Anda di halaman 1dari 16

MINI - CEX

MIOMA UTERI
Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Persyaratan Program Pendidikan
Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan Dan Kebidanan

Pembimbing :

dr FX. Sunarto, Sp. OG

Disusun oleh :

Dias Septaria
30101407167

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNTVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2018

A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. I
2. Umur : 43 tahun 6 bulan
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Sayung, Demak
5. No CM : 01.00.03.63
6. Agama : lslam
7. Pekerjaan : Karyawan
8. Status : Menikah
9. Tanggal Periksa : 03 Agustus 2018
10. Masuk Jam : 12.00 WIB
11. Ruang : Baitunnisa II
12. Kelas : II

B. ANAMNESIA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 03-08-2018, pukul 15.00 WIB.
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien P0A0 usia 43 tahun 6 bulan datang ke poliklinik RSI Sultan Agung dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi. Nyeri dirasakan semakin hebat terutama ketika
hari pertama menstruasi (VAS 7). Keluhan nyeri dirasakan sampai menggangu aktivitas.
Pasien merasakan keluhan ini sudah sejak lama. Selain nyeri pasien juga merasakan
menstruasi yang tidak teratur jadwalnya dan jumlahnya banyak sampai beberapa kali
mengganti pembalut. Gangguan BAK tidak ada. Sulit buang air besar dan nyeri saat BAB
tidak ada.
3. Riwayat Obstetri
P0A0
4. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 11 tahun
- Siklus menstruasi : tidak teratur
- Lama menstruasi : 5-6 hari
- Dismenore : (+)
- Menorragia : (+)
- HPHT : 14 Juli 2018
5. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah sebanyak 1 kali dan lama pernikahan sudah 19 tahun

6. Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Asma : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
- Riwayat Operasi : disangkal
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit seperti ini.
8. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai pedagang
Kesan ekonomi : cukup, untuk biaya kesehatan ditanggung BPJS Non-PBI.
9. Riwayat KB
-
C. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign :
- Tensi : 120/ 80 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- RR : 16 x/menit
- Suhu : 36,5°C
- TB : 160 cm
- BB : 60 kg
B. Status Internus
- Kepala : Mesocephale
- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
- Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-)
- Telinga : Discharge (-)
- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
- Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-), pallor (+)
- Mamae : Simetris, tidak ada benjoalan abnormal
- Paru
o Inspeksi : Hemithorax dekstra dan sinistra simetris
o Palpasi : Stemfremitus dekstra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)
o Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
o Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
- Jantung :
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi : Redup
 Batas atas jantung : ICS II linea sternalis sinistra
 Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
 Batas kanan bawah jantung : ICS V sternalis dekstra
 Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm ke arah medial linea
midclavicularis sinistra
o Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, regular, suara tambahan (-)
- Abdomen :
 Inspeksi : tak tampak benjolan, sikatrik (-), tanda-tanda inflamasi (-), striae
gravidarum (-).
 Auskultasi : bising usus (+) normal.
 Palpasi : teraba benjolan daerah suprapubik, ukuran sebesar kepala bayi,
konsistensi padat, permukaan rata tak berbenjol-benjol, nyeri tekan (-), mobilitas
terbatas.
 Perkusi : Pekak daerah suprapubik.
- Ekstremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
C. Status Ginekologi
- Abdomen :
 Inspeksi :tak tampak benjolan, sikatrik (-), tanda-tanda inflamasi (-),
striae gravidarum (-).
 Auskultasi : bising usus (+) normal.
 Palpasi : teraba benjolan daerah suprapubik, ukuran sebesar kepala
bayi, konsistensi padat, permukaan rata, nyeri tekan (-), mobilitas agak
terbatas.
 Perkusi : Pekak daerah suprapubik.
- Genitalia :
 Pemeriksaan Luar : darah (+), pus (-), vulva oedem (-), ulcus (-)
 Pemeriksaan Dalam Vagina :
o Vulva : tidak ada kelainan
o Vagina : tidak ada kelainan
o Portio : kenyal, tebal
o OUE/OUI : tertutup
o Uterus : membesar seukuran kepala bayi
o Adneksa : tidak ada kelainan
o Cavum Douglasi : tidak ada kelainan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A.Pemeriksaan Laboratorium tanggal 3 Agustus 2018:
Hematology
 Hb : 11,1 gr/dl (L)
 Hematokrit : 35.4 %
 Leukosit : 7.4 ribu/uL
 Trombosit : 288 ribu /uL
 Golongan Darah : O/Positif
 APTT/PTTK : 26.6 Detik
 Kontrol : 25.6 Detik
 PPT : 9.4 Detik
 Kontrol : 11.0 Detik
Imunoserologi
 HbsAG Kualitatif : Non Reaktif
Kimia Darah
 GDS : 90 mg/dl
 Ureum : 18 mg/dl
 Creatinin : 0.84 mg/dl
 Natrium : 141.0 mol/L
 Kalium : 3.93 mol/L
 Chloride : 102.6 mol/L
Urine
 Warna : Kuning
 Kejernihan : Agak Keruh
 Protein : Negatif
 Reduksi : Negatif
 Bilirubin : Negatif
 Reaksi/pH : 5.0
 Urobilinogen : 0.2 mg/dl
 Benda keton : Negatif
 Nitrit : Negatif
 Berat jenis : 1.030
 Bood : Negatif
 Leukosit : 70
 Mikroskopis
- Epitel Sel : 3-5/LPK
- Erytrosit : 0-1/LPK
- Leukosit : 4-6/LPB
- Silinder : 0/LPK
- Parasit : Negatif
- Bakteri : Positif 1
- Jamur : Negatif
- Kristal : Negatif
- Benang mukus : Negatif

B. Pemeriksaan USG tanggal 20 Juli 2018:


Uterus : membesar, tampak massa iso hipoekoik di dalamnya batas tak tegas (ukuran 10,78 x
8,21 x 6,62 cm). Pemeriksaan CDS tampak vaskularisasi intra dan peri massa.
Kesan : Uterus membesar, disertai massa padat inhomogen di dalamnya batas tak tegas
(ukuran 10,78 x 8,21 x 6,62 cm)  cenderung gambaran Mioma Uteri
D. Pemeriksaan histopatologi tanggal 14 Agustus 2018:
Histologi Operasi
Sedaan uterus ukuran 11x9x7 cm
Mikroskopis menunjukan
I. Cervix : kelenjar-kelenjar endocervix bentuk tubulus tanpa sekresi dengan stroma
yang sembab. Tak tampak tanda ganas
II. Endometrium : Kelenjar kelenjar endometrium bentuk tubulus tanpa sekresi dengan
stroma yang sembab. Tak tampak tanda ganas
III. Myometrium: Serabut-serabut otot polos myometrium yang tersusun padat saling
beranyaman dalam berkas-berkas, tampak tuba dengan dinding yang sembab
hiperemia. Tak tampak tanda ganas. Sesuai dengan leiomioma uteri

E. RESUME
Pasien P0A0 usia 43 tahun 6 bulan datang ke poliklinik RSI Sultan Agung dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah ketika menstruasi. Nyeri dirasakan semakin hebat terutama ketika
hari pertama menstruasi (VAS 8). Keluhan nyeri dirasakan sampai menggangu aktivitas.
Pasien merasakan keluhan ini sudah sejak lama. Selain nyeri pasien juga merasakan
menstruasi yang tidak teratur jadwalnya dan jumlahnya banyak sampai beberapa kali
mengganti pembalut. Gangguan BAK tidak ada. Sulit buang air besar dan nyeri saat BAB
tidak ada.

Riwayat obstetric : P0A0


Status present :
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : komposmentis
- Vital sign : dalam batas normal
Status internus: dbn
- Status Ginekologi
- Abdomen :
 Inspeksi :tak tampak benjolan, sikatrik (-), tanda-tanda inflamasi (-),
striae gravidarum (-).
 Auskultasi : bising usus (+) normal.
 Palpasi : teraba benjolan daerah suprapubik, ukuran sebesar kepala
bayi, konsistensi padat, permukaan rata, nyeri tekan (-), mobilitas agak
terbatas.
 Perkusi : Pekak daerah suprapubik.
- Genitalia :
 Pemeriksaan Luar : darah (+), pus (-), vulva oedem (-), ulcus (-)
 Pemeriksaan Dalam Vagina :
o Vulva : tidak ada kelainan
o Vagina : tidak ada kelainan
o Portio : kenyal, tebal
o OUE/OUI : tertutup
o Uterus : membesar seukuran kepala bayi
o Adneksa : tidak ada kelainan
o Cavum Douglasi : tidak ada kelainan

Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan darah rutin:
o Hb : 11.1 gr/dl
 Pemeriksaan USG :
Gambaran Mioma Uteri
 Pemeriksaan Histopatologi
leiomioma uteri
G. DIAGNOSA
- P0A0 usia 43 tahun 6 bulan dengan mioma uteri dan menoragia
H. PROGNOSA
- Dubia ad bonam.
I. SIKAP
- Rawat inap.
- Pengawasan : KU, vital sign, Hb, PPV
- Perbaiki keadaan umum.
- Pro Total Abdominal Histerektomi

K. EDUKASI
1. Memberitahu kondisi pasien kepada pihak keluarga.
2. Memberitahu tujuan terapi yang diberikan.
3. Memberitahu kepada pasien dan pihak keluarga tentang akan dilakukannya histerektomi
sebagai terapi

J. FOLLOW UP
Hari/ tanggal Keluhan Hasil Pemeriksaan Penatalaksanaan
Jumat/ 3 Agustus 2018 S: Badan terasa lemas KU : composmentis RL 20 tpm
TD : 110/70 mgHg Cefotaxim 1x1
N : 80 x menit
RR : 16 x/menit
T : 36 °C

Sabtu/ 4 Agustus 2018 S: Nyeri pada luka KU : composmentis RL 20 tpm


operasi TD : 100/70 mgHg Cefotaxim 2x1
N : 84 x menit Ketorolac 2x1
RR : 16 x/menit Asam Tranexamat 3x1
T : 36 °C Kaltropen 2x1

Minggu/ 5 Agustus S: Nyeri pada luka KU : composmentis Terapi lanjut


2018 operasi TD : 120/80 mgHg
N : 80 x menit
RR : 20 x/menit
T : 36 °C

Senin/ 6 Agustus 2018 S: Nyeri pada luka KU : composmentis Terapi Lanjut


operasi TD : 120/80 mgHg
N : 88 x menit
RR : 20 x/menit
T : 36,3 °C

Selasa/7 Agustus 2018 S: Nyeri pada luka KU: Composmentis Cefadroxil 2x500
operasi TD: 120/70 mmHg gram
N : 80 x menit Asam Mefenamat
RR : 16x/menit 3x500 gram
T : 36,5 °C Vit C 3x1
Kontrol (Senin 13
Agustus 2018

LAPORAN TINDAKAN
o Total Abdominal Histerektomi pada 4-8- 2018 pukul 8.00 WIB
MIOMA UTERI
1.1 DEFINISI
Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid, atau leiomioma
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus (miometrium) dan
jaringan ikat yang menumpanginya.

1.2 KLASIFIKASI
Sarang mioma di uterus berasal dari korpus uterus dan serviks uterus. Menurut
letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai:
1. Mioma Submukosum
Mioma berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma
Submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui
saluran serviks (Mioma Geburt). Mioma geburt sering mengalami nekrosis atau
ulserasi.
2. Mioma Intramural
Mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Jika ukuran besar
atau multiple, dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.
3. Mioma Subserosum
Mioma yang tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan
uterus, diliputi oleh serosa.
Mioma subserosum dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi
mioma intra ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada
jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri
dari uterus, sehingga disebut wandering/parasitic fibroid. Jarang sekali ditemukan
satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol ke
dalam saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila
mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas otot polos dan jaringan
ikat yang tersusun seperti konde/pusaran air (whorl like pattern), dengan
pseudocapsule yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena
pertumbuhan sarang mioma ini. Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam satu
uterus, namun biasanya hanya 5-20 sarang saja. Dengan pertumbuhan mioma dapat
mencapai berat lebih dari 5 kg. jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur
20 tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun (kurang lebih 25%). Pertumbuhan
mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar
tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak
mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut.
Mioma uteri ini lebih sering didapati pada wanita nullipara atau yang kurang
subur. Faktor keturunan juga memegang peran. Perubahan sekunder pada mioma uteri
yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya
pemberian darah pada sarang mioma.

Gambar 1. Klasifikasi Mioma Uteri

1.3 ETIOLOGI
Mioma uteri adalah tumor estrogen dependent. Pertumbuhannya berhubungan erat dengan
paparan estrogen yang terdapat dalam sirkulasi. Mioma uteri mengecil ukurannya saat
menopause dan dalam kondisi hypoestrogenic lainnya. Mioma uteri menunjukkan
pertumbuhan maksimum selama masa reproduksi seorang wanita ketika sekresi estrogen
maksimal, dan pertumbuhannya menunjukkan percepatan dalam dekade sebelum menopause.
Konsentrasi reseptor estrogen sangat tinggi pada lokasi mioma uteri dibandingkan
miometrium sekitarnya. Reseptor tersebut mengikat >20% estradiol (E2) per miligram
protein sitoplasma dibanding miometrium normal disekitarnya.
Faktor Risiko
 Usia penderita
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan sekitar 40%-50%
pada wanita usia di atas 40 tahun (Suhatno, 2007). Mioma uteri jarang ditemukan sebelum
menarche. Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar 10%
(Joedosaputro, 2005).
 Hormon endogen
Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil histerektomi
wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen endogen pada wanita-
wanita menopause pada level yang rendah/sedikit (Parker, 2007).
 Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai
2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis
keturunan penderita mioma uteri (Parker, 2007).
 Indeks Massa Tubuh (IMT)
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin berhubungan
dengan konversi hormon androgen menjadi esterogen oleh enzim aromatease di jaringan
lemak (Djuwantono, 2005). Hasilnya terjadi peningkatan jumlah estrogen tubuh, dimana
hal ini dapat menerangkan hubungannya dengan peningkatan prevalensi dan pertumbuhan
mioma uteri (Parker, 2007).
 Makanan
Dari beberapa penelitian yang dilakukan menerangkan bahwa daging sapi, daging
setengah matang (red meat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun
sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri (Parker, 2007).
 Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar esterogen dalam
kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus (Scott,2002). Kedua keadaan ini ada
kemungkinan dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri (Manuaba, 2003).
 Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara dibandingkan dengan
wanita yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan 1 atau 2 kali (Khashaeva, 1992).
 Kebiasaan merokok
Merokok dapat mengurangi insiden mioma uteri. Diterangkan dengan penurunan
bioaviabilitas estrogen dan penurunan konversi androgen menjadi estrogen dengan
penghambatan enzim aromatase oleh nikotin (Parker, 2007).

1.4 MANIFESTASI KLINIS


Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung
pada tempat sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukosa, subserosa), besarnya
tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut;
1.Perdarahan abnormal
Pada banyak kasus, perdarahan pervaginam yang abnormal sering menjadi keluhan
utama penderita mioma uteri. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah
hipermenore, menoraghi dan dapat juga terjadi metroragia. Hal ini sering
menyebabkan penderita juga mengalami anemia. Mioma intramural juga dapat
menyebabkan perdarahan oleh karena ada gangguan kontraksi uterus. Jenis mioma
subserosa tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal. Jika ada perdarahan yang
abnormal, harus diingat akan kemungkinan lain yang timbul bersamaan dengan
mioma, yaitu adenokarsinoma, polip dan faktor-faktor fungsionil beberapa faktor
yang menyebabkan perdarahan ini, antara lain:
 Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adeno
karsinoma endometrium.
 Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.
 Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
 Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma
diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah
yang melaluinya dengan baik.
2.Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi
darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan, atau
mungkin juga disebabkan oleh proses radang dengan perlengketan ke omentum
usus. Kadang-kadang pula rasa sakit disebabkan torsi pada mioma subserosa. Dalam
hal ini sifatnya akut disertai enek dan muntah-muntah. Pada mioma yang sangat
besar, rasa nyeri dapat disebabkan karena tekanan terhadap syaraf dan menjalar ke
pinggang dan tungkai bawah. Pada ngeluaran mioma submukosum yang akan
dilahirkan , pula pertumbuhannya yang menyempit kanalis servikalis dapat
menyebabkan juga disminore
3.Efek penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan oleh mioma
uteri pada vesiko urinaria menimbulkan keluhan-keluhan pada traktus urinarius,
seperti perubahan frekuensi miksi sampai dengan keluhan retensio urin hingga dapat
menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. Konstipasi dan tenesmia juga
merupakan keluhan pada penderita mioma uteri yang menekan rektum. Dengan
ukuran yang besar berakibat penekanan pada vena-vena di regio pelvis yang bisa
menimbulkan edema tungkai.

1.5 DIAGNOSIS
Anamnesis
Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma:
 Benjolan yang terasa berat di suprasymphisis
 Perdarahan uterus abnormal, menorrhagia
 Nyeri
 Gangguan Miksi dan defekasi
 Infertilitas
 Abortus
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan
pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, mobile, tidak
nyeri.
Pemeriksaan bimanual akan menunjukkan tumor pada uterus, yang umumnya terletak
digaris tengah ataupun agak ke samping, seringkali teraba berbenjol-benjol.
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada uterus.
Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis
dan kadang terlihat tumor dengan kalsifikasi.
2) Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh ke arah
kavum uteri pada pasien infertil.
3) MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri, namun
biaya pemeriksaan lebih mahal.

1.6 PENATALAKSANAAN
Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi, dan ukuran tumor:
1. Observasi Mioma
 Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodic setiap 3-6 bulan.
 Pemberian tablet Fe untuk mencegah anemia dan pemberian NSAID untuk
pengobatan nyeri.
Mioma asimtomatik yang lebih kecil dari ukuran usia kehamilan 14 minggu dapat
diobservasi, dengan pengecualian, yaitu:
a. Jika mioma menimbulkan distorsi rongga uterus dan dianggap sebagai factor
infertilitas pada pasangan
b. Jika mioma terletak di bagian bawah uterus atau serviks sehingga
menimbulkan kesulitan persalinan
c. Jika mioma tumbuh dengan cepat yang member kesan ada perubahan menjadi
sarcoma.
2. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukoum pada myom geburt
dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat
mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan
karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan
adalah 30-50%.

3. Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan terpilih.
Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau pervaginam. Yang akhir ini
jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada
perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur
pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan
timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan
apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus.

4. GnRH analog
Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama 16 minggu pada mioma uteri
menghasilkan degenerasi hialin di endometrium hingga uterus dalam keseluruhan
menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa dihentikan, mioma uteri
yang lisut tumbuh kembali dibawah pengaruh estrogen oleh karena mioma masih
mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi.

1.7 MIOMA UTERI DAN KEHAMILAN


Efek kehamilan pada Mioma Uteri
Meningkatnya vaskularisasi uterus ditambah dengan meningkatnya kadar estrogen
sirkulasi sering menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma. Jika pertumbuhan
mioma terlalu cepat, akan melebihi suplai darahnya, sehingga terjadi perubahan
degenerative pada tumor ini. Akibat yang paling serius adalah nekrobiosis (degenerasi
merah). Pasien dapat mengeluh nyeri dan demam derajat ringan. Palpasi menunjukkan
konsistensi mioma sangat lunak. Terapinya adalah memberikan analgesic. Nyeri akan
hilang dalam beberapa hari dan kehamilan berlanjut

Efek Mioma Uteri terhadap Kehamilan


Efeknya bergantung besar pada besar dan posisi tumor. Jika tumor menyebabkan
distorsi rongga uterus, risiko abortus spontan menjadi dua kali lipat dan kemungkinan
persalinan premature meningkat. Tumor besar pada miometrium juga dapat
mengakibatkan distorsi rongga uterus sehingga menyebabkan malposisi atau
malpresentasi janin. Tumor dibagian bawah uterus dapat menimbulkan obstruksi jalan
lahir, sehingga menghambat persalinan pervaginam, menyebabkan inersia maupun atonia
uteri, sehingga menyebabkan perdarahan postpartum karena adanya gangguan mekanik
fungsi miometrium, menyebabkan placenta sukar lepas dari dasarnya dan mengganggu
proses involusi uterus.

Anda mungkin juga menyukai