Anda di halaman 1dari 13

PUBLIKASI INOTEK

SOSIODRAMA SEBAGAI METODE MEMBIMBING SISWA BERPERILAKU MAL-


ADAPTIF PADA SEKOLAH DASAR NEGERI MINOMARTANI VI NGAGLIK
SLEMAN YOGYAKARTA

Oleh :
Prof. Dra. SRI RUMINI /NIP. 130235641
AGUNG HASTOMO, S.Pd, /NIP. 132319836

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Tahun 2008

1
A. Judul

SOSIODRAMA SEBAGAI METODE MEMBIMBING SISWA BERPERILAKU

MAL-ADAPTIF PADA SEKOLAH DASAR NEGERI MINOMARTANI VI

NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

B. Penulis

1. Prof. Dra. SRI RUMINI /NIP. 130235641

Dosen Jurusan PPB/BK FIP UNY

2. AGUNG HASTOMO, S.Pd, /NIP. 132319836

Dosen Prodi PGSD FIP UNY

C. Abstrak

ABSTRAK

Pada salah satu SD kelas 4, 5 dan 6 yang rata-rata setiap kelasnya berjumlah

30 siswa terdapat 3 sampai 4 siswa yang memerlukan perhatian khusus. Perhatian

khusus yang dimaksud anak-anak tersebut terdapat potensi perilaku mal-adaptif.

Indikator yang terlihat yaitu Mengucapkan kata-kata kasar, Memukul teman lain,

Membuat gaduh saat PBM, Mengambil barang teman lain, Destruktif terhadap fasilitas

sekolah.

Perilaku mal-adaptif adalah perbuatan dari individu yang tidak mampu

menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan keadaan sekeliling secara wajar. Misalnya

yang bersangkutan memperlihatkan ketakutan, kecurigaan (paraoid), gangguan menilai

realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan. Perilaku maladaptif ini sering

meninbulkan konflik, pertengkaran, tindak kekerasan dan perilaku antisosial lainnya

terhadap orang-orang di sekelilingnya (Dadang Aswari;2007 dalam Wawasan

Digitalmedia 3 Oktober 2007).

Tahapan kemampuan kognitif anak menjadi acuan dalam

memperlakukan anak sekolah dasar. Nilai sebagai acuan apa yang boleh dan apa yang

tidak boleh dilakukan merupakan sesuatu yang maya.

Sosiodrama sebagai proses terapi adalah bantuan dengan cara individu atau

kelompok diberikan bentuk cerita tertentu untuk diperankan. Harapannya individu

2
dapat mengambil makna dan pesan moral yang implisit maupun eksplisit dari cerita

tersebut. Pendekatan ini dipilih karena dianggap sesuai dengan tigkat perkembangan

siswa. Pola-pola hubungan stimulis-respon atau sebab-akibat dari suatu perbuatan akan

secara realistis dapat dilihat dan dirasakan. Siswa diharapkan mendapatkan pemahaman

dari terapi yang muaranya melakukan perubahan pada perilaku mal-adaptif yang

nampak.

Dari treatment yang diterapkan menunjukkan hasil bahwa Pelaksanaan teknis

sosiodrama terlaksana 100%, Pesan moral sosiodrama yang diberikan pada siswa SD

dapat terinternalisasi pada siswa dan dijadikan pertimbangan oleh siswa dalam

menentukan perilaku normatif yang akan dilakukannya dimasa yang akan datang dan

observasi guru menunjukkan terlihat sosiodrama memeberikan dampak penurunan

dilakukannya perilaku mal-adaptif.

ABSTRACT

An elementary school in Yogyakarta, the student at 4,5,6 grade that each class

have 30 student there are 3-4 students need a special attentiaon. The special attention

we mean are the children have potential doing mal-adaptif behaviour. The indicator

such as saying bad words, hit another friends, talking each other in the class, staling,

and destructing school property.

Mal-adaptif behaviour is what indiviuals do that having diviculty in adapting

to enviorement rule and value. For examples afraid to something un real, paranoid,

reality understanding difuculties, social disfunction, anti social and conflict each other

(Dadang Aswari, Wawasan digital media, 3 Oktober 2007).

Kognitif grade of elementary student be came reference in giving tretment.

Values is abstrac for children.

Sosiodrama as a treatment is giving helpby acting some stories that relevent

to the indicators. We hope students take the moral messages from the stories and

implying in real activity. The approach choosen because relevent to developmental step

of children. Stimulus-respons law will be more realistic to feel. Hopely children will

chenge their bad behaviour next.

3
Result of the treatment shows that sosiodrama techknicaly done 100%. Moral

and values message abble to internalized to the student and became consoderation in

behaviour that will done next. Teacher observation shows sosiodrama give positif effect

to childrens behaviour after the treatment.

D. Kata Kunci: Perilaku mal-adaptif, Siswa SD, Sosiodrama, Bimbingan

F. Batang Tubuh Naskah

Awal Desember 2006 dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar

dikejutkan dengan pemberitaan media tentang adanya siswa sekolah dasar yang cedera

atau bahkan meninggal dikarenakan berkelahi (lebih tepat dikeroyok) dengan atau oleh

kakak kelasnya. Tersirat pertanyaan dalam benak masyarakat (dalam hal ini orang tua

siswa sekolah dasar) sejauh mana peran pendidikan dan bahkan pendidik dalam

pembentukan sikap anak? Fenomena tersebut bersifat “gunung es”, yakni sebenarnya

banyak kejadian-kejadian pelanggaran norma yang lain berpotensi serupa hanya

kualitas dan intensitas dampak yang dihasilkan berbeda. Gejala perilaku yang

melanggar norma baik norma masyarakat, hukum dan yang lain dalam istilah psikologi

disebut perilaku mal-adaptif

Salah satu sekolah dasar, di sebelah utara Kota Yogyakarta menunjukkan gejala perilaku

siswa yang serupa.. SD Minomartani VI terletak di sekitar pemukiman perumahan

Minomartani yang padat. Secara umum lingkungan perumahan terdiri dari strata, back

ground, dan lingkungan sosial yang heterogen. Dengan kata lain beragam pekerjaan,

tingkat sosial, agama, adat kebiasaan individu tinggal dalam satu area yang sama dan

saling berdekatan. Mayoitas warga adalah pendatang yang identik dengan latarbelakang

budaya yang bervariasi. Secara geografis perumahan terletak pada area sub-urban.

Suatu daerah hasil pemekaran kota, bukan pedesaan namun bukan juga kota. Keadaan

tersebut memberikan nuansa peri kehidupan yang tanggung atau campuran antara “gaya

kota” dan “pedesaan” ditambah lagi adat kebiasaan masing-masing penduduknya.

Langsung maupun tidak keadaan tersebut memberikan pengaruh tertentu terhadap

pembentukan perilaku individu. SD Minomartani VI khususnya pada siswa kelas 5

dengan jumlah 39 siswa terdapat 3 sampai 4 siswa yang memerlukan perhatian khusus.

4
Perhatian khusus yang dimaksud anak-anak tersebut terdapat potensi perilaku mal-

adaptif. Indikator yang terlihat yaitu:

a. Mengucapkan kata-kata kasar dan kotor.

b. Menyakiti (memukul) teman lain yang cenderung normatif.

c. Membuat gaduh di kelas saat PBM

d. Mengambil barang teman lain

e. Destruktif terhadap fasilitas sekolah

Pola perilaku yang nampak seolah menunjukkan kenakalan yang wajar.

Orang tua siswa dan guru sekolah merasa keadaan tersebut sudah berada diluar batas

kewajaran. Batas kewajaran yang dimaksud adalah norma tata krama dalam hal ini

masyarakat jawa, terlebih untuk anak yang notabene mengenyam dunia pendidikan

ternyata tidak atau belum menunjukkan adanya sifat-sifat terdidik. Sebuah pendapat

menyatakan bahwa pembentukan perilaku individu saat ini merupakan akumulasi

proses tahapan perkembangan sebelumnya. Artinya apakah anak usia sekolah dasar

dianggap “nakal” atau “penurut” adalah hasil dari pembinaan masa pra-sekolah.

Pendapat tersebut menekankan bahwa betapa keadaan yang kurang positif masa yang

akan datang bisa diupayakan pencegahannya sedini mungkin.

Sebuah tinjauan pendidikan dengan pendekatan hubungan antara stimulus-

respon, rasionalisasi dan konsekuensi dicoba akan diterapkan untuk membimbing siswa

mengubah perilaku mal-adaptif yang dikhawatirkan akan mengarah pada keadaan yang

lebih tidak terkendali.

Metode Penerapan Ipteks

Kegiatan berupa suatu terapi dengan metode sosiodrama atau pelatihan teater

yang dirancang dengan materi cerita yang memuat pesan moral tertentu sesuai gejala

yang nampak pada siswa. Adapun rincian kegiatan meliputi:

1. Survey lapangan untuk menentukan bentuk perilaku mal-adaptif siswa SD

yang akan diubah. Kegiatan dilakukan dengan melakukan wawancara dengan guru

kelas dan observasi langsung terhadap perilaku siswa.

5
2. Penentuan tema, judul dan penokohan naskah berdasarkan hasil survey

lapangan. Pemilihan tema naskah yang mengandung pesan moral disesuaikan dengan

klasifikasi perilaku mal-adaptif yang tampak,

3. Pelaksanaan latihan drama sesuai jadwal dua kali dalam satu minggu untuk

setiap kelompok.

4. Demontrasi/Pementasan Pementasan dilakukan perekaman setiap kelompok

yang pentas. Bentuk media untuk menunjukkan keeratan hubungan stimulus-respon

kaitannya perilaku mal-adaptif yang nampak.

5. Refleksi nilai atau pesan moral cerita melalui pemutaran rekaman

pementasan dibawah bimbingan Tim Pelaksana.

Pelaksanaan IPTEKS

Survey Lapangan Perilaku


Mal-adaptif
(Wawancara Guru & Observasi siswa)
6
Arah/Kecenderungan dan
indikator gejala
Perilaku Mal-adaptif

Tentukan naskah cerita seseai


jenis perilaku mal-adaptif
yang akan diubah

Penokohan

Pelatihan/Penerapan
Sosiodrama Penjiwaan

Pementasan Perekaman
Refleksi melalui penayangan
ulang pementasan, pemaknaan
pesan moral dari cerita

Observasi Perilaku siswa


Mengetahui tingkat keberhasilan treatment

Hasil dan Pembahasan

1. . Evaluasi pada pelaksanaan sosiodrama :

No Indikator Sub Indikator Tema Cerita Status


1 Pemilihan tema naskah Mengucapkan kata a. ”Ketahuan” tentang Terpenuhi

mengandung pesan moral “kasar”,Menyakiti teman dampak perilaku


7
sesuai dengan klasifikasi laian, mencuri,membuat mencuri, menyakliti

perilaku mal-adaptif yang kegaduhan saat pelajaran, teman lain, membuat

tampak merusak fasilitas sekolah. kegaduhan, berbohong

b. ”Lengser” tentang

dampak perilaku suka

merusak, mengambil

barang orang lain,

perkataan/perilaku kasar
2 Pelaksanaan latihan sesuai Menyesuaikan kepentingan Terlaksana

jadwal sekolah

3 Pementasan dilaksanakan Semua kelompok Terlaksana

dipentaskan
4 Refleksi esensi cerita Dialog kesan, mengungkap Terlaksana

follow up aplikasi dari cerita


Kesimpulan dari segi pelaksanaan teknis sosiodrama terlaksana 100%

2. Rangkuman Hasil Angket siswa

NO Rumusan Masalah Pertanyaan/Item Hasil Kesimpulan


1 Dapatkah sosiodrama Apakah kamu senang dangan adanya 38 siswa 97,45 %

internalisasikan pesan latihan drama? Mengapa kamu senang? Baik sekali


2 Jika kamu tidak senang dengan 38 siswa 97,45 %
moral pada siswa
sosiodrama apa sebabnya (nada negatif, Baik sekali
berdasar tanggapan
makna penilaian dibalik)
siswa
3 Dapatkah siswa Dari drama yang kamu mainkan, peran 30 siswa 76,92%

mengetahui adanya apa yang kamu anggap paling baik ? Lebih dari baik

pesan moral pada Mengapa peran itu kamu anggap baik


4 Dari drama yang kamu mainkan, peran 33 siswa 84,62%.
sosiodrama
apa yang kamu anggap paling tidak Baik sekali.

baik/jahat ?

Mengapa peran itu kamu anggap tidak

8
baik/jahat?
5 Dapatkah sosiodrama Setelah mengikuti latihan dan lomba 33 siswa 84,62%

mengubah perilaku drama, perbuatan apa yang akan kamu Baik sekali

mal-adaptif tinggalkan?

6 Setelah mengikuti latihan dan lomba 32 siswa. 82,05%.

drama, perbuatan apa yang akan kamu Baik sekali

lakukan?

Bobot total 87,18%

Sangat Baik

Sekali
Tabel. Rangkuman angket siswa

Pembahasan hasil Angket siswa

Berdasar tabel hasil angket evaluasi diri siswa dapat diketahui sebagai berikut :

Dari 39 siswa yang :

a. senang dengan latihan drama dan alasannya positif, ada 38 siswa. Artinya

97,45 % (lampiran 1)

b. Tidak senang dengan latihan drama terdapat 1 siswa atau berskor 2,57%. Dari

hasil item a dan b, berarti sosiodrama dapat menginternalisasikan pesan moral pada

siswa dengan baik sekali.

c. Dapat mengetahui peran baik pada sosiodrama ada 30 siswa, yang berarti

memiliki bobot 76,92%. Maka tingkat keberhasilan lebih dari baik.

d. Dapat mengetahui peran tidak baik/jahat ada 33 siswa atau 84,62%. Maka

keberhasilannya baik sekali.

Dari item c dan d dapat diketahui untuk mengetahui pesan moral yang baik, tingkat

keberhasilan siswa lebih dari baik . Sedangkan untuk mengetahui pesan moral tidak

baik/jahat tingkat keberhasilan siswa baik sekali.

e. Tindakan akan meninggalkan perilaku tidak baik/jahat ada 33 siswa atau 84,62%,

maka ingkat keberhasilannya baik sekali.

9
f. Tindakan melakukan perilaku baik ada 32 siswa ata 82,05%. Maka tingkat

keberhasilan termasuk baik sekali.

Dari item e dan f dapat deketahui bahwa sosiodrama dengan bentuk pelatihan teater

dapat mengubah perilaku mal-adapif siswa SD.

Data terrangkum pada lampiran 1

3. Pembahasan Hasil Observasi guru

Lembar observasi guru menggunakan objek observasi lima indikator perilaku mal-adaptif

yang nampak pada siswa atau subjek observasi. Setiap indikator digolongkan dalam

empat tingkat skor berdasarkan intensitas dilakukannya perilaku. Teknik analisis

menggunakan analisa skala likert dengan pedoman :

a. T : Tidak pernah, frekuensi 0 x seminggu, skor 4

b. J : jarang, frekuensi rata-rata 1 - 3 x seminggu, skor 3,

c. S : Sering, frekuensi rata-rata 4 -6 x seminggu, skor 2

d. SL : Selalu, frekuensi 7 x seminggu, skor 1,

Untuk 39 siswa degan skor maksimal setiap item untuk tiap siswa adalah 4, maka

skor maksimal tidak dilakukannya tiap indikator adalah 39 x 4 = 156. Sehingga untuk kelima

indikator skor maksimal keseluruhan indikator adalah 156 x 5 = 780. Angka 156 untuk tiap

item dan 780 untuk keseluruhan perilaku dijadikan pembanding keadaan perilaku siswa. Data

menunjukkan :

Item Prosentase sebelum treatment Prosentase setelah treatment Penurun Keberhasilan

no an
1 (156-150)/156 x 100% = 3,8 % (156-154)/156 x 100% = 1,3% 2,5% (2,5/3,8)x100%=66

%
2 (156-152)/156 x 100% = 2,6% (156-156)/156 x 100% = 0 % 2,6% (2,6/2,6)x100% =

100%
3 (156-147)/156 x 100% = 5,6% (156-152)/156 x 100% = 2,6% 3% (3/5,6)x100% =

54%
4 (156-154)/156 x 100% = 1,3% (156-156)/156 x 100% = 0% 1,3% (1,3/1,3)x100%=

100%
5 (156-152)/156 x 100% = 2,6% (156-156)/156 x 100% = 0% 2,6% (2,6/2,6)x100% =

100%
Total (780-755)/780 x 100% = 3,2% (780-774)/780 x 100% = 0,7% 2,5% (2,5/3,2)x100% =

10
78%
Tabel Rangkuman hasil observasi guru

Kesimpulan observasi guru:

1. Keberhasilan Sosiodrama mengurangi indikator 1 adalah 66%, indikator 2 adalah

100%, indikator 3 adalah 54%, indikator 4 adalah 100%, indikator 5 adalah

100%.

2. Sebelum treatment intensitas perilaku maladaptif adalah 3,2%, setelah treatment

turun menjadi 0,7%.

Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan

a. Pelaksanaan teknis sosiodrama terlaksana 100%

b. Pesan moral sosiodrama yang diberikan pada siswa SD dapat

terinternalisasi pada siswa dan dijadikan pertimbangan oleh siswa dalam

menentukan perilaku normatif yang akan dilakukannya dimasa yang alkan

datang.

c. Dari observasi guru terlihat sosiodrama memeberikan dampak

penurunan dilakukannya perilaku mal-adaptif.

2. Saran

Sosiodrama sebagai bentuk terapi yang disesuaikan dengan keadaan siswa

perlu diberikan sebagau upaya mencegah maupun memperbaiki perilaku mal-

adaptif pada siswa sekolah dasar di kecamatan atau kabupaten lain.

G. Daftar Pustaka

Ayriza, Yulia. 2006. Dasar Psikologis Pendidikan, Makalah disampaikan dalam

pembinaan CPNS UNY tahun 2006.

11
Ayriza, Yulia. 2006. Karakteristik dan Perkembangan Anak TK dan SD, Makalah

disampaikan dalam sarasehan jurusan PPSD FIP UNY tahun 2006.

Goleman, D. 1991. Emotional Intelligence. New York:Bantam.

Hurlock, E.B. 1991. (terjemahan) Psikologi Perkembangan Anak, suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan. Edisi ke IV. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Kartono, Kartini. 1986. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung :

CV. Bandar Maju.

Maramis, W.F. 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi ke-tujuh. Surabaya :

Airlangga University Press.

Monks, F.J. Knoers, A.M.P. dan Haditono, S.R. 1994. Psikologi Perkembangan,

pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University

Pres.

Santrock, J.W. 2002. (Terjemahan). Life-Span Development: Perkembangan Masa

Hidup. Edisi 5, Jilid 1. Jakarta:Erlangga

Sidharta, Suryati. 2006. Wawasan dan Pengenalan Tentang SD dan TK, suatu

tinjauan dari aspek pendidikan anak usia dini. Makalah disampaikan dalam

sarasehan jurusan PPSD FIP UNY tahun 2006.

Siti Partini. 1995. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:FIP IKIP Yogyakarta.

Sri Rumini, dkk, 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Percetakan UNY.

Tidjan, dkk, 2004. Psikologi Pendidikan. Diktat Kuliah.

12
Waluyo, Herman.J. 2002. Drama, Teori dan Pengajarannya. Edisi kedua.

Yogyakarta:Penerbit Hanindita

Zohar, D. And Marshall, I. 2000. Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence,

Great Britain:Blossombury.

13

Anda mungkin juga menyukai