Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geomorfologi adalah sebuah studi ilmiah terhadap permukaan Bumi dan


proses yang terjadi terhadapnya. Secara luas, berhubungan dengan landform (bentuk
lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh
runtuhan batuan, dan terkadang oleh perilaku organisme di tempat mereka hidup.

Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi yang biasa
disingkat sebagai "Malut" ini terdiri dari beberapa pulau di Kepulauan
Maluku. Ibukota terletak di Sofifi, Kecamatan Oba Utara. Kawasan kepulauan ini
berbatasan dengan Samudra Pasifik di utara, Samudra Indonesia dan Laut Arafura di
selatan, Pulau Sulawesi di barat dan Pulau Irian di timur.

Secara astronomis, kawasan tersebut berada pada koordinat 124º ¬ 129º BT


dan 3º LU ¬ 3º LS.1 Kawasan Maluku Utara merupakan daerah kepulauan yang
meliliki potensi strategis dari sudut pandang keletakannya. Kawasan ini terletak di
simpang empat yang menghubungkan kawasan Filipina di utara, New Guinea serta
pasifik di Timur, Kepulauan Timor di selatan, dan Sulawesi serta kawasan Indonesia
barat lainnya di sebelah baratnya.

Secara fisiografis maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Maluku Utara
dan Maluku Selatan. Pembagian ini terkait dengan kondisi geologi dimana Maluku
Utara sebagian dihubungkan dengan rangkaian pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian
dengan sistem Melanesia, sedang Maluku Selatan (Busur Banda) merupakan suatu
bagian dari Sistem Pegunungan Sunda.

Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau


volkanik dan pulau-pulau non volkanik. Pulau vulkanik menempati bagian barat
termasuk diantaranya adalah Pulau Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare,
Pulau Makian, dan Pulau Sangihe. Sedangkan pulau non volkanik antara lain Pulau
Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Talaud, dan Pulau Obi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Kondisi Iklim, Geologi, Morfologi Provinsi Maluku Utara ?
2. Bagaimanakah Sejarah singkat terbentuknya Provinsi Maluku Utara ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Kondisi Iklim, Geologi, Morfologi Provinsi Maluku Utara
3. Mengetahui Sejarah singkat terbentuknya Provinsi Maluku Utara
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Terbentuknya Maluku Utara

Pada masa kepemimpinan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul


sebuah gagasan untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah di
Indonesia yang memiliki potensi dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Salah
satunya adalah Provinsi Maluku yang memiliki potensi sehingga perlu dilakukan
percepatan pembangunan melalui pemekaran provinsi.
Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota
sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun
1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten
Maluku Tenggara Barat.
Dengan demikian provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober
1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri
atas Kabupaten Maluku Utara, Kota Ternate dan Kabupaten Maluku Utara.
Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten
Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan
Sula dan Kota Tidore.
Sejak 4 Agustus 2010, Ibukota provinsi dipindahkan ke Sofifi, Kecamatan
Oba Utara, menggantikan kota terbesarnya, Ternate yang berfungsi sebagai ibukota
sementara selama 11 tahun untuk menunggu kesiapan infrastruktur Sofifi.
Pada tahun 2014 ini, Provinsi Maluku Utara telah memiliki 10 kabupaten/kota
yaitu Kabupaten Halmahera Barat dengan Ibu kota Jailolo, Kabupaten Halmahera
Tengah ibu kota Weda, kabupaten Halmahera Utara ibu kota Tobelo, Kabupaten
Halmahera Selatan ibu kota Labuha, Kabupaten Halmahera Timur ibu kota Maba,
Kabupaten Kepulauan Sula ibu kota Sanana, Kabupaten Pulau Morotai ibu kota
Daruba, Kabupaten Taliabu ibu Kota Bobong, Kota Ternate ibu kota Ternate dan
Kota Tidore Kepulauan ibu kota Soasio.
B. Letak, Batas dan Luas

Sebagai salah satu Provinsi termuda dari 33 Provinsi di Indonesia, Maluku


Utara resmi terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, melalui UU RI Nomor 46 Tahun
1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003. Sebelum resmi menjadi sebuah provinsi,
Maluku Utara merupakan bagian dari Provinsi Maluku, yaitu Kabupaten Maluku
Utara.

Geografis Maluku Utara yang terletak pada Koordinat 3º 40' LS- 3º 0' LU123º
50' - 129º 50' BT, sebenarnya merupakan gugusan kepulauan dengan rasio daratan
dan perairan sebanyak 24 : 76. Provinsi Maluku Utara merupakan provinsi kepulauan
yang terdiri dan 397 buah pulau besar dan kecil. Dari jumlah itu, sebanyak 64 pulau
telah dihuni, sedangkan 333 pulau lainnya tidak dihuni. Luas total wilayah Provinsi
Maluku Utara mencapai 145.819,1 km2. Sebagian besar merupakan wilayah laut,
yaitu seluas 100.731,44 km2 (69,08%). Sisanya seluas 45.087,66 km2 (30,92 %),
adalah daratan.

Provinsi Maluku Utara memiliki batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara berbatasan dengan Laut Pasifik


 Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Seram
 Sebelah timur berbatasan dengan Laut Halmahera
 Sebelah timur berbatasan dengan Laut Maluku

C. Kondisi iklim, Hidrologi dan Tanah

Provinsi Maluku Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis dan iklim musim.
Oleh karenanya sangat dipengaruhi oleh lautan dan bervariasi Dilihat dari iklimnya,
wilayah Maluku Utara memang unik. Dikenal ada empat daerah iklim; Halmahera
Utara, Halmahera Tengah/Barat, Bacan dan Kepulauan Sula. Temperatur rata-rata
tahunan yang diukur dari stasiun Duma Galela, Ternate dan Tobelo antara 25,6oC –
26,1oC dengan curah hujan rata-rata tahunan antara 2.138 mm - 3.693 mm.
Selama Tahun 2011 terjadi hujan sepanjang tahun dengan intensitas beragam,
curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Nopember, serta
penyinaran matahari terbesar sekitar 60% terjadi pada bulan Mei dan Oktober. Stasiun
Meteorologi dan Geofisika Ternate mencatat suhu udara tertinggi sekitar 31,5° C pada
bulan Oktober dan terendah sekitar 23,3° C pada bulan Agustus, sedangkan
kelembaban udara rata-rata sebesar 84%.

Kawasan Maluku Utara yang dilalui garis katulistiwa, memiliki iklim tropis
musiman. Iklim di kawasan ini sangat dipengaruhi oleh angin muson yang berasal dari
pemanasan yang terjadi pada massa daratan Asia dan Australia. Iklim di kawasan ini
bersifat musiman dengan curah hujan yang rendah, kecepatan angin yang tinggi dan
intensitas penyinaran yang tinggi. Hal tersebut membuat kawasan ini menjadi lebih
kering, sedangkan iklim basah dengan curah hujan yang melebihi penguapan tidak
terjadi di sini. Suhu udara rata-rata 26,3º C, dengan suhu udara maksimum 30,1º C
dan suhu minimum 23,5º C.

Tanah yang terdapat di daerah Maluku Utara menunjukkan sifat-sifat yang


berbeda, mulai dari Morotai bagian utara sampai Sulawesi di selatan. Perbedaan ini
disebabkan faktor iklim (curah hujan dan suhu) yang tinggi. Selain itu, yang
membedakan sifat-sifat tanah adalah tipe batuan/bahan induk dan kemiringan lereng
yang berkorelasi dengan kedalaman efektif perakaran serta vegetasi di tanah
tempatnya berkembang.

Pada daerah-daerah perbukitan dan pegunungan yang berlereng curam sampai


sangat curam dengan penutupan vegetasi yang jarang, secara relatif juga
mempengaruhi erosi permukaan. Oleh karena itu sering ditemukan tanah-tanah
dengan kedalaman solum dangkal sampai sedang dengan tingkat perkembangan
lemah dan sedang.

D. Kondisi Geologis dan Fisiografis

Berdasarkan struktur dan tektonik serta litologinya, geologi sebagian besar


Provinsi Maluku Utara bagian Tengah dan Utara merupakan daerah pegunungan
dengan bahan induk bervariasi. Bagian Utara dan Timur Laut semenanjung
Halmahera didominasi oleh pegunungan, semenanjung Utara disusun oleh formasi
gunung api (Andesit dan bahan batuan beku Andesit). Pada semanjung Timur Laut
ditemukan batuan beku asam, basa, dan ultra basa serta bahan sedimen.

Di semenanjung utara Halmahera terdapat barisan gunung api aktif dengan


bentuk dan struktur yang sangat khas. Pada bagian ini, dataran alluvial tidak
ditemukan, tetapi memasuki daerah Kao ditemukan dataran alluviasi yang luas pada
daerah pedalaman, dataran vulkanik yang berombak dan dataran berawa secara lokal.
Pulau Morotai memiliki banyak kesamaan dengan Pulau Halmahera bagian Utara dan
Timur yang dicirikan oleh gunung-gunung yang berkembang dari batuan sediment
dan batuan beku basa.

Pada semenanjung bagian Selatan Halmahera lebih didominasi oleh daerah


gunung yang terutama berkembang dari bahan-bahan sedimentasi dan batu gamping ,
dimana bagian ini terbentang dataran sempit alluvial arah Timur-Barat. Kawasan
sepanjang pantai Barat Halmahera terbentang sejumlah pulaupulau besar dan kecil
yang dimulai dari pulau Ternate bagian Utara sampai Obi di bagian Selatan. Pulau-
pulau kecil di bagian Utara umumnya merupakan daerah vulkanik yang tersusun dari
bahan andesit, dan batuan beku basaltik dengan lereng curam (30 – 45 %) sampai
sangat curam (> 45%).

Kelompok pulau-pulau Bacan mempunyai bentangan lahan pegunungan yang


sama dengan Halmahera Utara yaitu batuan beku basa dan batuan metamorfik. Batuan
metamorfik walaupun menyebar secara lokal tetapi merupakan batuan induk dominan
pada daerah ini. Sepanjang pesisir terdapat dataran pantai yang sempit, dan bagian
tengah dari pusat pulau Bacan dibentuk oleh daratan alluvial. Bentang lahan pulau
Obi mengikuti pola yang sama, dimana bagian tengah didominasi oleh daerah
pegunungan dengan bahan penyusunnya batuan beku basa dan diapit oleh deretan
perbukitan dari batuan sediment.

Kelompok kepulauan Sulabesi mempunyai struktur yang sama tetapi memiliki


susunan bahan induk yang berbeda sebagian besar pulau. Taliabu dan Pulau Sanana
merupakan daerah pegunungan dengan puncak tajam dan lereng yang curam,
berkembang terutama dari batuan metamorfik. Bagian Barat pulau Sanana juga
ditemukan bahan induk granit.
Pertambangan Maluku Utara sangat kaya akan potensi sumber daya mineral
dan energi. Sumber daya mineral berupa bahan galian seperti nikel (Ni) dengan
potensi yang diketahui sekitar 220 juta ton, dan tersebar di beberapa lokasi yaitu
Tanjung Buli, Tanjung Gee, Pulau Bakal, Pulau Gebe, Pulau Obi serta Teluk Weda.
Potensi sumber daya mineral lainnya seperti tembaga, perak, emas, mangan dan
sebagainya. Selain itu potensi bahan galian non logam seperti batu gamping dan
kalsit.

E. Kondisi Morfologis

Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau


volkanik dan pulau-pulau non volkanik. Pulau vulkanik menempati bagian barat
termasuk diantaranya adalah Pulau Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare,
Pulau Makian, dan Pulau Sangihe. Sedangkan pulau non volkanik antara lain Pulau
Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Talaud, dan Pulau Obi.

Pulau Halmahera sendiri termasuk pulau vulkanik meskipun aktivitas vulkanik


yang aktif tidak terdapat seluruh wilayahnya. Bagian utara Pulau Halmahera
merupakan lokasi aktivitas vulkanik yang aktif. Pulau-pulau non vulkanik Maluku
Utara saat ini berkembang dibawah pengaruh proses marin terutama deposisi marin.
Zona gunung api yang terletak di bagian utara Pulau Halmahera membentuk satu pola
jaringan dengan gunung api yang berada di pulau lain antara lain Pulau Ternate,
Tidore, Mare, Moti dan Makian. Bentuk lahan volkanik tererosi kuat terbentang dari
timur ke barat pada zona vulkanik holosen yang aktif.

Gunung Dukono adalah gunung api aktif yang berada pada zona timur bagian
utara. Gunung Dukono merupakan gunung api holosen yang besar, posisinya
bersambungan dengan patahan yang mengarah barat laut – tenggara.

Blok barat laut berada di bagian tepi Pulau Halmahera, dibatasi dari graben
tengah oleh escapment yang membentang dari pesisir timur hingga pesisir barat.
Graben Tengah sendiri berbatasan langsung dengan zona gunungapi dan banyak
mendapat pengaruh aktivitas vulkanik terutama dari Gunungapi Dukono dan
Gunungapi Ibu. Di dalam Graben Tengah terdapat dataran rendah. Blok bagian timur
memanjang arah utara selatan dan menempati sebagian besar sisi barat Pulau
Halmahera. Dataran rendah kobe yang sempit memisahkan blok bagian timur
halmahera di sebelah barat dengan dataran relief berombak di sebelah timurnya.
Dataran relief berombak menempati bagian yang luas di timur Pulau Halmahera.
Sepanjang pesisir utara dan selatan dataran ini terbentuk dari pesisir pengangkatan.
Sedangkan bagian tengah merupakan pesisir pengenggelaman yang dipengaruhi oleh
aktivitas marin dari Teluk Buli.
BAB III

KESIMPULAN

Pada masa kepemimpinan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul


sebuah gagasan untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah di
Indonesia yang memiliki potensi dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Salah
satunya adalah Provinsi Maluku yang memiliki potensi sehingga perlu dilakukan
percepatan pembangunan melalui pemekaran provinsi.
Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota
sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun
1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten
Maluku Tenggara Barat.
Geografis Maluku Utara yang terletak pada Koordinat 3º 40' LS- 3º 0' LU123º
50' - 129º 50' BT, sebenarnya merupakan gugusan kepulauan dengan rasio daratan
dan perairan sebanyak 24 : 76. Provinsi Maluku Utara merupakan provinsi kepulauan
yang terdiri dan 397 buah pulau besar dan kecil. Dari jumlah itu, sebanyak 64 pulau
telah dihuni, sedangkan 333 pulau lainnya tidak dihuni. Luas total wilayah Provinsi
Maluku Utara mencapai 145.819,1 km2. Sebagian besar merupakan wilayah laut,
yaitu seluas 100.731,44 km2 (69,08%). Sisanya seluas 45.087,66 km2 (30,92 %),
adalah daratan.

Kawasan Maluku Utara yang dilalui garis katulistiwa, memiliki iklim tropis
musiman. Iklim di kawasan ini sangat dipengaruhi oleh angin muson yang berasal dari
pemanasan yang terjadi pada massa daratan Asia dan Australia. Iklim di kawasan ini
bersifat musiman dengan curah hujan yang rendah, kecepatan angin yang tinggi dan
intensitas penyinaran yang tinggi. Hal tersebut membuat kawasan ini menjadi lebih
kering, sedangkan iklim basah dengan curah hujan yang melebihi penguapan tidak
terjadi di sini. Suhu udara rata-rata 26,3º C, dengan suhu udara maksimum 30,1º C
dan suhu minimum 23,5º C.
DAFTAR PUSTAKA

http://malut.bpn.go.id/site/profil-kantor/kondisi-geografis-provinsi-maluku-utara/

http://www.bpkp.go.id/malut/konten/1579/Profil-Provinsi-Maluku-Utara.bpkp

Anda mungkin juga menyukai