Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS SISTEMATIKA DAN ISI BAHAN AJAR

Analisis
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap
suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis materi dan penyajian buku ajar
matematika kelas VIII di Kabupaten Temanggung
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktor untuk perancanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.1
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dipergunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/ National
Center for Competency Based Training).
Pengelompokan bahan ajar menurut Faculte de Psychologieet des
Sciences de I’Education Universite de Geneve dalam website-nya adalah media
tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut
sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau
mediamix.
Bahan ajar tidak sama dengan sumber belajar. Sebab, bahan ajar memiliki
jenis dan bentuk. Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat
klasifikasi bahan ajar adalah sebagai berikut.
1. Bahan Ajar Menurut Bentuknya
Menurut bentuknya bahan ajar dibedakan menjadi empat macam,
yaitu:
a. Bahan Ajar Cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang
disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan
pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya,
handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.

1Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,


(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 173
b. Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua sistem
yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat
dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok
orang. Contohnya, kaset, radio, piringan hitam, dan compact
disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu
yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan
dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya, video
compact disk dan film.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik,
animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau
diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan
perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya, compact disk
interaktive.
2. Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya
Menurut cara kerjanya bahan ajar dibedakan menjadi lima macam,
yaitu:
a. Bahan ajar yang tidak di proyeksikan, yakni bahan ajar yang
tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan
isi di dalamnya, sehingga peserta didik peserta didik bisa
langsung mempergunakan (membaca, melihat, dan mengamati)
bahan ajar tersebut. Contohnya, foto, diagram, display, model
dan lain sebagainya.
b. Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang
memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan dipelajari
peserta didik. Contohnya, slide, filmstrips, overhead
transparencies, dan proyeksi komputer.
c. Bahan Ajar Audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio
yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk
menggunakannya kita memerlukan alat pemain media tersebut,
seperti: tape compo, CD player, VCD player, multimedia player
dan lain sebagainya. Contoh bahan ajar seperti ini adalah kaset,
CD, flash disk, dan lain-lain.
d. Bahan ajar video. Bahan ajar ini memerlukan alat pemutar yang
biasanya berbentuk video tape player, VCD, DVD, dan
sebagainya. Karena bahan ajar ini hamper mirip dengan bahan
ajar audio, jadi memerlukan media rekam. Namun,
perbedaannya bahan ajar ini ada pada gambarnya. Jadi, secara
bersamaan, dalam tampilan dapat diperoleh sebuah sajian
gambar dan suara. Contoh: video, film, dan lain sebagainya.

e. Bahan (media) komputer. Bahan ajar komputer adalah


berbagai jenis bahan ajar noncetak yang membutuhkan
komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Contoh:
computer mediated instruction (CMI) dan computer based
multimedia atau hypermedia.
3. Bahan Ajar Menurut Sifatnya
Jika dilihat dari sifatnya menurut Prastowo , maka bahan
ajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
a. Bahan ajar berbasiskan cetak. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar
ini adalah buku, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku
kerja siswa, peta, charts, foto, bahan dari majalah atau Koran, dan lain
sebagainya.
b. Bahan ajar berbasiskan teknologi. Yang termasuk dalam kategori bahan
ajar ini adalah audioassete, siaran radio, slide, filmstrips, film, video,
siaran televise, video interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.
c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh: kit sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan ineraksi manusia (terutama
untuk keperluan pendidikan jarak jauh). Contoh: telepon, handphone,
video conferencing, dan lain sebagainya.
A. Unsur-Unsur Bahan Ajar Yang Perlu Dipahami

Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil


dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara
sistematis. Oleh karena itu, bahan ajar mengandung unsur-unsur tertentu. Dan,
untuk mampu membuat bahan ajar yang baik, kita tentu harus memahami unsur-
unsur tersebut.

Menurut Depdiknas (2008) “pada umumnya, struktur bahan ajar meliputi tujuh
komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok,
informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian

Setidaknya, ada enam komponen yang perlu diketahui berkaitan dengan


unsur-unsur tersebut, sebagaimana diuraikan dalam penjelasan berikut.

1. Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun
peserta didik. Di dalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik
sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana pula
peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar
tersebut.
2. Kompetensi yang akan dicapai
Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi yang akan dicapai
oleh siswa. Sebagai pendidik, kita harus menjelaskan dan mencantumkan
dalam bahan ajar yang kita susun tersebut dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian hasil belajar yang harus
dikuasai peserta didik. Dengan demikian, jelaslah tujuan yang harus
dicapai oleh peserta didik.
3. Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan
yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin
mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh. Selain
itu, pengetahuan yang diperoleh peserta didik pun akan semakin
komprehensif.
4. Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang
diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah
mempelajari bahan ajar. Dengan demikian, kemampuan yang mereka
pelajari akan semakin terasah dan terkuasai secara matang.

5. Petunjuk kerja atau lembar kerja


Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa
lembar kertas yang berisi sejumlah langkah prosedur cara pelaksanaan
aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik
berkaitan dengan praktik dan lain sebagainya.
6. Evaluasi
Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian dari proses
penilaian. Sebab, dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan
yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh
penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti
proses pembelajaran. Dengan demikian, kita dapat mengetahui efektivitas
bahan ajar yang kita buat ataupun proses pembelajaran yang kita
selenggarakan pada umunya. Jika kemudian dipandang masih banyak
peserta didik yang belum menguasai, maka diperlukan perbaikan dan
penyempurnaan kegiatan pembelajaran. 2

Bahan Pengajaran

Bahan pengajaran adalah bagian integral dalam kurikulum sebagaimana


yang telah ditentukan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran. ltu sebabnya
dapat dikatakan, bahwa bahan pengajaran pada hakikatnya adalah isi kurikulum
itu sendiri. Kita mengetahui bahwa isi kurikulum senantiasa mengacu ke usaha
pencapaian tujuan-tujuan kurikulum dan tujuan-tujuan instruksional bidang studi.
Bahan-bahan pengajaran itu sendiri adalah sebagai rincian daripada pokok-pokok
bahasan dan subpokok-subpokok bahasan dalam GBPP/ kurikulum bidang studi
bersangkutan.
Sebelum kita menelaah lebih lanjut tentang bahan pengajaran sebagai
suatu subsistem pengajaran, maka ada baiknya kita pahami lebih dulu, paling
tidak secara mendasar tentang isi kurikulum secara keseluruhan.

2 Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.
A. Identifikasi Bahan Pengajaran
Bahan pengajaran merupakan bagian yang penting dalam proses belajar
mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar
mengajar yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan pengajaran, serta
menentukan kegiatan-kegiatan belajar mengajar. Karena itu perencanaan bahan
pengajaran perlu mendapat pertimbangan secara cermat.
Bahan pengajaran bukan semata-mata berarti semua uraian yang tertera
dalam buku sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan memiliki
klasifikasi tertentu. Berdasarkan klasifikasi itulah, kemudian guru memilih
bahan yang mana yang akan disajikan dalam perencanaan untuk mencapai
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai kerangka
acuan, bahan pengajaran umumnya diklasifikasikan dalam tiga bidang, yakni
pengetahuan, keterampilan, dan afektif. Hal itu sesuai dengan tujuan-tujuan
yang hendak dicapai.

1. Pengajaran
Materi pengajaran yang merupakan isi kurikulum sangat dekat
kaitannya dengan strategi instruksional. Hal itu berarti, untuk mengajarkan
jenis materi tertentu diperlukan strategi instruksional tertentu, dengan
asumsi bahwa hal-hal yang diharapkan dalam tujuan pengajaran pada
hakikatnya telah terceminkan dalam materi yang hendak disajikan. Itulah
sebabnya ada yang dikenal sebagai pengajaran konsep dan prinsip,
pengajaran keterampilan, pengajaran sikap, jenis-jenis prosedur
pengajaran tersebut akan kita telaah kembali dalam bab-bab berikutnya.
Antara pengetahuan dan keterampilan terdapat perbedaan yang
jelas ”... the information we feed the learner...”, sedangkan "... the
performance he achies (the results)...”. Pengetahuan menunjuk kepada
informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, misalnya seseorang
mengetahui sesuatu.
Keterampilan (skill) biasanya menunjuk kepada tindakan-tindakan
(intelektual atau jasmaniah) dan reaksi-reaksi (gagasan, hal-hal, atau
orang) yang dilakukan oleh seseorang dengan cara yang kompeten dengan
maksud mencapai suatu tujuan. Suatu tindakan keterampilan memiliki
empat komponen kegiatan yakni persepsi, perencanaan, mengungkapkan
kembali pengetahuan prasyarat, dan pelaksanaan atau performance dari
tindakan.

2. Peta Pengetahuan
Peta pengetahuan memuat empat kategori pengetahuan (fakta,
prosedur, konsep, dan prinsip) dengan maksud untuk mengilustrasikan
berbagai aspek pengetahuan berikut.
a. lnformasi dapat diperoleh secara langsung melalui pengalaman-
pengalaman konkret (misalnya dengan observasi) atau secara tak
langsung melalui pengalaman pengganti, secara lisan atau tertulis
berdasarkan lambang-lambang bahasa.
b. Infomasi dapat disimpan sebagai item diskrit (fakta individual. konsep,
satuan-satuan, dan sebagainya) atau dapat dikombinasikan menjadi
sistem-sistem informasi yang menghubungkan item diskrit satu dengan
yang lainnya dengan cara tertentu, melalui proses asimilasi dan
adaptasi oleh siswa sendiri.
c. Pengetahuan tentang topik tertentu dapat merupakan satu jenis atau
kombinasi dari berbagai jenis pengetahuan faktual dan konseptual,
yang konkret dan yang abstrak, yang tersimpan sebagai pemetaan
koheren atau item diskrit yang tak berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya.

Memahami Isi Bahan Ajar

Sementara itu, bila kita tinjau dari pengertian bahan ajar (instructional
materials) yang secara garis besar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, maka bahan ajar mengandung isi
yang substansinya meliputi tiga macam, yaitu pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur), keterampilan, dan sikap (nilai).

1. Pengetahuan
Pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Namun
terkadang, kita sulit memberikan pengertian pada keempat materi
pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan perbedaan-perbedaan
diantara keempat unsu
r tersebut pada tabel berikut.
Tabel 1. Jenis isi mata pelajaran dalam ranah pengetahuan

No
Jenis Pengertian Contoh
.
1. Fakta Segala hal yang berwujud  RI merdeka pada
kenyataan dan kebenaran, tanggal 17 Agustus
meliputi, nama-nama 1945.
objek, peristiwa sejarah,  Seminggu ada tujuh

lambang, nama tempat, hari.


 Ibu kota Negara RI
nama orang, nama bagian
adalah Jakarta.
atau komponen suatu  Ujung Pandang
benda, dan sebagainya. terletak di Sulawesi
Selatan.
2. Konsep Segala hal yang berwujud Hukum ialah peraturan
pengertian-pengertian baru yang harus
yang bisa timbul sebagai dipatuhi/ditaati, dan jika
hasil pemikiran, meliputi dilanggar, pelakunya
definisi, pengertian, ciri akan dikenai sanksi
khusus, hakikat, inti/isi, berupa denda atau
dan sebagainya. pidana.
3. Prinsip Hal-hal utama, pokok, dan Air mengalir dari tempat
memiliki posisi terpenting, yang lebih tinggi ke
meliputi dalil, rumus, tempat yang lebih
adagium, postulat, rendah. Maka dari itu,
paradigma, teorema, serta jika membuat selokan
hubungan antar konsep pembuangan air harus
yang menggambarkan menurun, tidak boleh
implikasi sebab akibat. datar atau naik.
4. Prosedur Langkah-langkah Langkah-langkah
sistematis atau berurutan membuat bahan ajar
dalam mengerjakan suatu antara lain meliputi hal-
aktivitas dan kronologi hal berikut. Langkah
suatu sistem. pertama, menyusun
analisis kebutuhan
bahan ajar yang di
dalamnya terdiri atas
analisis kurikulum,
analisis sumber belajar,
serta memilih dan
menentukan ahan ajar.
Langkah kedua,
membuat peta bahan
ajar. Langkah terakhir,
membuat bahan ajar
sesuai dengan
strukturnya.

2. Keterampilan
Keterampilan adalah materi atau bahan pembelajaran yang
berhubungan dengan, antara lain kemampuan mengembangkan ide,
memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja.
Ditinjau dari level terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat
dibedakan menjadi gerak awal, semi rutin, dan rutin (terampil).
Keterampilan itu sendiri perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik, dengan memperhatikan aspek bakat, minat, dan harapan peserta
didik tersebut. Tujuannya, agar mereka mampu mencapai penguasaan
keterampilan bekerja (prevocatinal skill) yang secara integral ditunjang
oleh keterampilan hidup (life skill).
3. Sikap atau Nilai
Bahan ajar jenis sikap atau nilai adalah bahan untuk pembelajaran
yang berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain:
a. Nilai-nilai kebersamaan, yakni mampu bekerja berkelompok dengan
orang lain yang berbeda suku, agama, dan strata sosial.
b. Nilai kejujuran, yakni mampu jujur dalam melaksanakan observasi
atau eksperimen, serta tidak memanipulasi data hasil pengamatannya
c. Nilai kasih sayang, yakni tidak membeda-bedakan orang lain yang
mempunyai karakter dan kemampuan sosial ekonomi yang berbeda,
karena semua sama-sama makhluk Tuhan.
d. Nilai tolong-menolong, yakni mau membantu orang lain yang
membutuhkan tanpa meminta dan mengharapkan imbalan apa pun.
e. Nilai semangat dan minat belajar, yakni mempunyai semangat, minat,
dan rasa ingin tahu.
f. Nilai semangat bekerja, yakni mempunyai rasa untuk bekerja keras dan
belajar dengan giat.
g. Bersedia menerima pendapat orang lain dengan bersikap legowo, tidak
alergi terhadap kritik, serta menyadari kesalahannya sehingga saran
dari orang lain dapat diterima dengan hati terbuka dan tidak merasa
sakit hati.

Dari penjelasan yang telah diuraikan secara panjang lebar tersebut, kini
pengetahuan kita tentunya menjadi lebih terbuka dan kita menjadi lebih
bisa memahami bentuk-bentuk sumber belajar serta bahan ajar yang ada di
sekeliling kita. Berikutnya, kita tinggal memanfaatkan berbagai sumber
belajar yang ada tersebut dan membuat bahan ajar seinovatif mungkin,
yang tentunya juga harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan
demikian, pembelajaran bisa lebih menarik, menyenangkan, dan tidak
membosankan. Sehingga, peserta didik pun bisa melalui proses
pembelajaran dengan semaksimal mungkin. Dan, yang jelas sudah tidak
ada lagi alasan bagi peserta didik untuk meninggalkan proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Bahkan, mereka mungkin menjadi
ketagihan dan senantiasa menanti-nantikan momen kegiatan pembelajaran
bersama kita.

A. Beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau materi pelajaran


menjadi bahan belajar diantaranya adalah :
1. Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
Kesesuaian antara pengemasan bahan pelajaran dengan tujuan yang
harus dicapai, seperti yang dirumuskan dalam kurikulum secara teknis
harus menjadi pertimbangan pertama, sebab dalam pendekatan sistem
tujuan adalah komponen yang utama dalam proses pembelajaran.
Artinya apapun yang direncanakan termasuk pengemasn materi
pelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan pengemasan materi
pelajaran sebaiknya ditentukan terlebih dahulu tujuan yang harus
dicapai baik tujuan dalam bentuk perubahan perilaku yang bersifat
umum (goals), maupun perilaku terukur dalam bentuk indikator hasil
belajar (objectives).
2. Kesederhanaan
Bahan pelajaran dikemas dengan tujuan utuk mempermudah siswa
belajar. Dengan demikian, kesederhanaan pengemasan merupakan
salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan. Pengemasan tersebut
bukan hanya tercerminkan dari bentuk pengemasannya itu sendiri,
akan tetapi juga dillihat dari bentuk penyajiannya, misalnya dari
bentuk dialog yang tidak banyak menggunakan kalimat majemuk,
bahasa yang komunikatif dan mudah ditangkap maknanya atau
mungkin kesederhanaan dalam perintah penggunaan bahan ajar yang
lebih praktis
3. Unsur-unsur desain pesan
Dalam setiap kemasan sebaiknya terdapat unsur gambar dan caption.
Pengemasan materi yang hanya terdiri atas gambar atau caption saja
akan mengurangi makna penyajian informasi. Walaupun bahan
pelajaran dikemas dalam bentuk visual misalnya, unsur caption harus
menjadi bagian dari teknik penyajian, sebab salah satu kriteria
keberhasilan pengemasan adalah apakah pengemasan pesan atau
informasi yang disajikan itu mudah dipahami atau tidak. Agar mudah
dipahami, maka penyajian pesan dan informasi harus menyertakan
unsur gambar dan caption.
4. Pengorganisasian bahan
Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian menuju
keseluruhan. Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami manakala
disusun dalam bentuk unit-unit terkecil atau dalam bentuk pokok-
pokok bahasan yang dikemas secara induktif. Selesai siswa
mempelajari unit tertentu segera berikan umpan balik, demikian
seterusnya sampai siswa meguasai materi secara keseluruhan secara
tuntas (mastery).
5. Petunjuk cara penggunaan
Dalam bentuk apa pun pengemasan materi harus disusun petunjuk cara
penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi seandainya bahan ajar
dikemas untuk pembelajaran mandiri seperti modul, pengajaran
berprogam (progam teaching) atau mungkin CD interaktif dan
pembelajaran melalui kaset.3
B. Bentuk bentuk Pengemasan
Materi pelajaran yakni, berbagai informasi yang harus dipahami
siswa dapat dikemas dalam berbagai bentuk. Di bawah ini disajikan
beberapa bentuk pengemasan materi pelajaran.
1. Materi pelajaran terprogam
Materi pelajaran terprogam adalah salah satu bentuk penyajian materi
pembelajaran individual, sehingga materi pelajaran dikemas untuk
dapat dipelajari secara mandiri. Terdapat beberapa ciri dari materi
pelajaran terprogam ini.
a. Materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit atau bagian terkecil.
Dari seluruh materi pelajaran yang harus dikuasai, materi itu dibagi
dalam bagian-bagian terkecil. Siswa mempelajari setiap bagian itu
secara bertahap dari mulai bagian awal sampai bagian akhir. Setiap
siswa selesai mempelajari bagian atau unit, langsung diberikan tes
yang dengan segera pula diberikan umpan baik dan diberikan
reinforcement (penguatan).
b. Menuntut aktivitas siswa.
Penyajian materi terprogam menuntut aktivitas siswa, artinya
dalam mempelajari materi pelajaran siswa tidak mengandalkan
orang lain di luar dirinya, akan tetapi belajar sendiri. Dengan
demikian, siswa yang cepat belajar akan cepat juga menyelesaikan
materi pelajaran yang disajikan; sebaliknya siswa yang lambat
akan lambat pula menyelesaikan bahan pelajaran.

3 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.
151-153
c. Mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi
pelajaran.
Dalam pengemasan materi terprogam siswa dapat segera
mengetahui keberhasilannya. Oleh sebab itu, setelah mempelajari
satu bagian tertentu diberikan item tes yang berfungsi sebagai
kontrol terhadap pemahaman materi dan setelah itu diberikan
balikan tentang kemungkinan jawaban.
2. Pengemasan materi pelajaran kompilasi
Kompilasi adalah bahan mengajar yang disusun dengan mengambil
bagian-bagian yang dianggap perlu dari berbagai sumber belajar dan
menggabungkannya menjadi satu kesatuan untuk dipelajari siswa.
Sumber belajar yang menjadi kompilasi biasanya berasal dari buku-
buku teks (text book), yang dianggap langka sehingga sulit didapatkan
oleh para siswa. Manfaat yang bisa diambil dari pengemasan materi
pelajaran kompilasi, di antaranya adalah siswa dapat belajar secara
utuh dari bahan bahan yang diperlukan sehingga dapat menghemat
waktu dan biaya, karena materi pelajaran sudah merupakan kesatuan
dari bahan-bahan yang tercecer. Agar materi pelajaran dapat disajikan
secara sistematis, maka penyusunannya dapat dlakukan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi
pelajaran melalui sistem kompilasi.
b. Kemukakan secara ringks tentang bahn-bahan yang
dikompilasikan.
c. Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan kompilasi.
d. Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasila siswa dalam
mempelajari kompilasi.
e. Antara satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber
lainnya, diberi penyekat.4

Menurut buku Pedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar yang diterbitkan
oleh Depdiknas, ada empat langkah utama dalam pemilihan bahan ajar, yaitu:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar, yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan
ajar.
4 Ibid.,hlm. 153-157
2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi ajar. Ada empat jenis materi aspek
kognitif, yaitu materi fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi fakta
adalah materi berupa nama-nama objek, tempat, orang, lambang, peristiwa
sejarah, nama bagian suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep
berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Materi prinsip berupa
dalil, rumus, postulat, adagium, paradigm, dan teorema. Materi prosedur
berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, seperti langkah
menelepon, meminjam buku perpustakaan, dan lain sebagainya.
3. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi.
4. Memilih sumber bahan ajar. materi pembelajaran atau bahan ajar dapat
kita temukan dari berbagai sumber, seperti buku ajar, majalah, jurnal,
Koran, internet, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai