PROPOSAL
Halaman
SAMPUL ......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN .......................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 6
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 7
1.4 Manfaat ................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Implementasi Program ............................................................................. 9
2.2 Teori Implementasi Kebijakan Edwars III ............................................. 10
2.3 Penyakit Tidak Menular (PTM)............................................................... 15
2.4 Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) ....... 20
2.5 Puskesmas ................................................................................................ 32
2.6 Tabel Sintesa ............................................................................................ 37
2.7 Kerangka Teori ........................................................................................ 40
BAB III DEFINISI KONSEP
3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti .................................................. 41
3.2 Pola Pikir ................................................................................................ 42
3.3 Definisi Konsep ....................................................................................... 42
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 47
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 47
4.3 Informan ................................................................................................ 47
4.4 Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data ..................................... 46
4.5 Instrumen Penelitian .............................................................................. 49
4.6 Keabsahan Data ..................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.3 Perbandingan Gambaran Umum Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular ........................................................... 18
Tabel 2.6 Sintesa Penelitian .................................................................... 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 36
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 42
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN
PENDAHULUAN
Menular (PTM). Penyakit tidak menular telah menjadi penyebab utama kematian
secara global pada saat ini. Data World Health Organization (WHO)
dunia dan 36 juta (43%) angka kesakitan disebabkan oleh PTM (Umayana &
Cahyati, 2015).
terjadi di negara-negara menengah. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi
global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit
jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan
ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta
jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular
seperti malaria, Tuberculosis (TBC) atau penyakit infeksi lainnya akan menurun,
dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030. (Kementrian
akibat PTM tahun 2015 sebesar 17 juta jiwa pada usia kurang 70 tahun. Sebesar
82% kematian tersebut berada pada negara berkembang. Empat jenis PTM utama
kematian karena PTM tahun 2015 sebesar 17,7 juta jiwa. Kematian akibat PTM
utama selain penyakit kardiovaskuler tahun 2015 adalah kanker sebesar 8,8 juta
jiwa, penyakit pernapasan kronis sebesar 3 juta jiwa, dan diabetes melitus sebesar
Prevalensi PTM, di antaranya : penyakit stroke 12,1 per 1000, penyakit jantung
koroner 1,5%, gagal jantung 0,3%, diabetes melitus 6,9%, gagal ginjal 0,2%,
kanker 1,4 per 1000, penyakit paru kronik obstruktif 3,7%, dan cidera 8,2%.
Menurut profil PTM WHO tahun 2014, di Indonesia sebanyak bahwa 71%
faktor risiko, promosi kesehatan, dan pencegahan melalui inovasi dan reformasi
melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut
dini yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik. Tahapan layanan
dan hasilnya dicatat pada Kartu Menuju Sehat (KMS), pengukuran tinggi badan,
berat badan dan lingkar perut serta hasilnya dicatat di KMS oleh petugas
dan pencatatan pada KMS, dan konseling dan tindak lanjut (Astuti, Prasetyowati,
Teori implementasi kebijakan publik salah satunya yaitu teori Edwars III
terdiri dari 4 variabel antara lain pertama komunikasi, yang berarti proses
perintah implementasi mungkin akan diteruskan secara jelas dan konsisten namun
tujuan kebijakan dapat tercapai. Dan keempat struktur birokrasi, yang menjadi
salah satu organisasi yang paling sering menjadi pelaksana kebijakan. Menurut
Edwars III ada dua karakteristik utama dari birokrasi, yakni prosedur-prosedur
kerja ukuran-ukuran dasar atau Standard Operating Procedures (SOP) dan
bahwa implementasi Posbindu PTM masih perlu banyak diperbaiki dengan terus
penyuluhan serta menambah sumber daya baik petugas maupun fasilitas yang
tersedia di pelayanan Posbindu PTM dan dalam sumber daya informasi baik
baik berupa buku pintar kader, brosur, model makanan dan yang lainnya. Adapun
standar Posbindu PTM dimuat dalam Buku Pintar Posbindu PTM Penyelenggaan
penyakit tidak menular adalah sebagai berikut : Hipertensi 25,8%, stroke 12,1%
penyakit tidak menular yaitu hipertensi dari 26% (2007) menjadi 37% (2013),
diabetes melitus dari 1,6% (2007) menjadi 20,2% (2013), dan stroke dari 10%
pada tahun 2015 dengan target 10% yaitu memiliki pencapaian sebesar 11,25%,
pada tahun 2016 dengan target 20% yaitu memiliki pencapaian sebesar 28,32%
yang artinya jumlah pelaksanaan Posbindu di tiap-tiap Puskesmas terus meningkat
dan mencapai target, dimana pada Kota Palu dari 45 Kelurahan yang ada telah
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palu tahun 2016 kasus baru PTM
767 kasus (7,36%), Puskesmas Tawaeli 767 kasus (2,2%), Puskesmas Mamboro
544 kasus (4,51%), Puskesmas Talise 2.857 kasus (9,86%), Puskesmas Singgani
Sangurara 1.538 kasus (4,30%), Puskesmas Tipo 290 kasus (4,59%), Puskesmas
(12,76%), dan Puskesmas Nosarara 260 kasus (1,68%). Berdasarkan data tersebut,
Singgani Kecamatan Palu Timur yaitu sebanyak 8.515 kasus dengan persentase
24,53% dari penduduk 15 tahun ke atas. Hal tersebut, membuat peneliti tertarik
merupakan langkah awal untuk melakukan sreening dan pemantauan deteksi dini
faktor risiko namun pada kasus PTM di Puskesmas Singgani pun terus meningkat
seharusnya jika Posbindu banyak, maka menekan angka PTM akan rendah.
penyakit tidak menular Kota Palu tahun 2016 yaitu kematian akibat penyakit
hipertensi sebesar 224 kasus, penyakit DM sebesar 62 kasus, penyakit PJK sebesar
101 kasus, penyakit asma sebesar 22 kasus, kecelakaan lalu lintas sebesar 31
kasus, penyakit PPOK sebesar 2 kasus, penyakit stroke 70 kasus, penyakit tumor
payudara sebesar 9 kasus, penyakit gagal ginjal kronik sebesar 8 kasus dan
penyakit hipertensi sebesar 2.120 kasus, penyakit jantung sebesar 2.029 kasus,
penyakit ISPA sebesar 1.575 kasus, penyakit rongga mulut sebesar 1.454 kasus,
penyakit sistem jaringan otot sebesar 1.507 kasus, penyakit diabetes melitus 1.139
kasus, penyakit syaraf sebesar 1.123, penyakit kulit alergi 1.000 kasus, penyakit
gastritis sebesar 939 kasus dan penyakit mata sebesar 824 kasus. Data tersebut
jiwa dan pada tahun 2016 di 13 Puskesmas sebesar 35.626 jiwa, jumlah kunjungan
Posbindu PTM terus meningkat. Pada kasus baru PTM di Kota Palu masih cukup
tinggi dilihat dari jumlah kunjungan kasus baru PTM di Kota Palu yaitu pada
tahun 2014 sebesar 21.209 jiwa, meningkat pada tahun 2015 sebesar 22.847 jiwa
dan meningkat kembali pada tahun 2016 sebesar 23.704 jiwa. Pada jumlah kasus
baru PTM di Kota Palu tiap tahun meningkat. Data tersebut menggambarkan
bahwa pelaksanaan Posbindu meningkat bersamaan dengan kasus PTM yang terus
pada pengelola program PTM bahwa petugas Posbindu pada Puskesmas kurang
sehingga kadang tidak mencapai target ataupun petugas turun lapangan namun
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) masih rendah disebabkan karena masyarakat
Posbindu di Kota Palu salah satunya disebabkan oleh persepsi petugas bahwa
dikarenakan asumsi jika Posbindu PTM berdiri sendiri akan sulit untuk
dikarenakan sasaran Posbindu PTM untuk usia 15 ke atas itu masih dirasakan sulit
lengkap.
Atas dasar uraian di atas, maka dirasakan perlu untuk melakukan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible
Luaran program dilihat melalui dampaknya terhadap sasaran yang dituju baik
2014).
a. Komunikasi
personel yang tepat, dan harus jelas, akurat serta konsisten Edwards III
Menurut Ratri (2014), secara umum Edwards III membahas tiga hal
kejelasan.
1. Transmisi
2. Kejelasan
3. Konsistensi
mengimplementasikan kebijakan
b. Sumber Daya
implementasi tidak akan efektif. Sumber daya yang dimaksud oleh Edwards
secara jelas dan konsisten namun jika pelaksana kebijakan kekurangan sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan maka implementasipun
Menurut Edward III, sumber daya manusia (Staf) harus cukup dan cakap.
Artinya bahwa SDM harus memadai secara jumlah atau cukup serta
2. Sumber daya anggaran, Sumber daya lain yang juga cukup berpengaruh
kepada masyarakat.
4. Sumber daya informasi, menurut Edwards III dalam Winarno, ada dua
sendiri yang dimiliki oleh suatu lembaga akan memengaruhi lembaga itu
c. Disposisi
kebijakan yang sesuai dengan tujuan atau sasaran. Karakter penting yang
they are more likely to carry it out as the original decisionmakers intended.
more complicated”. Dalam hal ini Edwards III menekankan bahwa sikap atau
disposisi merupakan hal yang krusial karena jika implementor kebijakan
reward yang diberikan bagi pelaksana (pihak yang terlibat) program kebijakan
d. Struktur Birokrasi
birokrasi. Edwards III (1980) menyatakan bahwa dua sub variabel yang
limited time and resources of implementors and the desire for uniformity in
kurangnya waktu dan sumber daya serta kemauan adanya keseragaman dalam
operasi organisasi yang kompleks. SOP ini sering kita jumpai dalam
a. SOP adalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai (atau
kerja.
masyarakat yang cukup besar di Indonesia pada saat ini. Hal ini ditandai
yang muncul baik bagi laki-laki maupun perempuan di seluruh dunia, dan
memberikan kontribusi lebih banyak. Dari 80 persen dari beban global dan
kondisi medis yang kronis, dan tidak ditularkan dari orang ke orang.
lainya yang tidak termasuk dalam penyakit menular. Sebelum istilah PTM
a. Penyakit kronik
b. Penyakit noninfeksi
d. Penyakit degeneratif
e. Penyakit perilaku
penuh antara satu dengan yang lainnya. Penyakit kronik dipakai untuk
2015).
Hanya saja tidak berarti bahwa kejadian PTM tidak ada hubungannya
dengan peranan mikroorganisme. Proses patologi PTM mempunyai
menular melalui gaya hidup (life style). Gaya hidup dalam dunia modern
penyakit menular yang lewat suatu rantai penularan tertentu. Gaya hidup
Tabel 2.3
Perbandingan Gambaran Umum Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
menular
untuk mengetahui proses terjadinya penyakit dalam hal ini penyakit tidak
menular. Misalnya :
bukan perokok.
1. Kekuatan yang dapat dilihat dari adanya risiko relatif yang tinggi.
mendahului akibat.
3. Respon terhadap dosis paparan yang dapat menyebabkan penyakit.
kejadian penyakit.
yang serupa.
kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang
pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,
pencegahan dan deteksi dini faktor risiko untuk tidak menular penyakit
(Juknis, 2012)
2017)
Posbindu PTM sebesar 4,7% dan pada 2015 sebesar 8,6 %. Capaian
Cakupan Posbindu PTM yang masih belum optimal. Sampai saat ini
50 tahun ke atas. Masih perlu upaya dan pendekatan yang lebih efektif
umur lebih muda dalam mengikuti kegiatan Posbindu PTM. Tantangan ini
menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat atau UKM yang
perut, Tekanan darah, Arus Puncak Ekspirasi (APE) dan pemeriksaan gula
2012).
monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak menular dan tindak lanjut
RI, 2012).
pelaksanaan.
1. Sasaran Utama
2. Sasaran Antara
Sasaran antara adalah individu/kelompok masyarakat yang dapat
3. Sasaran Penunjang
Posbindu PTM yang berasal dari kader kesehatan yang telah ada atau
Posbindu PTM memiliki kriteria antara lain, mau dan mampu melakukan
Kabupaten/Kota setempat.
a. Waktu
Posbindu PTM diselenggarakan sebulan sekali, bila diperlukan
dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. Pelaksanaan waktu ini dapat
b. Tempat
kegiatan.
tertutup.
kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan
serta konseling.
alkohol dalam darah dan tes amfetamin urin bagi pengemudi, yang
1. Registrasi/ Pendaftaran
maupun rujukan.
