Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No.

1, April 2013 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PEMAHAMAN
MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP ASUHAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Musiana *

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 34 orang mahasiswa kelas regular setelah menyelesaikan mata kuliah KMB
1 didapatkan sebanyak 27 mahasiswa (79.4%) menyatakan mengalami kesulitan dalam memahami materi
perkuliahan KMB dengan mengemukakan alasan-alasan sebagai berikut : materinya terlalu banyak (53.3%) ,
materi dan media kurang menarik (16.7%), penyampaiannya terlalu cepat (6.7%) , hand out diberikan sesudah
perkuliahan bukan sebelumnya (10%), dan ada juga yang merasa sulit karena faktor intern seperti kurangnya
penguasaan terhadap materi dasar (anatomi fisiologi) yang berhubungan dengan mata ajar KMB (30%), dan
banyak yang tidak mengerti dengan istilah-istilah medis yang digunakan (13.3%). Tujuan penelitian ini melihat
efektifitas Problem Based Learning dengan menggunakan kasus pemicu sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar dan pemahaman mahasiswa terhadap askep KMB khususnya pada materi sistem perkemihan. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan Problem Based Learning menggunakan kasus pemicu.
Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa kelas reguler
Jurusan Keperawatan Tanjungkarang TA 2007/2008 sebanyak 40 orang. Penelitian dilaksanakan selama satu
semester. Analisis data dilakukan dengan bantuan software komputer yaitu analisis univariat dan analisis bivariat
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapat mayoritas mahasiswa (45%) mendapatkan nilai hasil
belajar B (68-78), sedangkan yang mendapatkan nilai E (< 40) ada 1 orang (2,5%). Dalam kaitannya dengan
pemahaman, mayoritas mahasiswa (60%) mengatakan memiliki pemahaman dalam kategori cukup, kategori baik
ada 11 orang (27.5%) dan kategori kurang ada 5 (12,5%). Peneliti mengharapkan agar peneliti selanjutnya dapat
melanjutkan penelitian ini dengan memperhatikan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini dan
mengembangkan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas PBM

Kata Kunci : Problem Based Learning , hasil belajar, pemahaman

LATAR BELAKANG memecahkan masalah (Ridwan, 2006).


Melalui PTK, diharapkan guru dan dosen
Pembangunan pendidikan di menjadi peka dan tanggap terhadap
Indonesia menuntut peningkatan dinamika pembelajaran di kelasnya, dan
profesionalisme guru dan dosen sebagai tidak merasa puas terhadap apa yang
salah satu pelaku utama dalam proses dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa
belajar mengajar. Di antara sekian banyak ada upaya perbaikan dan inovasi (Aqib,
kegiatan yang dianjurkan untuk 2006).
meningkatkan kualitas pembelajaran dan Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
keprofesionalan guru dan dosen adalah merupakan mata kuliah yang membahas
dengan melakukan Penelitian Tindakan tentang masalah kesehatan yang lazim
Kelas (PTK) yaitu penelitian yang terjadi pada usia dewasa, baik akut
dilakukan oleh guru atau dosen di kelas maupun kronik yang meliputi gangguan
atau di sekolah/ institusi tempat ia fungsi tubuh pada berbagai sistem tubuh.
mengajar dengan penekanan pada Penempatannya ada pada semester ganjil
penyempurnaan atau peningkatan proses (III) untuk KMB I dan semester genap (IV)
dan praktik pembelajaran. (Aqib, 2006). untuk KMB III. Mata kuliah KMB I
Ciri khas penelitian ini ialah adanya membahas tentang masalah kesehatan
masalah pembelajaran dan tindakan untuk yang lazim terjadi pada usia dewasa yang
[43]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357

meliputi gangguan fungsi tubuh pada dibanding KMB 1. Problem Based


sistem pencernaan, pernafasan, Learning (PBL) merupakan konsep
kardiovaskuler dan indera, sedangkan mata pendagogik dimana pembelajaran
kuliah KMB III membahas tentang dilakukan berdasarkan masalah yang
masalah kesehatan yang lazim terjadi pada ditemukan. Melalui metode PBL
usia dewasa yang meliputi gangguan mahasiswa mendapat kesempatan untuk
fungsi tubuh pada sistem muskuloskeletal, secara langsung belajar mengintegrasikan
integumen, endokrin, perkemihan, dan mengorganisir informasi yang didapat
imunitas, dan persyarafan . Proses belajar pada kasus ke dalam asuhan keperawatan
mengajar disusun dalam bentuk ceramah, Medikal Bedah.
diskusi, penugasan dan praktik Tujuan Penelitian adalah untuk
laboratorium. Kegiatan belajar dirancang melihat efektifitas Problem Based
sehingga memungkinkan peserta didik Learning dengan menggunakan kasus
untuk dapat memahami konsep teori pemicu sebagai upaya meningkatkan hasil
penyakit/ kelainan dan konsep asuhan belajar dan pemahaman mahasiswa
keperawatan guna memenuhi kebutuhan terhadap askep KMB khususnya pada
dasar klien yang berhubungan dengan materi sistem perkemihan.
masalah kesehatan yang terjadi.  
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap METODE
34 orang mahasiswa kelas regular setelah
menyelesaikan mata kuliah KMB 1 Penelitian ini merupakan jenis PTK
didapatkan sebanyak 27 mahasiswa eksperimental, dimana PTK
(79.4%) menyatakan mengalami kesulitan diselenggarakan dengan menerapkan
dalam memahami materi perkuliahan strategi tertentu dalam kegiatan belajar
KMB dengan mengemukakan alasan- mengajar, dalam penelitian ini strategi
alasan sebagai berikut : materinya terlalu yang digunakan adalah dengan Problem
banyak (53.3%) , materi dan media kurang Based Learning menggunakan kasus
menarik (16.7%), penyampaiannya terlalu pemicu. Desain yang digunakan adalah
cepat (6.7%) , hand out diberikan sesudah cross sectional. Populasi pada penelitian
perkuliahan bukan sebelumnya (10%), dan ini adalah mahasiswa kelas reguler Jurusan
ada juga yang merasa sulit karena faktor Keperawatan Tanjungkarang TA
intern seperti kurangnya penguasaan 2007/2008 sebanyak 40 orang. Penelitian
terhadap materi dasar (anatomi fisiologi) dilaksanakan selama satu semester dengan
yang berhubungan dengan mata ajar KMB langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
(30%), dan banyak yang tidak mengerti a. Mahasiswa diberikan kasus pemicu
dengan istilah-istilah medis yang sistem perkemihan sesuai dengan materi
digunakan (13.3%) yang akan dibahas (Infeksi perkemihan,
Hal ini kemungkinan terjadi neoplasma, penurunan fungsi ginjal dan
dikarenakan biasanya dalam penyampaian obstruksi perkemihan). Kasus pemicu
materi dosen lebih banyak menggunakan dirancang sendiri oleh peneliti sebagai
metode ceramah (78.6%) dibandingkan dosen pengampu
diskusi (14,3%) dan latihan kasus (7,1%). b. Mahasiswa melakukan diskusi terhadap
Pembelajaran yang dilakukan tidak kasus pemicu yang diberikan
disertai dengan contoh-contoh kasus (kasus c. Mahasiswa mempresentasikan hasil
pemicu), sehingga mahasiswa seringkali diskusi sementara kelompok yang lain
mengalami kesulitan dalam memahami memberikan tanggapan dan pertanyaan
asuhan keperawatan medikal bedah. d. Dosen memberikan masukan dan
Pada semester genap ini, mahasiswa menjelaskan materi
tingkat dua akan mendapatkan materi e. Dosen melakukan evaluasi tertulis
KMB 3 yang merupakan lanjutan dari untuk mengevaluasi pemahaman
KMB 1, dimana materi system yang mahasiswa terhadap materi yang sudah
dibahas cakupannya lebih banyak diberikan
[44]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357

Instrumen pengumpulan data Berdasarkan tabel di atas didapat


menggunakan lembar observasi untuk rata-rata nilai askep perkemihan adalah
menilai hasil belajar dan lembar kuesioner 68,62 dengan nilai median 70,5 dan
untuk menilai pemahaman mahasiswa standar deviasi 9,189. Untuk melihat
terhadap materi ini. Pengolahan data efektifitas metode yang digunakan, hasil
dengan melakukan editing, skoring, evaluasi/ nilai yang didapat mahasiswa
entering dan cleaning, sedangkan analisis tersebut kemudian dimasukkan kedalam
data dilakukan dengan bantuan software nilai standar yang sudah ditetapkan di
komputer yaitu analisis univariat dan lingkungan Poltekkes Tanjungkarang yaitu
analisis bivariat menggunakan uji chi Nilai A (79-100), B (68-78), C (56-67), D
square. (40-55) dan E (< 40)

Tabel 3: Distribusi Nilai Hasil Belajar


HASIL mahasiswa terhadap Askep KMB
(Sistem Perkemihan)
Analisis Univariat
Nilai Hasil
Frekuensi Persentase
Belajar
Hasil evaluasi yang dilakukan
A (79-100) 5 12.5%
setelah mahasiswa diberikan kasus pemicu B (68-78) 18 45.0%
pada setiap materi sistem perkemihan yang C (56-67) 13 32.5%
diberikan didapatkan hasil sebagai berikut D (40-55) 3 7.5%
E (< 40) 1 2.5%
Tabel 1: Rata-Rata Nilai Evaluasi Askep Total 40 100%
KMB (Sistem Perkemihan)
Berdasarkan Sub Pokok Bahasan Dari tabel diatas, mayoritas
Min
mahasiswa (45%) mendapatkan nilai hasil
Askep
Mean SD Median - belajar B (68-78), sedangkan yang
KMB mendapatkan nilai E (< 40) ada 1 orang
Mak
Infeksi
66.5 12.7 70.0 30 – 90
(2,5%).
Perkemihan
Neoplasma
60.82 14.8 63.5 33 – 87 Tabel 4: Distribusi Frekuensi Pemahaman
Perkemihan mahasiswa terhadap Askep KMB
Obstruksi (Sistem Perkemihan)
73.02 13.3 73.0 47 – 93
Perkemihan
Penurunan
Pemahaman Responden Persentase
Fungsi 74.70 11.2 73.0 40 - 93
Ginjal Kurang 5 12.5%
Cukup 24 60.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat Baik 11 27.5%
dilihat dari 4 materi sistem perkemihan Total 40 100%
yang dievaluasi setelah mahasiswa
diberikan kasus pemicu didapatkan nilai
rata-rata tertinggi pada materi penurunan Dari tabel diatas, mayoritas
fungsi ginjal (73), sedangkan nilai rata-rata mahasiswa (60%) mengatakan memiliki
terendah pada materi neoplasma pemahaman dalam kategori cukup, yang
perkemihan (63,5). baik ada 11 orang (27.5%) dan 5 orang
(12,5%) yang kurang.
Tabel 2: Rekap Nilai Evaluasi Askep
Sistem Perkemihan
Mean SD Median Min-Mak
68, 62 9,189 70.5 38 – 83

[45]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357

Analisis Bivariat analisis soal. Dalam penelitian ini peneliti


hanya menerapkan metode Problem Based
Tabel 5: Hubungan Hasil Belajar dengan Learning dengan menggunakan kasus
Pemahaman Mahasiswa terhadap pemicu pada materi yang diampu oleh
Askep KMB (Sistem Perkemihan) peneliti saja yaitu sistem perkemihan.
Keterbatasan lainnya adalah peneliti tidak
Nilai Pemahaman P value melakukan perbandingan dengan metode
Hasil Mahasiswa Jml pembelajaran konvensional yang biasanya
Belajar Baik Cukup Kurang
digunakan dalam kegiatan PBM.
A 3 2 0 15 0,006
B 6 12 0 18 Dari hasil penelitian didapatkan hasil
C 2 9 2 13 bahwa secara statistik ada hubungan antara
D 0 1 2 3 nilai hasil belajar yang diperoleh
E 0 0 1 1 mahasiswa dengan pemahaman mahasiswa
Total 11 24 5 40 terhadap materi askep KMB khususnya
materi sistem perkemihan dimana
mayoritas mahasiswa (45%) mendapatkan
Dari tabel diatas didapatkan hasil p nilai hasil belajar B (68-78), sedangkan
value = 0.006 ≤ α (0.05) sehingga dapat yang mendapatkan nilai E (< 40) ada 1
disimpulkan Ho ditolak yang berarti ada orang (2,5%). Dalam kaitannya dengan
hubungan antara nilai hasil belajar dengan pemahaman, mayoritas mahasiswa (60%)
pemahaman mahasiswa terhadap askep mengatakan memiliki pemahaman dalam
KMB khususnya materi sistem perkemihan kategori cukup, kategori baik ada 11 orang
(27.5%) dan kategori kurang ada 5
(12,5%). Pemahaman adalah kemampuan
PEMBAHASAN memahami arti sebuah ilmu seperti
menafsirkan, menjelaskan atau meringkas
Sebelum peneliti membahas tentang sesuatu (Notoatmodjo, 2003).
penelitian ini, beberapa keterbatasan yang Pemahaman merupakan kategori kedua
peneliti dapatkan antara lain, terbatasnya dari enam kategori taksonomi tujuan
jumlah sampel yang digunakan dalam kognitif menurut Bloom. Lima kategori
penelitian ini sehingga setelah dilakukan lainnya adalah : pengetahuan, penerapan,
uji chi square terdapat beberapa sel yang analisis, sintesis, dan evaluasi. Jadi untuk
kosong. Peneliti hanya mengambil sampel dapat memahami materi KMB dengan baik
yang berasal dari mahasiswa kelas reguler seorang mahasiswa harus memiliki
dikarenakan memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup, dimana materi
pendidikan dari SMA yang masih awam dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa
dengan materi yang dipelajari. Kelas Jalur menurut peneliti adalah materi anatomi
Khusus tidak dijadikan sampel dalam fisiologi, materi kebutuhan dasar manusia
penelitian ini karena memiliki latar dan materi konsep dasar keperawatan
belakang pendidikan SPK sehingga sudah sebagai pondasi dasar bagi mahasiswa
pernah terpapar dengan kasus dan sudah dalam memahami materi askep KMB.
mempunyai pengalaman dalam merawat Dalam penelitian ini, peneliti
pasien. Keterbatasan lainnya yaitu dalam menggunakan metode Problem Based
menilai pemahaman mahasiswa terhadap Learning untuk membantu agar mahasiswa
askep sistem perkemihan KMB ini peneliti dapat lebih mudah memahami materi.
hanya menggunakan kuesioner yang berisi Problem Based Learning merupakan
pendapat mahasiswa dan tidak membuat konsep pendagogik dimana pembelajaran
alat ukur yang lebih objektif. Ilustrasi dilakukan berdasarkan pada masalah yang
kasus dibuat sendiri oleh peneliti sebagai ditemukan. PBL memberikan kesempatan
dosen pengampu termasuk juga soal-soal kepada mahasiswa untuk melihat
yang digunakan untuk mengevaluasi hasil gambaran kondisi yang akan ditemukan
belajar yang belum pernah dilakukan dalam situasi nyata sehingga mahasiswa
[46]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357

dapat lebih mudah memahami materi dan dimana belajar merupakanproses aktif dari
dapat memperoleh bayangan berdasarkan pembelajaran untuk membangun
ilustrasi kasus yang ada. pengetahuan . proses aktif yang dimaksud
Beberapa keuntungan yang didapat tidak hanya bersifat secara mental tetapi
dengan menggunakan metode Problem juga secara fisik. Artinya, melalui aktivitas
Based Learning ini adalah mahasiswa secara fisik pengetahuan siswa secara aktif
dihadapkan pada masalah dan mencoba dibangun berdasarkan proses asimilasi
untuk menyelesaikan dengan bekal pengalaman atau bahan yang dipelajari
pengetahuan yang mereka miliki, dengan pengetahuan yang telah dimiliki
Mengidentifikasi apa yang harus dipelajari dan ini berlangsung secara mental.
untuk memahami lebih baik permasalahan Dalam pembelajaran guru harus
dan bagaimana cara memecahkannya, dan dapat menciptakan lingkungan belajar
mencari informasi dari berbagai sumber sebagai suatu sistem sosial yang memiliki
seperti buku, jurnal, laporan, informasi ciri proses demokrasi dan proses ilmiah.
online atau bertanya kepada pakar yang Pembelajaran berbasis masalah merupakan
sesuai dengan bidangnya. Setelah jawaban terhadap praktek pembelajaran
mendapatkan informasi, mereka kembali kompetensi serta merespon perkembangan
pada masalah dan mengaplikasikan apa dinamika sosial masyarakat. Selain itu
yang telah mereka pelajari untuk lebih pembelajaran berbasis masalah pada
memahami dan menyelesaikannya. Di dasarnya merupakan pengembangan lebih
akhir proses, mahasiswa melakukan lanjut dari pembelajaran kelompok.
penilaian terhadap dirinya dan memberikan Dengan demikian, metode pembelajaran
kritik membangun dengan teman- berbasis masalah memiliki karakteristik
temannya. yang khas yaitu menggunakan masalah
Pembelajaran berbasis masalah dunia nyata sebagai konteks belajar bagi
(PBL) bermaksud untuk memberikan siswa untuk belajar tentang berpikir kritis
ruang gerak berpikir yang bebas kepada dan ketrampilan memecahkan masalah,
siswa untuk mencari konsep dan serta untuk memperoleh pengetahuan dan
menyelesaikan masalah yang terkait konsep esensial dari materi pelajaran.
dengan materi yang disampaikan oleh
guru. Karena pada dasarnya ilmu
Matematika bertujuan agar siswa KESIMPULAN
memahami konsep-konsep Matematika
dengan kehidupan sehari-hari. Memiliki Metode Problem Based Learning
ketrampilan tentang alam sekitar untuk dengan menggunakan kasus pemicu yang
mengembangkan pengetahuan tentang diterapkan dalam pembelajaran askep
proses alam sekitar,mampu menerapkan KMB khususnya pada sistem perkemihan
berbagi konsep matematika untuk efektif dalam meningkatkan nilai hasil
menjelaskan gejala alam dan mampu belajar dan pemahaman mahasiswa
menggunakan teknologi sederhana untuk terhadap askep KMB khususnya pada
memecahkan masalah yang ditemukan materi sistem perkemihan
pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian ini,
Dengan menggunakan pendekatan peneliti menyarankan bagi institusi Jurusan
PBL siswa tidak hanya sekedar menerima Keperawatan Poltekkes Kemenkes
informasi dari guru saja, karena dalam hal Tanjungkarang agar dapat lebih
ini guru sebagai motivator dan fasilitator meningkatkan mutu pendidikan khususnya
yang mengarahkan siswa agar terlibat dibidang keperawatan dengan melakukan
secara aktif dalam seluruh proses evaluasi terhadap kegiatan PBM yang
pembelajaran dengan diawali pada masalah dilakukan pada setiap semester.
yang berkaitan dengan konsep yang Bagi peneliti selanjutnya peneliti
dipelajari. Karateristik PBL lebih mengacu menyarankan agar melanjutkan penelitian
pada aliran pendidikan kontruktivmisme, ini dengan memperhatikan keterbatasan
[47]
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN 1907 - 0357

yang ada dalam penelitian ini dan Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar
mengembangkan penelitian yang bertujuan dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
untuk meningkatkan kualitas PBM. Bandung: Tarsito

Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003.


* Dosen pada Prodi Keperawatan Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes Rineka Cipta.
Tanjungkarang
Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar dan Menga-
jar. Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo S. 2003. Metodologi
Suciati. 2006. Taksanomi tujuan Penelitian Kesehatan
instruksional. Jakarta : P2P
Universitas Negeri jakarta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Media
Silver, C. E. (2004). Problem-based Prenada
learning: What and how do students
learn? Educational Psychology Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa
Review, 16, 235-266 Aktif dalam Proses Belajar Menga-
http://critical.tamucc.edu/~blalock/re jar. Bandung: Sinar Baru.
adings/tch2learn.htm )

[48]

Anda mungkin juga menyukai