PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Grasscarp berasal dari china bagian timur didatangkan ke indonesia pada 1915
di sumatra barat dan di jawa dengan tujuan untuk dibudidayakan. ikan grasscarp juga
ikan koan merupakan ikan herbivora yang hidup dalam air tawar juga memakan
Hydrilla sp., Salvinia sp., rumput -ruputan dan tumbuhan air lainnya. sehingga dapat
dipakai sebagai ikan pengendali gulma baik baik dikolam maupun perairan uimum.
1
1.2 Tujuan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan ini berasal dari sungai-sungai besar di China, Siberia, Manchuria dan
berhasil diintroduksi ke beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand
dan juga ke negara lain seperti Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Eropa Timur,
Belanda dan Jerman (Cross, 1968 in Resmikasari, 2008). Menurut Syaputra (2012),
ikan koan atau grass carp di klasifikasikan sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata (Crania)
Class : Osteichthyes
Subclass : Teleostei
Ordo : Cypriniformes
Subordo :Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Subfamily : Cyprininae
Genus : Ctenopharyngodon
Spesies : Ctenopharyngodon idella
Nama Asing : Grasscarp
Nama Lokal : Ikan Koan
Secara sistemtis ikan Grass Carp termasuk dalam kelas Ostheichthyer, ordo
Cypriniformes, famili Cyprinidae. Ikan grass Carp dapat mencapai ukuran maksimal :
panjang 120 cm dan bobot tubuh 20 kg. Ciri – ciri fisik ikan ini adalah warna abu-
abu gelap kekuningan dengan campuran perak kemilau, badan memanjang kepala
besar dengan moncong bulat pendek, gigi paringeal dalam deretan ganda dengan
bentuk seperti sisir. Induk Grass Carp sudah dapat memijah pada umur 3 s/d 4 tahun
dengan berat betina mencapai 3 kg dan jantan 2 kg, pemijahan biasanya terjadi pada
musim penghujan.
3
2.3 Habitat
Habitat dari Ikan Koan secara umum adalah di perairan tawar. Banyak
ditemukan pada perairan bebas seperti Sungai, Danau, maupun Rawa. Ikan Koan
merupakan salah satu spesies yang bergerak cepat dalam perairan dan merupakan
salah satu jenis ikan yang paling rentan apabila hidup pada keadaan oksigen yang
rendah (Anonim, 2011).
Habitat utama ikan koan ialah sungai-sungai besar di Tiongkok. Ikan ini
dikenal sebagai ikan liar penghuni lapisan permukaan perairan tawar, terutama di
sungai-sungai berarus kuat dan danau yang kaya akan vegetasi air. Ikan koan hidup
dan berkembang biak di wilayah yang beriklim sedang sampai pada suhu 0oC. di
wilayah beriklim panas ikan koan dapat hidup sampai suhu 36o C. ikan koan juga
dapat hidup pada perairan sedikit payau dengan salinitas 7 ppt (Kordi, 2009).
4
tumbuhan, diantaranya alga dan makrofita, dan secara nyata terjadi pada 1-1,5 bulan
setelahpenetasan. Ikan yang termasuk herbivora ini mempunyai usus yang pendek
yaitu 2-3 kali panjang badannya, sehingga 50 % dari bahan makanan yang dicerna
akan keluar dalam keadaan tidak tercerna secara sempurna (Nikolsky,
1963 inResmikasari, 2008).
2.5 Pemeliharaan Induk
Induk – induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,2 s/d 0,3 kg/m2 . Setiap
hari selain di beri pakan tumbuhan air atau rumput – rumputan juga diberi pakan
buatan berupa pellet senyak 3 % dari berat total populasi dengan frekuensi pemberian
sebanyak tiga kali per hari .
Betina :
Perut / bagian bawah membesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin
kemerahan dan agak menyembul keluar serta gerakan relatif lamban.
5
Jantan :
Dibandingkan dengan betina sirip dada bagian atas lebih kasar dan bila bagian perut
diurut ke arah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih.
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemijahan
Pemijahan pada ikan grass carp tidak dapat di lakukan dengan cara pemijahan
alami, tetapi di lakukan dengan cara buatan yang teknisnya harus di bantu oleh alat
dan manusia. Sedangkan pemijahan dengan cara buatan dapat di lakukan dari
beberapa tahap.
Cara pemijahan ikan Grass Carp dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
A. Induced breeding
2. Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 4 s/d 6 jam, menggunakan
ovaprim dengan dosis 0,5 cc/kg. Penyuntikan pertama 1/3 bagian dan
penyuntikan kedua 2/3 bagian
3. Induk jantan disuntik sekali dengan dosis ovaprim 0,15 cc/kg dan dilakukan
bersamaan dengan penyuntikan kedua pada induk betina.
7
4. Kedua induk ikan setelah disuntik dimasukkan ke dalam bak pemijahan yang
dilengkapi dengan hapa, enam jam setelah penyuntikan pertama diperiksa
kesiapan ovulasinya setiap satu jam sekali.
5. berwarna kemerah – merahan dan agak menyembul keluar.Ikan yang akan
memijah biasanya dicirikan dengan saling kejar, perut besar dan lunak, keluar
cairan putih dari lubang kelamin atau lubang kelaminnya
6. ·Setelah tanda – tanda tersebut terlihat, induk jantan dan betina diangkat untuk
dilakukan striping yaitu dengan mengurut bagian perut ke arah lubang kelamin.
Telurnya ditampung dalam wadah/baki plastik dan pada saat bersamaan induk
jantan distriping dan spermanya ditampung dalam wadah yang lain kemudian
diencerkan dengan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) atau cairan infus Sodium
Klorida.
