Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah atau disebut juga problem adalah suatu penelitian.Proses mencari
jawaban dari permasalahan hanya bisa dilakukan melalui proses penelitian.
Dengan demikian suatu permasalahan muncul sebelum kegiatan proses penelitian
itu dilakukan. Sedangkan masalah atau permasalahan dalam penelitian tak
terlepaserat kaitanya denga kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu yang
lumrah terjadi. Namun demikian perlu adanya pemecahan terhadap masalah atau
permasalahan tersebut sebagaimana ungkapan berikut:”...is a refinement process
that begins with the indentification of a problem areaand terminates with one or
more testable hypothesis or answerable questions.” (Gay,1981)
Dalam mengidentifikasi permasalahan yang benar-benar layak dijadikan
penelitian, sebaiknya permasalah tersebut diklasifikasi terlebih dahulu menjadi
permasalahan yang sifatnya merupakan common sense (akal sehat), dan
permasalahan yang betul- betul masalah. Permasalahan yang sifatnya common
sense biasanya dapat dirasakan hanya terbatas pada perasaan seseorang atau
diawali oleh hemat saya, sulit diukur, dan reliabilitas kemunculannya dalam suatu
konteks yang rendah. Dengan kata lain, tidak semua orang mengalami yang
dirasakan oleh orang lain, dan masalah tersebut penting artinya bagi penelitian,
sebab kunci dari kegiatan penelitian bertolak dari masalah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Sumber Masalah Penelitian?
1.2.2 Bagaimanma Memilih Permasalahan Penelitian?
1.2.3 Apa saja Karakteristik Permasalah Penelitian?
1.2.4 Apa pengertian Studi Pendahuluan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Sumber Masalah Penelitian.
1.3.2 Mengetahui Bagaimana Memilih Permasalahan Penelitian.
1.3.3 Mengetahui Karasteristik Permasalahan Penelitian.
1.3.4 Mengetahui Pengertian Studi Pendahuluan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Masalah Penelitian

Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H.


MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996:40-42), masalah dapat bersumber dari
observasi, dedukasi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang
terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi.

Deduksi yang dapat ditarik dari berbagai teori pendidikan dan teori
tingkah laku yang sudah dikenal oleh peneliti merupakan sumber permasalahan
yang sangat baik. Teori menyangkut prinsip-prinsip umum, yang kelayakannya
untuk diterapkan pada persoalan-persoalan pendidikan masih belum terbukti
secara empiris. Hanya melalui penelitian, orang dapat menentukan apakah
generalisasi-generalisasi yang terdapat di dalam teori dapat diterjemahkan
menjadi saran-saran khusus bagi praktik kependidikan.

Sumber permasalahan lain yang tak kalah berharga adalah literatur dalam
bidang yang menarik perhatian peneliti. Pada waktu membaca laporan-laporan
penelitian yang sudah dilakukan, kita dihadapkan pada contoh-contoh
permasalahan penelitian serta cara bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan.
Hal itu tentu berguna untuk melihat apakah studi yang dipakai dalam penelitian
terdahulu masih relevan dengan situasi dan kondisi yang berbeda saat ini.

Sumber non-pendidikan, seperti pengamatan terhadap alam sekitar, dapat


menjadi sumber bagi masalah penelitian yang berguna. Teori atau prosedur yang
ditemukan di bidang lain mungkin dapat disesuaikan untuk diterapkan di bidang
pendidikan.

Jadi, sumber-sumber penelitian adalah segala hal yang memiliki


ketidaksesuaian antara yang seharusnya dan faktanya. Sumber tersebut pada
dasarnya bermuara pada teori dan pengalaman. Lalu, dari dua hal itu, bisa
dijabarkan lagi secara lebih spesifik dengan jumlah bervariasi. Dalam bidang

2
kependidikan, sumber permasalahan juga tidak keluar dari dua hal tersebut, yaitu
teori dan pengalaman di mana itu menjadi bahan kajian bagi insan kependidikan.

Kesulitan dalam mencari masalah akan muncul lantaran tidak adanya


formulasi yang pasti dalam hal bagaimana mencari permasalahan penelitian. Oleh
karen itu, peniliti dianjurkan untuk selalu bertanya, konsultasi dengan pakar
penelitian. Atau dengan kata lain kesulitan itu muncul lantaran kurang tajamnya
peneliti dalam melakukan seleksi, dan kurang tajamnya merasakan sesuatu yang
dapat dikategorikan sebai permasalahan. Untuk memperkecil hambatan tersebut
maka penting bagi peneliti mengetahui sumber- sumber masalah yang sigifikan
dan layak untuk di teliti dintara sumber- sumber tersebut adalah:

1. Literatur, yang meliputi: buku, buku teks, monography, laporan statistik,


dan yang berupa non buku seperti; jurnal, skripsi, tesis, desertsi, dan
sebagainya.
2. Berbagai pertemuan ilmiah, seperti: seminar, diskusi, lokakarya,
sarasehan, dan sebagainya.
3. Pengalaman pribadi, dan pengamatan yang bersifat longitudinal
4. Pernyataan dari pemegang otoritas dan Perasaan intuitif (Balian, 1983,
Suryabrata, 1983)

Di samping sumber masalah di atas, masih ada beberapa macam sumber


yang dapat membantu peneliti dalam memperoleh permasalahan yang layak
dijadikan bahan untuk diteliti, di antara adalah:

1. Pengalaman seseorang atau kelompok.

Pengalaman adalah guru yang paling baik dalam karier maupun profesi
seseorang. Melalui pengalaman seseorang bisa dikatakan ahli. Seorang pandai
besi yang telah berpengalaman dalam hal membuat senjata bertahun-tahun,
dikatakan orang sebagai empu yang andal. Seorang detektif semakin kaya dan
cepat mengatasi permasalahan dalam pekerjaannya karena berpengalaman dan
telah banyak mengalami bermacam-macam kasus yang dapat menunjang
profesionalitas orang tersebut. Demikian pula dengan profesi-profesi lain seperti

3
guru, pengacara, dokter. dan sebagainya. mereka diberikan gelar dan tanda jasa
untuk menghormati pengalaman di bidangnya sebagai senior atau profesor.
Orang-orang yang telah lama menekuni bidang profesi tertentu dapat digunakan
untuk membantu mencari sesuatu yang signifikan diteliti. Dari pengalaman
pribadi seorang yang berminat dalam penelitian mungkin muncul suatu
pertanyaan yang mendorong ia melakukan penelitian. Umpanya seorang dosen
setelah mengajar beberapa tahun memperhatikan bahwa mahasiswa dari sekolah-
sekolahkejuruan lanjutan atas yang telah bekerja sedikitnya dua tahun semua
berhasil mengikuti kuliahnya dengan baik.

2. Lapangan tempat bekerja

Tempat-tempat di mana seseorang atau peneliti bekerja adalah juga


merupakan salah satu sumber permasalah yang baik. Para peneliti dapat melihat
secara langsung, mengalami dan bertanya satu, dua, atau banyak orang dalam
pekerjaannya. Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan
komponen yang berkaitan dengan tercapainya tujuan sekolah dapat dijadikan
sebagai sumber permasalahan baik secara makro maupun mikro. Seorang ahli
pertanian, sebagai petani yang mengolah tanah pertaniannya, menabur benih,
menjaga tanaman, memberantas penyakit tanaman, menuai hasil panen, menjual
ke pasar adalah masalah yang selalu kaya akan permasalahan untuk diteliti. Pakar
sosiologi akan dapat memahami bahwa sejak awal individu, secara kelompok,
bermasyarakat, berpemerintahan, bemegara, dan hidup dalam masyarakat dunia
adalah merupakan salah satu masalah yang ada untuk diteliti dan diselidiki bagi
kemanfaatan manusia. Semua bentuk kesulitan dan hambatan yang muncul dari
tingkah laku mereka dapat diangkat sebagai permasalahan penelitian. Lapangan
atau tempat bekerja dan manusia hidup adalah merupakan sumber kegiatan dan
sumber penelitian yang dapat menghasilkan peningkatan dan pengembangan ilmu
terapan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

4
3. Laporan hasil penelitian.

Sumber ketiga yang digunakan untuk memperoleh permasalahan


penelitian adalah perpustakaan. Dalam perpustakaan dimana hasil-hasil penelitian
para peneliti berada. Dalam perspustakaan pada umumnya disimpan, selain hasil
penelitian juga jurnal penelitian dan perkembangan ilmu yang mutakhir yang
dipublikasi untuk kepentingan belajar. Dari hasil penelitian, biasanya terdapat
hasil temuan yang baru. Misalnya pada waktu membaca laporan-laporan
penelitian yang sudah dilakukan, kita dihadapkan pada contoh-contoh
permasalahan serta cara bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Hasil dari
penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan perlunya dilakukan
suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi. Replikasi
bisa meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk
digeneralisasikan secara lebih luas. Laporan penelitian tidak jarang juga
menyampaikan suatu rekomendasi kepada peneliti lain mengenai apa saja yang
perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga dapat
menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk dilakukan
suatu penelitian.

4. Sumber-sumber yang berasal dari bidang lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang lain di luar bidang yang kita kuasai
sering kali memberikan pengaruh munculnya permasalahan penelitian. Sebagai
contoh misalnya. Gerakan reformasi yang muncul setelah Orde Baru, ternyata
telah memunculkan dan memengaruhi dan menguraikan para guru untuk
memperoleh gaji dan status profesi yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Era global telah mempengaruhi mobilitas dan tranformasi tenaga kerja di
beberapa negara dan telah mempengaruhi sistem pendidikan dan sistem penilaian
lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).Pendidikan sistem ganda dalam SMK
telah memunculkan model pembelajaran model magang dalam usia kerja. Di
mana dalam sistem magang para training memperoleh pendidikannya di balai
latihan kerja dan dunia industri agar mereka, di samping dapat memperoleh sistem

5
belajar yang baik dan relevan, juga memperoleh pengalaman bekerja sesuai
dengan bidang yang ditekuninya.1

2.2 Memilih Permasalahan Penelitian

Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah dari suatu kegiatan


penelitian. Bagi orang-orang yang masih belum berpengalaman meneliti,
menentukan dan memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah, dan bahkan
boleh dikatakan relatif sulit darimana masalah itu diperoleh? Yang pasti, masalah
mesti merupakan bagian dari “kebutuhan” seseorang untuk dipecahkan dengan
metode yang tepat. Orang ingin melakukan penelitian, karena ingin mendapatkan
jawaban dari masalah yang dihadapi. Masalah-masalah tersebut datang dari
berbagai arah dan sumber.

Tugas pertama yang dihadapi peneliti adalah pemilihan dan penetuan


masalah yang akan diteliti. Penelitian yang sistematik selalu dimulai dengan
masalah, dan merupakan aspek-aspek dari seluruh proses penelitian. Oleh karena
itu aspek ini tidak dapat dipandang mudah. Peneliti tidak mungkin dapat memulai
penelitiannya sebelum ia mengetahui masalahnya.2

(Kerlinger,1986), Permasalahan yang akan diteliti hendaknya dapat


memenuhi tiga kriteria penting, yaitu :

a) permasalahan atau problematika sebaiknya merefleksikan dua variabel


atau lebih.
b) sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak
meragukan.
c) sebaiknya dapat diuji secara empiris.

Tiga kriteria ini penting sebagai pertimbangan penelitian dalam


mengidentifikasi permasalahan yang ditemui, baik dalam teori maupun

1
Prof. Sukardi, METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN.hal 22
2
http://metodologinurelghazy.blogspot.com/2015/06/memilih-masalah-penelitian.html

6
dilapangan. Para peneliti sebaiknya dapat memilih dari problematika yang ditemui
menjadi dua klasifikasi, yaitu problematika yang bersifat belum dapat diukur
karena baru atas dasar pertimbangan common sense, dan permasalahan yang
betul-betul permasalahan yang layak diteliti yang umumnya mempunyai ciri-ciri:
dapat diukur dengan instrumen penelitian, sering ditemui di lapangan, dan
mempunyai manfat yang berguna bagi masyarakat maupun bagi ilmu
pengetahuan.

Dalam praktiknya, sebelum permasalahan dapat dirumuskan dengan baik


permasalahan penelitian dapat dinilai dengan beberapa pertanyaan atau
pernyataan seperti berikut:

1. Problem penelitian sebaiknya dapat memberikan kontribusi terhadap teori


yang ada dan bidang ilmu peneliti yang berkepentingan. Penyataan ini pada
pokoknya adalah merupakan penegasan kembali fungsi penelitian yang
utama, yaitu mempunyai kontribusi terhadap pengetahuan baru dan bidang
studi yang ada.
2. Setelah dilakukan studi terhadap permasalahan penelitian yang ada.
Problematika hendaknya memberikan motivasi timbulnya permasalahan baru
untuk dilakukan studi dalam kegiatan penelitian berikutnya. Problematika
penelitian yang baik adalah permasalahan setelah diteliti mendorong yang
bersangkutan atau para peneliti lainnya untuk mengungkapkan lebih jauh.
3. Permasalahan peneliti dapat dirumuskan dalam statemen pertanyaan
Pertanyaan ini pada umumnya akan mempunyai kelebihan di antaranya ialah
lebih memastikan, baik peneliti maupun orang lain terhadap apa yang akan
dilakukan dalam studinya. Contoh pertanyaan penelitian di antaranya
sebagai berikut :
a) Adakah hubungan yang signifikan antara penghasilan pekerjaan, prospek
pekerjaan dengan indeks prestasi pendidikan formal pada pelamar kerja
yang diterima.

7
b) Adakah perbedaan antara hasil belajar dengan metode penyampaian
dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) menggunakan problem solving
dengan diskusi dengan cara belajar secara tradisional ceramah.

4. Dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang


ada. Jika permasalahan tersebut masih bersifat umum dan belum
diidentifikasi secara rinci maka problem penelitian dapat diungkapkan
dengan melihat kesenjangan yang ada, misalnya:
a. kemampuan guru yang kurang dalam mendukung program baru.
b. motivasi belajar siswa rendah,
c. manajemen sekolah yang tidak efisien, dan
d. kesadaran masyarakat desa terhadap pemeliharaan proyek air minum
masih tergantung pada bantuan dari luar.3

2.3 Karakteristik Permasalahan

Secara fungsional masalah penelitian mempunyai arti penting bagi para


peneliti. Masalah penelitian dapat digunakan sebagai pedoman kegiatan di
lapangan. Mengingat pentingnya posisi tersebut para peneliti dianjurkan untuk
mengetahui cirri-ciri permasalahan yang baik serta layak untuk diteliti. Ciri-ciri
permasalahan tersebut di antaranya, yaitu dapat diteliti, mempunyai manfaat
teoritis maupun manfaat praktis, dapat diukur, sesuai dengan kemampuan dan
keinginan peneliti.
Beberapa karasteristik tersebut akan dijabarkan seperti berikut.
2.3.1. Dapat Diteliti

Suatu permasalahan dapat dikatakan dapat diteliti atau researchable.


Apabila dentifikasimasalah tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui
tindakan koleksi data dan kemudian dianalisis. Sebagai contoh, dalam bentuk
apakah informasi pekerjan dan dapat diberikan kepada para pencari kerja?
Seorang peneliti tidak akan dapat memberikan jawaban secara pasti.

3
Prof. Sukardi, Op.cit., hal 25

8
Oleh karena itu, guna memperoleh jawaban tersebut mereka mencari
informasi dengan beberapa cara, misalnya:

a) Bertanya pada responden, dengan melakukan wawancara, dengan orang-


orangyang terlibat langsung, para pimpinan di kantor tenaga kerja, atau
para pakar yang menguasai bidang ketenagakerjaan.
b) Melakukan observasi langsung di mana para pencari kerja berada, yaitu di
tempat tempat pendaftaran tenaga kerja baik di kabupaten maupun di
provinsi terdekat.
c) Melakukan studi kepustakaan dengan buku, selebaran, dan dokumentasi
lain yang berkaitan erat dengan masalah tenaga kerja.
d) Menggunakan angket dan menyebarkannya kepada responden yang
terkait.
2.3.2 Mempunyai Kontribusi Signifikan
Ciri-ciri suatu masalah penelitian yang kedua adalah mempunyai
kontribusi nyata. Masalah penelitian dikatakan baik jika itu mempunyai manfaat
bagi peneliti yang bersangkutan maupun bagi masyarakat pada umumnya. Ada
dua manfaat yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah. Kedua
masalah itu, yaitu manfaat teoretis yang berkaitan erat dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, dan yang kedua, yaitu manfaat praktis yang langsung dapat
digunakan atau dirasakan oleh masyarakat. Penelitian tentang teknologi terapan
bidang pertanian, industri, dan usaha adalah contoh-contoh penelitian terapan
yang mungkin lebil banyak manfaatnya bagi kepentingan manusia dalam
memecahkan persoalan hidup menjadi lebih baik.
2.3.3. Dapat Didukung dengan Data Empiris

Karakteristik yang ketiga yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah


fenomena masalah tersebut dapat diukur baik secara kuantitatif maupun secara
empiris. Ukuran empiris atau ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat
dirasakan oleh orang yang terlibat mempunyai peranan penting. Karena dukungan
data empiris memberikan hubungan yang erat antara fakta dan konstruk suatu
fenomena. Permasalahan akan menjadi lebih kuat lagi perlunya untuk didukung

9
dengan data empiris, jika peneliti ingin mendudukkan penelitian kuantitatif lebih
mendasarkan pada sesuatu variabel yang harus didasarkan pada hukum positi
empiris, dan terukur. Permasalahan yang tidak didukung dengan data empiris dan
tidak dapat diukur hanya jatuh pada kategori common sense yang sulit untuk
ditindaklanjuti dalam proses pengumpulan data.

2.3.4. Sesuai dengan Kemampuan dan Keinginan Penelitin


Karakteristik yang menganjurkan perlunya peneliti menyesuaikan
kemampuan dan sesuai dengan keinginannya. Permasalahan yang mempunyai tiga
karakteristik di atas akan memberikan keyakinan untuk dapat meneliti dan
mengumpulkan data pendukung. Sedangkan karakteristik terakhir memberikan
kepercayaan bahwa apa ang hendak dilakukan di lapangan akan berhasil, karena
data yang ada di lapangan dan kemampuan peneliti untuk mengumpulkan dan
kemudian menganalisisnya sampai hasil penelitian dapat diperoleh. Keinginan
penulis juga mempunyai peranan penting dalam mendukung terselesaikannya
penelitian. Karena penelitian adalah kegiatan yang menyangkut kemampuan. Dan
kemampuan tanpa ada keinginan maka mungkin saja proses penelitian berlarut-
larut dan akhirnya merugikan si peneliti sendiri.

2.4 Studi Pendahuluan

2.4.1 Pengertian Studi Pendahuluan

Studi Pendahuluan adalah studi yang dilakukan untuk memperoleh


informasi tentang penelitian yang akan dilakukan. Studi penelitian dilakukan
karena kelayakan penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya
yang masih belum jelas. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian
yang telah disusun di dalam proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa
saja menghasilkan perubahan prosedur penelitian , meningkatkan pengukuran,
meningkatkan kepercayaan asumsi, dan desain yang lebih mantap dari studi
utama. Studi pendahuluan tak jarang merupakan miniatur dari studi utama. Tak

10
jarang studi pendahuluan pun menguji sejumlah instrument yang akan digunakan
dalam studi utama.

Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan utama untuk menghimpun


berbagai informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Hal ini perlu
dilakukan, mengingat informasi yang relevan dapat menunjang keberhasilan
penelitian, terutama karena hasil studi pendahuluan ini dapat menjadi acuan, baik
dalam rangka pengenalan dan perumusan hipotesis. Berkaitan dengan perumusan
hipotesis, melalui studi studi pendahuluan ini dapat dihimpun berbagai informasi
teoritis dan fakta, baik yang bersifat umum maupun ilmiah.

2.4.2 Manfaat Studi Pendahuluan

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian,


bahwa manfaat studi pendahuluan adalah:

1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.


2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
3. Tahu bagaimana cara memperoleh informasi dan data.
4. Dapat menentukan cara tepat untuk menganalisis data.
5. Tahu bahaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.

Selain manfaat-manfaat tersebut diatas, dengan melakukan studi pendahuluan


peneliti menjadi yakin bahwa penelitiannya itu perlu dilakukan dan dapat
dilaksanakan. Dalam nada yang sama beberapa manfaat dari studi pendahuluan
juga disebutkan untuk:

1. Mengetahui bahwa suatu permasalahan sudah pernah diteliti dan sudah


dipecahkan, sehingga dapat menghindari adanya penelitian yang berulang-
ulang namun sebenarnya sama.
2. Dapat memperkuat keinginan untuk meneliti suatu permasalahan karena
adanya penelitian-penelitian lain yang relevan.
3. Menghemat tenaga dan biaya dengan cara menjadikan penelitian
terdahuluan sumber dokumen penelitian.

11
4. Mengetahui apakah penelitian tersebut mampu untuk dilaksanakan oleh
peneliti ataukah justru akan menyulitkan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Masalah atau disebut juga problem adalah suatu penelitian.Proses mencari
jawaban dari permasalahan hanya bisa dilakukan melalui proses penelitian.
Dengan demikian suatu permasalahan muncul sebelum kegiatan proses penelitian
itu dilakukan. Sedangkan masalah atau permasalahan dalam penelitian tak
terlepaserat kaitanya denga kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu yang
lumrah terjadi. Namun demikian perlu adanya pemecahan terhadap masalah atau
permasalahan tersebut.
Studi pendahuluan adalah studi yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang penelitian yang akan dilakukan. Studi pendahuluan dilakukan
karena kelayakan penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya
yang masih belum jelas. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian
yang telah disusun di dalam proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa
saja menghasilkan perubahan prosedur penelitian, meningkatkan pengukuran,
meningkatkan kepercayaan asumsi, dan desain yang lebih mantap dari studi
utama. Studi pendahuluan tak jarang merupakan miniatur dari studi utama. Tidak
jarang dalam studi pendahuluan menguji sejumlah instrumen yang akan
digunakan dalam studi utama.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini, sehingga penulis meminta kritik maupun saran dari pembaca agar
dapat melengkapi maupun menyempurnakan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pemdidikan. Jakarta PT Bumi Aksara.

http://metodologinurelghazy.blogspot.com/2015/06/memilih-masalah-penelitian.html

14

Anda mungkin juga menyukai