SKRIPSI
OLEH
ELIZABETH GUSTI
NIM. P00312016065
i
ii
ii
iii
Halaman Pengesahan
ELIZABETH GUSTI
P00312016065
Penelitian ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji politeknik
Tim penguji
Mengetahui
iii
iv
KATA PENGANTAR
Poltekkes Kendari.
iv
v
Cakrawala Ramadhan )
pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
Penulis
v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 5
B. Landasan Teori.......................................................................... 30
C. Kerangka Teori.......................................................................... 34
D. Kerangka Konsep...................................................................... 35
E. Hipotesis Penelitian................................................................... 35
vi
vii
D. Variabel Penelitian..................................................................... 37
E. Definisi Operasional.................................................................. 37
G. Instrumen Penelitian.................................................................. 38
H. Alur Penelitian........................................................................... 39
B. Pembahasan ............................................................................ 48
B. Saran......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 58
LAMPIRAN
vii
viii
ABSTRAK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
setelah usia kehamilan 42 minggu atau lebih dihitung dari hari pertama
14% dengan rata – rata 10%. Tercatat angka kejadian di Denmark 8,1%
(dengan HPHT tidak jelas sebesar 26%), Islandia 18,6% (semua HPHT
4,97% dari total persalinan adalah persalinan lewat waktu (serotius) (RSU
Bahteramas, 2016).
1
2
serotinus terjadi 30%pada pra persalinan, 55% pada persalinan, dan 15%
dan durasi kontraksi uterus karena dinilai terlalu lemah dan tidak efektif
terjadi antara 10% sampai dengan 20% dari seluruh persalinan dengan
lewat waktu dapat membahayakan bagi ibu dan janin. Kondisi serviks
hal efektifitasnya, harga yang relatif murah, stabil dalam kondisi panas,
10 ibu. Pada tahun 2016 sebanyak 41 ibu bersalin serotinus (4,81%) dari
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
serotinus.
2. Manfaat praktis
E. Keaslian penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kehamilan Serotinus
1.1 Definisi
dari hari pertama haid terakhir. Namun sekitar 3,4% - 14% atau rata – rata
dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan
hari) atau lebih. Definisi ini menganggap bahwa awal haid diikuti ovulasi 2
serotinus karena besarnya variasi siklus haid. Karena tidak ada metode
6
7
1.2 Epidemiologi
sekitar 14% dengan rata – rata 10%. Tercatat angka kejadian di Denmark
8,1% (dengan HPHT tidak jelas sebesar 26%), Islandia 18,6% (semua
2012).
8
anensephalus, dan tidak adanya hipofise pada janin. Keadaan klinis ini
a. Pengaruh progesteron
proses progesteron.
b. Teori oksitosin
yang kurang pada kehamilan lajut diduga sebagai salah satu faktor
bulan.
d. Saraf uterus
ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat
e. Heriditer
kehamilan postterm.
berukuran lebih kecil membuat tengkorak bayi tampk lebih besar, kulit
kering dan pecah – pecah, kuku meluas melebihi ukuran ujung jari,
dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat
adalah amnion menjadi kental karena mekonium dan asfiksia intra uterin
perdarahan post partum akibat bayi besar.Aspek emosi ibu dan keluarga
1.5 Penatalaksanaan
2. Persalinan
2.1 Definisi
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
secara lengkap. Ibu belum dikategorikan inpartu bila kontraksi uterus tidak
akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
kematian ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan sebagian besar persalinan di
jalan lahir. Banyak energi yang dikeluarkan pada waktu ini sehubungan
tidak responsif, setelah itu akan ada fase transisi dimana miometrium
Persalinan aktif dibagi menjadi empat kala yang berbeda. Kala satu
lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan disebut stadium pendataran
Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap dan
berakhir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan adalah stadium
pengeluaran janin. Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir
dan berakhir dengan lahirnya plasentadan selaput ketuban janin. Kala tiga
vagina yang disebut sebagai show. Ini merupakan tanda lanjut sebab
lendir yang keluar hanya sedikit saja. Jumlah yang lebih banyak
Kontraksi otot polos pada saat persalinan terasa sangat nyeri namun
merupakan suatu keadaan yang unik dan fisiologis. Penyebab nyeri tidak
diterima:
b. Mons Veneris
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa
c. Labia mayora
cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara
d. Labia Minora
17
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan
sementara bagian.
e. Klitoris
laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang
f. Vestibulum
dan dibatasi di depan dengan klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang
berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
18
h. Perineum
sphincter ani.
a. Vagina
dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu
b. Uterus
c. Endometrium
d. Tuba Fallopii
melakukan implantasi.
e. Ovarium
Tekanan yang diberikan dengan cara ini dikenal sebagai ntekanan sumbu
tegang dan karena segmen bawah dan serviks merupakan satu – satunya
bagian uterus yang fleksibel bagian ini ditarik ke atas pada kutub bawah
janin. Efek – efek ini merupakan faktor yang penting untuk dilatasi serviks
seluruh selaput ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila
mendesak serviks dan segmen bawah uterus. Untuk lewatnya janin aterm
21
a. Tenaga (Power)
b. Janin (Passenger)
terdapat di panggul.
d. Psikologis ibu
e. Penolong
3. Induksi persalinan
3.1 Definisi
serviks dan kontraksi uterus yang efektif. Kedua faktor tersebut harus
Serviks sendiri terdiri dari jaringan ikat longgar dan padat. Komponen
utama dari jaringan ikat ini adalah kolagen dengan sejumlah jaringan
elastis. Kolagen terdiri dari serat padat regular yang tersusun dalam
kesatuan paralel yang terkait satu sama lain dengan tautan silang.
Substansi dasar jaringan ikat ini adalah proteoglikan kompleks yang terdiri
dari rantai glikosaminoglikan sebagai protein inti dan bertaut dengan kuat
digunakan untuk menilai kondisi serviks adalah skor Bishop karena simple
dan memiliki nilai prediktif yang paling baik. Sistem skor ini menggunakan
servik dan segmen bawah uterus merupakan faktor yang sangat penting.
24
3.3 Indikasi
USU, 2015).
dengan riwayat cedera pada uterus seperti insisi seksio sesarea atau
Kontra indikasi pada ibu berkaitan dengan ukuran ibu, anatomi panggul,
antara lain: atonia uteri, hiperstimulasi, fetal distress, prolaps tali pusat,
intra uterin, perdarahan post partum, kelelahan ibu dan krisis emosional,
(Winkjosastro, 2010).
3.6 Persyaratan
mendatar dan menipis, hal ini dapat dinilai menggunakan tabel skor
Bishop. Jika kondisi tersebut belum terpenuhi maka kita dapat melakukan
26
kelainan letak janin. 4) Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun kedalam
yang diharapkan.
Faktor
skor Dilatasi Pendataran Stasiun -3
Konsistensi Posisi
(cm) (%) sampai+3
0 Tertutup 0 – 30 -3 Kaku Posterior
1 1-2 40 – 50 -2 Medium Pertengahan
2 3-4 60 – 70 -1 Lunak Anterior
3 ≥5 ˃80 +1, +2 - -
Tabel penilaian serviks dengan skor Bishop ( Cunningham. 2009)
4. Misoprostol
4.1 Definisi
Sebagai induksi obat ini digunakan “off label” untuk mematangkan serviks.
27
memiliki efekpada serviks yang sangat berguna pada serviks denga skor
terapi dan memiliki 3 efek samping yaitu : diare, nyeri perut dan uterotonik.