7. ·Sperma yang telah diencerkan dimasukkan kedalam wadah telur secara perlahan
– lahan serta diaduk dengan menggunakan bulu ayam. Tambahkan air bersih dan
aduklah secara merata sehingga pembuahan dapat berlangsung dengan baik.
Untuk mencuci telur dari darah dan kotoran serta sisa sperma, tambahkan lagi air
bersih kemudian airnya dibuang.
8. ·Lakukan beberapa kali sampai bersih, setelah bersih telur dipindahkan kedalam
wadah yang lebih besar dan berisi air serta diberi aerasi, biarkan selama kurang
lebih satu jam sampai mengembang secara maksimal.
8
Penyuntikan induk jantan
B. Induced spawning
Pemijahan secara “Induced spawning” perlakuannya sama seperti pada
pemijahan Induced breeding,hanya setelah induk jantan dan betina disuntik,
dimasukkan ke dalam bak pemijahan dan dibiarkan sampai terjadi pemijahan secara
alami. Setelah memijah maka induk jantan dan betina dikeluarkan dari bak pemijahan
dan telur yang sudah dibuahi ditampung dalam wadah yang berisi air serta diaerasi
dan dibiarkan sampai mengembang secara maksimal.
9
waktu 20-24 jam pada suhu 29°C. Selain di dalam hapa corong penetasan dapat juga
dilakukan di dalam akuarium (40 x 60 x 40) cm yang dilengkapi dengan aerasi. Padat
tebar telur 5.000 butir/akuarium pada suhu 26 s/d 29°C, telur akan menetas dalam
waktu 20-24 jam.
Pemanenan telur ikan grass carp yang akan dipindahkan ke bak penetasan telur
10
Wadah penetasan telur berupa corong penetasan
elihara pada corong yang sama, namun sebelumnya telur – telur yang tidak menetas
dibuang dahulu. Lama pemeliharaan dalam corong empat hari. Apabila telur
ditetaskan di dalam akuarium, setelah menetas larva bisa dipelihara pada kuarium
yang sama namun sebelumnya telur yang tidak menetas dan ¾ bagian airnya dibuang
terlebih dahulu dan diisi dengan air yang baru. Larva yang sudah berumur empat hari
diberi pakan alami berupa nauplii Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan
larva selama 10 hari dan selama pemeliharaan air harus diganti setiap hari sebanyak
⅔bagian.
11
3.5 Pendederan
Persiapan kolam pada pendederan kedua dilakukan sama seperti pada pendederan
pertama. Padat penebaran larva 50 s/d 100 ekor/m2. Larva setiap hari diberi pakan
tambahan berupa pellet sebanyak 10% dari biomass dengan frekuensi pemberian
pakan 3 kali per hari. Lama pemeliharaan pada pendederan kedua selam 28 hari.
3.6 Pemanenan
Pemanenan merupakan hal yang penting dalam tahap akhir budidaya untuk
selanjutnya dijual ke masyarakat. Benih grasscarp umur 2 bulan sudah dapat
12
dilakukan pemanenan benih. Benih sudah berukuran 3-5 cm. Pemanenan dilakukan
pada waktu suhu rendah yaitu pada waktu pagi hari atau sore hari.
Air sebagai media tempat hidup ikan sangat berpengaruh pada kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Oleh sebab.itu air yang digunakan untuk usaha budidaya harus
mempunyai kondisi yang optimal, baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya.
Temperatur merupakan salah satu faktor lingkungan yang berperan menentukan
frekuensi pemberian pakan. Temperatur yang sesuai untuk pemeliharaan ikan Roan
berkisar antara 13 – 30 °C, dengan suhu optimum antara 22 – 28C dan pada perairan
alami, ikan dapat hidup pada kisaran pH 5 — 8,5. Ikan loan mampu bertahan hidup
pada perairan dengan kondisi pH antara 5 — 9 (Ling, 1965 in Puspita, 1990).
Oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil fotosintesis dan proses difusi dari udara.
Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di dalam
air dan udara . Kandungan oksigen terlarut dalam air akan menurun jika terjadi
penambahan suhu. Pada kondisi kaya akan oksigen, ikan-ikan jarang mati tapi pada
keadaaan tertentu dapat mematikan karna di dalam pembuluh-pembuluh darah
terdapat emboli gas yang mengakibatkan tenutupnya pembuluh-pembuluh rambut
oleh daun-daun insang ikan (Asmawi, 1983 in Puspita, 1990).
3.8 Penyakit
Penyakit yang sering menyerang benih Grass Carp adalah parasit yaitu :
Trichodina, Gyrodactylus, Glosatella, Scypidia, Chillodonella, yang biasanya
menyerang bagian permukaan tubuh dan insang. Cara mengatasinya dengan
pemberian formalin 25 ppm.
13
BAB IV
4.1 Kesimpulan
3. Penyakit yang sering menyerang benih Grass Carp adalah parasit yaitu :
Trichodina, Gyrodactylus, Glosatella, Scypidia, Chillodonella,
14
DAFTAR PUSTAKA
Syaputra, 2012. Klasifkasi Ikan Grass Carp. Sumber : Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air
Tawar (BBPBAT) Sukabumi Website : www.bbpbat.net
Alfan. 2013. Teknik Pembenihan Ikan Grass Carft. Laporan Diunduh 2016
http://alfan-andrian.blogspot.co.id.
Anonim, 2008. Budidaya Ikan Air Tawar. http// perikanan.umm.ac.id/ id/ umm-news-
2833-
budidaya-ikan-html. [1 Oktober 2012].
Puspita, F.M, 1990. Pengaruh Frekuensi Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan
Koan(Ctenopnaryngoaon idella). Jurusan Budidaya Perairan IPB. Bogor.
15