BAB 1
PENDAHULUAN
Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat
menurunkan pendengaran baik kwantitatif (peningkatan ambang pendengaran)
maupun secara kwalitatif (penyempitan spectrum pendengaran), berkaitan dengan
factor intensitas, frekuensi, durasi, dan pola waktu.
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, music dan sebagainya, atau yang menyebabkan
rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup (JIS Z 8106 (IEC60050-801) kosa kata
elektro-teknik Internasional Bab 801: akustikal elektroakustik)”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan
dapat menganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.
Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang
berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal
memahami pembicaraan.
Secara kasar gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat
ditentukan menggunakan parameter percakapan sehari-hari yaitu normal berarti tidak
mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6m), sedang berarti kesulitan dalam
percakapan sehari-hari mulai dari jarak > 1,5 m, menengah berarti kesulitan dalam
percakapan keras sehari-hari mulai jarak > 1,5 m, berat berarti kesulitan dalam
percakapan keras/berteriak pada jarak > 1,5 m, sangat berat berarti kesulitan dalam
percakapan keras/berteriak pada jarak < 1,5 m, dan tuli total berarti kehilangan
kemampuan pendengaran dalam berkomunikasi.
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum pengujian kebisingan yaitu agar praktikan dapat
mengetahui bagaimana tingkat kebisingan yang ada disekitar kita yang sesuai dengan
batasan normal yang dibutuhkan oleh mahlukk hidup dan juga dapat
mengimplementasikan dalam dunia pertambangan yang tarkait masalah lingkungan.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui tingkat suara menggunakan Sound Level Meter (SLM)
2. Menganalisis tingkat kebisingan.
1.3.1 Alat
1. Sound Level Meter (SLM);
2. Alat tulis menulis;
3. Kalkulator;
4. Stopwatch;
5. Papan pengalas.
1.3.2 Bahan
1. Kertas Hvs.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal hasil dari suatu getaran yang
dapat merangsang indera pendengaran, dimana gelombang longitudinal adalah
gelombang yang secara terus-menerus merambat melalui medium. Medium atau zat
perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat
merambat misalnya di dalam air, batubara, atau udara. Sedangkan kebisingan adalah
bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan
kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Berdasarkan
Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan pendengaran.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang
bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara
sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini
menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara
menurut pola rambatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal
sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat
menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu
pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber
kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat
pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga.
Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik atau
banyaknya gelombang/getaran yang dihasilkan tiap detiknya. Adapun macam-
macam frekuensi terbagi menjadi 3, yaitu: ultrasonik, audiosonik, dan infrasonik.
Setiap makhluk hidup mempunyai ambang pendengaran yang berbeda-beda.
Pendengaran manusia dan hewan tentu akan berbeda. Ada bunyi yang dapat didengar
manusia, tetapi tidak oleh hewan dan sebaliknya. Bunyi yang mempunyai frekuensi
di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Bunyi ini hanya dapat didengar oleh lumba-
lumba dan kelelawar. Kelelawar menggunakan frekuensi ini sebagai navigasi ketika
c. Impact Noise
Impact noise adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk
mencapai puncak intensitasnya tidak lebih dari 35 detik, dan waktu yang dibutuhkan
untuk penurunan sampai 20 dB di bawah puncaknya tidak lebih dari 500 detik. Atau
bunyi yang mempunyai perubahan-perubahan besar dalam octave band. Contoh:
suara pukulan palu, suara tembakan meriam atau senapan dan ledakan bom.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Pastikan posisi alat ± 1,2 m dari lantai atau tanah, tidak terhalang bangunan,
pohon, papan reklame dan sejenisnya, ada jarak dari barrier (≥3 meter), dan tidak
dalam kondisi hujan. Terus SLM dapat dipegang atau dipasang pada trifoot dan
mikrofon (bila ada) mengarah kepada sumber bising. Sebelum menekan tombol
“start” pastikan alat telah disetting dengan benar sesuai bising yang akan diukur.
Untuk pengukuran secara manual, data kebisingan dikumpulkan selama waktu
pengukuran adalah 5 menit tiap jam. Pengambilan atau pencatatan data adalah tiap 5
detik, dan ketinggian mikrofon adalah 1,2 m dari permukaan tanah. Selama 10 menit,
diperoleh data sebanyak 120 data).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel
Tabel 4.1 Tabel uji kebisingan di depan Kampus UMI
DETIK
KE 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 60 36 58 61 58 62 53 52 64 50 56 61
2 51 55 61 62 57 60 58 61 64 60 59 63
3 67 50 70 69 71 71 70 69 70 69 72 71
4 69 71 69 69 69 69 67 70 70 68 67 70
5 70 72 72 66 71 67 72 71 71 69 69 73
MENIT
6 71 69 67 68 65 67 67 66 65 63 67 69
7 71 68 72 70 72 64 70 70 68 73 69 70
8 70 69 71 69 70 66 70 71 68 71 73 67
9 67 67 70 68 72 70 70 71 70 73 70 61
10 69 68 70 70 71 68 73 73 71 73 74 70
4.2.1 Perhitungan
a. 1 menit
1
Leq (1 menit)=10 log [(100.1x60+100.1x36 +100.1x58 +100.1x61 100.1x58 +100.1x62 100.1x53 +100.1x52 +100.1x64 +100.1x50 +100.1x56 +100.1x61 )5] dB
60
= 10 log 811387,4
= 10 x 5,909228
= 59,09228
b. 2 menit
1
Leq (2 menit)=10 log [(100.1x51 +100.1x55 +100.1x61+100.1x62 100.1x57+100.1x60 100.1x58+100.1x61 100.1x64+100.1x60 +100.1x59 +100.1x63 )5] dB
60
= 10 log 1081540
= 10 x 6,034043
= 60,34043
c. 3 menit
1
Leq (3 menit)=10 log [(100.1x67 +100.1x50 +100.1x70 +100.1x69 100.1x71 +100.1x71 100.1x70 +100.1x69 100.1x70 +100.1x69 +100.1x72 +100.1x71 )5] dB
60
= 10 log 9379868
= 10 x 6,972197
= 69,72197
d. 4 menit
1
Leq (4 menit)=10 log [(100.1x69 +100.1x71 +100.1x69 +100.1x69 100.1x69 +100.1x69 100.1x70 +100.1x70 100.1x70 +100.1x68 +100.1x67 +100.1x70 )5] dB
60
= 10 log 8219915
= 10 x 6,914867
= 69,14867
e. 5 menit
1
Leq (5 menit)=10 log [(100.1x70 +100.1x72 +100.1x72 +100.1x66 100.1x71 +100.1x69 100.1x72 +100.1x71 100.1x71 +100.1x69 +100.1x69 +100.1x73 )5] dB
60
= 10 log 11678891
= 10 x 7,067402
= 70,67402
f. 6 menit
1
Leq (6 menit)=10 log [(100.1x71 +100.1x69 +100.1x67 +100.1x68 100.1x65 +100.1x67 100.1x67 +100.1x66 100.1x65 +100.1x63 +100.1x67 +100.1x69 )5] dB
60
= 10 log 5594481
= 10 x 6,74776
= 67,4776
g. 7 menit
1
Leq (7 menit)=10 log [(100.1x71 +100.1x68 +100.1x72 +100.1x70 100.1x72 +100.1x64 100.1x70 +100.1x70 100.1x68 +100.1x73 +100.1x69 +100.1x70 )5] dB
60
= 10 log 10609505
= 10 x 7,025695
= 70,25695
h. 8 menit
1
Leq (9 menit)=10 log [(100.1x67 +100.1x67 +100.1x70 +100.1x68 100.1x72 +100.1x70 100.1x70 +100.1x71 100.1x70 +100.1x73 +100.1x70 +100.1x61 )5] dB
60
= 10 log 9909122
= 10 x 6,996035
= 69,96035
i. 9 menit
1
Leq (9 menit)=10 log [(100.1x67 +100.1x67 +100.1x70 +100.1x68 100.1x72 +100.1x70 100.1x70 +100.1x71 100.1x70 +100.1x73 +100.1x70 +100.1x61 )5] dB
60
= 10 log 9665254
= 10 x 6,985213
= 69,85213
j. 10 menit
1
Leq (10 menit)=10 log [(100.1x68 +100.1x68 +100.1x70 +100.1x70 100.1x71 +100.1x68 100.1x73 +100.1x73 100.1x71 +100.1x73 +100.1x74 +100.1x70 )5] dB
60
= 10 log 13393139
= 10 x 7,126882
= 71,26882
DETIK
KE 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 HASIL
1 60 36 58 61 58 62 53 52 64 50 56 61 59,09228265
2 51 55 61 62 57 60 58 61 64 60 59 63 60,34042783
3 67 50 70 69 71 71 70 69 70 69 72 71 69,72196718
4 69 71 69 69 69 69 67 70 70 68 67 70 69,14867344
5 70 72 72 66 71 67 72 71 71 69 69 73 70,67401599
MENIT
6 71 69 67 68 65 67 67 66 65 63 67 69 67,47759796
7 71 68 72 70 72 64 70 70 68 73 69 70 70,25695111
8 70 69 71 69 70 66 70 71 68 71 73 67 69,96035189
9 67 67 70 68 72 70 70 71 70 73 70 61 69,85213289
10 69 68 70 70 71 68 73 73 71 73 74 70 71,26882385
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sound Level Meter (SLM) adalah suatu perangkat alat uji untuk mengukur
tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama untuk lingkungan
industri, contoh pada industri penerbangan dimana lingkungan sekitar harus diuji
tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Alat ini sangat membantu untuk
memperkecil kawasan sesuai dengan tingkat kebisingan.
Tingkat kebisingan dapat di dapat dengan menggunakan alat Sound Level
Meter (SLM) dengan alat dapat di ketahui tingkatan kebisingan sesuai dengan
tempatnya karena tidak semua tempat sama dengan kebisingannya, apabila tingkat
kebisingannya di atas rata-rata maka harus menggunakan ala.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
(http://ujiorganoleptikresti.blogspot.com/2014/11/laporan-praktikum-teknik
laboratorium.html).