Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada system
sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi
homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong
mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga
terbentuklah suatu aliran darah yang menetap.1 Jika sirkulasi darah menjadi tidak
memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada system transportasi oksigen,
karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organ-
organ tubuh akan mengalami ganguan sepertigangguan pada proses pembentukan
air seni di dalam ginjal ataupun pembentukan cairan cerebrospinalis dan lainnya.
Terdapat dua macamkelainan tekanan darah darah, antara lain yang dikenal
sebagai hipertensiatau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah
rendah.Hipertensi telah menjadi penyakit yang menjadi perhatian di banyak
Negaradi dunia, karena hipertensi seringkali menjadi penyakit tidak menular
nomor satu di banyak Negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tensimeter?
2. Bagaimana cara pengukuran tensimeter?
3. Apa saja jenis tensimeter?
4. Bagaimana prinsip kerja tensimeter?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu tensimeter,cara pengukuran,
jenis, dan prinsip kerja tensimeter secara fisika dalam alat tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian tensimeter


Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang
ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat
pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak
itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas
pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer
pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang,
kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari
air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun,
sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak
negara modern.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat
diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa
berupa jarum mirip jarum stopwatch .

2.2 Cara pengukuran tekanan darah


Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah
1. Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan
atas.
2. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
3. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara
ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh
darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
4. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat
udara.
5. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang
harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua
bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop.

2
Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum
penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
6. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar
lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.

Tekanan Sistolik dan Diastolik


Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh
arteri saat jantung memompa darah (berkontraksi). Sedangkan tekanan diastolik
adalah tekanan saat jantung dalam fase istirahat.. Salah satu kunci keberhasilan
mengendalikan tekanan darah pasien tekanan darah tinggi adalah pengukuran
tekanan darah secara teratur.
Selain alat ukur tekanan darah secara manual seperti di atas, ada juga
sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis. Tekanan darah akan tampil di
layar setelah sphygmomanometer digital selesai mengukur tekanan darah.
Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur
tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi
yang sederhana adalah sebagi berikut:
1. Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol
(0 mmHg).
2. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat.
Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari
2mmHg ( ke 198mmHg). Disini kita melihat apakah ada bagian yang
bocor.
3. Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik,
dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa.
4. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik,
berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut.
Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi
kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan
terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya,begitu juga dengan
diastolik

3
Penurunan raksa yang lambat dapat disebabkan oleh keadaan berikut:
1. Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama
Ada dua saringan dalam setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di
lubang tabung kaca dan tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat
menjadi tersumbat dengan mudah. Ketika air raksa menyentuh
saringan, akan terjadi kelebihan tekanan. Penanganan yang tidak baik
setelah dipakai yaitu membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak
kembali ke tabung air raksa.
2. Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)
Air raksa adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak
murni. Keadaan ini menyebabkan dalam waktu yang lama akan
mengotori tabung gelas/kaca. Akibatnya gerakan raksa saat turun
terhambat.
3. Udara atau debu di air raksa
Masuknya gelembung udara disebabkan oleh cara penanganan yang
tidak sesuai dari sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk
lewat udara. Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa
mengunci air raksa kembali ke kontainer dan meninggalkan klep
membuka dapat menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa.

2.3 Jenis-jenis Tensimeter


Tensimeter terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya :

1. Tensimeter Hg/ tensimeter air raksa

Tensimeter air raksa merupakan tensimer yang menggunakan air raksa


sebagai penunjuk tekanan darah yang telah diukur. Tensimeter konvensiaonal
yang diluar negeri sudah tidak boleh digunakan lagi karena bahaya dari air raksa,
jika sampai alat pecah dan air raksanya terkena kulit atau pernapasan. Tensimeter
jenis ini memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara tekanan
sistolik dan diastolik pada jantung.

4
a. Bagian – bagian Tensimeter air raksa :
1) Menset berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan
untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada penggunaannya
dipasang pada lengan pasien.

2) Bulb atau pemompa berfungsi untuk mempompa udara kedalam


menset.

3) Tabung kaca pengukur berfungsi untuk mengukur air raksa yang


dipompa oleh udara di dalam menset. Diatas tabung kaca pengukur
terdapat lubang pembuangan udara.

4) Valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa.

5) Tabung air raksa berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung
air raksa terdapat filternya.

b. Prinsip kerja tensimeter air raksa :


Alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube
Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi
kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset
dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di
atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya
diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
c. Cara mengukur menggunakan tensimeter air raksa
1) Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan
atas.

2) Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.

3) Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara


ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh
darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.

4) Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat


udara.

5
5) Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang
harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua
bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop.
Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan
jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.

6) Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang


terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh
jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan
diastolik.

d. Kalibrasi pada tensimeter air raksa


Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur tekanan
darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang
sederhana adalah sebagi berikut:

1) Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol
(0 mmhg).

2) Pompa manset sampai 200mmhg kemudian tutup katup buang rapat-


rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih
dari 2mmhg ( ke 198mmhg). Disini kita melihat apakah ada bagian yang
bocor.

3) Laju Penurunan kecepatan dari 200mmhg ke 0 mmhg harus 1 detik,


dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa.

4) Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1


detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer
tersebut. Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah
untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic
pasien akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga
dengan diastolik.

6
e. Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut :
1) Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama

Ada dua saringan dalam setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang
tabung kaca dan tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi
tersumbat dengan mudah. Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi
kelebihan tekanan. Penanganan yang tidak baik setelah dipakai yaitu
membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak kembali ke tabung air raksa.
2) Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)

Air raksa adalah suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni.
Keadaan ini menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori tabung
gelas/kaca. Akibatnya gerakan raksa saat turun terhambat.

3) Udara atau debu di air raksa

Masuknya gelembung udara ini disebabkan oleh cara penanganan yang tidak
sesuai dari sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk lewat udara.
Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa mengunci air raksa
kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka dapat menghasilkan
suatu gelembung udara di air raksa.
f. Kelebihan :

1) Merupakan golden standart pemeriksaan tekanan darah


2) Hasil yang di dapat akurat
3) Tahan lama
g. Kekurangan :

1) Memerlukan Tenaga Ahli untuk melakukan pemeriksaan


2) Dapat terkontaminasi logam berat seperti merkuri, jika air raksanya bocor
atau pecah.

7
h. Perawatan :
1) Simpan tensimeter dalam suhu ruangan yang sesuai untuk menjaga ketahanan
tensimeter.

2) Membersihkan kaca dan bagian-bagian tensimeter dari debu dan kotoran.

3) Bersihkan valve inlet/klep masuk pada bulb dengan menggunakan kapas yang
dibasahi dengan alkohol.

4) Didalam valve outlet/klep keluar terdapat filter, lepas dan bersihkan.

2. Tensimeter aneroid
Tensimeter ini lebih aman karena tidak lagi menggunakan air raksa tetapi
menggunakan putaran berangka sebagai penggantinya. Sama dengan tensimeter
air raksa, tensimeter aneroid masih menggunakan stetoskop.
a. Prinsip kerja tensimeter aneroid :
Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin P
bergerak, gerakan dari pin P menyebabkan gigi Gbergerak. Gerakan gigi G ini
akan menyebabkan jarum bergerak di seluruh muka manometer. Di bawah jarum
penunjuk terdapat pegas tipis yang berfungsi mengembalikan posisi jarum ke nol
kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan (udara dikeluarkan sedikit demi
sedikit). Dengan demikian pembacaan tekanan darah dicatat oleh pengguna.
b. Cara mengukur menggunakan tensimeter aneroid :
1) Kenakan manset pada pergelangan tangan kiri anda.
2) Tempatkan lengan kiri anda membentang di dada dan luruskan manset
dekat dengan jantung.
3) Duduk pada kursi dengan badan tegak.
4) Ambil 5 sampai 6 napas dalam kemudian relaks.
5) Mulailah pengukuran. Tahan siku kiri anda dengan tangan kanan untuk
menjaga posisi lengan.
6) Jaga posisi dan jangan berbicara selama pengukuran

8
c. Cara mengecek tekanan darah :
1) Secara cepat pompa dengan menggunakan pompa karet agar bagian
selubung tensimeter mengembang. Pompa hingga jarum mencapai
angka 180 mmHg. Tekanan yang ditimbulkan akan memberi tekanan
pada pembuluh darah arteri di otot bisep dan akan mengehentikan aliran
darah secara semnetara. Mungkin anda akan merasakan tidak nyaman.
2) Pelan-pelan buka katup udara. Anda harus melakukan ini secara halus
agar udara dalam tensimeter keluar dengan kecepatan yang tetap dan
dengan volume yang sedang. Jika anda melakukan dengan tepat, jarum
penunjuk akan turun dengan kecepatan 3 mmHg/detik. Anda mungkin
harus membiasakan melepaskan katup dengan satu tangan karena
tangan yang satu lagi harus digunakan untuk memenuhi stetoskop.
3) Catat tekanan systole. Ini merupakan bagian tersulit yang harus
dilakukan. Anda harus mendengarkan dari stetoskop sambil terus
memandangi bagian pengukur tensimeter. Ketika anda mendengar
suara detak atau suara seperti ketokan pada pintu untuk pertama kali.
Catat berapa angka yang ditunjukkan oleh jarum. Angka ini merupakan
tekanan systole jantung anda, yaitu tekanan ketika jantung berkontraksi
dan memompa darah ke seluruh tubuh.
4) Catat tekanan diastole. Setelah mengetahui tekanan systole yang di
tandai dengan suara detak yang akan anda dengar, suara tersebut
perlahan-lahan akan berganti menjadi mirip suara desiran angin. Suara
ini penting karena begitu anda tidak mendengar suara ini lagi itu berarti
saatnya mencatat angka berapa yang ditunjukkan oleh jarum. Catat
angkanya dan ini merupakan tekanan diastole anda.
5) Jangan takut jika anda kelewatan dalam membaca. Jika anda merasa
ragu akan berapa angka yang ditunjukkan jarum. Anda bisa
memompanya kembali secara cepat sebanyak 2 kali dan mengulang
pembacaan. Jika anda masih ragu , ulang lagi pada tangan yang lain.
6) Sangat baik bagi anda untuk mengulangi proses mengambil tekanan
darah hingga 10 menit dari pengukuran pertama anda.

9
d. Cara menghindari kesalahan pengukuran :

1) Jangan makan, merokok, dan berolah raga selama 30 menit sebelum


dilakukan pengukuran.
2) Beristirahatlah selama 15 menit sebelum mengulang pengukuran berikutnya.
3) Hindari pengukuran tekanan darah pada saat pasien mengalami stress.
4) Singsingkan lengan baju pasien sebelum memulai pengukuran.
5) Pengukuran sebaiknya dilakukan di dalam ruangan yang tenang, pasien
dalam keadaan santai dan dalam posisi duduk.
6) Letakkan tangan kiri di atas meja atau di atas tangan kursi sedemikian rupa
sehingga manset berada dalam posisi yang sejajar dengan jantung.
7) Tetap tenang dan tidak boleh berbicara selama pengukuran.

e. Kelebihan
1) Lebih aman daripada tensimeter air raksa
2) Hasil yang di dapat akurat

f. Kekurangan
1) Memerlukan tenaga ahli untuk melakukan pemeriksaan
2) Menggunakan putaran ber-angka sebagai penggantinya

g. Perawatan
1) Setelah pengukuran selesai, lilitkan manset dengan tensimeter dan pompa
serta simpan dalam kotaknya bersama dengan stetoskop.

2) Buang semua udara dalam manset sebelum disimpan.

3) Jangan pernah menyentuhkan manset atau komponennya dengan benda


tajam.

4) Akurasi tensimeter dapat diperiksa secara visual: pastikan agar jarum


berhenti dalam area garis merah di bawah "0" saat unit sudah benar-benar
kosong. Normalnya, kalibrasi harus dilakukan setiap 2 tahun.

10
3. Tensimeter Digital

Tensimeter digital merupakan tensimeter yang lebih modern dan akurat,


langsung menunjukan hasil dalam bentuk angka. Tensimeter digital juga sangat
praktis dalam penggunaan karena hanya tinggal menekan tombol dan alat akan
bekerja sendiri dalam menghitung tekanan darah. Tensimeter digital
menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya.

a. Prinsip Kerja :
Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik
rata-rata (sekitar 120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara
akan dilepaskan dari manset dengan mengendorkan knop pada tensimeter
sehingga menyebabkan tekanan dalam manset akan menurun. Secara perlahan
manset akan mengempes, kita akan mengukur osilasi kecil dalam tekanan udara
dari manset lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan di mana denyut nadi
mulai terjadi atau bisa dikatakan sebagai batas bawah. Kami akan menggunakan
MCU untuk mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan kemudian merekam
tekanan dalam manset. Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih
lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada titik di mana osilasi mulai
menghilang.

b. Mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter digital


Sebelum mengukur tekanan darah perhatikan hala-hal berikut :
1) Waktu yang paling baik mengukur tekanan darah adalah pagi hari saat
bangun tidur dan belum melakukan kegiatan apapun.
2) Jika habis melakukan kegiatan seperti berjalan, berlari, membawa barang
bawaan, aik tangga, setelah makan dan sebagainya jangan langsung
diukur, harus istirahat dulu dalam posisi duduk rileks sekitar 10-15
menit.
3) Posisi terbaik dalam mengukur tekanan darah adalah berbaring atau
duduk dengan posisi lengan atas sejajar dengan jantung.
4) Mengkonsumsi obat tertentu seperti penghilang rasa sakit dapat
menyebabkan hasil pengukuran lebih tinggi.

11
5) Jangan melakukan aktifitas seperti berbicara, merokok, makan dan
sebagainya selama mengukur tekanan darah.
c. Cara mengukur menggunakan tensimeter digital :
1) Tekan tombol “start/stop” untuk mengaktifkan alat.
2) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya
menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan
makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk
beristirahat setidaknya 5 - 15 menit sebelum pengukuran.
3) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran
sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi
tenang dan posisi duduk tegak.
4) Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi
kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan
responden di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar
dengan jantung responden.
5) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara
pada saat pengukuran. Apabila responden menggunakan baju berlengan
panjang, singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju
tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah di lengan.
6) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka
ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet.
7) Ikuti posisi tubuh.
8) Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil
pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran
secara otomatis.
9) Tekan “start/stop” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk
mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.

12
d. Prosedur penggunaan manset
1) Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
2) Perhatikan arah masuknya perekat manset.
3) Pakai manset, perhatikan arah selang.
4) Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka
keatas.
5) Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
6) Menghasilkan pengukuran yang akurat.
7) Pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.
8) Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya
antara 2 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
9) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg,
ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan
melepaskan mancet pada lengan.
10) Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan
dengan posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
e. Keunggulan tensimeter digital :
1) Tidak menggunakan air raksa (merkuri) sehingga bebas dari resiko
terkena radiasi logam berat.
2) Tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya
sehingga baik dipakai untuk mereka yang memiliki gangguan
pendengaran.
3) Praktis, karena hasilnya langsung ditampilkan di layar digital. Seringkali
dilengkapi dengan fitur-fitur lain, misalnya grafik tekanan darahnya
normal atau tidak, tambahan memori, fitur Irregular Heart Beat.

4) Cara pemakaiannya sama dengan tensimeter air raksa, sehingga tidak


perlu pelatihan khusus.

f. Kelemahan tensimeter digital :


Akurasi tensimeter digital lebih rendah daripada tensimeter air raksa,
karena dipengaruhi berbagai faktor misalnya kondisi baterai, umur pakai,
teknologi produknya. Karena itu, biasanya untuk keperluan kalibrasi,
dipakai tensimeter air raksa.

13
g. Cara perawatan tensimeter digital :
1) Hindari suhu dan kelembaban yang tinggi baik pada saat penggunaan
atau penyimpanan. Suhu dan kelembaban yang tinggi mempercepat
kerusakan pada alat.
2) Hindari dari kontak dengan zat-zat kimia. Di rumah sakit banyak zat
kimia yang dapat merusak alat tensimeter.
3) Hindari dari benda-benda tajam yang juga dapat merusak alat.
4) Jagalah agar manometer (tabung air raksa, gauge atau LCD) dari
benturan keras.

Mengingat bahwa air raksa merupakan logam berat yang berbahaya, maka
sekarang sudah banyak beredar Sphygmomanometer yang tidak menggunakan
raksa contohnya UM-101 A& Medical Mercury-Free Sphygmomanometer.
Pertimbangan banyak dokter dan perawat yang beralih ke UM-101 A& Medical
Mercury-Free Sphygmomanometer adalah:
1. akurat, konsisten inovatif design.
2. bebas Mercury /air raksa : aman untuk pasien, diri sendiri, staff dan
lingkungan.
3. tidak ada perasaan cemas menggunakan sphygmomanometer.

Mercury-Free Sphygmomanometer mempunyai cara kerja yang sama dengan


tensimeter air raksa.

2.4 Prinsip Kerja Alat Pengukur Tekanan Darah


Prinsip kerja Tensimeter merujuk pada prinsip kerja U-Tube Manometer.
Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang menyerupai huruf U.
Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom
(tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang
‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas
tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya
diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).

14
Tabung manometerakan diisi dengan cairan yang disebut cairan
manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki berat jenis yang
lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada alat pengukur
tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena air raksa
memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis darah.
Berikut skema pengukuran tekanan menggunakan manometer.

Tekanan dalam fluida statis adalah sama pada setiap tingkat horisontal
(ketinggian) yang sama sehingga:
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐵 = 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐶
𝑃𝑏 = 𝑃𝑐
Untuk lengan tangan kiri manometer
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐵 = 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐴 + 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ℎ1 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑃𝑏 = 𝑃𝑎 + 𝜌𝑔ℎ1

Untuk lengan tangan kanan manometer


𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐶 = 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐷 + 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ℎ2 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘

𝑃𝑐 = 𝑃𝑎𝑡𝑚𝑜𝑠𝑓𝑒𝑟 + 𝜌𝑔ℎ2
Karena disini kita mengukur tekanan tolok (gauge pressure), kita dapat
menghilangkan PAtmosfer sehingga
𝑃𝑏 = 𝑃𝑐
𝑃𝑎 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝜌𝑚𝑎𝑛𝑜𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑔ℎ2
𝑃𝑎 = 𝜌𝑚𝑎𝑛𝑜𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑔ℎ2 − 𝜌𝑔ℎ1

15
Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tekanan pada A
sama dengan tekanan cairan manometrik pada ketinggian h2 dikurangi tekanan
cairan yang diukur pada ketinggian h1. Dalam kasus alat pengukur tekanan darah
yang menggunakan air raksa, berarti tekanan darah dapat diukur dengan
menghitung berat jenis air raksa dikali gravitasi dan ketinggian air raksa kemudian
dikurangi berat jenis darah dikalikan gravitasi dan ketinggian darah.

Ukuran tekanan darah normal untuk manusia dewasa (dengan kondisi saat
pengukuran normal, tidak setelah berolahraga):
Systolic : kurang dari 120 mmHg (2,32 psi atau 15 kPa)
Diastolic : kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa)

16
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut
sphygmomanometer. Tensimeter pada umumnya menggunakan air raksa sebagai
cairan penunjuk tekana,namun saat ini berkembang pula tensimeter tanpa air raksa
dan tensimeter digital. Prinsip kerja tensimeter adalah kesetimbangan tekanan
antara tekanan darah dengan tekanan yang dihasilkan oleh tensimeter.

3.2SARAN
Setelah membaca makalah ini mahasiswa di harapkan dapat memahami
apa yang telah di jelaskan dalam makalah ini. Selain itu diharapkan perbaikan dan
studi lebih lanjut mengenai konsep fisika dalam bidang kesehatan yakni
tensimeter.

17
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. Medical Physics. Florida : Wisconsin Tallahasee


Ruslan, Ahmadi. 2010. Teori Dan Aplikasi Fisika Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Purwanto. 2007. Ensiklopedi Fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.
http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System diakses pada
tanggal 7 Oktober 2018
http://leonard.files.wordpress.com/2010/04/research_1.pdf diakses pada tanggal 7
Oktober 2018
http://indonetwork.co.id/alloffers/alat-timbangan.html diakses pada tanggal 7
Oktober 2018

18

Anda mungkin juga menyukai