Sap Teknik Relaksasi
Sap Teknik Relaksasi
(SAP)
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu memahami
konsep teori Hipertensi dan mempraktekkan teknik relaksasi otot
progresif.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
c. Menjelaskan penyebab penyakit hipertensi
d. Mengetahui penatalaksanaan hipertensi dengan teknik relaksasi otot
progresif
e. Menyebutkan pengertian teknik relaksasi otot progresif
f. Menyebutkan manfaat dari teknik relaksasi otot progresif
g. Menyebutkan tujuan dari teknik relaksasi otot progresif
h. Mengetahui langkah-langkah dari teknik relaksasi otot progresif
C. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan teknik relaksasi otot progresif ini adalah
lansia hipertensi yang memiliki tekanan darah diatas 140/90 mmHg dan tidak
memiliki hambatan dalam melakukan kegiatan.
D. METODA
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya Jawab
G. PENGORGANISASIAN
Moderator : Rini Heldina, S.Kep
Leader : Sari Angreni, S.Kep
Co leader : Reftika Edelwis
Fasilitator : Rahmiati DS, S.Kep
Honesty Putri, S. Kep
Rusmanwadi, S. Kep
Andi batafia, S. Kep
Usriani Andari, S. Kep
Observer : Rina Novriana, S.Kep
Dokumentator : Siska Yulandari, S.kep
H. URAIAN TUGAS
1. Leader
2. Co Leader
3. Moderator
Membuka acara
Menutup acara
4. Fasilitator
penyuluhan
5. Observer
I. SETTING TEMPAT
Pb P M
O
F L F L F
L F L F L
D
Keterangan :
L = Lansia
P = Leader / Penyuluh
M = Moderator
F = Fasilitator
O = Observer
Pb = Pembimbing
D = Dokumentator
J. MATERI (TERLAMPIR)
K. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/Sasaran Waktu
2 Pelaksanaan 40 mnt
- Pemateri mengkaji - Mengemukakan pendapat
L. EVALUASI
1) Evaluasi struktur
direncanakan
2) Evaluasi proses
HIPERTENSI
B. PENGERTIAN
Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO
mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg,
sementara itu Smelttzer & Bare (2002:896) mengemukakan bahwa hipertensi
merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas
normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90
mmhg. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh doenges (2000:42). Pendapat
senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta (1993:199)
dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa
hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
D. PENYEBAB HIPERTENSI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1) Genetik: bawaan dari orang tua/keturunan
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3) Stress Lingkungan.
4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut
usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi
dan volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
LATIHAN OTOT PROGRESIF
A. PENGERTIAN
Teknik relaksasi otot progresif nerupakan teknik relaksasi yang berfokus
pada perlahan tegang dan santai otot.
B. TUJUAN
Relaksasi Progresif bertujuan untuk mengenali apa yang terjadi pada
tubuh, sehingga dapat mengurangi ketegangan dan dapat melanjutkan kegiatan.
C. MANFAAT
Manfaat dari relaksasi otot progresif ini adalah untuk mengatasi berbagai
macam yaitu:
- Stres
- Kecemasan
- Insomnia
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Membangun emosi positif dari emosi negatif.
Otot-otot wajah dahi, mata, rahang dan mulut. Gerakan untuk dahi dengan
cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya
keriput.
Gerakan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot
rahang dengan cara mengatup rahang, diikuti dengan menggigit gigi
sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang
Gerakan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimonyongkan
sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
Gerakan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang.
Letakkan kedua tangan di belakang kepala, kemudian dorong kepala ke
belakang sambil tangan menahan dorongan kepala.
Gerakan untuk melatih otot leher. Dengan cara membawa kepala ke muka,
kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya, sehingga
dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka
Gerakan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan
dengan cara kedua tangan diletakkan di belakang sambil menyentuh lantai
dan menahan badan. Kemudian busungkan dada.
Gerakan untuk melemaskan otot-otot dada. Klien diminta untuk menarik
nafas panjang. Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada kemudian diturunkan ke perut. Pada saat
ketegangan dilepas, klien dapan bernafas normal.
Gerakan melatih otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik
kuat-kuat perut ke dalam, kemudia menahannya sampai perut menjadi
kencang dan keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang
kembali seperti gerakan awal untuk peru ini.
Gerakan untuk otot-otot kaki dan bertujuan untuk melatih otot-otot paha,
dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot
paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjkan dengan mngunci lutut sedemikian
sehingga ketegangan pindah ke otot-otot betis
FKUI. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta