PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sedangkan pada tahun 2013 hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi
sehingga hal ini menunjukkan bahwa kasus pulpitis tidak bisa disepelekan begitu
saja.
inflamasi pulpa yang tidak parah, jika etiologi dihilangkan inflamasi akan
menghilang dan pulpa akan kembali normal. Pulpitis reversibel dipengaruhi oleh
adanya stimulus, seperti cairan dingin, panas atau bahkan udara dapat
keadaan yang seringkali terjadi akibat atau perkembangan dari pulpitis reversibel
dari pulpa gigi yaitu terjadinya infiltrasi sel inflamasi. Sel inflamasi ini akan
melakukan migrasi dari pembuluh darah ke tempat yang mengalami jejas (Shi
dkk., 2014). Peran sel inflamasi ini untuk melakukan fagositosis mikroorganisme
1
2
serta debris-debris dalam upaya mempertahankan jaringan. Salah satu sel yang
berperan dalam pertahanan terhadap jejas yaitu sel makrofag (Teohardi, 2015).
ke area jejas. Pada saat mencapai jaringan yang mengalami jejas, makrofag
keabu-abuan dan memiliki sitoplasma tipis. Sel ini tidak memiliki bentuk dan
ukuran yang tetap, bagian tepi dari sel ini tidak beraturan dan secara konstan
Pada umumnya tampak melipat atau berlobus. Pada kondisi tertentu, sel ini
2012).
yang terjadi pada pulpa, sehingga dengan perawatan tersebut jaringan pulpa akan
tetap vital dan mengalami regenerasi (Hilton, 2009). Perawatan kaping pulpa
baru berupa dentin reparatif. Bahan yang biasa diaplikasikan pada perawatan
2009).
namun dapat menyebabkan iritasi pulpa. Lalu, tidak secara langsung merangsang
lambat, dapat terjadi degradasi pada saat perlakuan restorasi yang membutuhkan
proses ini berlanjut akan memperparah dan meluas hingga bagian apikal gigi yang
Indonesia. Binatang dari anggota Crustacea ini memiliki kaki sepuluh berasal dari
Salah satunya yaitu kepiting bakau (Scylla serrata). Kepiting bakau merupakan
jenis kepiting yang paling banyak diminati (Kanna, 2002). Tubuh kepiting
dilindungi oleh cangkang yang sangat keras dengan kandungan kitin dari hasil
4
sebanyak 1000 ton dari hasil ekspor kepiting. Jika limbah tersebut di olah
Jawa, Kalimantan, Sulawesi Selatan (Trisnawati dkk., 2013). Salah satu senyawa
turunan dari kitin yang banyak dikembangkan karena manfaatnya adalah kitosan
(Kmiec dkk., 2017). Selain itu dari hasil penelitian yang dilakukan Kmiec dkk.,
dkk., 2017).
B. Perumusan Masalah
Bagaimana pengaruh aplikasi kitosan dari cangkang kepiting bakau sebagai bahan
kaping pulpa terhadap jumlah infiltrasi sel makrofag pada pulpitis reversibel?
C. Keaslian Penelitian
Kmiec dkk., pada tahun 2017. Penelitian tersebut meneliti tentang karateristik dan
potensi kitosan sebagai bahan Kedokteran Gigi. Selain itu penelitian tentang
5
kitosan juga pernah dilakukan oleh Matsunaga dkk., pada tahun 2005. Penelitian
bahan medikamen kaping pulpa pada pulpa yang mengalami jejas ditinjau melalui
Penelitian mengenai pengaruh aplikasi kitosan sebagai bahan kaping pulpa pada
D. Tujuan Penelitian
cangkang kepiting bakau sebagai bahan kaping pulpa terhadap jumlah infiltrasi sel
E. Manfaat Penelitian