Efek – efek ini terjadi berdasarkan kontak dari zat aktif dengan reseptor
secara topikal dan sistemik pada organ – organ yang terkait. Obat ini
5. Oksitosin
5.1 Definisi
5.2 Fisiologi
Fungsi perangsangan ini selektif dan cukup kuat. Stimulus pada serviks,
FK-UI, 2011).
meskipun tidak ada oksitosin, tetapi persalinan menjadi lebih lama dan
5.3 Farmakodinamik
otot polos uterus. Efek ini bergantung pada konsentrasi estrogen. Pada
B. Landasan Teori
setelah usia kehamilan 42 minggu atau lebih dihitung dari hari pertama
kehamilan serotinus adalah 3,5% - 14% atau rata – rata 10% dari
anensephalus, dan tidak adanya hipofise pada janin. Keadaan klinis ini
31
1. Pengaruh progesteron
progesteron.
2. Teori oksitosin
serotinus.
hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin
4. Saraf uterus
tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek
5. Herediter
ketika keuntungan bagi ibu dan bayi lebih banyak daripada resiko
kehamilan pada kondisi lewat waktu dapat membahayakan bagi ibu dan
janin.
C. Kerangka Teori
Kehamilan
Penurunan kadar estrogen
- Anesefalus
- HPHT tak jelas - Hipoplasia adrenal
- Variasi wakti ovulasi - Defisiensi sulfatase
- Kehamilan - Gangguan reseptor
ekstrauterin oksitosin
- Riwayat KLB - Miometrium rentan
Kehamilan Serotinus - Defisiensi asam
arakhidonat
Induksi persalinan
Lama persalinan
Keluaran
- Ibu
- bayi
Gamber 1. Kerangka teori dimodifikasi dari Winkjosastro (2010); Cunningham (2006);
Manuaba (2013)
D. Kerangka Konsep
Keterangan
E. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
(Nursalam, 2013).
Lama induksi
persalinan 6-18 jam
Pemberian
misoprostol
Ibu (57 ibu) Lama induksi
bersalin persalinan 19-24 jam
serotinus
(121 ibu) Lama induksi
Pemberian
persalinan 6-18 jam
oksitosin
misprostol
(57 ibu) Lama induksi
persalinan 19-24 jam
36
37
D. Variabel Penelitian
E. DefinisiOperasional
hingga saat bayi lahir yang dinyatakan dalam jam. Skala ukur
a. 6-18 jam
b. 19-24 jam
Kriteria objektif
a. Diberikan misoprostol
G. InstrumenPenelitian
dengan yang tercatat pada status ibu bersalin serotinus di Rumah Sakit
H. Alur Penelitian
Populasipenelitian
Subjekpenelitian
(Induksi Misoprostol)
Lama Persalinan
Analisis
Kesimpulan
40
a. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
dengan petunjuk.
3. Tabulating
table distribusi.
b. Analisis data
1. Univariat
f
X x K
n
Keterangan :
K: konstanta (100%)
2. Bivariat
Chi-Square adalah :
fo fe
2
X2 =
fe
Keterangan :
Σ : Jumlah
hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika pvalue > 0,05
atau X2hitung≥ X2tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
Tabel1
Tabel Kontegensi 2 x 2 Risk Ratio Pada Penelitian Cohor Retropektif
Keterangan :
Jika OR = 1 :faktor yang diteliti bukan merupakan factor risiko (tidak ada
hubungan)
A. HASIL PENELITIAN
adalah ibu bersalin dengan serotinus yang berjumlah 114 ibu.Setelah data
a. Letak Geografis
baru kelas 3 yang bernama Laika Waraka. Ruangan laika Waraka terdiri 2
43
44
1999 tanggal 8 mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit secara teknis berada
a. Visi
b. Misi
Tenggara.
2.Analisis Univariabel
penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu diberikan dan tidak
tabel 1.
46
Tabel 1
Distribusi PemberianMisoprostolPada Ibu Bersalin Serotinus
di Rumah Sakit Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Pada bulan
Januari 2015 hingga Oktober tahun 2017
PemberianMisoprostol n %
Diberikan 57 50,0
Tidakdiberikan 57 50,0
Total 114 100
Sumber: Data Primer
misoprostol.
antara dimulainya induksi hingga saat bayi lahir yang dinyatakan dalam
kategori yaitu 6-18 jam, 19-24 jam. Lama induksi persalinandapat dilihat
tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Lama Induksi Persalinan Pada Ibu Bersalin Serotinus di Rumah
Sakit Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Pada bulan Januari 2015
hingga Oktober tahun 2017
besar lama induksi persalinan pada ibu bersalin serotinus pada 6-18 jam
2. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel adalah analisis yang dilakukan untuk
variabel terikat dapat. Uji yang digunakan adalah Uji Kai Kuadrat atau Chi
Square. Untuk melihat besarnya risiko, uji yang digunakan adalah Risk
serotinus.
Tabel 3
Pengaruh Pemberian Misoprostol Terhadap Lama Induksi PersalinanPada
Ibu Bersalin Serotinus Di Rumah Sakit Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara Pada bulan Januari 2015 hingga
Oktober tahun 2017
Kelompok Kelompok
Lama Induksi X2
Intervensi Kontrol RR (95%CI)
Persalinan (pvalue)
n % n %
6-18 jam 42 73,7 23 40,4 12,921 2,111
19-24 jam 15 26,3 34 59,6 (0,000) (1,335-3,338)
Total 57 100 57 100
P < 0,05
48
misoprostol sebagian besar lama induksi persalinan dalam 6-18 jam yaitu
C. Pembahasan
berisiko 2,1 kali untuk mengalami induksi persalinan selama 12-18 jam
berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata –
(Cunningham, 2009).
serotinus terjadi 30%pada pra persalinan, 55% pada persalinan, dan 15%
2009).
durasi kontraksi uterus karena dinilai terlalu lemah dan tidak efektif untuk
antara 10% sampai dengan 20% dari seluruh persalinan dengan berbagai
ketika keuntungan bagi ibu dan bayi lebih banyak daripada resiko
yaitu kematangan serviks dan kontraksi uterus yang efektif. Kedua faktor
utama dari jaringan ikat ini adalah kolagen dengan sejumlah jaringan
elastis. Kolagen terdiri dari serat padat regular yang tersusun dalam
kesatuan paralel yang terkait satu sama lain dengan tautan silang.
Substansi dasar jaringan ikat ini adalah proteoglikan kompleks yang terdiri
dari rantai glikosaminoglikan sebagai protein inti dan bertaut dengan kuat
kondisi serviks adalah skor Bishop karena simple dan memiliki nilai
prediktif yang paling baik. Sistem skor ini menggunakan dilatasi serviks,
lewat waktu dapat membahayakan bagi ibu dan janin.Kondisi serviks telah
menggunakan misoprostol.
interaksi miosin terfosforilasi dan aktin. Pada saat yang sama terjadi
memiliki efekpada serviks yang sangat berguna pada serviks denga skor
55
dan memiliki 3 efek samping yaitu : diare, nyeri perut dan uterotonik. Efek
– efek ini terjadi berdasarkan kontak dari zat aktif dengan reseptor secara
topikal dan sistemik pada organ – organ yang terkait.Obat ini dipasarkan
A. Kesimpulan
diberikan misoprostol.
B. Saran
57
58
Ladewig PW, London ML, Olds SB. (2009). Asuhan ibu dan bayi baru
lahir. Jakarta: EGC.
59
60
Rayburn WF, Carey JC. (2001). Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika.
Jakarta.
Statistics
KELOMPOK
LAMA_INDUKSI_PERSALINAN
LAMA_INDUKSI_PERSALINAN * KELOMPOK
Crosstab
KELOMPOK Total
INTERVENSI KONTROL
Count 42 23 65
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 12,921 1 ,000
b
Continuity Correction 11,597 1 ,001
Likelihood Ratio 13,200 1 ,000
Fisher's Exact Test ,001 ,000
Linear-by-Linear Association 12,808 1 ,000
N of Valid Cases 114
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper