Analisis
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap
suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis materi dan penyajian buku ajar
matematika kelas VIII di Kabupaten Temanggung
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktor untuk perancanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.1
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dipergunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/ National
Center for Competency Based Training).
Pengelompokan bahan ajar menurut Faculte de Psychologieet des
Sciences de I’Education Universite de Geneve dalam website-nya adalah media
tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut
sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau
mediamix.
Bahan ajar tidak sama dengan sumber belajar. Sebab, bahan ajar memiliki
jenis dan bentuk. Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat
klasifikasi bahan ajar adalah sebagai berikut.
1. Bahan Ajar Menurut Bentuknya
Menurut bentuknya bahan ajar dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
a. Bahan Ajar Cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang
disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan
pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya,
handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.
Menurut Depdiknas (2008) “pada umumnya, struktur bahan ajar meliputi tujuh
komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok,
informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian
1. Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun
peserta didik. Di dalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik
sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana pula
peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar
tersebut.
2. Kompetensi yang akan dicapai
Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi yang akan dicapai
oleh siswa. Sebagai pendidik, kita harus menjelaskan dan mencantumkan
dalam bahan ajar yang kita susun tersebut dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian hasil belajar yang harus
dikuasai peserta didik. Dengan demikian, jelaslah tujuan yang harus
dicapai oleh peserta didik.
3. Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan
yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin
mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh. Selain
itu, pengetahuan yang diperoleh peserta didik pun akan semakin
komprehensif.
4. Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang
diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah
mempelajari bahan ajar. Dengan demikian, kemampuan yang mereka
pelajari akan semakin terasah dan terkuasai secara matang.
Bahan Pengajaran
2 Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.
A. Identifikasi Bahan Pengajaran
Bahan pengajaran merupakan bagian yang penting dalam proses belajar
mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar
mengajar yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan pengajaran, serta
menentukan kegiatan-kegiatan belajar mengajar. Karena itu perencanaan bahan
pengajaran perlu mendapat pertimbangan secara cermat.
Bahan pengajaran bukan semata-mata berarti semua uraian yang tertera
dalam buku sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan memiliki
klasifikasi tertentu. Berdasarkan klasifikasi itulah, kemudian guru memilih
bahan yang mana yang akan disajikan dalam perencanaan untuk mencapai
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai kerangka
acuan, bahan pengajaran umumnya diklasifikasikan dalam tiga bidang, yakni
pengetahuan, keterampilan, dan afektif. Hal itu sesuai dengan tujuan-tujuan
yang hendak dicapai.
1. Pengajaran
Materi pengajaran yang merupakan isi kurikulum sangat dekat
kaitannya dengan strategi instruksional. Hal itu berarti, untuk mengajarkan
jenis materi tertentu diperlukan strategi instruksional tertentu, dengan
asumsi bahwa hal-hal yang diharapkan dalam tujuan pengajaran pada
hakikatnya telah terceminkan dalam materi yang hendak disajikan. Itulah
sebabnya ada yang dikenal sebagai pengajaran konsep dan prinsip,
pengajaran keterampilan, pengajaran sikap, jenis-jenis prosedur
pengajaran tersebut akan kita telaah kembali dalam bab-bab berikutnya.
Antara pengetahuan dan keterampilan terdapat perbedaan yang
jelas ”... the information we feed the learner...”, sedangkan "... the
performance he achies (the results)...”. Pengetahuan menunjuk kepada
informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, misalnya seseorang
mengetahui sesuatu.
Keterampilan (skill) biasanya menunjuk kepada tindakan-tindakan
(intelektual atau jasmaniah) dan reaksi-reaksi (gagasan, hal-hal, atau
orang) yang dilakukan oleh seseorang dengan cara yang kompeten dengan
maksud mencapai suatu tujuan. Suatu tindakan keterampilan memiliki
empat komponen kegiatan yakni persepsi, perencanaan, mengungkapkan
kembali pengetahuan prasyarat, dan pelaksanaan atau performance dari
tindakan.
2. Peta Pengetahuan
Peta pengetahuan memuat empat kategori pengetahuan (fakta,
prosedur, konsep, dan prinsip) dengan maksud untuk mengilustrasikan
berbagai aspek pengetahuan berikut.
a. lnformasi dapat diperoleh secara langsung melalui pengalaman-
pengalaman konkret (misalnya dengan observasi) atau secara tak
langsung melalui pengalaman pengganti, secara lisan atau tertulis
berdasarkan lambang-lambang bahasa.
b. Infomasi dapat disimpan sebagai item diskrit (fakta individual. konsep,
satuan-satuan, dan sebagainya) atau dapat dikombinasikan menjadi
sistem-sistem informasi yang menghubungkan item diskrit satu dengan
yang lainnya dengan cara tertentu, melalui proses asimilasi dan
adaptasi oleh siswa sendiri.
c. Pengetahuan tentang topik tertentu dapat merupakan satu jenis atau
kombinasi dari berbagai jenis pengetahuan faktual dan konseptual,
yang konkret dan yang abstrak, yang tersimpan sebagai pemetaan
koheren atau item diskrit yang tak berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya.
Sementara itu, bila kita tinjau dari pengertian bahan ajar (instructional
materials) yang secara garis besar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, maka bahan ajar mengandung isi
yang substansinya meliputi tiga macam, yaitu pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur), keterampilan, dan sikap (nilai).
1. Pengetahuan
Pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Namun
terkadang, kita sulit memberikan pengertian pada keempat materi
pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan perbedaan-perbedaan
diantara keempat unsu
r tersebut pada tabel berikut.
Tabel 1. Jenis isi mata pelajaran dalam ranah pengetahuan
No
Jenis Pengertian Contoh
.
1. Fakta Segala hal yang berwujud RI merdeka pada
kenyataan dan kebenaran, tanggal 17 Agustus
meliputi, nama-nama 1945.
objek, peristiwa sejarah, Seminggu ada tujuh
2. Keterampilan
Keterampilan adalah materi atau bahan pembelajaran yang
berhubungan dengan, antara lain kemampuan mengembangkan ide,
memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja.
Ditinjau dari level terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat
dibedakan menjadi gerak awal, semi rutin, dan rutin (terampil).
Keterampilan itu sendiri perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik, dengan memperhatikan aspek bakat, minat, dan harapan peserta
didik tersebut. Tujuannya, agar mereka mampu mencapai penguasaan
keterampilan bekerja (prevocatinal skill) yang secara integral ditunjang
oleh keterampilan hidup (life skill).
3. Sikap atau Nilai
Bahan ajar jenis sikap atau nilai adalah bahan untuk pembelajaran
yang berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:
a. Nilai-nilai kebersamaan, yakni mampu bekerja berkelompok dengan
orang lain yang berbeda suku, agama, dan strata sosial.
b. Nilai kejujuran, yakni mampu jujur dalam melaksanakan observasi
atau eksperimen, serta tidak memanipulasi data hasil pengamatannya
c. Nilai kasih sayang, yakni tidak membeda-bedakan orang lain yang
mempunyai karakter dan kemampuan sosial ekonomi yang berbeda,
karena semua sama-sama makhluk Tuhan.
d. Nilai tolong-menolong, yakni mau membantu orang lain yang
membutuhkan tanpa meminta dan mengharapkan imbalan apa pun.
e. Nilai semangat dan minat belajar, yakni mempunyai semangat, minat,
dan rasa ingin tahu.
f. Nilai semangat bekerja, yakni mempunyai rasa untuk bekerja keras dan
belajar dengan giat.
g. Bersedia menerima pendapat orang lain dengan bersikap legowo, tidak
alergi terhadap kritik, serta menyadari kesalahannya sehingga saran
dari orang lain dapat diterima dengan hati terbuka dan tidak merasa
sakit hati.
Dari penjelasan yang telah diuraikan secara panjang lebar tersebut, kini
pengetahuan kita tentunya menjadi lebih terbuka dan kita menjadi lebih
bisa memahami bentuk-bentuk sumber belajar serta bahan ajar yang ada di
sekeliling kita. Berikutnya, kita tinggal memanfaatkan berbagai sumber
belajar yang ada tersebut dan membuat bahan ajar seinovatif mungkin,
yang tentunya juga harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan
demikian, pembelajaran bisa lebih menarik, menyenangkan, dan tidak
membosankan. Sehingga, peserta didik pun bisa melalui proses
pembelajaran dengan semaksimal mungkin. Dan, yang jelas sudah tidak
ada lagi alasan bagi peserta didik untuk meninggalkan proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Bahkan, mereka mungkin menjadi
ketagihan dan senantiasa menanti-nantikan momen kegiatan pembelajaran
bersama kita.
3 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.
151-153
c. Mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi
pelajaran.
Dalam pengemasan materi terprogam siswa dapat segera
mengetahui keberhasilannya. Oleh sebab itu, setelah mempelajari
satu bagian tertentu diberikan item tes yang berfungsi sebagai
kontrol terhadap pemahaman materi dan setelah itu diberikan
balikan tentang kemungkinan jawaban.
2. Pengemasan materi pelajaran kompilasi
Kompilasi adalah bahan mengajar yang disusun dengan mengambil
bagian-bagian yang dianggap perlu dari berbagai sumber belajar dan
menggabungkannya menjadi satu kesatuan untuk dipelajari siswa.
Sumber belajar yang menjadi kompilasi biasanya berasal dari buku-
buku teks (text book), yang dianggap langka sehingga sulit didapatkan
oleh para siswa. Manfaat yang bisa diambil dari pengemasan materi
pelajaran kompilasi, di antaranya adalah siswa dapat belajar secara
utuh dari bahan bahan yang diperlukan sehingga dapat menghemat
waktu dan biaya, karena materi pelajaran sudah merupakan kesatuan
dari bahan-bahan yang tercecer. Agar materi pelajaran dapat disajikan
secara sistematis, maka penyusunannya dapat dlakukan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi
pelajaran melalui sistem kompilasi.
b. Kemukakan secara ringks tentang bahn-bahan yang
dikompilasikan.
c. Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan kompilasi.
d. Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasila siswa dalam
mempelajari kompilasi.
e. Antara satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber
lainnya, diberi penyekat.4
Menurut buku Pedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar yang diterbitkan
oleh Depdiknas, ada empat langkah utama dalam pemilihan bahan ajar, yaitu:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar, yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan
ajar.
4 Ibid.,hlm. 153-157
2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi ajar. Ada empat jenis materi aspek
kognitif, yaitu materi fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi fakta
adalah materi berupa nama-nama objek, tempat, orang, lambang, peristiwa
sejarah, nama bagian suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep
berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Materi prinsip berupa
dalil, rumus, postulat, adagium, paradigm, dan teorema. Materi prosedur
berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, seperti langkah
menelepon, meminjam buku perpustakaan, dan lain sebagainya.
3. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi.
4. Memilih sumber bahan ajar. materi pembelajaran atau bahan ajar dapat
kita temukan dari berbagai sumber, seperti buku ajar, majalah, jurnal,
Koran, internet, dan lain sebagainya.