BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum pengujian kualitas air, tanah dan udara yaitu agar
praktikan dapat mengetahui bagaimana tingkat kualitas dari air, tanah dan udara yang
ada disekitar kita yang sesuai dengan batasan normal yang dibutuhkan oleh mahlik
hidup dan juga dapat mengimplementasikan dalam dunia pertambangan yang tarkait
masalah lingkungan.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui parameter pengujian kualitas air, tanah, dan udara;
2. Menganalisis kualitas air, tanah, dan udara sesuai baku mutu lingkungan dan
niali ambang batas.
1.3.1 Alat
1. Alat Uji pH;
2. Alat Uji Silinitas;
3. Alat Uji DO-BOD;
4. Alat Uji TDS/CD;
5. Penjepit;
6. Cawan;
7. Gelas Ukur;
8. Pipet volum;
9. Pengaduk magnetik;
10. Oven;
11. Kertas Lakmus;
12. Timbangan.
1.3.2 Bahan
1. Air asin;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Pengertian pH
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai
14. Istilah pH berasal dari "p", lambang matematika dari negatif logaritma, dan " H",
lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah
negative logaritma dari aktivit as ion Hydrogen.
pH = log[H+] ......................................................................................................2.1
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitasion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
Internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren
Peder Lauritz Sørensen pada Tahun 1909. Pengukuran pH secara kasar biasa
dilakukan dengan kertas pH atau kertas indikator pH, dengan perubahan-perubahan
pada level pH yang bervariasi. Indikator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat
akurasi pengukuran, dan dapat terjadi kesalahan pengamatan karna yang disebabkan
larutan sampel yang berwarna atau sampel yang keruh.
2.2.2 Pengertian Salinitas
Salinitas adalah tingkat kadar garam atau keasinan terlarut dalam air.
Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam
pada sebagian besar sungai, danau, kolam, aquarium dan saluran air alami sangat
kecil sehingga air di tempat ini dapat dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan
garam sebenarnya pada air tawar ini secara definisi, kurang dari 0,05 ppt (part-per-
thousand). Jika lebih dari itu, air akan dikategorikan sebagai air payau atau menjadi
saline bila konsentrasinya 3 sampai 5 ppt. Lebih dari 5 ppt, ia disebut brine. Air laut
secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5 ppt.
Beberapa danau garam di daratan dan beberapa di lautan memiliki kadar garam lebih
tinggi dari pada air laut pada umumnya. Dan sebagai contoh adalah laut mati yang
memiliki kadar garam sekitar 30 ppt.
2.3 Karakteristik Fsika, Kimia, dan Biologi yang Mempengaruhi kualitas Air,
Tanah, dan Udara
b. DO (Disolved Oygen)
Oksigen adalah unsur vital yang di perlukan oleh semua organisme untuk
respirasi dan sebagai zat pembakar dalm proses metabolisme. Sumber utama
oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara melalui kontak
antara permukaan air dengan udara, dan dari proses fotosintesis. Selanjutnya
daur kehilangan oksigen melalui pelepasan dari permukaan ke atmosfer dan
melalui kegiatan respirasi dari semua organisme. Kadar oksigen terlarut juga
berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing)
dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan
limbah (effluent) yang masuk ke dalam air (Effendi, 2003).
2.3.3 Parameter Biologi
a. Jenis-Jenis Plankton
Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-
ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan
(zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton ialah hewan-
hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut
yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis
(Dianthani, 2003). Karena organisme planktonik biasanya ditangkap dengan
menggunakan jaring-jaring yang mempunyai ukuran mata jarring yang berbeda,
maka penggolongoan plankton dapat pula dilakukan berdasarkan ukuran
plankton. Penggolongan ini tidak membedakan fitoplankton dari zooplankton,
dan dengan cara ini dikenal lima golongan plankton, yaitu: megaplankton ialah
organisme plaktonik yang besarnya lebih dari 2.0 mm yang berukuran antara 0.2
mm-2.0 mm termasuk golongan makroplankton; sedangkan mikroplankton
berukuran antara 20 µm-0.2 mm.
b. Ikan
Ikan adalah makhluk hidup yang hidupnya diperairan dan juga ikan
merupakan parameter biologi yang dapat digunakan untuk meneliti parameter
kualitas air disuatu perairan. Jika disuatu perairan memiliki jenis ikan tertentu
dalam jumlah yang sedikit ini menunjukkan bahwa perairan itu tercemar atau
kurang baik untuk dilakukannya budidaya ikan, begitu pula sebaliknya, jika
suatu perairan jumlahnya yang terdapat didalamnya jumlah yang banyak dan
beragam jenisnya, maka hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut tidak
mengalami pencemaran dan cocok untuk pembudidayaan.
2.4 Perbedaan Pengujian TDS dan TSS Pada Uji Kualitas Air
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Pertama-tama menyediakan air biasa dan air asin dengan alat yang sudah
disediakan di laboratorim lingkungan. Mengambil gelas ukur 3 satu untuk air biasa
dan satu untuk air asin masing-masing 200 mL dan satunya untuk air suling
digunakan sebagai penetral alat yang dicelupkan kedalam air asin dan air biasa.
Organoleptik, warna dengan cara melihat air asin dan air biasa. Kemudian,
mengcium bau dengan menggunakan hidung berbau atau tidak berbau. Lalu,
merasakan rasa dengan mencoba air asin dan air biasa apa terasa atau tidak.
Intelegent Meter, mengetahui pH menggunakan alat dengan mengatur ke pH dengan
cara mode lalu mengatur ke pH, lalu memasang kabel untuk mengetahui kualitas pH
dengan mencelupkan ke air asin lalu di netralkan lagi dengan mencelupkan ke air
suling dicelupkan kembali ke air biasa begitupun DO-BOD, TDS/CD tapi kabel yang
berbeda-beda dengan mode berbeda pula. Kekeruhan, mengaduk air asin dan air
biasa untuk memperoleh contoh uji yang lebih homogen, setelah sudah diaduk
dilihat tabel NTU. TSS, meletakkan kertas saring pada peralatan filtrasi. Memasang
vakum dan wadah pencuci dengan air suling berlebih 20 mL. Melanjutkan
penyedotan untuk menghilangkan semua sisa air, matikan vakum, dan hentikan
pencucian. Memindahkan kertas saring dari peralatan filtrasi ke wadah timbang
aluminium. Jika digunakan cawan Gooch dapat langsung dikeringkan. Mengeringkan
dalam oven pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC selama 1 jam, dinginkan dalam
desikator kemudian timbang. Mengulangi langkah pada butir sampai diperoleh berat
konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan
sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
MUHAMMAD ASNAWI
4 TSS SNI 06-6989.3-2004 TSS
MUHAMMAD ASNAWI
4 TSS SNI 06-6989.3-2004 TSS
4.2.2 Air biasa
4.2 Pembahasan
dirancang untuk pengujian kualitas air yang profesional, dengan parameter pH, DO,
dan Salinitias (keasinan). pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dengan
pH didapat untuk air biasa 7,16 di suhu 25o. Salinitas adalah tingkat keasinan atau
kadar garam terlarut dalam air dengan Salinitas 0 di suhu 25o. Biological Oxygen
Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air
dengan DO-BOD yang di dapat 3,8 mg/L di suhu 29,7o, setelah oksigen terlarut 5
hari di dapat BOD5 16,7 untuk mendapatkan BOD hasil sebelum 5 hari di kurangi
dengan oksigen yang terlarut selama 5 hari jadi di dapat -12,9 mg/L. Pengujian Total
Disolved Solid (TDS) TDS atau “benda padat yang terlarut” yaitu semua mineral,
garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut
di luar molekul airmurni (H2O) dengan hasil yang di dapat 20 NTU dengan hasil
yang di dapat 1,407. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia pH
yang standar atau batas minmun dan maksimun 6,5-8,5 dapat di konsumsi jadi untuk
air biasa pH 7,16 masi dapat di konsumsi, sedangkan TDS batas kadar maksimun
diperbolehkan 1.000 jadi air biasa tidak diperbolehkan di komsimsi. NTU
(kekeruhan) masi tidak bisa di konsumsi karena batas kekeruhan 25 menurut
PERMENKES.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
(http://ujiorganoleptikresti.blogspot.com/2014/11/laporan-praktikum-teknik
laboratorium.html).