ini tidak mengandalkan
pemberian tanda dan skoring, salah atau benar, melainkan
menilai kondisi mentalitas kepribadian yang dilakukan
dalam setting yang nyata. Misalnya, dalam praktek
penyelesaian demonstasi cara pencampuran pakan jadi
(konsentrat) untuk ternak ayam, pemahaman dan
pemanfaatan sumber daya alam tertentu, membaca
perilaku individu anggota kelompok, membaca akar
masalah berikut pemecahannya, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai