Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG

LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggolongan kualitas air di bagi menjadi empat golongan menurut


peruntukannya dalam peraturan RI Nomor 20 Tahun 1990, sebagai berikut:
a. Golongan a air dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
pengolahan terlebih dahulu;
b. Golongan b air dapat digunakan sebagai bahan baku air minum;
c. Golongan c air dapat digunkan untuk keperluan peternakan dan perikanan;
d. Golongan d air dapat digunakan untuk keperluan pertaniaan, usaha diperkotaan,
industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
Kualitas air mencangkup sifat fisika, kimia, biologi yang mempengaruhi
kesediaan air dalam kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi, dan
pemanfaatan lainnya. Untuk lebih jelasnya dipaparkan pada penjelasan berikut (Said,
2005):
a. Karakter fisik bahan padat keseluruhan, kekeruhan, warna, bau, dan rasa,
temperature;
b. Karakter kimia terdiri atas pH, alkalinitas;
c. Karakteristik biologi.
Alat uji kualitas air adalah alat yang dirancang untuk pengujian kualitas
air yangprofesional, dengan parameter pH, DO, dan Salinitias (keasinan). Uji
organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk.
Kualitas tanah (soil quality) kapasitas tanah berfungsi dalam suatu ekosistem
dalam hubungannya dengan daya dukungnya terhadap tanaman dan hewan,
pencegahan erosi dan pengurangan terjadinya pengaruh negatif terhadap sumberdaya
air dan udara, serta menentukan tingkat kesuburan tanah. Adapun alat yang
digunakan dalam pengujian yaitu (Soil Tester).
Udara adalah salah satu komponen yang sangat penting dan dibutuhkan oleh makhluk
hidup. Udara sangat dibutuhkan makhluk hidup terutama dalam proses pernapasan.
Oleh karenanya, untuk bernapas dengan baik dibutuhkan udara dengan kualitas yang

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

baik pula. Namun, tuntutan manusia dalam memenuhi kebutuhannya menyebabkan


terjadinya penurunan kualitas udara. Hal ini disebabkan semakin
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor serta industri, dan tingkat kebersihan
udara yang dapat diukur dengan R-Quality Meter.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum pengujian kualitas air, tanah dan udara yaitu agar
praktikan dapat mengetahui bagaimana tingkat kualitas dari air, tanah dan udara yang
ada disekitar kita yang sesuai dengan batasan normal yang dibutuhkan oleh mahlik
hidup dan juga dapat mengimplementasikan dalam dunia pertambangan yang tarkait
masalah lingkungan.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui parameter pengujian kualitas air, tanah, dan udara;
2. Menganalisis kualitas air, tanah, dan udara sesuai baku mutu lingkungan dan
niali ambang batas.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat Uji pH;
2. Alat Uji Silinitas;
3. Alat Uji DO-BOD;
4. Alat Uji TDS/CD;
5. Penjepit;
6. Cawan;
7. Gelas Ukur;
8. Pipet volum;
9. Pengaduk magnetik;
10. Oven;
11. Kertas Lakmus;
12. Timbangan.
1.3.2 Bahan
1. Air asin;

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

2. Air sumur biasa;


3. Air aquades;
4. Air Kotor;
5. Tissu Kering.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Organoleptik

Uji organoleptik disebut juga dengan pengukuran indera merupakan ilmu


pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur,
penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Penerimaan konsumen terhadap suatu
produk yang biasanya diawali dengan adanya penilaiannya terhadap penampakan,
flavor, dan tekstur. Objek yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi
psikologis (reaksi mental) berupa kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan,
maka disebut juga penilaian sensorik. Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat
mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia
(bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi
kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada
susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan. Kriteria-kriteria tersebut sudah dapat
dikaitkan untuk mewakili kualitas suatu bahan pangan, baik minuman maupun
makanan. Selain itu, sistem ini sudah banyak dibakukan dan dijadikan sebagai alat
bantu dalam laboratorium dan bidang lainnya. Namun, hasil yang didapat tidak 100
% menjamin kebenaran, diperlihatkan perlakuan yang terbaik atau yang paling
disenangi oleh para panelis atau kekurangannya adalah penilaian dapat bersifat
subjektif. Karena itu uji organoleptik ini biasa disebut dengan uji hedonik.
Uji ini tidak akan memperlihatkan suatu produk yang disenangi oleh panelis karena
dalam pengujiannya telah diacak. Oleh karenanya dibutuhkan suatu analisis data
untuk menggabungkan berbagai penilaian yang telah didapat.
Organoleptik (uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara
pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Uji organoleptik atau uji indera atau
uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai
alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk).(Penuntun
laboratorium lingkungan tambang umi).

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

2.2 Pengertian pH, Salinitas, DO, TDS, TSS, dan Kekeruhan

2.2.1 Pengertian pH
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai
14. Istilah pH berasal dari "p", lambang matematika dari negatif logaritma, dan " H",
lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah
negative logaritma dari aktivit as ion Hydrogen.
pH = log[H+] ......................................................................................................2.1
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitasion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
Internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren
Peder Lauritz Sørensen pada Tahun 1909. Pengukuran pH secara kasar biasa
dilakukan dengan kertas pH atau kertas indikator pH, dengan perubahan-perubahan
pada level pH yang bervariasi. Indikator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat
akurasi pengukuran, dan dapat terjadi kesalahan pengamatan karna yang disebabkan
larutan sampel yang berwarna atau sampel yang keruh.
2.2.2 Pengertian Salinitas
Salinitas adalah tingkat kadar garam atau keasinan terlarut dalam air.
Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam
pada sebagian besar sungai, danau, kolam, aquarium dan saluran air alami sangat
kecil sehingga air di tempat ini dapat dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan
garam sebenarnya pada air tawar ini secara definisi, kurang dari 0,05 ppt (part-per-
thousand). Jika lebih dari itu, air akan dikategorikan sebagai air payau atau menjadi
saline bila konsentrasinya 3 sampai 5 ppt. Lebih dari 5 ppt, ia disebut brine. Air laut
secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5 ppt.
Beberapa danau garam di daratan dan beberapa di lautan memiliki kadar garam lebih
tinggi dari pada air laut pada umumnya. Dan sebagai contoh adalah laut mati yang
memiliki kadar garam sekitar 30 ppt.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

2.2.3 Pengertian DO (Dissolved Oxygent)


DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin
baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
2.2.4 Pengertian TDS
Pengertian TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat
organic maupun anorganic misalnya garam, dan lain-lain) yang terdapat pada sebuah
larutan. Umumnya berdasarkan definisi di atas seharusnya zat yang terlarut dalam air
(larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 mikrometer (2×10-6
meter).
2.2.5 Pengertian TSS
TSS (Total Suspended Solids) adalah zat padat tersuspensi dimana sampel
disaring dengan kertas filter, filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan
pada suhu 105oC selama 2 jam.
2.2.6 Pengertian Kekeruhan
Kekeruhan adalah jumlah butir-butir zat yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang yang tergenang dalam air. Kekeruhan biasanya terjadi karena adanya bahan
organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (lumpur dan pasir halus)
sedangkan dengan organik dan anorganik yang berupa mikro organisme dan
plankton. Kekeruhan dinyatakan dengan satuan turbiditas, yang setara dengan
ukuran 1 mg/liter SiO2. Kekeruhan juga dapat diukur dengan alat yang bernama
Turbidity Meter.
Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung, buangan industri
dan mikroorganisme. Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan
penyaringan dan koagulasi. Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk
mengetahui derajat kekeruhan airyang disebabkan oleh adanya partikel-partikel yang
tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui air
tersebut.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

2.3 Karakteristik Fsika, Kimia, dan Biologi yang Mempengaruhi kualitas Air,
Tanah, dan Udara

2.3.1 Parameter Fisika


a. Warna
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah
suatu perairan sudah tercemar atau belum. Air selokan dapat berubah dari bening
menjadi kelabu karena adanya proses dekomposisi. Warna perairan dapat pula
dipengaruhi oleh biota yang ada di dalamnya, misalnya algae, plankton dan
tumbuhan air. Air sungai pada umumnya berwarna bening sampai
kecoklatan, hal ini karena dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu
sendiri dan kadungan suspensi di dalamnya.
b. Bau
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat
organik pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas. Gas yang keluar
dari hasil dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi
adakalanya dapat mematikan biota yang ada di dalamnya, contohnya adanya
kasus ikan-ikan yang mati atau mabuk pada waduk Cirata, Jawa Barat.
c. Rasa
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau
sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan. Rasa suatu perairan
dalam kondisi air berasa hambar,bila suatu periran sudah berwarna kurang baik
dan bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang
enak.
2.3.2 Parameter Kimia
a. pH (Derajat Keasaman)
pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh
cairan. Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan
air memiliki pH antara 7,0-8,2 namun beberapa air memiliki pH di bawah 6,5
atau diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang tinggi pada umumnya mempunyai
konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat menimbulkan
noda alkali dan meningkatkan farmasi pengapuran pada permukaan yang keras.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

b. DO (Disolved Oygen)
Oksigen adalah unsur vital yang di perlukan oleh semua organisme untuk
respirasi dan sebagai zat pembakar dalm proses metabolisme. Sumber utama
oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara melalui kontak
antara permukaan air dengan udara, dan dari proses fotosintesis. Selanjutnya
daur kehilangan oksigen melalui pelepasan dari permukaan ke atmosfer dan
melalui kegiatan respirasi dari semua organisme. Kadar oksigen terlarut juga
berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing)
dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan
limbah (effluent) yang masuk ke dalam air (Effendi, 2003).
2.3.3 Parameter Biologi
a. Jenis-Jenis Plankton
Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-
ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan
(zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton ialah hewan-
hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut
yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis
(Dianthani, 2003). Karena organisme planktonik biasanya ditangkap dengan
menggunakan jaring-jaring yang mempunyai ukuran mata jarring yang berbeda,
maka penggolongoan plankton dapat pula dilakukan berdasarkan ukuran
plankton. Penggolongan ini tidak membedakan fitoplankton dari zooplankton,
dan dengan cara ini dikenal lima golongan plankton, yaitu: megaplankton ialah
organisme plaktonik yang besarnya lebih dari 2.0 mm yang berukuran antara 0.2
mm-2.0 mm termasuk golongan makroplankton; sedangkan mikroplankton
berukuran antara 20 µm-0.2 mm.
b. Ikan
Ikan adalah makhluk hidup yang hidupnya diperairan dan juga ikan
merupakan parameter biologi yang dapat digunakan untuk meneliti parameter
kualitas air disuatu perairan. Jika disuatu perairan memiliki jenis ikan tertentu
dalam jumlah yang sedikit ini menunjukkan bahwa perairan itu tercemar atau
kurang baik untuk dilakukannya budidaya ikan, begitu pula sebaliknya, jika
suatu perairan jumlahnya yang terdapat didalamnya jumlah yang banyak dan

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

beragam jenisnya, maka hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut tidak
mengalami pencemaran dan cocok untuk pembudidayaan.

2.4 Perbedaan Pengujian TDS dan TSS Pada Uji Kualitas Air

2.4.1 Pengertian TDS


Pengertian TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat
organic maupun anorganic, misalnya garam, dan lain-lain) yang terdapat pada
sebuah larutan. Umumnya berdasarkan definisi di atas seharusnya zat yang terlarut
dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 mikrometer
(2×10-6 meter). TDS atau “benda padat yang terlarut” yaitu semua mineral, garam,
logam, serta kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut diluar
molekul airmurni (H2O). Secara umum, konsentrasi benda-benda padat terlarut
merupakan jumlah antara kation dan anion didalam air. TDS terukur dalam satuan
Parts per Million (ppm) atau perbandingan rasio berat ion terhadap air. Total padatan
terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak tersaringdengan kertas
saring Millipore dengan ukuran pori 0,45 μm. Padatan ini terdiri dari senyawa-
senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral, dan garam-
garamnya.
Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang
umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul
sabun, deterjen, dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah
tangga dan industri pencucian. Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air.
Mineral, gas, zat organik yang terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau
yang secara estetis tidak menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun,
dan beberapa zat organik terlarut bersifat karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih
zat terlarut khususnya zat terlarut dan anggota golongan halogen akan bergabung
membentuk senyawa yang bersifat lebih dapat diterima dari pada bentuk tunggalnya
(Misnani, 2010). Sesuai regulasi dari Enviromental Protection Agency (EPA) USA,
menyarankan bahwa kadar maksimal kontaminan pada air minum adalah sebesar 500
mg/L (500 ppm). Kini banyak sumber-sumber air yang mendekati ambang batas ini.
Saat angka penunjukan TDS mencapai 1000 mg/L maka sangat dianjurkan untuk
tidak dikonsumsi manusia

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

2.4.2 Pengertian TSS


TSS (Total Suspended Solids) adalah zat padat tersuspensi dimana sampel
disaring dengan kertas filter, filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan
pada suhu 105oC selama 2 jam. Total Suspended Solid (TSS) adalah residu dari
padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 μm atau
lebih besar dari ukuran partikel koloid.
Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, oksida, logam, sulfida,
bakteri dan jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan
penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity) dengan
membatasi penetrasi cahaya untuk foto sintesis dan visibilitas di perairan. Perbedaan
antara padatan tersuspensi total (TSS) dan padatan terlarut total (TDS) adalah
berdasarkan prosedur penyaringan. Padatan selalu diukur sebagai berat kering dan
prosedur pengeringan harus diperhatikan untuk menghindari kesalahan yang
disebabkan oleh kelembaban yang tertahan atau kehilangan bahan akibat penguapan
atau oksidasi. Pengujian Total Suspended Solid dengan metode gravimetri.
2.4.3 Perbedaan pengujian BOD dan COD pada kualitas air
a. Biochemical Oksigen Demand (BOD)
Biochemical Oksigen Demand (BOD) atau dalam alat pengukur Indonesia
yang banyak disebut Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah jumlah oksigen
terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau
mengoksidasi bahan-bahan buangan didalam air. Jika konsumsi oksigen tinggi
yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, berarti
kandungan polutannya organiknya tinggi. BOD atau KOB adalah analisis
empiris untuk mengukur proses-proses biologis khususnya aktivitas
mikroorganisme yang berlangsung di dalam air. Nilai KOB merupakan suatu
pendekatan umum yang menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan zat organik terlarut dan sebagian zat-zat
organik yang tersuspensi di dalam air. Di dalam pemantauan kualitas air, KOB
merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat
pencemaran air.
b. Chemical Oksigen Demand (COD)
Chemical Oksigen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air, secara kimia.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

Kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di


dalam air. Melalui kedua cara tersebut diatas dapat ditentukan tingkat
pencemaran air lingkungan. Perbedaan dari kedua cara uji oksigen yang terlarut
di dalam air tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut ini. Chemical
Oxygen Demand (COD) adalah kapasitas air untuk menggunakan oksigen
selama peruraian senyawa organik terlarut dan mengoksidasi senyawa anorganik
seperti amonia dan nitrit. Biological (Biochemical) oxygen demand adalah
kuantitas oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerob dalam
menguraikan senyawa organik terlarut. jika BOD tinggi maka dissolved oxygen
(DO) menurun karena oksigen yang terlarut tersebut digunakan oleh bakteri.
akibatnya ikan dan organisme air hubungan keduanya adalah sama-sama untuk
menentukan kualitas air, tapi BOD lebih cenderung ke arah cemaran organik.
Dalam proses penanganan air limbah biologis dengan sistem aerobik, oksigen
menjadi penting untuk penurunan kadar BOD dan COD yang efektif.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Pertama-tama menyediakan air biasa dan air asin dengan alat yang sudah
disediakan di laboratorim lingkungan. Mengambil gelas ukur 3 satu untuk air biasa
dan satu untuk air asin masing-masing 200 mL dan satunya untuk air suling
digunakan sebagai penetral alat yang dicelupkan kedalam air asin dan air biasa.
Organoleptik, warna dengan cara melihat air asin dan air biasa. Kemudian,
mengcium bau dengan menggunakan hidung berbau atau tidak berbau. Lalu,
merasakan rasa dengan mencoba air asin dan air biasa apa terasa atau tidak.
Intelegent Meter, mengetahui pH menggunakan alat dengan mengatur ke pH dengan
cara mode lalu mengatur ke pH, lalu memasang kabel untuk mengetahui kualitas pH
dengan mencelupkan ke air asin lalu di netralkan lagi dengan mencelupkan ke air
suling dicelupkan kembali ke air biasa begitupun DO-BOD, TDS/CD tapi kabel yang
berbeda-beda dengan mode berbeda pula. Kekeruhan, mengaduk air asin dan air
biasa untuk memperoleh contoh uji yang lebih homogen, setelah sudah diaduk
dilihat tabel NTU. TSS, meletakkan kertas saring pada peralatan filtrasi. Memasang
vakum dan wadah pencuci dengan air suling berlebih 20 mL. Melanjutkan
penyedotan untuk menghilangkan semua sisa air, matikan vakum, dan hentikan
pencucian. Memindahkan kertas saring dari peralatan filtrasi ke wadah timbang
aluminium. Jika digunakan cawan Gooch dapat langsung dikeringkan. Mengeringkan
dalam oven pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC selama 1 jam, dinginkan dalam
desikator kemudian timbang. Mengulangi langkah pada butir sampai diperoleh berat
konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan
sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

093 2014 0056


KUALITAS AIR ASIN
NAMA : MUHAMMAD ASNAWI FREKUENSI : SELASA SIANG
STAMBUK : 093 2015 0102 WAKTU : 13.00 - selesai
NO METODE PENGUJIAN HASIL SATUAN SUHU BML KET
Memenuhi baku mutu air
WARNA KERUH - - KERUH
(sumber PERMENKES)
Tidak memenuhi baku mutu air
1 ORGANOLEPTIK BAU BERBAU - - BERBAU
(sumber PERMENKES)
HASIL DAN PEMBAHASAN
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG

Tidak memenuhi baku mutu air


RASA BERBAU - - BERBAU
(sumber PERMENKES)
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG

Kertas Lakmus air asin 7


PH 6,34 PH 25˚ 6,5 - 9,0
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Memenuhi baku mutu air (sumber PERMENKES)


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

<0,5% Air Tawar


SALINITAS 0 - 25˚ Air tawar
(sumber Tabel Klasifikasi Salinitas)
BAB IV

Tidak memenuhi keadaan lingkungan


2 INTELEGENT METER DO-BOD
DO tidak ada kelas (sumber PERGUB)
6,8 mg/L 29,7˚
DO1 = 6,8 DO5 = 16,7 Tidak memenuhi keadaan lingkungan
DOB Tidak ada Kelas
DOB = 6,8 - 17,5 = -12,9 (sumber PERGUB)
30,3˚ Boleh di komsumsi
TDS/CD 0,808 mS 1.500
(sumber PERMENKES)
Tabel 4.1 Percobaan air asin

Tidak boleh di komsumsi


3 NTU KEKERUHAN 50 NTU - 25
(sumber PERMENKES)

MUHAMMAD ASNAWI
4 TSS SNI 06-6989.3-2004 TSS

093 2015 0102


4.2.1 Air asin
4.2 Hasil
ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

093 2014 0056


KUALITAS AIR BIASA
NAMA : MUHAMMAD ASNAWI FREKUENSI : SELASA SIANG
STAMBUK : 093 2015 0102 WAKTU : 13.00 - selesai
NO METODE PENGUJIAN HASIL SATUAN SUHU BML KET
Memenuhi baku mutu air
WARNA BENING - - BENING
(sumber PERMENKES)
Tidak memenuhi baku mutu air
1 ORGANOLEPTIK BAU TIDAK - - TIDAK BERBAU
(sumber PERMENKES)
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG

Tidak memenuhi baku mutu air


RASA TIDAK - - TIDAK BERBAU
(sumber PERMENKES)
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG

Kertas Lakmus air biasa 8


PH 7,16 PH 25˚ 6,5 - 9,0
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Memenuhi baku mutu air (sumber PERMENKES)


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

<0,5% Air Tawar


SALINITAS 0 25˚ Air tawar
(sumber Tabel Klasifikasi Salinitas)
DO Devisis keadaan lingkungan
2 INTELEGENT METER DO-BOD DO Kelas III
29,7˚ (sumber PERGUB)
3,8 mg/L
DO1 = 6,8 DO5 = 16,7 Tidak memenuhi keadaan lingkungan
BOD tidak ada Kelas
DOB = 6,8 - 16,7 = -12,9 (sumber PERGUB)
Boleh di komsumsi
TDS/CD 1,407 mS 30,3˚ 1.500
(sumber PERMENKES)
Tabel 4.2 Percobaan air biasa

Tidak boleh di komsumsi


3 NTU KEKERUHAN 20 NTU - 25
(sumber PERMENKES)

MUHAMMAD ASNAWI
4 TSS SNI 06-6989.3-2004 TSS
4.2.2 Air biasa

093 2015 0102


PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

4.2 Pembahasan

4.2.1 Air asin


Berdasarkan pengamatan untuk pengujian menggunakan organoleptik adalah
uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk. Warna yang di dapat keruh dengan bau hasilnya berbau, menurut
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia apabila dia berbau tidak layak untuk
di konsumsi. Intelegent Meter alat uji kualitas air adalah alat yang dirancang untuk
pengujian kualitas air yang profesional, dengan parameter pH, DO, dan Salinitias
(keasinan). pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dengan pH didapat untuk
air biasa 6,34 di suhu 25o. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam
terlarut dalam air dengan Salinitas 0 di suhu 25o. Biological Oxygen Demand
menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air
dengan DO-BOD yang di dapat 6,8 mg/L di suhu 29,7o, setelah oksigen terlarut 5
hari di dapat BOD5 16,7 untuk mendapatkan BOD hasil sebelum 5 hari di kurangi
dengan oksigen yang terlarut selama 5 hari jadi di dapat -12,9 mg/L. Pengujian Total
Disolved Solid (TDS) TDS atau “benda padat yang terlarut” yaitu semua mineral,
garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut
di luar molekul airmurni (H2O) dengan hasil yang di dapat 50 NTU dengan hasil di
dapat 0,808. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia pH yang
standar atau batas minmun dan maksimun 6,5-8,5 dapat di konsumsi jadi untuk air
biasa pH 6,34 masi dapat di konsumsi, sedangkan TDS batas kadar maksimun
diperbolehkan 1.000 jadi air asin masi diperbolehkan di komsimsi. NTU (kekeruhan)
masi tidak bisa di komsumsi sesuai dengan batas PERMENKES yaitu 25.
4.2.2 Air biasa
Berdasarkan pengamatan untuk pengujian menggunakan organoleptik adalah
uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk. Warna yang di dapat bening dengan bau hasilnya tidak berbau,
menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia apabila dia tidak berbau
layak untuk di komsomsi. Intelegent Meter alat uji kualitas air adalah alat yang

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

dirancang untuk pengujian kualitas air yang profesional, dengan parameter pH, DO,
dan Salinitias (keasinan). pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dengan
pH didapat untuk air biasa 7,16 di suhu 25o. Salinitas adalah tingkat keasinan atau
kadar garam terlarut dalam air dengan Salinitas 0 di suhu 25o. Biological Oxygen
Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air
dengan DO-BOD yang di dapat 3,8 mg/L di suhu 29,7o, setelah oksigen terlarut 5
hari di dapat BOD5 16,7 untuk mendapatkan BOD hasil sebelum 5 hari di kurangi
dengan oksigen yang terlarut selama 5 hari jadi di dapat -12,9 mg/L. Pengujian Total
Disolved Solid (TDS) TDS atau “benda padat yang terlarut” yaitu semua mineral,
garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut
di luar molekul airmurni (H2O) dengan hasil yang di dapat 20 NTU dengan hasil
yang di dapat 1,407. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia pH
yang standar atau batas minmun dan maksimun 6,5-8,5 dapat di konsumsi jadi untuk
air biasa pH 7,16 masi dapat di konsumsi, sedangkan TDS batas kadar maksimun
diperbolehkan 1.000 jadi air biasa tidak diperbolehkan di komsimsi. NTU
(kekeruhan) masi tidak bisa di konsumsi karena batas kekeruhan 25 menurut
PERMENKES.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Parameter pengujian kualitas air. Organoleptik uji organoleptik atau uji


indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk
dengan terbagi lagi warna, bau, dan rasa. Intelegent Meter alat uji kualitas air adalah
alat yang dirancang untuk pengujian kualitas air yang profesional, dengan parameter
pH, DO-BOD, dan Salinitias (keasinan). NTU dengan cara melihat kekeruhan. TSS
Total Suspended Solid adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh
saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 μm atau lebih besar dari ukuran partikel
koloid.
Nilai ambang batas suatu baku mutu air dilihat air pH, kekeruhan dan yang
paling bisa dilihat warna, bau, dan rasa dengan melihat golongan yang terbagi-bagi
menurut peraturan RI Nomor 20 Tahun 1990.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk asisten


Percobaan yang dimasukkan ke dalam mata acara alangka baiknya
diperhitungkan terlebih dahulu supaya bisa di laksakan dengan baik bukannya hanya
menjadi pajangan pada lembar kartu kontrol asistensi.
5.2.2 Saran untuk Laboratorium
Alat yang belum ada alangka baiknya diadakan kedepannya bukanya hanya
menambah mata acara tapi tidak ada alat.

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056
PRAKTIKUM LINGKUNGAN TAMBANG
LABORATORIUM LINGKUNGAN TAMBANG
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DAN UDARA

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
(http://ujiorganoleptikresti.blogspot.com/2014/11/laporan-praktikum-teknik
laboratorium.html).

MUHAMMAD ASNAWI ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


093 2015 0102 093 2014 0056

Anda mungkin juga menyukai