Anda di halaman 1dari 8

PT PLN (Persero)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/ HAR SIS PROT/DASAR RELAI PROTEKSI

1. DASAR RELAI PROTEKSI

1.1 Pendahuluan
Fungsi proteksi dalam sistem tenaga listrik adalah untuk
mengamankan peralatan/sistem sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari
atau dikurangi menjadi sekecil mungkin, dengan cara :
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat
membahayakan peralatan atau sistem.
1. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami
keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang
terganggu yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum
mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
Sistem proteksi terdiri dari perangkat peralatan yang merupakan sistem yang terdiri
dari komponen-komponen berikut:
1. Relai dan Relai bantu
2. Trafo arus dan atau Trafo tegangan
3. Pemutus tenaga
4. Catu daya (Battery) AC dan atau DC
5. Sistem pengawatan
6. Sistem komunikasi untuk keperluan teleproteksi (khusus untuk relai jarak proteksi
Tegangan Tinggi).
Jika salah satu komponen saja dari perangkat proteksi tidak bekerja sebagaimana
mestinya, maka proteksi tersebut akan gagal bekerja. Jika proteksi bekerja sebagai
mana mestinya, maka kerusakan yang parah akibat gangguan, mestinya dapat
dicegah atau jika gangguan disebabkan karena sudah ada kerusakan, maka
kerusakan ini dapat dibatasi sekecil-kecilnya.
Proteksi yang benar harus dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu
relai proteksi yang terpasang pada instalasi harus memenuhi persyaratan, karena jika
persyaratan tersebut tidak terpenuhi akan terjadi kegagalan.
Kegagalan kerja proteksi dapat disebabkan antara lain oleh :
1. Relainya rusak atau tidak bekerja konsisten
2. Setting relai tidak benar
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal - 1
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/ HAR SIS PROT/DASAR RELAI PROTEKSI

3. Catu daya (Battery lemah)


4. Gangguan pada mekanisme triping PMT
5. Kegagalan PMT memutuskan arus gangguan (media pemutus)
6. Kegagalan saluran telekomunikasi teleproteksi
7. Trafo arus jenuh
8. Kesalahan pengawatan
9. Interferensi frekuensi untuk relai elektronik
10. Dan sabagainya

1.2. Fungsi
Fungsi Proteksi pada sistem tenaga listrik :
1. Merasakan dan melokalisir bagian yang terganggu secepatnya
2. Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu
3. Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian yang lain yang tidak
terganggu didalam sistem tersebut.
4. Mencegah meluasnya gangguan untuk menjamin keandalan penjualan
tenaga listrik.
5. Memperkecil bahaya bagi manusia
Untuk melaksanakan fungsinya tersebut diperlukan persyaratan persyaratan
yaitu :
1. Selektip
2. Sensitip
3. Cepat
4. Peka
5. Andal
6. Ekonomis

1.3. Daerah Pengamanan


Dalam penerapan sistem proteksi Sistem Tenaga Listrik dikenal daerah-daerah
pengaman. Tiap daerah pengaman pada umumnya terdiri dari satu atau lebih
pengamanan peralatan dari sistem tenaga listrik. Zona pengaman tersebut dibuat

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


Hal - 2
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/ HAR SIS PROT/DASAR RELAI PROTEKSI

sedemikian rupa sehingga saling tumpang tindih (overlap) seperti pada gambar
dibawah ini.

Keterangan gambar :
-------- Batas zona proteksi ditentukan oleh lokasi CT
x Pemutus Tenaga
1 Zona proteksi Generator
2 Zona proteksi Generator Trafo Unit
3 Zona Proteksi Busbar
4 Zona Proteksi jaringan transmisi
Setiap zona mempunyai pola proteksi tertentu dan setiap pola mempunyai sistem
proteksi tertentu, dengan proteksi berlapis. Oleh karena itu ada Proteksi Utama dan
Proteksi Cadangan. Metoda proteksi cadangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Relai back-up
2. Breaker back-up
3. Remote Back-up
4. Back-up yang dikoordinasikan secara terpusat
5. Duplicated relai

1.4. Klasifikasi Relai


Berdasarkan Prinsip kerja / konstruksinya relai dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Relai elektromekanis -Plunger type
- Hinged armature type
- Induction disk

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


Hal - 3
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/ HAR SIS PROT/DASAR RELAI PROTEKSI

- Induction cup
2. Relai Thermis
- Bimetal
- Thermocouple
- Thermometer
- NTC (Negatip Temperature Coefisient)
3. Relai Bucholz
-Gas
4. Relai Tekanan lebih/mendadak
- Tekanan minyak
Tekanan Gas SF6 (pada GIS)
5. Relai Statik (Elektronik)
6. Relai Digital (Mikroprosessor)
Berdasarkan fungsi / besaran inputnya diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Relai arus lebih
2. Relai tegangan lebih / kurang
3. Relai frekwensi lebih / kurang
4. Relai daya (Relai daya balik)
5. Relai jarak (Relai impedansi)
6. Relai arah
7. Relai differensial
8. Relai penutup balik (Recloser)
9. Relai Synchron Check

Berdasarkan Karakteristiknya Relai dapat dibedakan menjadi


1. Relai instantaneous / Momen
2. Relai inverse
- Normal inverse (standar inverse)
- Very inverse
- Extreem inverse
- Long time inverse
3. Definite
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal - 4
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/ HAR SIS PROT/DASAR RELAI PROTEKSI

Berdasarkan peranannya dapat dibedakan menjadi:


1. Pengaman Utama (main protection)
Pengaman Cadangan (Back-up Protection) 3. Klasifikasi relai berdasarkan
pemasangannya :

- Relai primer
- Relai secundair

1.5. Dasar Vektor


Vektor Tegangan Untuk sistem 3 phasa seimbang seperti pada gambar dibawah ini

1.6. Pengenalan Sistem Pentanahan Netral


Pertanahan sistem atau pertanahan titik netral adalah cara menghubungkan titik
netral generator dan transformator tenaga ke tanah. Ada beberapa pertanahan sistem
yaitu :
1. Sistem yang tidak ditanahkan (floating system)
2. Sistem ditanahkan melalui impedansi:
- Melalui tahanan
Tahanan tinggi
Tahanan rendah
- Melalui kumparan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


Hal - 5
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/ HAR SIS PROT/DASAR RELAI PROTEKSI

- Melalui trafo pertanahan yang di bebani tahanan (pada


Generator)
3. Dengan pertanahan efektif (pentanahan langsung)
Pertanahan sistem ini akan menentukan terhadap pengaruh tegangan dan arus
masing-masing fasa ke tanah pada saat terjadi gangguan tanah. Sehingga pola
pengaman untuk masing-masing sistem tergantung pada pola pertanahan
sistemnya.
4. Dengan sistem pertanahan kombinasi

1. Sistem Yang Tidak Diketanahkan


Pada saat terjadi gangguan tanah arus yang mengalir hanya arus kapasitip
karena adanya kapasitansi jaringan. Tapi arus ini akan mengalir pada semua feeder,
baik feder yang terganggu maupun feeder yang tidak terganggu. Konstribusi arus
pada saat gangguan 1 fasa ke tanah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar Kontribusi arus pada sistem pentanahan mengambang.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


Hal - 6
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/ HAR SIS PROT/DASAR RELAI PROTEKSI

2. Sistem diketanahkan melalui tahanan tinggi


Tegangan fasa ke tanah untuk sistem ditanahkan melalui tahanan tinggi
mendekati dengan sistem yang tidak ditanahkan sehingga gambarnya dapat di
lihat seperti pada gambar diatas.
Untuk arus gangguan tanahnya terdiri dari dua koponen, yaitu komponen kapasitip
(seperti pada sistem yang tidak ditanahkan) dan komponen resistif yang mengalir
melalui tahanan pertanahan. Distribusi arus resistif dan kapasitip untuk pentanahan
melalui tahanan tinggi.

3. Sistem diketanahkan melalui tahanan rendah


Pada sistem yang ditanahkan melalui tahanan rendah, kemencengan
tegangan pada saat terjadi gangguan ke tanah relatif kecil dibandingkan dengan
sistem yang ditanahkan melalui tahanan tinggi. Arus resistip relatif besar
dibandingkan arus capasitip. Namun demikian arus kapasitip (l3cc) harus
diperhitungkan, terutama untuk kabel tanah.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


Hal - 7
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan LUR/HAR/ HAR SIS PROT/DASAR RELAI PROTEKSI

4. Sistem diketanahkan langsung


Pada sistem ini arus gangguan 1 fasa ketanah relatif sangat besar, sehingga
pengaruh arus kapasitansi dapat diabaikan. Demikian juga tegangan pada fasa yang
sehat relatif tetap sama dengan tegangan fasafasa di bagi akar 3.

1.7. Pengenalan Hubung Singkat


Jika sistem isolasi pada instalasi sistem tenaga listrik gagal menjalankan
fungsinya atau ada hubungan kontak melalui benda asing yang bersifat konduktip,
maka akan terjadi gangguan hubung singkat. Fenomena yang terjadi pada saat
hubung singkat diantaranya adalah tegangan dan arus pada masing-masing fasa
menjadi tidak simetris dan arus yang mengalir pada fasa yang terganggu akan naik.
Arus gangguan hubung singkat ini disumbangkan oleh seluruh generator yang
paralel dengan sistem, kemudian mengalir melalui instalasi (Transformator Tenaga,
Transmisi) menuju ke titik gangguan. Dengan demikian seluruh instalasi yang dilalui
arus gangguan hubung singkat akan merasakan pengaruh akibat terjadinya hubung
singkat tersebut.
Besarnya arus gangguan ditentukan oleh :
1. Tegangan Sumber
2. Impedansi Sistem (MVA hubungan singkat)
3. Impedansi Gangguan
4. Jenis Gangguan hubung singkat
hubung singkat 3
hubung singkat 2
hubung singkat 2 ke tanah
hubung singkat 1 ke tanah
Arus gangguan ini akan menyebabkan gaya elektrodinamik dan membangkitkan panas
yang tinggi pada instalasi yang dilaluinya. Besar gaya elektrodinamik yang diderita
instalasi tergantung besarnya arus puncak hubung singkat, sedangkan temperatur
yang terjadi tergantung dari besarnya arus gangguan simetris serta lama
berlangsungnya hubung singkat. Pada kondisi inilah Relai Proteksi akan memainkan
perannya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


Hal - 8

Anda mungkin juga menyukai