Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Produk akuakultur penting untuk pemenuhan sumber protein hewani. Ada


sekitar 465 spesiesorganisme air dibudidayakan, namun keberhasilan dalam
domestikasi hanya dicapai pada sejumlah kecilspesies, seperti halnya ikan mas
(Cyprinus carpio), lele (Clarias gariepinus) dan nila (Oreochromis niloticus)
(Liao andChao, 1983).
Semakin tinggi permitaan pasar terhadap ikan konsumsi maka semakin terbukanya
kesempatan dalam menghasilkan uang dari berbudidaya ikan. semakin banyak ikan
yang bisa di jual maka semakin menarik konsumen atau masyarakat untuk membeli
ikan. ikan yang memiliki rasa yang berbeda beda menjadi salah satu kedayatarikan
masyarakat semakin menyukai konsumsi ikan. Ikan lele, ikan nila, ikan gurami serta
salah satunya yaitu ikan grasscarp.

Grasscarp berasal dari china bagian timur didatangkan ke indonesia pada 1915
di sumatra barat dan di jawa dengan tujuan untuk dibudidayakan. ikan grasscarp juga
ikan koan merupakan ikan herbivora yang hidup dalam air tawar juga memakan
Hydrilla sp., Salvinia sp., rumput -ruputan dan tumbuhan air lainnya. sehingga dapat
dipakai sebagai ikan pengendali gulma baik baik dikolam maupun perairan uimum.

Selain enak rasanya untuk konsumsi, ikan graskap biasanya dimanfaatkan


sebagai pengendali gulma, sehingga kita memperoleh manfaat yang lain selain untuk
dikonsumsi. Graskap adalah ikan jenis herbivora atau pemakan tanaman. Ikan grass
carp bisa memakan tanaman dengan jumlah hingga tiga kali total berat badannya.
Ketika dewasa, panjang tubuh grass carpbisa mencapai 1,2 meter dengan berat 20
kilogram (kg).

1
1.2 Tujuan

 Memahami ikan konsumsi lainnya

 mengetahui pembenihan grasscarp

 menjadi refrensi untuk budidaya grascarp

 pengetahuan baru dalam budidaya ikan grasscarp

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Grasscarp

Ikan ini berasal dari sungai-sungai besar di China, Siberia, Manchuria dan
berhasil diintroduksi ke beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand
dan juga ke negara lain seperti Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Eropa Timur,
Belanda dan Jerman (Cross, 1968 in Resmikasari, 2008). Menurut Syaputra (2012),
ikan koan atau grass carp di klasifikasikan sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata (Crania)
Class : Osteichthyes
Subclass : Teleostei
Ordo : Cypriniformes
Subordo :Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Subfamily : Cyprininae
Genus : Ctenopharyngodon
Spesies : Ctenopharyngodon idella
Nama Asing : Grasscarp
Nama Lokal : Ikan Koan

2.2 Biologi Ikan Grass Carp

Secara sistemtis ikan Grass Carp termasuk dalam kelas Ostheichthyer, ordo
Cypriniformes, famili Cyprinidae. Ikan grass Carp dapat mencapai ukuran maksimal :
panjang 120 cm dan bobot tubuh 20 kg. Ciri – ciri fisik ikan ini adalah warna abu-
abu gelap kekuningan dengan campuran perak kemilau, badan memanjang kepala
besar dengan moncong bulat pendek, gigi paringeal dalam deretan ganda dengan
bentuk seperti sisir. Induk Grass Carp sudah dapat memijah pada umur 3 s/d 4 tahun
dengan berat betina mencapai 3 kg dan jantan 2 kg, pemijahan biasanya terjadi pada
musim penghujan.

3
2.3 Habitat

Habitat dari Ikan Koan secara umum adalah di perairan tawar. Banyak
ditemukan pada perairan bebas seperti Sungai, Danau, maupun Rawa. Ikan Koan
merupakan salah satu spesies yang bergerak cepat dalam perairan dan merupakan
salah satu jenis ikan yang paling rentan apabila hidup pada keadaan oksigen yang
rendah (Anonim, 2011).

Habitat utama ikan koan ialah sungai-sungai besar di Tiongkok. Ikan ini
dikenal sebagai ikan liar penghuni lapisan permukaan perairan tawar, terutama di
sungai-sungai berarus kuat dan danau yang kaya akan vegetasi air. Ikan koan hidup
dan berkembang biak di wilayah yang beriklim sedang sampai pada suhu 0oC. di
wilayah beriklim panas ikan koan dapat hidup sampai suhu 36o C. ikan koan juga
dapat hidup pada perairan sedikit payau dengan salinitas 7 ppt (Kordi, 2009).

2.4 Makanan dan Kebiasan Makan

lkan koan (Ctenopharyngoaon idella), kebanyakan masih dipelihara secara


tradisional dengan pemberian pakan nabati berupa daun segar, tetapi pakan dalam
keadaan segar memiliki kadar protein yang rendah sehingga perlu penambahan pakan
lain yang memiliki kadar protein yang tinggi. Protein merupakan sumber energi
utama bagi ikan, protein dalam pakan akan digunakan secara optimal untuk
pertumbuhan. Penggunaan protein secara optimal dapat dicapai apabila sebagian
besar kebutuhan energi ikan dipenuhi dari komponen non protein seperti karbohidrat
(Shiau, 1997 inHariadi, 2005 ).
Aktivitas makan ikan koan dimulai pada umur 3-4 hari setelah menetas, pada
umur ini larva ikan koan memakan protozoa dan rotifera. Setelah 2 minggu menetas
ukuran larva mencapai 12-17 mm dan mulai memakan makanan yang lebih besar
diantaranya larva insekta dan pada umur 3 minggu ikan koan mulai memakan

4
tumbuhan, diantaranya alga dan makrofita, dan secara nyata terjadi pada 1-1,5 bulan
setelahpenetasan. Ikan yang termasuk herbivora ini mempunyai usus yang pendek
yaitu 2-3 kali panjang badannya, sehingga 50 % dari bahan makanan yang dicerna
akan keluar dalam keadaan tidak tercerna secara sempurna (Nikolsky,
1963 inResmikasari, 2008).
2.5 Pemeliharaan Induk

Induk – induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,2 s/d 0,3 kg/m2 . Setiap
hari selain di beri pakan tumbuhan air atau rumput – rumputan juga diberi pakan
buatan berupa pellet senyak 3 % dari berat total populasi dengan frekuensi pemberian
sebanyak tiga kali per hari .

2.5.1 Tanda – tanda induk matang gonad :

Betina :

Perut / bagian bawah membesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin
kemerahan dan agak menyembul keluar serta gerakan relatif lamban.

5
Jantan :

Dibandingkan dengan betina sirip dada bagian atas lebih kasar dan bila bagian perut
diurut ke arah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih.

6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemijahan

Pemijahan pada ikan grass carp tidak dapat di lakukan dengan cara pemijahan
alami, tetapi di lakukan dengan cara buatan yang teknisnya harus di bantu oleh alat
dan manusia. Sedangkan pemijahan dengan cara buatan dapat di lakukan dari
beberapa tahap.

Pemijahan secara ”Induced breeding” yaitu dengan menyuntikan hormon


perangsang yang berasal dari kelenjar hipofisa ikan donor atau menggunakan hormon
LHRH-a atau ovapri. Induk betina disuntik 2 kali dengan selang waktu 4 s/d 6 jam,
apabila menggunakan kelenjar hipofisa 2 dosis tetapi apabila menggunakan ovaprim
dengan dosis 0,5 ml/kg. Penyuntikan pertama 1/3 bagian dan penyuntikan kedua 2/3
bagian.

Cara pemijahan ikan Grass Carp dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :

A. Induced breeding

1. Pemijahan secara “Induced breeding” yaitu dengan menyuntikkan hormon


perangsang yaitu ovaprim.

2. Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 4 s/d 6 jam, menggunakan
ovaprim dengan dosis 0,5 cc/kg. Penyuntikan pertama 1/3 bagian dan
penyuntikan kedua 2/3 bagian

3. Induk jantan disuntik sekali dengan dosis ovaprim 0,15 cc/kg dan dilakukan
bersamaan dengan penyuntikan kedua pada induk betina.

7
4. Kedua induk ikan setelah disuntik dimasukkan ke dalam bak pemijahan yang
dilengkapi dengan hapa, enam jam setelah penyuntikan pertama diperiksa
kesiapan ovulasinya setiap satu jam sekali.
5. berwarna kemerah – merahan dan agak menyembul keluar.Ikan yang akan
memijah biasanya dicirikan dengan saling kejar, perut besar dan lunak, keluar
cairan putih dari lubang kelamin atau lubang kelaminnya

6. ·Setelah tanda – tanda tersebut terlihat, induk jantan dan betina diangkat untuk
dilakukan striping yaitu dengan mengurut bagian perut ke arah lubang kelamin.
Telurnya ditampung dalam wadah/baki plastik dan pada saat bersamaan induk
jantan distriping dan spermanya ditampung dalam wadah yang lain kemudian
diencerkan dengan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) atau cairan infus Sodium
Klorida.
7. ·Sperma yang telah diencerkan dimasukkan kedalam wadah telur secara perlahan
– lahan serta diaduk dengan menggunakan bulu ayam. Tambahkan air bersih dan
aduklah secara merata sehingga pembuahan dapat berlangsung dengan baik.
Untuk mencuci telur dari darah dan kotoran serta sisa sperma, tambahkan lagi air
bersih kemudian airnya dibuang.

8. ·Lakukan beberapa kali sampai bersih, setelah bersih telur dipindahkan kedalam
wadah yang lebih besar dan berisi air serta diberi aerasi, biarkan selama kurang
lebih satu jam sampai mengembang secara maksimal.

Penyuntikan induk betina

8
Penyuntikan induk jantan

B. Induced spawning
Pemijahan secara “Induced spawning” perlakuannya sama seperti pada
pemijahan Induced breeding,hanya setelah induk jantan dan betina disuntik,
dimasukkan ke dalam bak pemijahan dan dibiarkan sampai terjadi pemijahan secara
alami. Setelah memijah maka induk jantan dan betina dikeluarkan dari bak pemijahan
dan telur yang sudah dibuahi ditampung dalam wadah yang berisi air serta diaerasi
dan dibiarkan sampai mengembang secara maksimal.

Happa Pemijahan induk grass carp

3.2 Penetasan Telur

Penetasan dilakukan di dalam hapa corong berdiameter 40 cm dan tinggi 40


cm dengan mengalirkan air dari bawah untuk memutar air yang berisi telur agar tidak
menumpuk. Padat penebaran telur 10.000 butir/corong. Telur akan menetas dalam

9
waktu 20-24 jam pada suhu 29°C. Selain di dalam hapa corong penetasan dapat juga
dilakukan di dalam akuarium (40 x 60 x 40) cm yang dilengkapi dengan aerasi. Padat
tebar telur 5.000 butir/akuarium pada suhu 26 s/d 29°C, telur akan menetas dalam
waktu 20-24 jam.

Pemanenan telur ikan grass carp yang akan dipindahkan ke bak penetasan telur

Wadah penetasan telur berupa bak bulat

10
Wadah penetasan telur berupa corong penetasan

Wadah penetasan telur berupa aquarium penetasan

Morfologi telur ikan grass carp

3.4 Pemeliharaan Larva

elihara pada corong yang sama, namun sebelumnya telur – telur yang tidak menetas
dibuang dahulu. Lama pemeliharaan dalam corong empat hari. Apabila telur
ditetaskan di dalam akuarium, setelah menetas larva bisa dipelihara pada kuarium
yang sama namun sebelumnya telur yang tidak menetas dan ¾ bagian airnya dibuang
terlebih dahulu dan diisi dengan air yang baru. Larva yang sudah berumur empat hari
diberi pakan alami berupa nauplii Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan
larva selama 10 hari dan selama pemeliharaan air harus diganti setiap hari sebanyak
⅔bagian.

11
3.5 Pendederan

·3.5.1 Pendederan pertama

Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva yang


meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan
kemalir. Kolam yang digunakan luasnya 500 s/d 1.000 m2. Kolam kemudian dikapur
dengan kapur tohor.
Dosis pengapuran 50 s/d 100 gr/m2, caranya kapur tohor dilarutkan terlebih dahulu
kemudian disebarkan secara merata ke seluruh pematang dan dasar
kolam.Pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam. Dosis pemupukan 500 s/d
700 gr/m2 kemudian diisi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari kolam disemprot
menggunakan organophosphat 4 ppm. Selang 4 s/d 6 hari setelah penyemprotan
benih Grass Carp sudah dapat ditebar, sebaiknya pada pagi hari. Padat penebaran 300
s/d 400 ekor/m2.
Pemeliharaan dikolam pendederan pertama selama 21 hari. Pakan tambahan
diberikan setiap hari berupa pellet halus sebanyak 75 gr/1.000 ekor larva dengan
frekuensi pemberian pakan 3 kali per hari.

3.5.2 Pendederan kedua

Persiapan kolam pada pendederan kedua dilakukan sama seperti pada pendederan
pertama. Padat penebaran larva 50 s/d 100 ekor/m2. Larva setiap hari diberi pakan
tambahan berupa pellet sebanyak 10% dari biomass dengan frekuensi pemberian
pakan 3 kali per hari. Lama pemeliharaan pada pendederan kedua selam 28 hari.
3.6 Pemanenan

Pemanenan merupakan hal yang penting dalam tahap akhir budidaya untuk
selanjutnya dijual ke masyarakat. Benih grasscarp umur 2 bulan sudah dapat

12
dilakukan pemanenan benih. Benih sudah berukuran 3-5 cm. Pemanenan dilakukan
pada waktu suhu rendah yaitu pada waktu pagi hari atau sore hari.

3.7 Kualitas Air

Air sebagai media tempat hidup ikan sangat berpengaruh pada kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Oleh sebab.itu air yang digunakan untuk usaha budidaya harus
mempunyai kondisi yang optimal, baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya.
Temperatur merupakan salah satu faktor lingkungan yang berperan menentukan
frekuensi pemberian pakan. Temperatur yang sesuai untuk pemeliharaan ikan Roan
berkisar antara 13 – 30 °C, dengan suhu optimum antara 22 – 28C dan pada perairan
alami, ikan dapat hidup pada kisaran pH 5 — 8,5. Ikan loan mampu bertahan hidup
pada perairan dengan kondisi pH antara 5 — 9 (Ling, 1965 in Puspita, 1990).
Oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil fotosintesis dan proses difusi dari udara.
Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di dalam
air dan udara . Kandungan oksigen terlarut dalam air akan menurun jika terjadi
penambahan suhu. Pada kondisi kaya akan oksigen, ikan-ikan jarang mati tapi pada
keadaaan tertentu dapat mematikan karna di dalam pembuluh-pembuluh darah
terdapat emboli gas yang mengakibatkan tenutupnya pembuluh-pembuluh rambut
oleh daun-daun insang ikan (Asmawi, 1983 in Puspita, 1990).
3.8 Penyakit

Penyakit yang sering menyerang benih Grass Carp adalah parasit yaitu :
Trichodina, Gyrodactylus, Glosatella, Scypidia, Chillodonella, yang biasanya
menyerang bagian permukaan tubuh dan insang. Cara mengatasinya dengan
pemberian formalin 25 ppm.

13
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Pembenihan grass carp meliputi pemeliharaan induk, seleksi induk, penetasan


telur, pemeliharaan larva, pembenihan dan pendederan.

2. benih yang dijual berukuran ukuran 3-5 cm.

3. Penyakit yang sering menyerang benih Grass Carp adalah parasit yaitu :
Trichodina, Gyrodactylus, Glosatella, Scypidia, Chillodonella,

14
DAFTAR PUSTAKA

Syaputra, 2012. Klasifkasi Ikan Grass Carp. Sumber : Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air
Tawar (BBPBAT) Sukabumi Website : www.bbpbat.net

UPT BPAT Umbalan. 2015. Teknik Pembenihan Ikan Grascarp.


Pasuruan. http://pbatumbulan.blogspot.co.id/

Alfan. 2013. Teknik Pembenihan Ikan Grass Carft. Laporan Diunduh 2016
http://alfan-andrian.blogspot.co.id.

Anonim, 2008. Budidaya Ikan Air Tawar. http// perikanan.umm.ac.id/ id/ umm-news-
2833-
budidaya-ikan-html. [1 Oktober 2012].

Anonim, 2011. Habitat ikan Koan. www.scribd.com/doc. 73747214/ 4/ habitat-ikan-


koan. [1
Oktober 2012].
Khaeruman dan Amri, K., 2011. Usaha Budidaya Ikan Air Tawar.Pustaka. Jakarta.
Kordi, K., M. Gufran. 2009. Budidaya Perairan Buku Kedua.Bandung.

Puspita, F.M, 1990. Pengaruh Frekuensi Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan
Koan(Ctenopnaryngoaon idella). Jurusan Budidaya Perairan IPB. Bogor.

Resmikasari, Y, 2008. Tingkat Kemampuan Ikan Koan(Ctenopharyngodon


idella Val.) Memakan
GulmaEceng Gondok (Eichhornia crassipes). Jurusan Budidaya Perairan IPB.
Bogor.

Wahyuni, W. W, 2001. Pertumbuhan Ikan Koan (Ctenopharyngodon idella ) Pada


Karamba
Jaring Apung Di Waduk Cirata, Jawa Barat.Jurusan Budidaya Perairan IPB.
Bogor.
Suyanto, R. S, 2009. Nila. Penebar Swadaya. Jakarta. BBAT Sukabumi. 2016.
Grasscarp. Jurnal

15

Anda mungkin juga menyukai