Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

WHO pada tahun 1977 mencanankan suatu gerakan internasional yang tujuannya adalah tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi seluruh individu. Oleh pemerintah program tersebut dijabarkan
dalam bentuk pelayanan kesehatan dasar yang dituangkan dalam wujud SKN. Materi dan upaya pelaksanaan
pelayanan kesehatan dasar perupa pelayanan:
1. Penyuluhan kesehatan tentang cara pencegahan dan pengolahan penyakit.
2. Promosi gizi tentang pengadaan bahan makanan dan cara menyediakan makanan.
3. Penyediaan dan pengadaan air bersih serta sanitasi lingkungan.
4. Pelayanan KIA termasuk program keluarga berencana.
5. Pencegahan dan pengolahan penyakit endemik
6. Imunisasi terhadap penyakit infeksi utama.
7. Pengobatan yang memadai terhadap penyakit dan gangguan kesehatan lain.
8. Pengadaan obaat essensial.
Dalam penjabaran SKN tersebut salah satu program pokoknya adalah pelayanan KIA yang
dilaksanakan oleh suatu badan usaha yang disebut BKIA. Upaya pelaksanaan kesehatan ibu dan anak ini
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
Program kesehatan ibu dan anak juga tertuang dalam program puskesmas.

PROGRAM KIA
KIA sebagai suatu bagian dari pesiatrik sosial bersifat pendidikan dan pencegahan. Sehigga tugasnya
adalah ikut serta menurunkan angka kematian atau penyakit bayi dan anak secara optimum.
Petunjuk yang diberikan KIA dalam upaya menurunkan angka kematian dan kesaktan bayi dapat dibagi dalam:
1. Petunjuk mengenai kesehatan umum.
Kesehatan umum meliputi kebersihan termasuk kebersihan diri sendiri, pakaian, makanan, rumah dan
lingkungan. Fungsi KIA adalah memberikan nasehat mengenai minuman dan makanan bati sehingga dapat
menurunkan angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit alat pencernaan.
2. Imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi.
Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh penyakit infeksi maka kepada bayi,
anak prasekolah, anak sekolah dan anak remaja diberikan imunisasi aktif terhadap beberapa penyakit infeksi.
3. Petunjuk mengenai psikologi umum.
Memberikan nasehat mengenai psikologi umum mencakup:
a. Membiasakan diri hidup secara teratur.
b. Istirahat dan kasih sayang
c. Alat permainan
4. Pemeriksaan darah sederhana.

PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK


Pada tanggal 23 november 2000 disahkan Undang-Undang Hak Asasi Manusia yaitu UU RI No. 39
Th. 1999 Tentang Hak Azasi Manusia. Undang-undang ini merupakan penjabaran Deklarasi Universal
tentang hak azasi manusia yang sebelumnya telah dibuat oleh PBB.
Undang-undang ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan manusia sebagai individu, masyarakat
dan warga negara. Individu yang dimaksud termasuk anak maupun janin yang masih dalam kandungan.
Undang-undang ini banyak mengatur tentang hak anak. Pasal–pasal yang dimaksud adalah sebagai
berikut:

BAB I
Ketentuan Umum
PASAL 1
Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang
masih dalam kandungan apabilah hal tersebut adalah kepentingannya.

BAB II
Hak Azasi Manuasia dan Kebebasan Dasar Manusia.

Bagian kesepuluh

HAK ANAK

Pasal 52

1. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara.
2. Hak anak adalah hak asai manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum
bahkan sejak dalam kandungan.

Pasal 53

1. Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan menigkatkan taraf
kehidupannya.
2. Setiap anak sejak kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status kewarganegaraan.

Pasal 54

Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan
bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan,
meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pasal 55

Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berfikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat
intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orang tua dan atau wali.

Pasal 56

1. Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya.
2. Dalam hal oarang tua anak tidak mampu membesarkan dan memelihara anaknya dengan baik dan sesuai
dengan undang-undang ini maka anak tersebut boleh diasuh atau diangkat sebagai anak oleh orang lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Pasal 57

1. Setiap anak berhak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan, dan dibimbing kehidupannya oleh
orang tua atau walinya sampai dewasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Setiap anak berhak mendapatkan orang tua angkat atau wali berdasarkan putusan pengadilan apabilah kedua
orang tua telah meninggal dunia atau karena suatu sebab yang sah tidak dapat menjalankan kewajibannya
sebagai orang tua.
3. Orang tua angkat atau wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus menjalankan kewajiban sebagai orang
tua yang sesungguhanya.

Pasal 58

1. Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik dan mental,
penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual selam dalam pengasuhan orang tua atau walinya, atau
pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak tersebut.
2. Dalam hal orang tua, wali, atau pengasuh anak melakukan segala bentuk penganiayaan fisik atau mental,
penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual termasuk pemerkosaan, dan atau pembunuhan terhadap
anak yang seharusnya dilindungi maka harus dikenakan pemberatan hukuman.

Pasal 59

1. Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari oarang tuanya secara bertentangan dengan kehendak anak
sendiri, kecuali jika ada alasan dan aturan hukum yang sah yang menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah
demi kepentingan terbaik bagi anak.
2. Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dala ayat (1), hak anak untuk tetap bertemu langsung dan berhubungan
pribadi secara tetap dengan orang tuanya tetap dijamin oleh undang-undang.

Pasal 60
1. Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya.
2. Setiap anak berhak mencari, menerima, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan
usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Pasal 61

Setiap anak berhak untuk bertistirahat, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekresi dan berkreasi sesuai
dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pangembangan dirinya.

Pasal 62

Setiap anak berhak untuk memperoleh palayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak, sesuai dengan
kebutuhan fisik dan mmental spiritualnya.

Pasal 63

Setiap anak berhak untuk tidak dilibatkan didalam peristiwa peperangan, sengketa bersenjata, kerusuhan sosial,
dan peristiwa lain yang mengandung unsur kekerasan.

Pasal 64

Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan
yang membahayakan dirinya, sehingga dapat mengganggu pendidikan, kesehatan fisik, moral, kehidupan sosial,
dan mental spiritual.

Pasal 65

Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi dan pelecehan seksual,
penculikan, perdagangan anak, serta dari berbagai bentuk penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya.

Pasal 66

1. Setiap anak berhAk untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang
tidak manusia.
2. Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhkan untuk pelaku tindak pidana yang masih
anak.
3. Setiap anak berhak untuk tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum.
4. Penangkapan, penahanan, atau pidana penjara anak hanya boleh dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku
dan hanya dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir.
5. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan dengan
memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi sesuai dengan usianya dan harus dipisahkan dari orang
dewasa, kecuali demi kepentingannya.
6. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara
efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku.
7. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk membela diri dan memperoleh keadilan di depan
Pengadilan Anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang yang tertutup untuk umum.

ADVOKATE ANAK

Fungsi ini diperankan oleh orang tua sebagai pengembang amanat untuk menjaga kelansungan
kehidupan anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang baik fisik maupun mental rohaninya.
ORGANISASI PERLINDUNGAN ANAK
Pada konfrensi Bellagio III di Cartagena, Collumbia, pada tahun 1985 diputuskan untuk
merekomendasikan suatu organisasi bagi perlindungan anak (protecting the world’s children)
Pada konfrensi Bellagio III di Talloires Francis, tahun 1990, dihasilkan suatu keputusan yang dikenal
dengan World Declaration on the Child Survival dan Protection and Develevment of Children yang isinya
antara lain tentang:
1. Konfensi hak-hak anak.
Menganjurkan pada setiap negara untuk memberi perlindungan dan kesejahteraan anak.
2. Kesehatan anak.
Menganjurkan kepada setiap bangsa untuk melakukan perlindungan kepada setiap anak dari penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi yang dapat menimbulakan cacat dan kematian pada anak.
3. Peranan keluarga terhadap perlindungan anak sejak bayi sampai remaja.
4. Pendidikan dasar.
Pemerintah dan orang tua memberi perlidungan terhadap anak untu bebas dari buta aksara atau pendidikan
dasar.
5. Perlindungan anak dalam masa perang.
Anak anak berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam situasi konflik bersenjata.

PERLIDUNGAN KESEHATAN ANAK

Anak sangat rentang terhadap timbulnya penyakit. Beberapa penyakit yang yang sering
terjadi pada anak yaitu penyakit infeksi, dan masalah kekurangan gizi. Ada beberapa upaya
yang dilakukan antar lain:
1. Upaya prevenrtif.
Upaya prepentif menjadi dalam tiga tingkat yaitu:
a. Preventif primer. Pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya penyakit, misalnya dengan
pemberian imunisasi pada anak.
b. Preventif sekunder. Penfegahan yang dilakukan dengan cara pengenalan dini penyakit atau
fektor resiko seperti tumbuh kembang anak.
c. Preventif tertier. Pencegahan untuk mencegah akibat penyakit yang lebih buruk misalnya
pada anak cacat bawaan.
2. Upaya promotif.
Yaitu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak seperti pemberian makanan
tambahan, pemberian vitamin dan gizi yang baik
3. Upaya kuratif.
Yaitu upaya memberikan pertolongan pada kasus-kasus yang terjadi pada anak, dapat berupa
pengobatan dan perawatan.
4. Upaya rehabilatatif.
Memberikan pelayanan rehabilitasi terhadap gejala sisa yang ditimbulakan suatu penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Drs Efendi ; Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC Jakarta.


_____,Undang-Undang HAM 1999, Sinar Grafika, Jakarta 2000
Herny imran dkk; kebijakan pemerintah untuk kesehatan anak; Program Study Ilmu Keperawatan
Fak. Kedokteran UH, Makassar 2004

Anda mungkin juga menyukai