Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar balakang


Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu
penelitian. Singkatnya, masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan
antara harapan dengan kenyataan, teori dengan praktek, yang seharusnya dengan
yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu rumusan tujuan. Penelitian
jenis apa pun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah
penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai
memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas,
sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainya
berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Seperti telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk
memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu
berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa, baik
penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk
penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal
yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1988). Best and Khan (2006)
menyatakan “One ofthe most difficult phase the research is the choice of a suitable
problem” Bila dalam penelitian telah dapat ditemukan masalah yang betul-betul
masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena
itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah,
tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera
dapat dilakukan. Begitu juga sebaliknya, ketika masalah penelitian itu belum
ditemukan, maka penelitian itu selamanya tidak akan berjalan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja sumber permasalahan penelitian?
2. Bagaimana memilih permasalahan penelitian?\
3. Apa saja karakterisitik permasalahan penelitian?
4. Apa yang dimaksud dengan studi pendahuluan?

1.3. Tujuan
Adapun tujuannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sumber permasalahan penelitian.
2. Untuk mengetahui bagaimana memilih permasalahan penelitian.
3. Untuk mengetahui karakteristik permasalahan penelitian.
4. Untuk mengetahui apa itu studi pendahuluan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sumber Masalah Penelitian
Penelitian dimulai dengan permasalahan karena penelitian bertujuan
untuk memecahkan masalah. Menurut John Dewey, 1993 mengidentifikasi bahwa
permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang
awam maupun peneliti. Permasalahan dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang
menghalangi tercapainnya tujuan, permasalahan dapat pula diartikan sebagai jarak
antara sesuatu yang diharapkan dengan sesuatu kenyataan yang ada.
Dalam kehidupan manusia atau kehidupan kita sehari-hari banyak
sekalinpermasalahan, tetapi kita atau para peneliti muda menenmui kesulitan dalam
mengidentifikasi permasalahan yang benar-benar layak untuk dijadikan penelitian.
Banyaknya bentuk permasalahan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu
permasalahan yang sifatnya common sense (akal sehat) saja dan permasalahan yang
betul-betul masalah. Permasalahan yang baru dikatakan mempunyai klasifikasi
common sense biasanya dapat dirasakan hanya terbatas perasaan seseorang atau
diawali oleh hemat saya, sulit diukur, dan reliabilitas kemuculannya dalam suatu
konteks yang rendah. Dengan kata lain, tidak semua orang mengalami yang
dirasakan oleh oleh orang lalin.
Permalahan yang mempunyai klasifikasi dapat diangkat sebagai masalah
yang dapat diteliti biasanya mempunyai karakteristik seperti berikut. Permasalahan
tersebut biasanya dirasakan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu bidang
yang sama; sering muncul dan secara signifikan ditemui oleh orang-orang yang
terlibat, permasalahan dapat diukur dengan alat ukur penelitian, seperti: skala
nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Walaupun demikian, mencari bentuk permasalahan penelitian memang
sulit dan penting bagi para peneliti, sebelum mereka melangkah pada langkah
kegiatan selanjutnya Kesulitan tersebut masih bertambah karena tidak adanya
formulasi yang pasti dalam hal bagaimana mencari permasalahan. Oleh karena itu

3
peneliti dianjurkan agar selalu berkonsultasi dengan pembimbing atau sesama
peneliti muda. Kesulitan mencari permasalahan biasanya juga tergantung pada
ketajaman para peneliti itu sendiri dalam menyeleksi dan merasakan sesuatu yang
dapat dimasukkan penelitian, sebagai permasalahan.
Beberapa macam sumber penelitian mungkin dapat membantu para
pencliti memperoleh permasalahan yang layak dijadikan bahan untuk diteliti.
Beberapa sumber permasalahan tersebut di antaranya adalah pengalaman seseorang
atau kelompok, lapangan tempat bekerja, laporan hasil penelitian, dan sumber dari
bidang ilmu lainnya.1

2.1.1. Pengalaman seseorang atau kelompok.

Pengalaman adalah guru yang paling baik dalam karier maupun profesi
seseorang. Melalui pengalaman seseorang bisa dikatakan ahli. Seorang pandai besi
yang telah berpengalaman dalam hal membuat senjata bertahun-tahun, dikatakan
orang sebagai empu yang andal. Seorang detektif semakin kaya dan cepat
mengatasi permasalahan dalam pekerjaannya karena berpengalaman dan telah
banyak mengalami bermacam-macam kasus yang dapat menunjang profesionalitas
orang tersebut. Demikian pula dengan profesi-profesi lain seperti guru, pengacara,
dokter. dan sebagainya. mereka diberikan gelar dan tanda jasa untuk menghormati
pengalaman di bidangnya sebagai senior atau profesor. Orang-orang yang telah
lama menekuni bidang profesi tertentu dapat digunakan untuk membantu mencari
sesuatu yang signifikan diteliti. Dari pengalaman pribadi seorang yang berminat
dalam penelitian mungkin muncul suatu pertanyaan yang mendorong ia melakukan
penelitian. Umpanya seorang dosen setelah mengajar beberapa tahun
memperhatikan bahwa mahasiswa dari sekolah-sekolahkejuruan lanjutan atas yang

1
Sukardi. Metodologi Penelitian Pemdidikan. (Jakarta:PT Bumi Aksara,2003). Hlm 22.

4
telah bekerja sedikitnya dua tahun semua berhasil mengikuti kuliahnya dengan
baik.

2.1.2. Lapangan tempat bekerja

Tempat-tempat di mana seseorang atau peneliti bekerja adalah juga


merupakan salah satu sumber permasalah yang baik. Para peneliti dapat melihat
secara langsung, mengalami dan bertanya satu, dua, atau banyak orang dalam
pekerjaannya. Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan
komponen yang berkaitan dengan tercapainya tujuan sekolah dapat dijadikan
sebagai sumber permasalahan baik secara makro maupun mikro. Seorang ahli
pertanian, sebagai petani yang mengolah tanah pertaniannya, menabur benih,
menjaga tanaman, memberantas penyakit tanaman, menuai hasil panen, menjual ke
pasar adalah masalah yang selalu kaya akan permasalahan untuk diteliti. Pakar
sosiologi akan dapat memahami bahwa sejak awal individu, secara kelompok,
bermasyarakat, berpemerintahan, bemegara, dan hidup dalam masyarakat dunia
adalah merupakan salah satu masalah yang ada untuk diteliti dan diselidiki bagi
kemanfaatan manusia. Semua bentuk kesulitan dan hambatan yang muncul dari
tingkah laku mereka dapat diangkat sebagai permasalahan penelitian. Lapangan
atau tempat bekerja dan manusia hidup adalah merupakan sumber kegiatan dan
sumber penelitian yang dapat menghasilkan peningkatan dan pengembangan ilmu
terapan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

2.1.3. Laporan hasil penelitian.

Sumber ketiga yang digunakan untuk memperoleh permasalahan penelitian


adalah perpustakaan. Dalam perpustakaan dimana hasil-hasil penelitian para
peneliti berada. Dalam perspustakaan pada umumnya disimpan, selain hasil
penelitian juga jurnal penelitian dan perkembangan ilmu yang mutakhir yang
dipublikasi untuk kepentingan belajar. Dari hasil penelitian, biasanya terdapat hasil
temuan yang baru. Misalnya pada waktu membaca laporan-laporan penelitian yang

5
sudah dilakukan, kita dihadapkan pada contoh-contoh permasalahan serta cara
bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Hasil dari penelitian kemungkinan
dapat memberikan rekomendasi akan perlunya dilakukan suatu penelitian ulang
(replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi. Replikasi bisa meningkatkan
validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan secara lebih luas.
Laporan penelitian tidak jarang juga menyampaikan suatu rekomendasi kepada
peneliti lain mengenai apa saja yang perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut.
Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber untuk menentukan masalah yang
perlu diangkat untuk dilakukan suatu penelitian.

2.1.4. Sumber-sumber yang berasal dari bidang lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang lain di luar bidang yang kita kuasai
sering kali memberikan pengaruh munculnya permasalahan penelitian. Sebagai
contoh misalnya. Gerakan reformasi yang muncul setelah Orde Baru, ternyata telah
memunculkan dan memengaruhi dan menguraikan para guru untuk memperoleh
gaji dan status profesi yang lebih baik pada masa yang akan datang. Era global telah
mempengaruhi mobilitas dan tranformasi tenaga kerja di beberapa negara dan telah
mempengaruhi sistem pendidikan dan sistem penilaian lulusan sekolah menengah
kejuruan (SMK).Pendidikan sistem ganda dalam SMK telah memunculkan model
pembelajaran model magang dalam usia kerja. Di mana dalam sistem magang para
training memperoleh pendidikannya di balai latihan kerja dan dunia industri agar
mereka, di samping dapat memperoleh sistem belajar yang baik dan relevan, juga
memperoleh pengalaman bekerja sesuai dengan bidang yang ditekuninya.

2.2. Memilih Permasalahan Penelitian

Walaupun usaha untuk menentukan permasalahan, tidak ada resepnya yang


pasti, pembahasan tentang memilih permasalahan perlu juga diuraikan, agar para
peneliti khususnya peneliti muda dapat menggunakannya sebagai acuan di dalam

6
mencari permasalahan yang signifikan untuk diteliti. Permasalahan yang akan
diteliti (Kerlinger. 1986), hendaknya dapat memenuhi tiga kriteria penting, yaitu :

a. permasalahan atau problematika sebaiknya merefleksikan dua variabel


atau lebih
b. sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak
meragukan
c. sebaiknya dapat diuji secara empiris

Para peneliti sebaiknya dapat memilih dari problematika yang ditemui


menjadi dua klasifikasi, yaitu problematika yang bersifat belum dapat diukur
karena baru atas dasar pertimbangan common sense, dan permasalahan yang betul-
betul permasalahan yang layak diteliti yang umumnya mempunyai ciri-ciri: dapat
diukur dengan instrumen penelitian, sering ditemui di lapangan, dan mempunyai
manfat yang berguna bagi masyarakat maupun bagi ilmu pengetahuan. Dalam
praktiknya, sebelum permasalahan dapat dirumuskan dengan baik permasalahan
penelitian dapat dinilai dengan beberapa pertanyaan atau pernyataan seperti
berikut:

2.2.1. Problem penelitian sebaiknya dapat memberikan kontribusi terhadap


teori yang ada dan bidang ilmu peneliti yang berkepentingan. Penyataan ini
pada pokoknya adalah merupakan penegasan kembali fungsi penelitian
yang utama, yaitu mempunyai kontribusi terhadap pengetahuan baru dan
bidang studi yang ada.
2.2.2. Setelah dilakukan studi terhadap permasalahan penelitian yang ada.
Problematika hendaknya memberikan motivasi timbulnya permasalahan
baru untuk dilakukan studi dalam kegiatan penelitian berikutnya.
Problematika penelitian yang baik adalah permasalahan setelah diteliti
mendorong yang bersangkutan atau para peneliti lainnya untuk
mengungkapkan lebih jauh.

7
2.2.3. Permasalahan peneliti dapat dirumuskan dalam statemen pertanyaan
Pertanyaan ini pada umumnya akan mempunyai kelebihan di antaranya
ialah lebih memastikan, baik peneliti maupun orang lain terhadap apa yang
akan dilakukan dalam studinya. Contoh pertanyaan penelitian di antaranya
sebagai berikut :
2.2.3.1. Adakah hubungan yang signifikan antara penghasilan
pekerjaan, prospek pekerjaan dengan indeks prestasi pendidikan
formal pada pelamar kerja yang diterima.
2.2.3.2. Adakah perbedaan antara hasil belajar dengan metode
penyampaian dengan cara belajar siswa aktif (CBSA)
menggunakan problem solving dengan diskusi dengan cara belajar
secara tradisional ceramah.
2.2.4. Dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan
yang ada. Jika permasalahan tersebut masih bersifat umum dan belum
diidentifikasi secara rinci maka problem penelitian dapat diungkapkan
dengan melihat kesenjangan yang ada, misalnya:
a. kemampuan guru yang kurang dalam mendukung program baru.
b. motivasi belajar siswa rendah,
c. manajemen sekolah yang tidak efisien, dan
d. kesadaran masyarakat desa terhadap pemeliharaan proyek air minum
masih tergantung pada bantuan dari luar.

Adapun sekuensi yang dapat digunakan peneliti untuk memilih permasalahan


yaitu :

a. Mengidentifikasi cakupan umum atau general area-nya.


Pertama, mereka hendaknya dapat mengidentfikasi cakupan luas
dari permasalahan, misalnya bidang teknologi terapan, bimbingan
karier, psikologi, sosiologi, manajemen bidang ekonomi, dan
sebagainya. General area ini kemudian dapat digunakan sebagai acuan

8
dalam mencari akar permasalahan maupun sebagai latar belakang yang
relevan terhadap masalah yang ingin diteliti.
Cakupan yang luas tersebut kemudiana dispesifikasi untuk
mencari apakah permasalahan tersebut sering kali muncul dan dapat
pula dinilai secara kasar kemanfaatannya terhadap ilmu general area
maupun terhadap masyarakat pemakai.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang ada.
Mengidentifikasi masalah disini bisa dikatakan sebagai
mempersempit masalah yang ingin diteliti. Dalam mempersempit
masalah ada beberapa hal yang perlu dpertimbangkan yaitu; tidak semua
permasalahan dapat diteliti, permasalahan yang lulas dan sulit diukur,
permasalahan yang terlalu sempit bukan masalah penelitian tetapi
hanyalah problem solving yang dapat dipecahkan secara lanngsung.
c. Merumuskan masalah
Langkah berikutnya yang digunakan setelah masalah
dosampaikan ialah dirumuskan menjadi bentuk pernyataan yang sesuai
dengan metode penelitian yang hendak digunakan.

2.3. Karakteristik Permasalahan


2.3.1. Dapat Diteliti

Suatu permasalahan dapat dikatakan dapat diteliti atau researchable.


Apabila dentifikasimasalah tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui tindakan
koleksi data dan kemudian dianalisis. Sebagai contoh, dalam bentuk apakah
informasi pekerjan dan dapat diberikan kepada para pencari kerja? Seorang peneliti
tidak akan dapat memberikan jawaban secara pasti.

Oleh karena itu, guna memperoleh jawaban tersebut mereka mencari


informasi dengan beberapa cara, misalnya:

9
2.3.1.1. Bertanya pada responden, dengan melakukan wawancara,
dengan orang-orang yang terlibat langsung, para pimpinan di kantor
tenaga kerja, atau para pakar yang menguasai bidang
ketenagakerjaan.
2.3.1.2. Melakukan observasi langsung di mana para pencari kerja
berada, yaitu di tempat tempat pendaftaran tenaga kerja baik di
kabupaten maupun di provinsi terdekat.
2.3.1.3. Melakukan studi kepustakaan dengan buku, selebaran, dan
dokumentasi lain yang berkaitan erat dengan masalah tenaga kerja.
2.3.1.4. Menggunakan angket dan menyebarkannya kepada responden
yang terkait.
2.3.2. Mempunyai Kontribusi Signifikan

Ciri-ciri suatu masalah penelitian yang kedua adalah mempunyai kontribusi


nyata. Masalah penelitian dikatakan baik jika itu mempunyai manfaat bagi peneliti
yang bersangkutan maupun bagi masyarakat pada umumnya. Ada dua manfaat
yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah. Kedua masalah itu, yaitu
manfaat teoretis yang berkaitan erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan
yang kedua, yaitu manfaat praktis yang langsung dapat digunakan atau dirasakan
oleh masyarakat. Penelitian tentang teknologi terapan bidang pertanian, industri,
dan usaha adalah contoh-contoh penelitian terapan yang mungkin lebil banyak
manfaatnya bagi kepentingan manusia dalam memecahkan persoalan hidup
menjadi lebih baik.

2.3.3. Dapat Didukung dengan Data Empiris

Karakteristik yang ketiga yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah


fenomena masalah tersebut dapat diukur baik secara kuantitatif maupun secara
empiris. Ukuran empiris atau ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat
dirasakan oleh orang yang terlibat mempunyai peranan penting. Karena dukungan

10
data empiris memberikan hubungan yang erat antara fakta dan konstruk suatu
fenomena. Permasalahan akan menjadi lebih kuat lagi perlunya untuk didukung
dengan data empiris, jika peneliti ingin mendudukkan penelitian kuantitatif lebih
mendasarkan pada sesuatu variabel yang harus didasarkan pada hukum positi
empiris, dan terukur. Permasalahan yang tidak didukung dengan data empiris dan
tidak dapat diukur hanya jatuh pada kategori common sense yang sulit untuk
ditindaklanjuti dalam proses pengumpulan data. Apapun rumusan masalah
penelitian (baik yang dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyan maupun dalam
bentuk pernyataan) yang penting rumusan masalah harus harus memungkinkan
bagi peneliti untuk mengumpulkan data dilapangan kemudian melakukan
pengujian melalui prosedur yang tersedia sehingga pertanyaan penelitian itu dapat
dijawab berdasarkan data yang dikumpulkan.2

2.3.4. Sesuai dengan Kemampuan dan Keinginan Penelitin

Karakteristik yang menganjurkan perlunya peneliti menyesuaikan


kemampuan dan sesuai dengan keinginannya. Permasalahan yang mempunyai tiga
karakteristik di atas akan memberikan keyakinan untuk dapat meneliti dan
mengumpulkan data pendukung. Sedangkan karakteristik terakhir memberikan
kepercayaan bahwa apa ang hendak dilakukan di lapangan akan berhasil, karena
data yang ada di lapangan dan kemampuan peneliti untuk mengumpulkan dan
kemudian menganalisisnya sampai hasil penelitian dapat diperoleh. Keinginan
penulis juga mempunyai peranan penting dalam mendukung terselesaikannya
penelitian. Karena penelitian adalah kegiatan yang menyangkut kemampuan. Dan
kemampuan tanpa ada keinginan maka mungkin saja proses penelitian berlarut-
larut dan akhirnya merugikan si peneliti sendiri.

2
Triyono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Yogyakarta: Ombak, 2013). Hlm 64

11
2.4. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk mempertajam
arah studi utama. Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian
berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya yang masih belum jelas.
Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah disusun di dalam
proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja menghasilkan perubahan
prosedur penelitian , meningkatkan pengukuran, meningkatkan kepercayaan
asumsi, dan desain yang lebih mantap dari studi utama. Studi pendahuluan tak
jarang merupakan miniatur dari studi utama. Tak jarang studi pendahuluan pun
menguji sejumlah instrument yang akan digunakan dalam studi utama.

Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan utama untuk menghimpun


berbagai informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Hal ini perlu
dilakukan, mengingat informasi yang relevan dapat menunjang keberhasilan
penelitian, terutama karena hasil studi pendahuluan ini dapat menjadi acuan, baik
dalam rangka pengenalan dan perumusan hipotesis. Berkaitan dengan perumusan
hipotesis, melalui studi studi pendahuluan ini dapat dihimpun berbagai informasi
teoritis dan fakta, baik yang bersifat umum maupun ilmiah.

Manfaat studi pendahuluan

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur


penelitian, bahwa manfaat studi pendahuluan adalah :

1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti


2. Tahu dimana / kepada siapa informasi dapat diperoleh
3. Tahu bagaiamana cara memperoleh data atau informasi
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menurut John Dewey, 1993 mengidentifikasi bahwa permasalahan secara
faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun peneliti.
Permasalahan dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainnya
tujuan, permasalahan dapat pula diartikan sebagai jarak antara sesuatu yang
diharapkan dengan sesuatu kenyataan yang ada. Beberapa sumber permasalahan
tersebut di antaranya adalah pengalaman seseorang atau kelompok, lapangan
tempat bekerja, laporan hasil penelitian, dan sumber dari bidang ilmu lainnya.
Dalam praktiknya, sebelum permasalahan dapat dirumuskan dengan baik
permasalahan penelitian dapat dinilai dengan beberapa pertanyaan atau
pernyataan.
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk mempertajam
arah studi utama. Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian
berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya yang masih belum jelas.
Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah disusun di dalam
proposal.

3.2. Saran
Alhamdulillah kami panjatkan rasa syukur kami atas selesainya makalah
Memilih Masalah dan Studi Pendahuluan ini. Namun dengan selesainya bukan
berarti telah sempurna, karena kami sebagai manusia, sadar bahwa dalam diri kami
tersimpan berbagai sifat kekurangan dan ketidaksempurnaan yang tentunya sangat
mempengaruhi terhadap kinerja kami.
Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat kami perlukan guna penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan
suatu pertimbangan dalam setiap langkah sehingga kami terus termotivasi ke arah
yang lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi Ph.D. 2003 Metodologi Penelitian Pemdidikan. Jakarta PT Bumi Aksara

Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Ombak

http://ikarizqilestary.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_11.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai