5680-13812-1-PB Jalan PDF
5680-13812-1-PB Jalan PDF
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: permadiyoudhi@gmail.com
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: jeluddin@usu.ac.id
ABSTRAK
Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum, termasuk infrastruktur jalan, merupakan suatu kegiatan yang amat
penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Keberadaan pekerjaan umum tersebut
akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas bagi faktor-faktor produksi, dan sebaliknya apabila
keberadaan infrastruktur tersebut diabaikan maka akan terjadi penurunan produktivitas. Penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan korelasi atau pengaruh perkembangan infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi
wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan. Dan melalui penelitian ini, indikator-indikator yang berkorelasi kuat
diharapkan dapat digunakan dalam mengkaji kebijakan yang bersifat nasional maupun regional, sehingga dapat
ditunjukkan pengaruh investasi di bidang infrastruktur pekerjaan umum, khususnya infrastruktur jalan terhadap
keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi.
Penelitian ini menggunakan metode Analisis Uji Korelasi dan Regresi yang bertujuan untuk melihat keeratan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Sementara data yang digunakan adalah data sekunder yaitu menyangkut
data-data lima indikator bidang infrastruktur pekerjaan umum, yang meliputi sub sektor bidang Bina Marga dan
Sumber Daya Air. Selanjutnya adalah data-data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) beserta sembilan
komponennya sebagai indikator pertumbuhan ekonomi menurut pendekatan pendapatan. Hubungan indikator
pertumbuhan ekonomi dan indikator infrastruktur dinyatakan secara eksplisit melalui sebuah korelasi. Korelasi
yang diperoleh dapat berupa korelasi kuat (signifikan) positif atau negatif, serta korelasi lemah (tidak signifikan)
posistif atau negatif. Korelasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan nilai
ramalan/prediksi, yang selanjutnya dibentuk atas dasar sebuah model umum atau model generik, yang menjelaskan
variabel-variabel yang terlibat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur pekerjaan umum, termasuk infrastruktur jalan memberikan
kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi wilayah. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa infrastruktur jalan
berkontribusi positif pada delapan macam indikator pertumbuhan ekonomi, yaitu: (a) Jasa, (b) Transportasi dan
Komunikasi, (c) Industri Pengolahan, (d) Pertambangan dan Penggalian, (e) Konstruksi/Bangunan, (f) Pertanian,
Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, (g) Listrik, Gas, dan Air Bersih, serta (h) Perdagangan, Hotel, dan
Restoran. Walaupun demikian, kontribusi infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari
adanya infrastruktur pekerjaan umum yang lain.
Construction of public works infrastructure, including road infrastructure, is an activity which is very important in
promoting the economic growth of a region. The existence of public works will encourage an increase in
productivity for the factors of production, and vice versa if the existence of the neglected infrastructure there will be
a decrease in productivity. This study aims to explain the correlation or influence the development of road
infrastructure to local economic growth in the South Coastal District. And through this research, the indicators
correlate strongly expected to be used in reviewing policies, national and regional, so it can be shown to influence
investment in public works infrastructure, particularly road infrastructure to the success of economic development.
This study uses Test Correlation and Regression Analysis which aims to look at the relationship between two or
more variables. While the data used are secondary data that the statistics of the five indicators of public works
infrastructure, which includes the sub-sector fields of Highways and Water Resources. Next is the data of Gross
Regional Domestic Product (GDP) and its nine component as an indicator of economic growth according to the
income approach. Relationship indicators of economic growth and infrastructure indicators explicitly expressed
through a correlation. Correlation can be obtained strong correlation (significant) positive or negative, and the
correlation is weak (not significant) positive or negative. The resulting correlation can be used as a tool to get the
value of forecast / prediction, which was established on the basis of a common model or a generic model, which
explains the variables involved.
The results showed that the public works infrastructure, including road infrastructure contributes positively to
economic growth in the region. Of this study also note that the positive contribution of road infrastructure on eight
kinds of indicators of economic growth, namely: (a) Services, (b) Transportation and Communications, (c)
Manufacturing, (d) Mining and Quarrying, (e) Construction / Building , (f) Agriculture, Livestock, Forestry, and
Fisheries, (g) Electricity, Gas, and Water, and (h) Trade, Hotels and Restaurants. However, the contribution of
infrastructure to economic growth can not be separated from the other public works infrastructure.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pesisir Selatan adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Barat yang di sebelah utara berbatasan
dengan Kota Padang, sebelah selatan dengan Propinsi Bengkulu, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan
Propinsi Jambi, dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Secara Astronomis letak Pesisir Selatan adalah pada
00 59–20 28, 6’ lintang selatan, dan 1000 19’–1010 18’ bujur timur.
Sebagai kebutuhan vital untuk transportasi, infrastruktur jalan di Pesisir Selatan terus ditingkatkan
pembangunannya. Pengembangan wilayah di kabupaten Pesisir Selatan merupakan faktor penting dalam upaya
meningkatkan perekonomian masayarakat yang sekarang masih tergolong sebagai kabupaten tertinggal di Provinsi
Sumatera Barat ditinjau dari segi perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Pengembangan di sektor
transportasi ini di tujukan untuk mendukung pengembangan wilayah kabupaten Pesisir Selatan yang nantinya
diharapkan dapat membuka isolasi dan mendorong pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesisir Selatan 2010-2030, menyatakan
bahwa Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai karakteristik alam dan sumberdaya manusia menjadi potensi
keunggulan komparatif untuk mengembangkan komoditi unggulan pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata,
pertambangan, serta industri pengolahan bahan baku lokal dan kerajinan. Kabupaten Pesisir Selatan memiliki garis
pantai yang panjang (sebagai sumberdaya alam) yang menyimpan sejumlah potensi pengembangan yang dapat
dijadikan sebagai kekuatan pembangunan lainnya. Kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perairan pantai,
pariwisata serta pengembangan pelabuhan laut pada beberapa lokasi strategis, yang didukung dengan kawasan
industri, merupakan potensi-potensi yang dapat dikembangkan di kawasan tersebut. Kabupaten Pesisir Selatan juga
merupakan salah satu daerah lumbung pangan Provinsi Sumatera Barat, seperti potensi padi, perikanan, peternakan
dan perkebunan. Maka, perlu diambil langkah strategis yaitu dengan meningkatkan akses-akses wilayah yang belum
berkembang melalui pembangunan jaringan jalan kabupaten. Strategi yang perlu diterapkan dalam rangka
“Pembangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka
pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang yaitu dengan membangun prasarana dan sarana transportasi yang
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang.
Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan korelasi atau pengaruh perkembangan infrastruktur pekerjaan
umum, terutama infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan.
2. Untuk menganalisa indikator-indikator pertumbuhan ekonomi wilayah apa saja yang dipengaruhi oleh
infrastruktur jalan.
TINJAUAN PUSTAKA
Infrastruktur
Pada dasarnya, infrastruktur memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari konteksnya namun demikian,
umumnya infrastruktur ini dipahami sebagai suatu produk fisik, seperti: jalan, jaringan drainase, jaringan air minum
dan instalasi listrik yang terkait dengan konteks infrastruktur sipil dan perkotaan. Akan tetapi, definisi infrastruktur
tidak hanya meliputi pengertian seperti di atas, prosedur operasi serta kebijakan pembangunan juga merupakan salah
satu jenis infrastruktur. Pembahasan ini kemudian dikenal istilah Hard Infrastructure dan Soft Infrastructure, yang
pada akhirnya kedua jenis infrastruktur ini saling terkait dalam menciptakan layanan infrastruktur secara utuh.
Berdasarkan definisi tersebut infrastruktur memiliki cakupan yang lebih luas (Soerjo, 2007, dikutip oleh Arman,
2008).
Infrastruktur jalan
Jalan merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi transportasi darat. Fungsi jalan adalah sebagai
penghubung satu wilayah dengan wilayah lainnya. Jalan merupakan infrastruktur yang paling berperan dalam
perekonomian nasional. Besarnya mobilitas ekonomi tahun 2002 yang melalui jaringan jalan nasional dan propinsi
rata-rata perhari dapat mencapai sekitar 201 juta kendaraan-kilometer (Bappenas, 2003, dikutip oleh Kenastri,
2007). Hal ini belum termasuk mobilitas ekonomi yang mempergunakan jaringan jalan kabupaten sepanjang 240
ribu kilometer serta jaringan jalan desa. Artinya adalah infrastruktur jalan memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap perekonomian nasional.
Infrastruktur Pengairan
Pada umumnya pembangunan infrastruktur sumberdaya air tidak berdiri sendiri tetapi terkait dengan
pembangunan sektor-sektor lainnya karena infrastruktur merupakan penunjang atau pendukung pembangunan
sektor-sektor tersebut. Pembangunan infrastruktur sumberdaya air banyak memberikan dukungan yang besar antara
lain untuk pembangunan pertanian, perkebunan, pengendalian banjir,penyediaan air baku perkotaan dan industri,
serta pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini hanyalah menggunakan dan mengandalkan sumber data sekunder. Sumber data
sekunder yang dibutuhkan adalah menyangkut data-data lima indikator bidang infrastruktur pekerjaan umum, yang
meliputi sub sektor bidang Bina Marga dan Sumber Daya Air. Indikator-indikator infrastruktur pekerjaan umum di
Kabupaten Pesisir Selatan meliputi :
Jumlah panjang jalan dan jembatan
Panjang jalan mantap
Luas areal teririgasi
Suplai air minum
Pelayanan sampah
Selanjutnya adalah data-data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) beserta sembilan komponennya
sebagai indikator pertumbuhan ekonomi menurut pendekatan pendapatan, meliputi :
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pertanian,peternakan,kehutanan dan perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Bangunan
Listrik,gas dan air bersih
Perdagangan,hotel dan restoran
Transportasi dan komunikasi
Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan
Jasa-jasa
Data-data tersebut diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pesisir Selatan, Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pesisir Selatan, Dinas Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten
Pesisir Selatan, Bappeda Kabupaten Pesisir Selatan serta literatur maupun hasil penelitian yang relevan untuk
mendukung pembahasan penelitian ini. Semua data-data tersebut dikumpulkan selama rentang waktu lima tahun,
yakni dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
2006 936.914,02 42.553,14 337.753,43 19.242,01 118.745,23 537.017,52 89.725,77 101.426,50 470.942,64 2.654.320,26
2007 1.087.676,75 51.376,83 396.563,29 22.372,75 141.494,37 629.860,04 104.341,69 117.256,82 531.976,90 3.082.919,44
2008 1.256.403,88 61.825,23 467.871,23 25.881,88 172.644,31 745.979,88 120.791,09 135.925,91 600.545,16 3.587.868,57
2009 1.418.756,29 71.041,91 532.876,51 29.006,29 201.134,64 864.417,96 138.815,53 155.821,44 677.819,13 4.089.689,70
2010 1.598.633,81 77.296,52 596.456,27 31.331,33 236.248,51 991.514,19 158.539,90 174.671,57 754.475,74 4.619.167,84
Sementara, indikator-indikator infrastruktur dalam lingkup sektor Pekerjaan Umum Kabupaten Pesisir
Selatan meliputi jumlah panjang jalan dan jembatan, jalan mantap, luas areal teririgasi, suplai air minum dan
pelayanan sampah.
Total Panjang
Panjang Jalan Luas Areal Suplai Air Pengolahan
Jalan &
Mantap Beririgasi Minum Sampah
Tahun Jembatan
Jumlah panjang jalan adalah jumlah total infrastruktur fisik jalan yang telah dibangun di Kabupaten Pesisir
Selatan selama periode pengamatan. Sedangkan yang dimaksud dengan jalan mantap adalah panjang jalan dengan
kondisi baik dan sedang. Infrastruktur jalan ini merupakan suatu prasarana penting dalam menunjang transportasi
darat, karena fungsi strategis yang dimilikinya adalah sebagai penghubung satu daerah dengan daerah lainnnya.
Jalan sebagai penghubung antara sentra-sentra produksi dengan daerah pemasaran dirasakan sangat bermanfaat
dalam rangka meningkatkan perekonomian di suatu wilayah.
Luas areal teririgasi adalah jumlah areal pertanian dalam satuan hektar yang mendapatkan fasilitas irigasi,
baik teknis, irigasi non teknis, maupun irigasi sederhana. Suplai air minum adalah banyaknya air yang dialirkan oleh
PDAM untuk setiap detiknya (lt/dt). Pelayanan sampah adalah jumlah penduduk yang memperoleh pelayanan
pembuangan sampah oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesisir Selatan.
2000
1900
Jembatan(km)
1800
1700
1600
1500
2006 2007 2008
1400
1300
1200
2500000
3000000
3500000
4000000
4500000
5000000
PDRB (juta)
650
600
550
500 2008
2006 2007
450
400
3000000
2500000
3500000
4000000
4500000
72000
70000
68000 2008 2009
66000 2010
64000
62000
2500000
3000000
3500000
4000000
4500000
5000000
PDRB (juta)
4000000
2500000
3000000
3500000
4500000
5000000
PDRB (juta)
90 2010
Pelayanan Persampahan (%)
80 2009
70 2008
60 2007
50 2006
40
3000000
2500000
3500000
4000000
4500000
5000000
PDRB (juta)
Secara umum bila diperhatikan dari gambar diatas, diagram scatter plot antara PDRB dengan Total Panjang
Jalan dan Jembatan menunjukkan pola penyebaran data yang menggambarkan trend pertumbuhan positif setiap
tahunnya mulai dari tahun 2006 sampai tahun 2010. Tetapi pertumbuhan yang sangat signifikan terjadi antara tahun
2008 dan tahun 2009. Diagram scatter plot hubungan PDRB dengan Total Panjang Jalan Mantap juga menunjukkan
trend pertumbuhan positif setiap tahunnya. Dan pertumbuhan yang sangat signifikan juga terjadi antara tahun 2008
dan tahun 2009. Pada diagram hubungan antara PDRB dengan Luas Areal Terigasi, ditunjukkan bahwa pola
penyebaran data menggambarkan pertumbuhan negatif. Pertumbuhan negatif terus terjadi dari tahun 2006 sampai
tahun 2010, dengan pertumbuhan yang sangat signifikan terjadi dua periode, yaitu antara tahun 2007 dan tahun
2008, serta antara tahun 2009 dan tahun 2010. Hubungan PDRB dan Suplai air minum seperti yang dapat dilihat dari
diagram scatter plot diatas, menunjukkan pola penyebaran data yang menggambarkan trend antara pertumbuhan
positif dan negatif. Pertumbuhan negatif terlihat terjadi antara tahun 2006 dan tahun 2007. Sementara pada tahun-
tahun selanjutnya, terlihat trend pertumbuhan yang positif sampai dengan tahun 2010. Selanjutnya pada hubungan
antara PDRB dengan Pelayanan Persampahan, diagram scatter plot menunjukkan pola penyebaran data yang
menggambarkan trend pertumbuhan positif setiap tahunnya, mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
Korelasi Indikator Pertumbuhan Ekonomi dengan Indikator Pekerjaan Umum
Analisis Regresi
Dari analisis regresi, diketahui bahwa indikator infrastruktur jalan di Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai
pengaruh yang sangat signifikan terhadap delapan indikator pertumbuhan ekonomi/PDRB di wilayah tersebut.
Delapan indikator PDRB itu adalah:
1. Jasa-jasa
2. Transportasi dan Komunikasi
3. Industri Pengolahan
4. Pertambangan dan Penggalian
5. Konstruksi / Bangunan
6. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan
7. Listrik, Gas, dan Air Bersih, dan
8. Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis trend dan korelasi dalam kurun waktu 2006 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan adanya
korelasi positif antara pertumbuhan ekonomi dengan lima variabel infrastruktur pekerjaan umum. Lima
variabel infrastruktur pekerjaan umum tersebut yaitu: (a) Total Panjang Jalan dan Jembatan, (b) Total Jalan
Mantap, (c) Luas Areal Teririgasi, (d) Suplai Air Minum, (e) Pelayanan Sampah. .
2. Berdasarkan analisis regresi (dengan tingkat signifikansi 0.05), diketahui bahwa dua indikator infrastruktur
jalan, yaitu Jumlah Panjang Jalan dan Jembatan, serta Total Jalan Mantap, memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap delapan macam indikator pertumbuhan ekonomi, yaitu: (a) Jasa, (b) Transportasi dan
Komunikasi, (c) Industri Pengolahan, (d) Pertambangan dan Penggalian, (e) Konstruksi/Bangunan, (f)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, (g) Listrik, Gas, dan Air Bersih, serta (h) Perdagangan,
Hotel, dan Restoran.
3. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan merupakan hasil kontribusi bersama-sama
antara infrastruktur Jalan dan infrastruktur lainnya seperti infrastruktur Sumber Daya Air serta infrastruktur
Cipta Karya.
Saran
Berikut saran yang dapat diberikan dari kajian ini:
1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam analisis korelasi serta analisis regresi, sebaiknya
melibatkan data series yang lebih panjang dan valid.
2. Metode pendekatan yang sama dapat digunakan untuk data yang berasal dari daerah lain dengan tetap
memperhatikan validasi data yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R, (2005), “Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang”, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Adisasmita, R, (2010), “Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah”, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Anonim, (2001), ”Keputusan Presiden RI tahun 2001 Nomor 81 tentang Komite Kebijakan Percepatan
Pembangunan Infrastruktur”.
Bappeda, (2010). Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Pesisir Selatan, “Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Pesisir Selatan”.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, (2001). “Tiga Pilar Pengembangan Wilayah”, Direktorat
Kebijaksanaan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah BPPT, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, (2010), “ Pesisir Selatan Dalam Angka”, Painan.
Badan Pusat Statistik, (2011), “Bojonegoro Dalam Angka, Bojonegoro.
Delis, A, (2008), “Peran Infrastruktur Sebagai Pendorong Dinamika Ekonomi Sektoral dan Regional Berbasis
Pertanian”, Disertasi Pasca Sarjana IPB.
Haris, A, (2005), “Pengaruh Penatagunaan Tanah Terhadap Keberhasilan Pembangunan Infrastruktur dan
Ekonomi”, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas.
Hasibuan, S, (2010), “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Inflasi dengan Menggunakan Regresi
Berganda”, Tesis Sarjana USU.
Jukriadi, M, (2012), “Makalah Teori Perdagangan Internasional”, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kenastri, (2007), “Perumusan Strategi Pembangunan dan Pembiayaan Infrastruktur Skala Besar”, Tesis Pasca
Sarjana IPB.
Matondang, Z, (2012), “Uji Korelasi dan Korelasi dengan SPSS”.
Menteri Pekerjaan Umum RI, (2005), “Pengembangan Infrastruktur di Indonesia”, Seminar Nasional Majalah
Teknik Sipil UGM, Yogyakarta.
Santosa, W & Van Roy, S, (2005), “Korelasi Investasi Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Regional”, Universitas Katolik Parahyangan.
Siregar, Parmonangan, (2004), “Pengaruh Transportasi Terhadap Pengembangan Ekonomi Wilayah di
Kabupaten Toba Samosir”, Tesis Pasca Sarjana USU.
Simposium XII FSTPT, (2009), “ Kajian Dampak Infrastruktur Jalan Terhadap Pembangunan Ekonomi dan
Pengembangan Wilayah”, Universitas Kristen Petra Surabaya.
Sugiharto, (2010), “Pembangunan dan Pengembangan Wilayah”, USU Press, Medan.
Warpani, S, (1984), “Analisa Kota dan Daerah”, ITB, Bandung.