Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(NANDA, 2006).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. (Anna, keliat. 2009).

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan
konsep diri: harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional
maupun kronik.
a. Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba – tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami/ istri, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba – tiba).
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 1


negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang
mal adaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

C. Tanda dan Gejala


Manifestasi yang biasa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga
diri rendah, Anna, Keliat (2009) :
- Mengkritik diri sendiri
- Perasaan tidak mampu
- Pandangan hidup yang pesimistis
- Tidak menerima pujian
- Penurunan produktivitas
- Penolakan terhadap kemampuan diri
- Kurang memperhatikan perawatan diri
- Berpakaian tidak rapi, selera makan berkurang, tidak berani menatap
lawan bicara
- Lebih banyak menunduk
- Bicara lambat dengan nada suara lemah

D. Proses Terjadinya Masalah


Harga diri rendah terjadi merupakan proses kronis berkelanjutan dari
harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga
terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan
tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan
lingkungan yang selalu member respon negatif mendorong individu
menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stessor (krisis),
individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul
pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan
peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 2


menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional,
jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan
individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu
mengalami harga diri kronis.

E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga
diri rendah adalah kegiata yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
mislnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus.
Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial,
keagamaan dan politik. Kegiatan yang member dukungan sementara,
seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan
mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan
obat-obatan.
Jika mekanisme koping jangka pendek tidak member hasil yang
diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka
panjang, antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat
mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa
mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. Identitas negatif,
dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.
Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah
fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik
pada diri sendiri dan orang lain. Terjadinya gangguan konsep diri harga
diri rendah kronis juga dipengaruhi beberapa faktor predisposisi seperti
faktor biologis, psikologis, sosial dan kultural.

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 3


F. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep-diri Harga diri Kerancuan Identitas


Depersonalisasi positif rendah

Gb 1. Rentang respon konsep – diri (Anna, Keliat. 2009 ).

- Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa


yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga
dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara positif.
- Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak
berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku
yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri
sendiri dan/ atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan
tidak mampu, rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya
sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta
menarik diri dari realitas.
- Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak – kanak ke dalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral,
sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal
eksploitatif, perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri
sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati
terhadap orang lain.
- Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana
klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya.

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 4


Individu mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari
orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Ada empat cara untuk meningkatkan harga diri yaitu :
a. Memberi kesempatan untuk berhasil
b. Menanamkan gagaasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping
2. Penatalaksanaan Medis
a. Clorpromazine ( CPZ )
Indikasi untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku aneh, tidak bekerja,hubungan
sosial dan melakukan aktivitas rutin.
Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.
b. Haloperidol ( HPL )
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas
dalaam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
c. Trihexyphenidyl ( THP )
Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa
enchepalitis dan idiopatik.
Efeksamping : hypersensitive terhadap trihexyphenidyl, psikosis
berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.
3. Terapi okupasi / rehabilitasi
Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan
menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut
berupa kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan.

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 5


a. Psikoterapi
Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah psikoterapi
suportif dan individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis
dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke masyarakat.
b. Terapi psikososial
Rencana pengobatan untuk skizofrenia harus ditujukan padaa
kemampuan daan kekurangan pasien. Selain itu juga perlu
dikembangkan terapi berorientasi keluarga, yang diarahkan untuk
strategi penurunan stress dan mengatasi masalah dan perlibatan
kembali pasien kedalam aktivitas.

 KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan, pada tahap ini semua data informasi
tentang klien yang dibutuhkan dan di analisa untuk menentukan
diagnosa keperawatan.
2. Masalah keperawatan
a. Harga diri rendah
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi social
d. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
e. Risiko tinggi perilaku kekerasan

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 6


3. Pohon masalah
Risiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Defisit perawatan diri

Isolasi social (Efect)

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah (Core Problem)

Koping individu tidak efekif (causa)

Berduka Disfungsional

4. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan gangguan status
kesehatan jiwa klien baik aktual maupun potensial yang dapat
dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan yang dilakukan
didalam diagnosa keperawatan terdapat pernyataan respon klien
dimana perawat bertanggung jawab dan mampu mengatasinya.
Berdasarkan pohon masalah diatas, diagnosa keperawatan pada pasien
harga diri rendah :
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
b. Isolasi sosial

5. Intervensi
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus,
dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 7


penyelesaian permas\alahan (P) dari diagnosis tertentu. Tujuan umum
dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai.
- Terlampir

6. Implementasi
1. Tujuan keperawatan
a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
d) Pasien dapat melatih kegiatan yang diplih sesuai dengan
kemampuan.
e) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai
jadwal.
2. Tindakan Keperawatan
a) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien. Untuk membantu pasien mengungkapkan kemampuan
dan aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat
melakukan hal-hal berikut ini.
1) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit,
dan di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang
negatif.
b) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan
dengan cara-cara berikut.
1) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang
masih dapat digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 8


3) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayakan menjadi
pendengar yang aktif.
c) Membantu pasien untuk memilih/ menetapkan kemampuan
yang akan dilatih. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut.
1) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih
sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien
lakukan dengan mandiri atau dengan bantuan minimal.
d) Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut.
1) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaatan.
Kegiatan.
2) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan.
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang
akan dapat dilakukan pasien.
e) Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
dilatih.
1) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan
yang telah dilatihkan.
2) Beri pujian atas kegiatan yang dpat dilakukan pasien setiap
hari.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap kegiatan.
4) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah
dilatih.
5) Beriakn pasien kesempatan mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 9


7. Evaluasi

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan


keperawatan pada klien. Evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan S.O.A.P diantaranya sebagai berikut:
S: Respon subjektif klen terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan menanyakan :” Bagaimana
perasaan Bapak setelah latihan ?”
O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan. Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku klien
pada saat tindakan dilakukan, atau menanyakan kembali apa yang
telah diajarkan atau member umpan balik sesuai dengan hasil
observasi
A: Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada
data yang kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula
membandingkan hasil dengan tujuan
P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada
respons klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak
lanjut oleh perawat.
Untuk mengevaluasi intervensi keperawatan pada klien dengan konsep
diri yang maladaptif :
a. Klien dapat berinteraksi dengan lingkungan secara optimal
b. Klien memiliki konsep diri yang positif.

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 10


DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa (Aplikasi Praktek Klinik).

Yogyakarta. Graha Ilmu.

Herman, Ade Surya. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Keliat, Budi Anna. (2009) Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis

NANDA. Jakarta . EGC

LP’ Harga Diri Rendah’ DESYREMSIL SENDANA, S.Kep 11

Anda mungkin juga menyukai