14 2 Peluang
14 2 Peluang
I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan siswa dapat :
Pertemuan ke 1
1. Menjelaskan pengertian kejadian.
2. Menjelaskan pengertian peluang.
3. Menjelaskan pengertian kepastian dan kemustahilan.
Pertemuan ke 2
1. Menghitung peluang suatu kejadian.
2. Menghitung frekuensi harapan suatu kejadian.
Pertemuan ke 3
1. Menghitung peluang kejadian saling lepas.
2. Menghitung peluang kejadian saling bebas.
Pertemuan ke 4
1. Menerapkan konsep peluang dalam menyelesaikan masalah program keahlian.
Contoh 2
Eksperimen : Melambungkan sebuah mata uang tiga kali dan dilihat deretan dari sisi muka
(M) dan sisi belakang (B) yang tampak.
Ruang sampel : Satu mata uang dilambungkan tiga kali. Maka kemungkinan sisi yang
tampak adalah : MMM, MMB, MBM, MBB, BMM, BMB, BBM,BBB.
Jadi ruang sampelnya:S = {MMM, MMB, MBM, MBB, BMM, BMB, BBM, BBB}
Titik sampel : Merupakan elemen dari ruang sampel S. jadi titik sampelnya : MMM, MMB,
MBB, MBM, BMM, BMB, BBM, BBB.
Kejadian : Merupakan himpunan bagian dari ruang sampel S.
Misalkan :
A = kejadian muncul 2 sisi M atau lebih
B = kejadian bahwa ketiga lambungan menghasilkan sisi yang sama
Maka :
A = {MMM, MMB, MBM, BMM}
B = {MMM, BBB}.
Kejadian yang elementer/sederhana adalah kejadian yang terdiri atas satu titik sampel.
Misalkan C = kejadian bahwa dari tiga lambungan muncul sisi M semua.
Maka C = { MMM }
Kita dapat mengkombinasikan kejadian-kejadian untuk membentuk kejadian-kejadian baru
dengan menggunakan berbagai operasi himpunan.
Definisi
1) A B merupakan kejadian/peristiwa yang terjadi jika kejadian A terjadi atau B terjadi atau
keduanya terjadi
2) A B merupakan kejadian yang terjadi jika A terjadi dan B terjadi
3) , yaitu komplemen dari A, adalah kejadian yang terjadi jika A tidak terjadi.
Contoh 3
Kita lihat kembali contoh 1.
Eksperimen : melambungkan sebuah dadu dan diperhatikan jumlah mata yang
tampak/muncul (pada sisi yang terletak di atas).
Ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
B = kejadian tampak/ muncul mata ganjil = {1, 3, 5}
C = kejadian tampak/muncul mata prima = {2, 3, 5}
Maka : Jika P kejadian tampak/muncul ganjil atau prima, P = B C = {1, 2, 3, 5}
Jika R kejadian bahwa mata prima tidak tampak/muncul, maka R = = {2, 3, 5}c = {1, 4, 6}
Peluang
Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel
mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian munculnya
percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan :
n( A)
P(A) =
n( S )
Pertemuan ke 2 (2 x 45 menit)
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
Guru menyiapkan siswa secara fisik dan mental untuk siap mengikuti pelajaran.
Guru memberikan motivasi dan berusaha membangkitkan minat siswa untuk belajar.
Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran yang lalu
dengan materi yang akan dipelajari.
B. Kegiatan Inti ( 70 menit )
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru memfasilitasi siswa agar terjadi interaksi antar siswa, siswa dan guru dengan
meggunakan sumber belajar yang ada dan lingkungan, serta menugasi semua siswa
untuk mempelajari tentang menghitung peluang dan frekuensi harapan suatu
kejadian.
Guru mengawasi dan membimbing.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Guru memfasilitasi siswa dengan berdiskusi kelompok untuk memunculkan pendapat
atau gagasan baru yang berkaitan dengan peluang dan frekuensi harapan suatu
kejadian.
Guru memberikan kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah
dan mengutarakan pendapatnya tanpa rasa takut dalam kegiatan berdiskusi kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
berupa pujian terhadap keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas dengan
berdiskusi kelompok.
Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan.
Guru sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang
mendapat kesulitan.
n( A)
P(A) =
n( S )
Contoh:
Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya “Angka” ?
Jawab:
Ruang sampel S = {A, G} maka n(S) = 2.
Kejadian A = {A}, maka n(A) = 1
n( A) 1
Jadi, P(A) = =
n( S ) 2
Contoh:
Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu ganjil ?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n(S) = 6
A = {1, 3, 5} n(A) = 3
n( A) 3 1
Jadi, P(A) = = =
n( S ) 6 2
Contoh:
Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak). Tentukan
peluang yang terambil adalah kartu As !
Jawab:
Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(S) = 52
n(As) = 4
n( As ) 4 1
Jadi, P(As) = = =
n( S ) 52 13
Komplemen dari Suatu kejadian
Jika AC menyatakan komplemen dari kejadian A, maka :
P(AC) = 1 – P(A)
Contoh:
Misalkan dilakukan pengundian dua uang logam Rp 100,00 sekaligus, berapa peluang tidak
diperolehnya “Angka 100” ?
Jawab:
S = {GG, GA, AG, AA} n(S) = 4
M = kejadian munculnya “angka 100” = {GA, AG, AA} n(M) = 3
n( M ) 3
P(M) = =
n( S ) 4
C
M = kejadian munculnya bukan “angka 100”
3 1
P(MC) = 1 – P(M) = 1 - =
4 4
Fh(A) = P(A) x n
Contoh:
Sebuah dadu mata enam dilantunkan sebanyak 360 kali. Berapakah frekuensi harapan
munculnya mata dadu prima ?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n(S) = 6
A = {2, 3, 5} n(A) = 3
n( A) 3 1
P(A) = = =
n( S ) 6 2
Jadi, Fh(A) = P(A) x n
1
= X 360
2
= 180 kali.
Contoh:
Berapakah frekuensi harapan muncul mata kurang dari 5 dalam pelantunan dadu mata enam
sebanyak 36 kali ?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n(S) = 6
A = {1, 2, 3, 4} n(A) = 4
n( A) 4 2
P(A) = = =
n( S ) 6 3
Jadi, Fh(A) = P(A) x n
2
= X 36
3
= 24 kali.
C. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membuat rangkuman atau simpulan pelajaran.
Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
Pertemuan ke 3 ( 2 x 45 menit )
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
Guru menyiapkan fisik dan mental siswa untuk siap mengikuti pelajaran, memberikan
motivasi tentang pentingnya belajar, penjelasan tentang tujuan mempelajari
kompetensi dasar menghitung peluang suatu kejadian.
Guru menugasi siswa untuk mengelompok sesuai dengan kelompok masing – masing.
Guru menugasi semua siswa untuk menyimak materi (modul) peluang tentang peluang
suatu kejadian.
B. Kegiatan Inti ( 70 menit )
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru memfasilitasi siswa agar terjadi interaksi antar siswa, siswa dan guru dengan
meggunakan sumber belajar yang ada dan lingkungan, serta menugasi semua siswa
untuk mempelajari tentang peluang kejadian saling lepas dan kejadian saling bebas.
Guru mengawasi dan membimbing.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Guru memfasilitasi siswa dengan berdiskusi kelompok untuk memunculkan pendapat
atau gagasan baru yang berkaitan dengan pengertian kejadian saling lepas dan
kejadian saling bebas secara lisan dan tertulis.
Guru memberikan kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah
dan mengutarakan pendapatnya tanpa rasa takut dalam kegiatan berdiskusi kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
berupa pujian terhadap keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas dengan
berdiskusi kelompok.
Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan.
Guru sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang
mendapat kesulitan.
P (A B) = P(A) + P(B)
Contoh 1:
Sebuah dadu bermata enam dilantunkan satu kali. Berapa peluang munculnya mata
dadu ganjil atau mata dadu genap ?
Jawab:
3 1
A = {1, 3, 5} n(A) = =
6 2
3 1
B = {2, 4, 6} n(B) = =
6 2
AB=
1 1
P (A B) = P(A) + P(B) = + =1
2 2
Contoh 2:
Dua dadu mata enam dilempar bersama-sama. Berapa peluang muncul dua mata dadu
yang jumlahnya 3 atau 10 ?
Jawab:
2 dadu dilempar n(S) = 36
A = jumlah mata dadu 3 = {(1,2),(2,1)} n(A) = 2
B = jumlah mata dadu 10 = {(4,6),(5,5),(6,4)} n(B) = 3
AB=
2 3 5
P (A B) = P(A) + P(B) =
36 36 36
2. Kejadian Saling Bebas (Stokastik)
Jika dua keeping mata uang yang homogen dilantunkan bersama-sama, maka kejadian
yang mungkin adalah : S = {(G1,G2), (G1,A2), (A1,G2), (A1,A2)} n(s) = 4.
Pada kejadian mata uang pertama muncul G 1 dan mata uang kedua muncul G2, maka
1 1
P(G1) = dan P(G2) = . Kejadian G1 dan G2 adalah dua kejadian yang saling bebas.
2 2
1 1 1
P(G1,G2) = P(G1G2) = P(G1) x P(G2) = x = . Secara umum, jika A dan B
2 2 4
merupakan dua kejadian yang saling bebas maka peluang kejadian A dan B adalah :
P(A B) = P(A) x P(B)
Contoh 1:
Dua buah dadu bermata enam, yang terdiri atas warna merah dan putih, dittos
bersama-sama satu kali. Berapa peluang munculnya mata lebih dari 4 untuk dadu merah
dan kurang dari 3 untuk dadu putih ?
Jawab:
Jika A kejadian muncul mata > 4, maka n(A) = 2
2 1
P(A) =
6 3
C. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membuat rangkuman atau simpulan pelajaran.
Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
Pertemuan ke 4 ( 2 x 45 menit )
A. Kegiatan Awal ( 10 menit )
Guru menyiapkan fisik dan mental siswa untuk siap mengikuti pelajaran, memberikan
motivasi tentang pentingnya belajar, penjelasan tentang tujuan mempelajari
kompetensi dasar menghitung peluang suatu kejadian.
Guru menugasi siswa untuk mengelompok sesuai dengan kelompok masing – masing.
Guru menugasi semua siswa untuk menyimak materi (modul) peluang tentang suatu
kejadian.
B. Kegiatan Inti ( 70 menit )
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru memfasilitasi siswa agar terjadi interaksi antar siswa, siswa dan guru dengan
meggunakan sumber belajar yang ada dan lingkungan, serta menugasi semua siswa
untuk mempelajari penerapan konsep peluang dalam menyelesaikan masalah program
keahlian.
Guru mengawasi dan membimbing.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
Guru memfasilitasi siswa dengan berdiskusi kelompok untuk memunculkan pendapat
atau gagasan baru yang berkaitan dengan menerapkan konsep peluang dalam
menyelesaikan masalah program keahlian secara lisan dan tertulis.
Guru memberikan kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah
dan mengutarakan pendapatnya tanpa rasa takut dalam kegiatan berdiskusi kelompok.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
berupa pujian terhadap keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas dengan
berdiskusi kelompok.
Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan.
Guru sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang
mendapat kesulitan.
1. Tiga buah kepingan CD yang bersisi merah dan hitam dilempar bersama-sama, tentukan
peluang munculnya kejadian berikut !
a. Mata keping yang bersisi warna merah
b. Mata keping yang bersisi warna merah
2. Sebuah kantong berisi 6 buah busi mobil dan 4 buah busi motor. Dengan cara acak
diambil tiga sekaligus. Tentukan peluang terambilnya busi dengan ketentuan berikut !
a. Ketiganya busi mobil.
b. dua busi mobil dan satu busi motor.
C. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membuat rangkuman atau simpulan pelajaran.
Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Menugasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
VI. Penilaian :
- Tes tertulis bentuk uraian objektif.
- Guru menugasi semua siswa untuk mengerjakan tes formatif.
n(A)=
c. Score penilaian
- Setiap nomor soal dijawab dengan benar diberi score 20
- Score maksimal yang diperoleh siswa yang menjawab benar semua = 5 x 20 = 100
- Siswa yang dapat menyelesaikan minimal 75% dapat melanjutkan ke kegiatan belajar
berikutnya. Bagi siswa yang belum dapat menyelesaikan 75% siswa mengulang
mengerjakan tes formatif
Mengetahui
Kepala SMK ….. Guru penyusun
……………………. ………………………
NIP. ……………… NIP. …………………