2. Wawancara
makan dan minum manis, kurang makan sayur dan buah, kurang
3. Pengukuran
dilakukan setiap bulan baik bagi yang sehat maupun yang sudah
dilaksanakan 1-3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM yang palng sedikit 1-2 kali dalam setahun sedangkan bagi
dilakukan 1-5 tahun sekali, bagi yang memiliki faktor risiko 3-6 bulan
sekali.
lainnya).
Pemeriksaan fungsi paru sederhana ini dilakukan oleh tenaga
faktor risiko yang dimili oleh peserta dan dilakukan oleh petugas
2.5 Puskesmas
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi
aktifitas yang diberikan kepada orang lain yang diselenggarakan secara sendiri
Nasution, 2016)
kesehatan,
berkualitas.
2.6 Tabel Sintesa
Karakteristik
Peneliti
No Judul Subjek Instrumen Metode/
(Tahun) Temuan
Desain
2 3 4 5 6
1 Agarwal Studi Laki-laki Penelitia Studi ini menunjukkan penggunaan yang relatif
et. alcross- atau n ini lebih tinggi tembakau dan alkohol di kalangan
(2017) sectional perempua adalah laki-laki sementara kelebihan berat badan dan
tentang n berusia observas hipertensi agak tinggi di antara perempuan.
Faktor berusia 25 ional
Risiko Tahun cross
Penyakit yang telah sectional
Tidak terdaftar
Menular dalam
pada penelitian
Pendudu ini
k
Pedesaan
di Distrik
Baraban
ki, Uttar
Pradesh
2 Arininda Analisis Keseluruh Kuesioner Kuantitat Sebagian besar responden tidak melakukan
Rima faktor an if kunjungan rutin ke Posbindu PTM tahun 2017
Kurnia, yang masyaraka sebesar 57,1%. Dan Variabel yang tidak
Laksmon berhubun t usia berhubungan dengan kunjungan masyarakat
o gan produktif usia produktif di Posbindu PTM Puri Praja,
Widagdo dengan yang antara lain usia, pendidikan, pekerjaan,
, Bagoes kunjunga melakukan kemudahan akses, dukungan keluarga, dan
Widjanar n kunjungan dukungan tetangga.
ko Masyara ke
(2017) kat usia Posbindu
produktif Puri Praja
(15-64 tahun
tahun) di 2017
Posbindu
ptm Puri
praja
wilayah
kerja
puskesm
as
Mulyoha
rjo,pemal
ang
3 Emi Dwi Gambara Koordinat Wawancara Penelitia Proses kegiatan Posbindu PTM Al-Mubarok di
Astuti, n Proses or mendalam, n Puskesmas Sempu berbeda dengan juknis dan
Irma Kegiatan surveilans observasi deskripti pedoman umum Posbindu PTM. Hal tersebut
Prasetyo Pos Dinkes dan teknik f yang dipengaruhi oleh input yang meliputi
wati, Pembina Kabupaten triangulasi. didukung kurangnya ketersediaan SDM, pelatihan belum
Yunus an Banyuwan oleh maksimal, kurangnya sarana dan
Ariyanto Terpadu gi, data peralatan,kurangnya kesadaran masyarakat,
(2016) Penyakit koordinato kualitatif pembiayaan yang belum mandiri dan cara
Tidak r Posbindu penyelenggaraan yang tidak rutin setiap
Menular PTM, bulannya
di bidan,
Puskesm perawat,
as dua kader,
Sempu mitra kerja
Kabupat dan dua
en sasaran
Banyuwa kegiatan
ngi
(The
Descripti
on of
Activity
Process
for the
Integrate
d
Develop
ment
Post of
Non-
Commun
icable
Disease
(IDP of
NCD) at
Sempu
Public
Health
Centre in
Banyuwa
ngi
Regency)
4 Elyda Impleme Sistem Kuesioner Penelitia Atribut surveilans sudah cukup baik namun
Rahmaya ntasi surveilans dan studi n terdapat permasalahan dalam sistem surveilans
nti, Arief Surveila faktor dokumen deskripti
Hargono ns Faktor risiko f
(2017) Risiko PTM evaluativ
Penyakit berbasis e
Tidak Posbindu
Menular dengan
Berbasis informan
Posbindu penelitian
Berdasar penanggun
kan g jawab
Atribut program
Surveila dan
ns (Studi Posbindu
Di Kota
Surabaya
)
5 Lutfy Analisis Ketua Teknik Penelitia Hasil penelitian ini bahwa komunikasi antara
Laksita Impleme kader pengumpula n DKK, puskesmas, dan kader sudah dilakukan
Prananda ntasi Posbindu n data kualitatif secara formal melalui pelatihan dan sosialisasi.
ri,Septo Program PTM dilakukan, Hambatannya undangan pelatihan terlambat
Pawelas Pos yaitu: disampaikan kepada kader sehingga kader tidak
Arso, Pembina wawancara mengikuti pelatihan secara lengkap. Sumber
Eka an mendalam daya masih belum mencukupi, birokrasi pun
Yunila Terpadu (indepth terkait komitmen masih tergantung ketua kader
Fatmasar Penyakit interview), dan struktur birokrasi belum dibuat.
i Tidak observasi,
(2017) Menular dan
(Posbind dokumen
u PTM)
Di
Kecamat
an
Bangunt
apan
Kabupat
en
Bantul
6 Maulida, Komunik Kader Kuesioner Penelitia Masih diperlukannya komunikasi yang efektif
Hermans asi Dan Posbindu n dan koordinasi yang baik pada pelaksanaan
yah, Koordina korelasi Posbindu lansia untuk mencapai pelayanan
Mudatsir si Kader dengan yang optimal, untuk meingkatkan komunikasi
(2015) Dengan menggun yang efektif dan koordinasi yang baik, kader
Pelaksan akan perlu diberikan pelatihan dan bimbingan pada
aan pendekat pelaksanaan Posbindu lansia, serta kader yang
Posbindu an cross bersifat suka rela perlu juga diberikan insentif
Lansia sectional bulanan sehingga dapat meningkatkan kinerja
dari kader lansia.
7 Risky Impleme Koordinat Wawancara, Metode 1) Komunikasi yang dilakukan oleh pihak
Febrianti ntasi or observasi deskripti pelaksana kepada kelompok sasaran sudah baik
dan Pelaksan surveilans dan f dimulai dengan sosialisasi secara tatap muka
Indah aan Pos Dinkes dokumentas kualitatif langsung sehingga diharapkan kelompok
Prabawat Pembina Kabupaten i. . sasaran jelas memahami program Posbindu
i (2017) an Banyuwan PTM 2) Sumberdaya manusia, informasi, dan
Terpadu gi, fasilitas untuk implementasi program Posbindu
Penyakit koordinato PTM masih kurang memadai 3) Disposisi dari
Tidak r Posbindu pihak yang terlibat sudah baik dan ramah,
Menular PTM, namun untuk insentif perlu adanya
(Posbind bidan, penambahan uang pengganti transportasi untuk
u PTM) perawat, semua kader pendamping 4) Struktur birokrasi
Di dua kader, pelaksana program sudah berjalan baik dan
Puskesm mitra kerja sesuai SOP begitu juga tanggung jawabnya.
as dan dua
Pucang sasaran
Sewu kegiatan
Kota
Surabaya
8 Sudharm Faktor - Usia Penelitia Responden yang tidak memanfaatkan layanan
a et. al faktor produktif n cross Posbindu adalah sebanyak 25% sedangkan
(2016) yang (berusia sectional 75% responden memanfaatkan Posbindu.
Mempen antara 18- hubungan yang signifikan antara sosialisasi
garuhi 59 tahun) Posbindu dan pemanfaatan Posbindu (p =
Pemanfa termasuk 0.000), dan juga biaya administrasi (OR = 4,57;
atan individu 95% confidence interval 1,88-11,06). Analisis
Partisipa yang multivariat menunjukkan bahwa responden
si nevervisit dengan pendidikan tinggi cenderung tidak
Masyara Posbindu. memanfaatkan layanan Posbindu (OR = 0,17;
kat 95% confidence interval 0,03-0,89), dan
(Posbind mereka yang tidak berkeberatan untuk biaya
u) administrasi memiliki kemungkinan lebih besar
untuk memanfaatkan layanan Posbindu (OR =
3,79; 95% interval keyakinan 01.33-10.80)
Struktur Birokrasi
Struktur Birokrasi
1. Struktur
3 Organisasi
2. SOP
3. SK
4. Fragmentasi
5. Monitoring Sumber Daya
1. Manusia
2. Sumber
Anggaran daya
3. Fasilitas
4. Informasi
5. Wewenang
Implementasi
Disposisi
1. Komitmen
Disposisi
2. Motivasi
3. Insentif
Komunikasi
Komunikasi
1. Transmisi
2. Kejelasan
3. Konsistensi
DEFINISI KONSEP
bergejala dan tidak memiliki tanda klinis secara khusus. Hal ini menyebabkan
maka akan sulit untuk diobati dan dikembalikan pada kondisi normal. Maka hal
itu yang menjadi tolak ukur adanya kegiatan monitorning dan deteksi dini risiko
PTM serta tindak lanjut dini ini dapat dilakukan oleh masyarakat melalui
deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan
hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang
dalam hal pengendalian kasus PTM yang masih tinggi di Puskesmas Singgani
Kecamatan Palu Timur Kota Palu. Pelaksanaan Posbindu yang akan diteliti
berdasarkan teori Edwars III dengan melihat 4 faktor yaitu komunikasi, sumber
suatu program dapat dilihat dari 4 hal yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi
Komunikasi
Implementasi
Sumber Daya Posbindu PTM
Disposisi
Struktur Birokrasi
dan menjadi salah satu Puskesmas yang memiliki tingginya angka kasus
PTM, maka sesuai dengan teori Edwars III yang dipakai dalam
implementasi program antara lain memiliki variabel yaitu komunikasi,
3.3.2 Komunikasi
1. Transmisi
Puskesmas Singgani.
2. Kejelasan
diterima oleh pihak terkait pelaksanaan Posbindu PTM dalam hal ini
menjadi ssasaran.
terkait sumber daya sebagai unsur penting yang dapat meningkatkan serta
wawancara.
pedoman wawancara.
3. Sumber daya fasilitas pada penelitian ini terkait sarana dan prasarana
Puskesmas Singgani.
Puskesmas Singgani.
3.3.4 Disposisi
membutuhkan koordinasi dari semua unit atau pihak yang terkait dengan
implementasi
METODE PENELITIAN
sosial. Penelitian ini, mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang
dilakukan untuk meneliti suatu objek atau suatu yang harus diteliti secara
4.2.1 Lokasi
2018
4.3 Informan
ditemukan variasi informasi, maka peneliti tidak perlu lagi untuk mencari
berikut:
Singgani.
yang diteliti. Dalam hal ini yaitu Pengelola Posbindu PTM dan Kader.
isi (content analisis). Analisa isi merupakan suatu teknik penelitian untuk
menarik kesimpulan dengan mengidentifikasi karakteristik khusus.
Pada penyajian data pada penelitian kualitatif ini meliputi narasi atau
kata-kata.
penelitian ini yaitu peneliti sendiri sebagai instrumen utama dan dilengkapi
dengan alat tulis, alat perekam, kamera, pedoman wawancara dan catatan
lapangan.
Adapun jenis triangulasi yang digunakan peniliti dalam penelitian ini yaitu
triangulasi teknik dan triangulasi sumber serta tidak menutup kemungkinan pada
a. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik berbeda yang terdiri dari
wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Bila dihasilkan data
yang berbeda-beda maka peneliti harus melakukan diskusi lebih lanjut kepada
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yang terdiri
dari informan kunci yaitu Kepala Puskesmas Singgani, informan biasa yaitu
Pengelola Posbindu PTM dan kader dan juga dapat menggunakan informan
keakuratan data.
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, D., Shukla, M., & Garg, A. 2017. A Cross-sectional study on Non-
communicable Diseases Risk Factors in a Rural Population of Barabanki
District , Uttar Pradesh. Annals of Community Health (AoCH), 5(1), 5–9.
Astuti, E. D., Prasetyowati, I., & Ariyanto, Y. 2016. Gambaran Proses Kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Sempu Kabupaten
Banyuwangi ( The Description of Activity Process for the Integrated
Development Post of Non-Communicable Disease ( IDP of NCD ) at Sempu
Public Health Centr. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 4(1), 160–167.
Bustan Nadjib. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta. Rineeka Cipta.
Dinas Kesehatan Kota Palu Tahun 2016 Tentang Kasus Baru Penyakit Tidak Menular
Dinas Kesehatan Kota Palu Tahun 2016 Tentang Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular (Posbindu PTM)
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 Tentang Tentang Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
Juknis. 2012. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak menular
(Posbindu PTM). Direktoral Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Teknis Surveilans Faktor Risiko PTM
Berbasis Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), (Maret).
Rohman, D. F., Hanafi, I., & Hadi, M. 2010. Implementasi Kebijakan Pelayanan
Administrasi Kependudukan Terpadu (Studi pada Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Malang), 1(5), 962–971.
Sudharma, N., Kusumaratna, R. K., & Meiyanti. 2016. Factors Influence The
Utilization Of Community Participation (Posbindu). OIDA International Journal
of Sustainable Development, 9(3), 77–88.
Sufiadi, J., Noor, I., & Suryadi. 2015. Implementasi Program Pemberdayaan Rumah
tangga Sangat Miskin, 5(1), 160–168.
Toharin, S. N. R., Cahyati, W. H., & Zainafree, I. 2015. Hubungan Modifikasi Gaya
Hidup dan Kepatuhan Konsumsi Obat Antidiabetik dengan Kadar Gula Darah
pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Qim Batang Tahun 2013, 4(2),
153–161.
Umayana, H. T., & Cahyati, W. H. 2015. Dukungan Keluarga dan Tokoh Masyarakat
Terhadap Keaktufan Penduduk ke Posbindu Penyakit Tidak Menular. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 11(1), 96–101.
Winarno. (2002). Kebijakan Publik Teori dan Proses. Jakarta : Media Pressind
JADWAL PENELITIAN
Judul : Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di Puskesmas
Singgani Kecamatan Palu Timur Kota Palu
Nama : Widya Sari Astuti
NIM : N201 14 013
Januari Februari Maret April Mei
No Kegiatan I II III IV I II III IV I II III IV I II III I I I II I
V I I V
1. Penyusunan
Proposal
2. Penyusunan
Instrumen
3. Ujian
Proposal
4. Perbaikan
Proposal
5. Penelitian
6. Pengolahan
Data
7. Penyusunan
Hasil
8. Seminar
Hasil
9. Revisi Hasil
10. Skripsi
LAMPIRAN 2
SURAT PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Kepada
Di Palu
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Kecamatan Palu Timur Kota Palu”. Maka bersama ini saya memohon kepada
Penelitian ini tidak berbahaya dan tidak merugikan saudara(i) sebagai informan.
Kerahasiaan semua dokumentasi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian saja.
Demikian atas perkenaan ijin saudara(i) dan atas perhatian serta kerjasamanya
Hormat saya
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
dan memahami informasi yang diberikan oleh peneliti serta mengetahu tujuan dan
manfaat dari penelitian, maka dengan ini saya secara sukarela bersedia menjadi
Palu,……………………2018
Yang Menyatakan
LAMPIRAN 4
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
kepentingan ilmiah dalam rangka penyusunan Skripsi bagi peneliti dan tidak akan
merugikan saya
Palu,……………………2018
Yang Menyatakan
(……………………………..)
LAMPIRAN 5
PEDOMAN WAWANCARA
1. Komunikasi
a. Mohon Bapak/Ibu jelaskan tentang sosialisasi kebijakan program Posbindu
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Palu ke Puskesmas Singgani!
(apakah ada sosialisasi khusus?, berapa kali diterima?dalam bentuk
apa?apakah jelas?)
b. Mohon Bapak/Ibu jelaskan tentang sosialisasi kebijakan program Posbindu
yang diberikan oleh Pengelola Posbindu PTM ke kader Posbindu PTM!
(apakah ada sosialisasi khusus?, berapa kali diterima?dalam bentuk apa?)
c. Adakah pelatihan dan dan bimbingan teknik yang diberikan kepada kader!(
apakah ada sosialisasi khusus?, berapa kali dilakukan?dalam bentuk apa?)
d. Mohon Bapak/Ibu jelaskan sosialisasi ke masyarakat tentang kebijakan
program Posbindu PTM (apakah ada sosialisasi khusus?, berapa kali
diterima?dalam bentuk apa?)
e. Adakah kendala yang dihadapi saat memberikan sosialisasi kepada
masyarakat?
2. Sumber daya
a. Bagaimana pemilihan kader dilakukan?
d. Mohon Bapak/Ibu jelaskan mengenai ketersediaan tenaga kesehatan atau
kader! (jumlah,kompetensi, kecukupan)
b. Bagaiamana terkait dana dalam pelaksanaan Posbindu PTM?
c. Bagaiamana ketersediaan informasi mengenai Pelaksana Posbindu PTM?(ke
kader dan kelompok sasaran?)
d. Apakah ada wewenang (tanggungjawab) yang diberikan kepada kader?
e. Mohon Bapak/Ibu jelaskan mengenai ketersediaan fasilitas kesehatan dalam
menunjang kegiatan Posbindu PTM?
3. Disposisi
a. Bagaimana komitmen atau sikap pelaksana Posbindu PTM dalam melakukan
kegiatan Posbindu PTM?
b. Adakah motivasi dalam melakukan kegiatan Posbindu PTM!
c. Adakah insentif yang diberikan kepada Pelaksana Posbindu PTM?
4. Struktur Birokrasi
a. Adakah Struktur Organisasi dalam dalam melakukan kegiatan Posbindu
PTM?
b. Mohon Bapak/Ibu jelaskan mengenai kejelasan SOP pelaksanaan Posbindu
PTM?
c. Bagaimana pembagian tugas dan tanggungjawab kepada
kader?(optimalkah?)
d. Bagaimana monitoring yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas?
e. Bagaimana koordinasi berjenjang dalam pelaksanaan kegiatan Posbindu
PTM ? (bagaimana sistem Pelaporan kader dilapangan?, )
Informan Biasa (Kader)
1. Komunikasi
a. Mohon Bapak/Ibu jelaskan tentang sosialisasi kebijakan program Posbindu
yang diberikan oleh Pengelola Posbindu PTM ke kader! (apakah ada
sosialisasi khusus? , berapa kali diterima?)
b. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kejelasan dan informasi yang disampaikan
pada sosialisasi tersebut?
c. Adakah kendala yang dihadapi saat menerima sosialisasi yang diberikan?
d. Adakah pelatihan dan bimbingan teknik yang dilakukan kepada
kader?(kapan?berapa kali? Bentuknya seperti apa?)
2. Sumber daya
a. Mohon Bapak/Ibu jelaskan mengenai ketersediaan fasilitas kesehatan dalam
menunjang kegiatan Posbindu PTM?
b. Apakah informasi mengenai Posbindu PTM mudah untuk didapatkan?
3. Disposisi
a. Bagaimana komitmen atau sikap bapak/ibu dalam melakukan kegiatan
Posbindu PTM?
b. Adakah motivasi dalam melakukan kegiatan Posbindu PTM!
c. Adakah insentif yang diberikan! (mencukupi?)
4. Struktur Birokrasi
a. Mohon Bapak/Ibu jelaskan mengenai bagaimana koordinasi berjenjang dalam
pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM! (bagaimana sistem Pelaporan kader
dilapangan?, )
b. Bagaimana kader mempertanggungjawabkan amanah yang telah diberikan?
Informan Tambahan (Peserta PTM)
1. Komunikasi
a. Pernahkah bapak/ibu menerima sosialisasi/ penyuluhan tentang kegiatan
Posbindu PTM? (kapan,dimana,siapa yang menyampaikan, siapa pesertanya,
berapa kali diikuti)
b. Apa saja yang disampaikan pada acara sosialisasi tersebut? Bagaimana
penyampaianya?(teknik,media)
c. Apakah sosialisasi yang disampaikan jelas?
d. Adakah kendala yang dihadapi Bapak/Ibu dalam mengikuti sosialisasi?
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI
1 Registrasi/Pendaftaran
2 Wawancara
a. Merokok
b. Minuman Alkohol
c. Stres
d. Makan Makanan Asin
e. Makan Makanan Tinggi Lemak
f. Makan Dan Minum Manis
g. Makan Sayur Dan Buah
h. Kurang Aktifitas Fisik
i. Potensi Terjadinya Cedera
3 Pengukuran
a. Pengukuran TB
b. Pengukuran BB
c. Pengukuran IMT
d. Pengukuran Lingkar Perut
e. Analisa Lemak Tubuh
4 Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Tekanan Darah
b. Pemeriksaan Gula Darah
c. Pemeriksaan Kolesterol dan trigliserida
d. Pemeriksaan APE
e. Pemeriksaan Pemeriksaan
f. Pemeriksaan Amfetamin
g. Pemeriksaan CBE
h. Pemeriksaan IVA
5 Identifikasi Faktor Risiko PTM dan Konseling
f. Identifikasi faktor risiko PTM
g. Konseling/edukasi/penyuluhan
h. Tindak lanjut/rujukan