Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KECELAKAAN
PERDARAHAN DAN SYOK
CEDERA JARINGAN LUNAK
Oleh :
Prima Erza Yudha T (0516040109)
K3-5D
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui jenis-jenis perdarahan
2. Mampu mengetahui ciri-ciri shock
3. Mampu melakukan penanganan terhadap perdarahan dan shock berdasarkan
penyebabnya
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Perdarahan
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan
oleh trauma/kecelakaan atau penyakit. Perdarahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
perdarahan eksternal (terbuka) dan perdarahan internal (tertutup). Perdarahan eksternal
adalah perdarahan yang berasal dari luka terbuka sehingga dapat dilihat. Sedangkan
perdarahan internal adalah perdarahan yang terjadi pada luka tertutp sehingga sulit untuk di
identifikasi.
2.1.1 Perdarahan Luar (terbuka)
Perdarahan yang terjadi karena rusaknya dinding pembuluh darah yang
disertai dengan rusaknya kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh, ciri
perdarahan eksternal mudah untuk diketahui karena pada jenis perdarahan ini terdapat
luka terbuka yang dapat dilihat. Terdapat beberapa jenis luka terbuka yaitu :
1. Luka Gores/ Abrasi
Bagian kulit lapisan atas terkelupas sehingga hanya sedikit kehilangan darah
2. Laserasi
Bagian kulit yang terpotong bergerigi
3. Insisi
Kulit terpotong rata seperti potongan pisau
4. Pungsi
Cedera benda tajam yang menembus permukaan kulit
5. Avulsi
Kulit yang terpotong masih menggantung di bagian lainnya
6. Amputasi
Terpotongnya bagian tubuh
2. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik ini akibat depresi berat kerja jantung sistolik. Tekanan arteri sistolik
< 80 mmHg, indeks jantung berkurang di bawah 1,8 L/menit/ m2, dan tekanan
pengisian ventrikel kiri meningkat. Pasien sering tampak tidak berdaya, pengeluaran
urin kurang dari 20 ml/ jam, ekstremitas dingin dan sianotik. Penyebab paling sering
adalah 40% lebih karena miokard infark ventrikel kiri, yang menyebabkan penurunan
kontraktilitas ventrikel kiri yang berat, dan kegagalan pompa ventrikel kiri. Penyebab
lainnya miokarditis akut dan depresi kontraktilitas miokard setelah henti jantung dan
pembedahan jantung yang lama. Bentuk lain bisa karena gangguan mekanis ventrikel.
Regurgitasi aorta atau mitral akut, biasanya disebabkan oleh infark miokard akut,
dapat menyebabkan penurunan yang berat pada curah jantung forward (aliran darah
keluar melalui katub aorta ke dalam sirkulasi arteri sistemik) dan karenanya
menyebabkan syok kardiogenik.
4. Syok Distributif
Bentuk syok septic, syok neurogenik, syok anafilaktik yang menyebabkan penurunan
tajam pada resistensi vaskuler perifer. Patogenesis syok septic merupakan gangguan
kedua system vaskuler perifer dan jantung.
2. Pertahankan Respirasi
a. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau
muntah.
b. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan
nafas (Gudel/oropharingeal airway).
c. Berikan oksigen 6 liter/menit
d. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan
pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.
3. Pertahankan Sirkulasi
Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan
darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP).
b. Luka Sayat/iris
1. Terjadi akibat kontak dengan benda tajam.
2. Jaringan kulit dan lapisan dibawahnya terputus sampai kedalaman yang
bervariasi.
3. Tepi luka teratur
Gambar 2.1 Luka Sayat/Iris
c. Luka Robek
Akibat benturan keras dengan benda tumpul.
Karakteristik luka hampir sama seperti luka sayat, perbedaannya terletak pada
tepi luka yang tidak teratur.
Seperti luka lecet tetapi lebih dalam dari luka lecet.
Jika terkena pembuluh darah besar sulit dikendalikan
d. Luka Tusuk
1. Terjadi akibat masuknya benda tajam dan runcing melalui kulit dalam tubuh.
2. Ciri khasnya adalah luka relatif lebih dalam dibandingkan dengan lebarnya.
3. Luka jenis ini sangat berbahaya karena dapat melibatkan alat-alat dalam tubuh.
4. Bentuk luka hampir menyerupai benda yang menusuk dengan dalam luka lebih
panjang dari lebar luka.
e. Luka Sobek
Sama seperti luka robek tetapi jaringan tubuh tidak terlepas dan masih
menempel membentuk lembaran gantung yang dikenal sebagai istilah “flap”.
Hal ini terjadi akibat kulit dan sedikit lapisan di bawahnya terkelupas.
f. Amputasi
Luka terbuka dengan jaringan tubuh terpisah
Paling sering terjadi pada alat gerak, mulai dari jari, sampai kehilangan
seluruh anggota gerak (tubuh).
Perawatan luka amputasi selain perawatan penderita, alat tubuh yang terputus
juga perlu mendapat perawatan. Berikut beberapa pedoman perawatan bagian
yang putus :
1. Bungkus bagian yang terputus dengan kasa steril yang dilembabkan.
2. Masukkan bagian itu dalam kantung plastik. Tuliskan nama penderita serta
jam dan tanggal bagian ini dimasukkan. Jangan rendam bagian ini dalam air.
3. Usahakan bagian yang terputus ini tetap dingin dengan cara memasukkan
kantung yang berisi potongan tersebut dalam kantung yang lebih besar, atau
tempat lain yang sudah berisi air atau es. Hindari sentuhan langsung bagian
yang putus ini dengan es.
Perawatan penderita pada dasarnya sama seperti luka terbuka, yang paling
penting dilakukan adalah menghentikan perdarahan. Umumnya pembalutan
penekanan sudah cukup.
g. Cedera remuk
Dapat berupa suatu gabungan antara luka terbuka dan tertutup.
Terjadi akibat alat gerak terjepit alat gerak
Jaringan lunak dan jaringan keras seperti tulang dapat terlihat
2. Luka Tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/ terputusnya jaringan kulit yang
rusak hanya jaringan di bawah kulit. Jenis-jenis dari luka tertutp adalah sebagai
berikut :
a. Memar
Merupakan luka tertutup yang paling sering ditemukan. Terjadi akibat benturan
dengan benda tumpul. Lapisan epidermis kulit utuh, tetapi sel dan pembuluh
darah pada lapisan dermis rusak. Pada daerah luka terdapat bengkak dan perubahan
warna.
Gejala-gejala :
Nyeri
Bengkak
Nyeri tekan
b. Hematoma
Penumpukan darah hampir selalu terjadi pada daerah yang cedera atau dalam
rongga tubuh. Hematoma berbeda dengan memar, luas area penumpukan darah
lebih luas, kerusakan jaringan lebih luas, pembuluh darah yang terlihat lebih besar,
dan darah lebih banyak yang keluar.
c. Cedera remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang amat besar yang dapat menyebabkan remuk
pada jaringan tulang dan kehancuan jaringan bawah kulit lainnya. Cedera remuk
dapat berupa luka terbuka maupun luka tertutup. Penanganan :
1. Gunakan bidai untuk menjaga bagian yang remuk.
2. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Macam-macam pembalutan :
1. Pembalutan segitiga pada kepala, kening.
2. Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki.
3. Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan.
4. Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi.
5. Pembalutan spiral pada tangan.
6. Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau
pergelangan tangan yang cidera.
2.6.2 pembalutan :
Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
Jangan biarkan ujung sisa terurai.
Bila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah pembalutan diperlebar agar
memperluas daerah tekanan, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan jaringan.
Prinsip pembalutan :
Jangan memasang pembalut sampai perdarahan berhenti, kecuali
pembalut penekanan untuk menghentikan perdarahan.
Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
Jangan biarkan ujung sisa terurai.
Bila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut agak
luas untuk daya tekanan diperluas sehingga tidak merusak jaringan.
Jangan menutupi ujung jari.
Balut dari arah dasar ke atas mengarah ke arah jantung khusus untuk
anggota gerak.
Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk
pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam
keadaan lurus.
Kerapihan walau tidak merupakan syarat utama namun baik untuk
menimbulkan kesan profesional.
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Peralatan
1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stopwatch
2. Senter kecil
3. Stetoskop
4. Tensimeter atau stigmomanometer (pengukur tekanan darah)
5. Alat tulis untuk mencatat
6. Termometer badan
Peralatan untuk penanganan :
5. Riwayat penderita
Riwayat penderita dilakukan untuk mengetahui informasi sebanyak mungkin untuk
mengetahui penyebab-penyebab kejadian. Karena korban sadar sepenuhnya maka
wawancara dilakukan langsung kepada korban yaitu dengan menanyakan keluhan,
obat-obatan yang diminum, makanan dan minuman terakhir, penyaakit yang diderita,
alergi, serta kejadian. Hasil dari wawancara berdasarkan pengakuan korban, korban
tidak ada riwayat penyakit yang diderita maupun keluhan-keluhan penyakit yang lain.
Pada saat kejadian korban melaju dengan kencang dan ban depan kanan mobil pecah
sehingga menabrak pembatas jalan tol.
7. Pelaporan
Pelaporan dilakukan untuk memberikan informasi kepada penolong selanjutnya
sehingga mengetahui cedera mana yang perlu dilakukan tindakan utama. Pelaporan
berisi tentang informasi tentang umur korban, jenis kelamin, keluhan utama, tingkat
respon, keadaan jalan nafas, sirkulasi, pernafasan, serta hasil pemeriksaan fisik yang
penting.
4.3 Hasil Pemerikaan
1. Penilaian dini :
Kasus : Trauma
Respon : Suara
Circulation : Ada
Airway : Normal
Breathing : Lemah
2. Pemeriksaan fisik :
Terdapat 3 luka pada tubuh korban, mulai dari luka lecet pada bagian kepala, luka
tusuk pada bagian kaki kiri korban dan luka remuk pada bagian kaki kanan korban.
3. Pemeriksaan tanda vital :
Denyut nadi : 45kali/menit
Pernafasan : 10kali/menit
Tekanan darah : 70/50 mmHg.
Kulit : kering
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Korban bernama Ahmad dengan umur 35 th mengalami kecelakaan mobil pada Rabu
(17/1), 2018. Korban mengalami kasus trauma karena mengalami kecelakaan dengan
menabrak pembatas jalan tol saat mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Korban masih
sanggup merespon saat diberi respon suara. Untuk circulation dan airway korban dalam
keadaan ada dan normal, sedangkan untuk breathing dalam keadaan lemah yaitu 10x/menit,
denyut nadi 45x/menit, tekanan darah sistol dan diastol 70/50mmHg. Untuk pemeriksaan
fisik pada korban terdapat 3 luka yaitu luka remuk, luka tusuk, dan luka lecet. Luka remuk
pada bagian kaki kanan korban terancam amputasi, sedangkan luka tusuk dan lecet
mendapatkan penanganan berupa pembalutan dan pembalutan donat pada luka tusuk.
5.2 Saran
1. Dalam melakukan pemeriksaan pada korban diperlukan ketelitian yang tinggi agar
tidak ada bagian yang terlewatkan
2. Melakukan dengan tenang dan tidak terburu-buru agar mendapat hasil maksimal
DAFTAR PUSTAKA